"Loh kok malah senyum sih? Bukannya harusnya marah? Senyumnya makin lebar lagi, ngeri banget kaya onta lagi meringis."
"Ga tau, Rain. Gue juga heran kok dia malah senyum sih mana giginya kuning lagi, bener kata loe tadi, kaya kuda nil lagi meringis."
"Gue ga ngomong kuda nil, gue ngomongnya onta."
"Emang apa bedanya? Sama-sama makhluk hidup trus bernapasnya pake hidung kan?"
"Oia, loe bener juga Jo."
"Udah ah, buruan maju lima langkah noh udah ditunggu si gigi kuning yang mirip ikan mas koki."
"Loh kok beda lagi?"
"Sama-sama ciptaan Allah kan?"
"Bener juga sih!"
Melihat Rain dan Jo yang hanya berdiri layaknya patung pancoran, manager tersebut lalu memanggilnya.
"Kalian kenapa? Kok malah diem aja? Sini, ada yang mau gue omongin sama kalian. Ini masalah penting! Pentingnya pake banget dan ga main-main."
"I-iya Bos," jawab Rain. Dia kemudian mendekat ke arah manager tersebut yang bernama Amita Tabahchan, tapi bukan Chibi Maruko Chan.
"Selamat pagi, Pak A-amit-amit."
"Selamat pagi juga, jabang bayi."
"Loh kok jabang bayi? Kita udah gede loh Pak Amit, udah baligh, bawahnya aja udah pake helm. Biar aman."
"Loh bukannya kalian sendiri yang panggil saya amit-amit."
"Maaf Pak Amit, saya tadi gugup berhadapan dengan laki-laki seperti anda yang terlihat sangat bijaksana, adil, sentosa. Jadi saya sampai keceplosan memanggil anda dengan tambahan amit-amit."
"Kalian memang benar-benar lancang! Untungnya aku sedang tidak ingin marah-marah padamu, Rain. Kalau tidak sudah kuhukum jalan kaki keliling Indonesia!"
"Ebuset, jahat bener."
"Itu memang pantas buat orang kaya kalian!"
"Loh kok jadinya marah? Bukannya tadi ngomong ga mau marah?"
"Oia, maaf lupa. Habis kalo liat muka kalian, bawaanya emosi!"
"Ajegile, ketampanan hakiki yang tak tertandingi semua makhluk di bumi, dan jagad raya yang kekerenannya tak lagi diragukan ataupun dipertanyakan kok dibilang bikin emosi."
"Memang, bikin emosi. Apalagi setelah tahu kau menikah diam-diam! Rasanya, aku ingin memberikan sianida padamu!"
"Astoge, Pak Amit pasti lupa makan toge, ya? Kok marah lagi sih? Kan tadi katanya udah ga mau marah?"
"Maaf, lupa lagi. Lupa untuk yang kesekian kali, kaya janji palsu yang kau ucapkan dulu."
"Astoge, Mulan Jameela pelakor yang udah jadi bakul toge, pake sok puitis lagi!"
"Heh suka-suka saya dong! Mau karir loe, gue mampusin!"
"Ampun, Om. Ampun Om Burhan!"
"Om Burhan lagi, gue bukan Om loe. Lagian nama gue juga Amita Tabachan bukan Burhan! Burhan itu anak kampung sebelah yang jualan tembakau di pasar. Eh, kok malah nglantur sih, wibawa gue yang harusnya kalian takutin seketika luntur nih gara-gara kalian!"
"Iya Pak, mending point to do aja deh!" sahut Jo.
"To do point, Jo!"
"Serah gue dong!"
"Kok malah kalian yang berisik! Nih gue mau ngomong masalah penting tentang pernikahan Rain! Kalian dengerin baik-baik!"
"Ampun, Pak. Ampun, saya khilaf beneran, itu gara-gara Mami, dia yang nyuruh nikah.Tolong Pak, tolong dong ngomong ke mereka biar ga bawa masalah ini ke jalur hukum gara-gara gue nyalahin kontrak."
"Siapa yang mau perkarain kalian ke jalur hukum? Justru pernikahan kau dan isrimu itu, siapa namanya? Roman Picisan?"
"Bukan Roman Picisan tapi Romawi Kuno."
"Oh pokoknya itulah namanya. Pokoknya pernikahan kalian itu anugerah buat manajemen kita! Hahahaha!"
"Loh kok anugerah sih? Bukannya musibah?"
"Anugrah, Rain. Bukan musibah, kita dapat banyak tawaran kontrak kerja karena pernikahanmu dan Romawi Kuno loh, tapi... "
"Tapi apa, Bos?"
"Kau harus bisa cepat memiliki keturunan dari Romawi!"
"APAAAA?"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 38 Episodes
Comments
Nami chan
ewalah br ngeh /Curse/ amiit amiit jabangg bayii
2023-11-25
0
Deviastryveads_
helm apa tuh??? 🤦♀️
2022-11-08
0