Bagaimana Caranya

"Bagus Rain Itu jawaban yang kunantikan, sangat kunantikan hingga rasanya hidup ini seakan tak berguna sebelum mendengar jawabanmu itu!" jawab Amita Tabahchan, bukan Chibi Maruko Chan.

Liora yang mendengar pembicaraan mengenai perpanjangan kontrak, seketika berteriak. "Apah perpanjanganh kontrakh? Apah maksudh darih semuah inih?" teriak Liora.

"Oh, Liora kau ada di situ? Kami hanya sedang melakukan perbincangan mengenai perpanjangan kontrak untuk Rain."

"Perpanjanganh kontrakh untukh apah Pakh Amith?" tanya Liora kembali.

"Perpanjangan kontrak untuk beberapa produk kesehatan tubuh, makanan, minuman, pakaian, serta suplemen."

"Banyakh sekalih Pakh Amith?"

"Ya, itu semua karena Rain menikah dengan seorang wanita yang sangat terpandang, keluarganya juga sangat disegani oleh masyarakat. Beberapa perusahaan produk itu sangat tertarik pada kehidupan rumah tangga Rain, bahkan mereka juga tak segan-segan mengontrak anak Rain!"

"Apah? Anakh Rainh? Sejakh kapanh Rainh punyah anakh?"

"Pengen tau aja loe, Odah! Kepo banget sih!"

"Rainh bukankah selamah inih kauh berpacaranh dengankuh? Bagaimanah bisah kauh memilikih anakh? Apah kauh sudah mengkhiantikuh, Rainh?"

"Eh Odah yang mukanya kaya tepung terigu cap dua gunung, jangan sembarang loe ngomong!"

"Liorah, bukan Odah!"

"Serah gue mau manggil loe apa? Bibir gue ga ngontrak di tempat loe, jadi bebas ya!"

"Ngontrakh jugah boleh!"

"Idih!"

"Eh kalian kok malah bertengkar sih!" tegur Amit yang melihat keduanya kini seperti sedang terlibat pertengkaran sengit. Sama sengitnya seperti perang Bharatayudha, cuma beda tempat aja sih.

"Lagian ini si ikan ******! Ikutan aja!"

"Akuh Liorah, Rainh!"

"Cukup! Liora, jika tidak ada hal penting yang ingin kau bicarakan denganku, lebih baik kau keluar dari sini!" bentak Amit.

Mendengar bentakan Amit, Liora pun merasa begitu kesal, sama kesalnya seperti saat bikin indomie goreng yang tiba-tiba mie'nya jatuh semua waktu disaring. Bahasa gaulnya, sakit tapi tidak berdarah.

Liona kemudian pergi dari ruangan Amita Tabahchan sambil menggerutu. "Tadih malamh akuh membuntutih Rainh saath menikah denganh wanitah bercadarh ituh, danh akuh lah yangh yang membocorkanh pernikahanh Rainh keh mediah. Kupikirh halh ituh akanh menghancurkanh karirh Rainh, tapih ternyatah akuh salah. Diah malah kebanjiranh jobh sepertih inih! Inih benarh-benarh menyebalkanh! Akuh harush mencarih carah lagih agarh bisah menghancurkanh pernikahanh Rainh."

Sementara Itu, Rain kini tampak sedang mendatangani kontrak di depan Amit. Inget ya di depan, bukan di belakang. Karena dalam hidup, kita ga boleh main belakang, itu namanya curang dan kurang berperi kemanusiaan. Kemanusiaan yang adil dan beradab, sesuai sila ke empat.

Melihat Rain yang kini kebanjiran kontrak, catet ya kebanjiran, bukan kekeringan, Jo tampak begitu bahagia. Di dalam benaknya, terbayang pundi-pundi yang akan didapat olehnya.

Jo pun hanya menyunggingkan senyum pahitnya saat melihat Rain selesai menanda tangani surat kontrak itu.

"Sudah selesai Pak Amit."

"Terima kasih, Rain. Sekarang kau boleh pulang."

"Iya Pak."

"Tapi pulang ke jalan yang benar ya. Bukan ke jalan kehidupan."

"Geje bener, Pak Amit."

"Tinggal iyain aja apa susahnya sih? Ngeyel bener ke atasan."

"Maklum pak, punyanya bawahan. Banyak tuh di lemari, tinggal pilih. Ada celana jins, bokser, semvak. Yang ga punya cuma rok sama legging doang!"

"Udah mending kalian keluar! Terlalu lama kalian di sini, bisa-bisa gue gila!"

"Pak Amit, apa anda sudah lupa. Bukankah gila terkadang lebih menyenangkan karena waras itu menyakitkan?"

"Jadi kalian suruh saya gila? Dasar anak buah kurang ajar! Sekarang lebih baik kalian pergi!" bentak Amit.

Rain dan Jo kemudian bangkit dari atas tempat duduk mereka, lalu keluar dari ruangan itu. Saat mereka berjalan keluar dari ruangan itu tampak Rain menundukkan kepalanya, raut wajahnya tampak begitu bingung.

"Rain, kenapa loe? Kesambet dedemit pasar?"

"Enak aja, loe!"

"Lagian loe, mukanya gitu banget. Bukannya loe harusnya seneng dapet rejeki nomplok?"

"Gimana gue ga bingung, Jo?"

"Bingung habisin duit loe? Tenang ada gue? Ntar duit loe gue beliin pulau atlantis deh."

"Sembarangan!"

"Emangnya loe lagi kenape?"

"Gue bingung, Jo."

"Bingung apa sih?"

"Bingung gimana cara hamilin Si Romlah."

"Astoge! Pesen pizza ga pake toge..."

Terpopuler

Comments

Nami chan

Nami chan

curhaaattt

2023-11-25

0

Nami chan

Nami chan

cius cape bacanya

2023-11-25

0

Deviastryveads_

Deviastryveads_

hmmm

2022-11-08

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!