Bang Giras sungguh terlena, Nadine benar-benar membuatnya lupa diri dan bertekuk lutut. Entah sudah keberapa kalinya Bang Giras naik dan turun seakan tak memberi jeda Nadine untuk bernafas
"Sudah Mas, Nadine nggak kuat lagi" rengek Nadine merintih dan memohon membuat Bang Giras akhirnya tidak tega.
Bang Giras menekan tubuhnya, ia mengejang hebat hingga rasanya melayang-layang. "Sabar sebentar dek..!!" bujuk Bang Giras. "Alhamdulillah.. Mas sudah selesai" ucapnya sembari mengatur nafas. Sekilas ia melihat Nadine menikmati meskipun harus menangis karena ulahnya.
Tak lama ponselnya berdering, Niken memanggil . Bang Giras mengangkatnya.
"Selamat malam, saya menemukan nomer ponsel ini di favoritkan."
"Iya, maaf.. kenapa ponsel adik saya bisa sama mbak?" tanya Bang Giras.
"Yang punya ponsel ini melakukan percobaan bunuh diri"
"Apaaa????"
~
Bang Giras sudah bersiap berangkat ke rumah sakit tapi Nadine melemah dan tidak sanggup berdiri membuat Bang Giras kebingungan.
"Kuat bangun nggak dek??" Bang Giras melirik banyaknya noda bekas pertempuran mereka berdua. Ia pun paham mengapa Nadine sampai begitu kesakitan.
Kaki Nadine gemetar, ia hampir tumbang tapi Bang Giras menahannya. Mata mereka berdua saling menatap. Peka dengan keadaan ini Bang Giras mengangkat Nadine kembali ke dalam kamar. Ia mengambil ponselnya.
"Bro.. aku minta tolong. Maaf mengganggu malam mu. Niken sakit, bisa aku minta tolong lihat keadaannya sebentar?"
"Niken sakit???? Kenapa dia???" tanya Bang Rey cemas.
"Percobaan bunuh diri. Aku mau kesana tapi Nadine juga sakit. Nanti aku menyusul" ucap cemas Bang Giras.
"Oke, aku berangkat sekarang" jawab Bang Rey langsung bangkit dari tidurnya usai menutup panggilan teleponnya. Ia mengenakan kembali pakaiannya usai memenuhi ajakan sang istri untuk kembali bercinta.
//
"Maaf sayang, tapi Nadine juga sakit. Abang kesana sebentar saja kok. Hanya memastikan masalah apa sampai Niken mau bunuh diri" kata Bang Rey.
Anne terdiam. Agaknya ia mengerti apa yang menjadi masalah Niken. Hatinya merasa sangat bersalah. Disisi lain ia tidak bisa menepis perhatian dan pesona Bang Giras tapi pada akhirnya ia menjatuhkan pilihan pada Bang Rey yang lebih gencar mengejarnya dan yang pasti mengharapkan cintanya.
"Boleh khan sayang?" tanya Bang Rey.
"Memangnya Bang Giras kemana Bang?"
"Nanti Giras nyusul, Nadine mendadak sakit." jawab Bang Rey.
...
Hati Bang Rey sangat sakit dan ikut terpukul melihat keadaan Niken. Gadis itu terus sesenggukan.
"Kamu kenapa dek?? Kenapa melakukan hal bodoh macam ini??"
"Kenapa Niken di selamatkan? Biarkan Niken mati saja" ucap Niken putus asa.
"Istighfar dek, cerita sama Abang. Kamu kenapa??" Bang Rey membelai rambut Niken. Ia mengarahkan wajah Niken agar bisa menatapnya.
"Niken menitipkan kata sayang untuk seorang pria pada sahabat Niken sendiri. Niken memasak setiap hari untuk pria tersebut bahkan mengabaikan Bang Giras yang merupakan Abang kandung Niken sendiri, Niken membawa pulang pakaian kotornya lalu mencuci pakaiannya setiap hari dan menyetrikanya hingga rapi. Tapi hari ini.. pria itu menikah dengan sahabat Niken sendiri"
"Apa pria itu tidak pernah peka perasaanmu?? Siapa dia?? biar Abang hajar" emosi Bang Rey ikut terpancing.
"Percuma Bang, dia sudah bahagia dengan pilihannya."
"Licik sekali sahabatmu itu, tapi apa alasanmu tidak mengatakan sendiri soal perasaan mu itu?" tanya Bang Rey.
"Awalnya Niken ingin dia menyadari perasaan Niken lewat perhatian, tapi siapa sangka sahabat Niken tidak bersahabat" jawab Niken.
"B******n sekali sahabatmu itu"
Tak lama Bang Giras datang ke depan UGD menggendong Nadine dan merebahkan pelan di ranjang.
"Ini istrinya Dan?" tanya seorang perawat pria.
"Iya.. tolong tangani ya..!!"
Bang Rey membuka tirai dan melihat wajah Nadine sangat pucat.
"Nadine kenapa ting?"
"Ehm.. itu...." Bang Giras sulit menjelaskan pokok masalahnya.
Dokter pun datang memeriksa kondisi Nadine. "Keluhannya apa Gi?" tanya senior Bang Giras.
"Bisa di kasih obat nyeri saja Bang?"
"Nggak bisa sembarangan, memangnya nyeri kenapa dulu?" tanya dokter.
Bang Giras tidak enak mengatakannya sampai harus berbisik pada dokter.
"Laahh Giii.. kamu sih. Sampai nggak bisa jalan betul nih??"
"Siap Bang" jawab Bang Giras.
Bang Rey mengeryit menerka persoalan Nadine. Namun sesaat kemudian dirinya sedikit memahami mungkin ini persoalan ranjang.
...
Niken dan Nadine sudah tidur dalam satu kamar rawat agar Bang Giras bisa mengawasi keduanya. Ia pun sudah mendengar cerita dari Bang Rey soal alasan Niken yang mencoba bunuh diri karena pengkhianatan sahabatnya.
"Seperti apa rupa sahabatmu itu dek?" gumam Bang Giras.
Nadine menggeliat dalam tidurnya. Saat bangun perut bawahnya terasa sangat sakit.
"Mau kemana dek?" tanya Bang Giras.
"Ke toilet Mas"
Bang Giras menggendong Nadine sampai ke toilet.
~
"Mas nggak keluar dulu?" tanya Nadine.
"Kalau kamu pingsan bagaimana? Mas tunggu disini saja"
"Nadine malu Mas" Jawab Nadine menunduk dengan wajah pucat yang memerah.
"Mas sudah lihat dari ujung rambut sampai ujung kaki. Malu untuk bagian yang mana?"
Wajah Nadine semakin memerah saja, mau tidak mau.. ia membukanya di hadapan Bang Giras.
"Aaahh.." Nadine meremas pinggang Bang Giras saat merasakan pedih yang luar biasa pada bagian tubuhnya.
"Nanti minum obatnya lagi dek!!" Bang Giras sampai ikut memercing nyeri seakan merasakan sakitnya Nadine.
"Mas, tadi waktu mas sibuk telepon sana sini.. Nadine baca artikel, ternyata yang tadi kita lakukan.. bisa buat Nadine hamil"
"Memangnya kenapa?" Bang Giras sangat sensitif setiap mendengar kata hamil, rasa cintanya untuk Anne telah patah dan Rachel tidak bisa memberikan anak dalam jangka waktu cepat padanya.
"Kalau Nadine hamil bagaimana Mas?" tanya Nadine cemas.
"Kamu itu punya suami. Kalau hamil ada bapaknya. Apa yang kamu takutkan??"
"Nadine baru saja kuliah Mas, Umur Nadine juga baru delapan belas. Kalau Nadine hamil saat kuliah otomotif bagaimana?? Nadine susah gerak." kata Nadine memelas meminta dukungan dari Bang Giras.
"Itu sudah resikomu menikah dengan pria seumur Mas Gi."
Nadine terdiam. Wajahnya pias. Bang Giras membuang nafas panjang.
"Belum tentu langsung hamil dek. Banyak pasangan yang sudah menikah tapi belum juga dapat momongan. Semua tergantung rejeki. Kuliah saja yang tenang. Nggak mungkin hamil lah" kata Bang Giras.
***
Papa Huda yang sedang ada pekerjaan disana, datang bersama Bang Galar menjenguk Nadine yang sedang sakit.
"Ini ruang perawatan apa Gi? bukannya tadi Nadine ada sakit dalam" tanya Bang Galar bingung.
"Ya sakit dalam lah pokoknya." jawab Bang Giras tak mungkin membongkar aib rahasia kamarnya.
Tak lama seorang perawat perempuan masuk. "Selamat siang, masih bengkak dan nyeri nggak Bu Giras?"
"Sudah nggak begitu mbak."
"Pak Giras nggak sabaran ya Bu, sampai lecet begitu"
Disamping Nadine, Bang Giras masih berdiri dengan gagah dan cool sembari membelai rambut Nadine tapi Papa Huda sudah meliriknya dengan jengkel penuh ancaman.
"Sudah saya suntikan pereda nyeri ya Bu, kalau tidak sakit lagi.. nanti boleh pulang." kata perawat.
Nadine mengangguk.
"Terima kasih banyak Mbak" kata Bang Giras.
"Sama-sama Pak Giras. Saya permisi..!!"
~
"Ini kalau Papa Leo mu tau bisa ngamuk lho Gi, kasar sekali kamu sama istri" tegur keras Papa Huda.
"Punya istri muda begini mana tahan Pa" jawab Bang Giras dengan gaya nakalnya.
"Ngawur kamu Giras.. Papa takut Nadine sedang hamil dan kamu nggak bisa kontrol diri" kata Papa Huda.
"Aman Pa, aku tunda momongan sebentar. Nadine masih takut hamil. Nggak tega juga aku dengarnya."
"Oohh.. kamu pakai pengaman?" tanya Papa Huda.
"Nggak.." Jawab Bang Giras santai.
"Piye to, bocah sableng. Ya tunggu aja anak buahmu apel Gi" kata Bang Galar jengkel.
.
.
.
.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 53 Episodes
Comments
Iis Cah Solo
ngawuuurrr bang giras...😂😂😂😂
2023-09-24
0
M⃠Ꮶ͢ᮉ᳟Asti 𝆯⃟ ଓεᵉᶜ✿🌱🐛⒋ⷨ͢⚤
gak nunda itu namanya bang 🤭
2022-11-13
2
Yayuk Bunda Idza
hahaha....dasar mas Gi gaya slengek nya tetap, percaya diri nya apalagi...
semoga sesuai harapan ya mas....
dinanti kelanjutan nya kak.... semangat!!
2022-11-11
2