Papa Leo menemui Bang Danar setelah pria itu memberi share lokasi dirinya bersama Nadine.
"Bagaimana Nadine?"
"Ijin Dan, setelah sadar kemudian pingsan lagi." begitu laporan Bang Danar pada Dan Leo.
"Ya Allah.. saya nggak menyangka nasib anak-anak saya seperti ini. Rey sangat ceroboh.. Nadine mengalami hal seperti ini karena Giras tidak sabaran dan temperamental"
"Ijin Dan.. saya tidak bisa ikut campur, tapi pada dasarnya Rey, Nadine, Giras dan Niken juga tidak sepenuhnya salah."
Papa Leo mengangguk, ia juga tau Bang Danar tidak akan sembarang bicara mengingat pria tersebut sangat ahli menelisik dalam bidang tempurnya.
"Saya harap komandan tidak tersinggung. Ijin bantuan untuk membahas masalah Anne. Bukankah sejak awal Anne yang membuat keributan ini terjadi" kata Bang Danar kemudian mengirimkan file ke ponsel Papa Leo.
"Astagfirullah hal adzim.. darimana kamu dapat berita ini?"
"Ajudan saya menyamar dan mendapat informasi tersebut Dan" jawab Bang Danar.
Papa Leo kembali mengangguk. Pikirannya menerawang memikirkan putra dan putrinya. Beliau membuang nafas panjang dan terasa berat. "Apa Nadine sungguh meminta perceraian? Nadine nggak mau ikut saya" tanya Papa Leo.
"Sementara biar Nadine tenang dulu Dan, tekanan mentalnya begitu berat, Nadine juga masih emosional apalagi Nadine juga sedang hamil. Nanti saya akan mencoba membujuknya agar mau ikut pulang dengan komandan..!!"
Mata Papa Leo memerah membendung air mata yang memenuhi kelopak. "Danar, bisakah saya meminta tolong sesuatu sama kamu?"
"Siap..!!"
...
Bang Rey berhadapan langsung dengan Papa Huda.
"Bagaimana kamu akan bertanggung jawab? statusmu memang sudah menikahi Niken, tapi istri kedua tetaplah salah. Niken akan tetap di cap sebagai perebut suami orang. Apa kamu tidak memikirkan dampak resiko yang timbul jika kamu melakukan hal ini? Sekarang Anne hamil dua bulan dan Niken satu bulan. Kamu sungguh keterlaluan Rey"
"Maafkan saya Pa, saya memang salah"
"Jika saja Niken belum hamil, saya akan memintamu menceraikan dia. Saya akan membawa Niken pergi, meskipun segala langkah yang saya ambil salah Rey." kata Papa Huda.
"Niken tidak akan pergi kemana-mana pa, Niken istri saya."
"Kalau Abang pertahankan Niken.. saya akan buat Abang di pecat dari kesatuan..!!" ancam Anne yang sejak tadi terdiam karena keadaan.
"Silakan.. itu lebih baik dan Abang hanya akan mengakui Niken sebagai satu-satunya istri Abang..!!"
Anne menangis sejadinya. Ia tidak terima Bang Rey hanya mencintai Niken saja, bahkan Bang Rey rela di pecat hanya demi Niken.
"Kalau Abang memilih Niken.. Anne bunuh diri..!!"
Bang Rey mengambil pistol dari pinggangnya lalu menodongkan pistol tersebut ke arah Anne. "Mau Abang tembak dimana?? Kamu benar-benar perempuan yang tidak tau malu Anne"
Papa Huda lumayan kaget, tapi ia tau memberi pelajaran pada wanita seperti Anne bukanlah hal yang mudah.
Tangan Anne gemetar sampai tidak berani berkata apapun lagi.
"Sekarang apa maumu??"
"Ce_rai_kan Niken..!! beri saja dia uang selayaknya..!!"
Bang Rey tersenyum menyeringai. Perasaan bergemuruh dalam amarah sudah membuatnya gelap mata. "Jika Abang harus melakukan hal itu.. Abang pastikan namamu yang akan di sebut."
Anne semakin gemetar karena tatapan mata Bang Rey seakan mengancamnya.
"Kamu.. harus menanggung segala perbuatan yang kamu lakukan dan Abang akan menceraikan kamu setelah anak itu lahir..!!" ucap tegas Bang Rey. "Abang sudah mengajukan penghapusan namamu dari daftar riwayat hidup Abang. Setelah anak itu lahir, kita resmi berpisah..!!"
"Nggak Bang, Anne nggak mau di ceraikan. Baiklah.. Anne istri pertama dan Niken boleh jadi istri kedua" kata Anne masih melakukan tawar menawar.
"Istri Abang hanya akan ada satu. Niken saja..!!"
***
Danyon mengijinkan Bang Giras tidak masuk kerja karena sedang dalam keadaan mental yang tidak stabil. Bang Giras meracau seperti orang gila dan terus saja meratapi nasibnya. Kehilangan Nadine merupakan pukulan yang berat untuknya.
"Makan Gi..!!" Mbak Ghania mencoba menyuapi Bang Giras tapi adiknya itu menolaknya, ini sudah hari kedua adiknya itu tidak mau makan. "Nanti Mbak coba hubungi Nadine ya!!"
Papa Huda kasihan melihat putranya sekaligus jengah. Bisa-bisanya putranya itu mengucap talak yang di sengaja hingga harus mengalami kepahitan seperti ini. Pertama menurut kabar yang ia terima, Bang Giras sudah meminta Nadine untuk pergi dan selanjutnya Bang Giras mengucapkan kata tersebut kemarin.
"Sekarang kalau sudah begini, kamu bisa apa??? Talakmu sudah jatuh. Nadine tidak akan pernah bisa menjadi istrimu lagi."
Bang Giras semakin down dan hancur. Dunianya seakan runtuh tak berarti lagi. "Aku sangat mencintai Nadine pa, aku menyesal..!!! Aku menyesaal Paaaa..!!!!"
"Sano.. tolong bantu Papa ikat badan Giras. Dia mulai kalap lagi." kata Papa Huda.
"Iya Pa" Bang Sano mengambil sprei yang terpaksa ia sobek untuk mengikat tubuh Bang Giras. "Ono-ono wae kamu le..!!"
***
Terlambat satu hari dari perkiraan, di hadapan seluruh anggota keluarga.. Bang Danar menghadapi orang tua serta Bang Giras di hadapannya.
"Saya tau keadaan ini sedang tidak baik, sebenarnya saya kesini tidak ingin ikut campur tapi saya terlanjur masuk." kata Bang Danar membuka suara. "Sesuatu permintaan Papa Leo.. Saya bersedia menjadi penengah di antara kalian. Telah jatuh talak dari Giras untuk Nadine.. Hingga mereka tidak lagi bisa bersama. Saya tau masih ada rasa dalam hati Nadine dan Giras sangat menyesal telah khilaf dengan semua yang sudah terjadi. Maka dari itu saya bersedia menjadi Muhallil di antara Giras dan Nadine. Setelah Nadine melahirkan.. saya menikahinya, kemudian saya akan mengembalikan Nadine pada Giras."
Nadine seakan tak sanggup menatap wajah Bang Giras. Terlalu sakit mengingat semuanya. Rasa sakit dan cintanya sama besarnya.
"Ijin menyampaikan.. sesuai kesepakatan dari pihak wanita. Nadine ikut saya ke Gorontalo.....!!"
"Saya keberatan" sambar Bang Giras.
"Saya tidak akan menyentuh Nadine sedikitpun. Saya paham aturan mainnya Gi. Dia ikut saya.. saya sendiri yang akan bertanggung jawab menjaganya..!!" kata Bang Danar.
"Ikut kesepakatan atau batal??" tanya Papa Leo.
Bang Giras tidak bisa apa-apa lagi selain bersabar dan berbesar hati.
"Baiklah.. saya titip Nadine dalam penjagaan mu Danar"
Bang Danar mengangguk menyanggupi. "Insya Allah..!!"
-_-_-_-_-
Nadine mual di dalam pesawat. Bang Danar kembali menaikan jaketnya yang sempat di tolak oleh Nadine.
"Nadine nggak kuat Bang"
"Ayo Abang antar ke toilet..!!" Bang Danar berdiri dan membantu Nadine untuk berjalan ke toilet bersamaan dengan seorang pramugari yang menegurnya.
"Mohon maaf Pak, tidak boleh berjalan karena pesawat akan segera mendarat.
"Sebentar saja Mbak."
"Maaf Pak, ada apa ya..??"
"Hhhhkk.."
Dengan cepat Bang Danar menggandeng Nadine dan mengajaknya ke toilet.
"Maaf Pak, ini bahaya..!!" kata pramugari tersebut.
"Saya yang tanggung jawab..!! Istri saya mual, sedang hamil muda." jawab Bang Danar membuat pramugari tersebut tidak bisa berkata apapun lagi.
//
'Nadine.. kamu sedang apa? Apa kamu baik-baik saja tanpa Mas?'
Bang Giras meratapi kepergian Nadine dengan pilu di kamarnya yang kini terasa begitu sunyi dan dingin .
.
.
.
.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 53 Episodes
Comments
Iis Cah Solo
aku sudah mulai paham...😊😊😊
2023-09-24
0
Tri Winarni
Knp bisa hancur begini thor kasian nya giras sama nadine🙏🙏👍👍💪
2023-01-03
1
M⃠Ꮶ͢ᮉ᳟Asti 𝆯⃟ ଓεᵉᶜ✿🌱🐛⒋ⷨ͢⚤
gimana rasanya mas Gi 🤔🤭🤭
2022-11-14
2