"Assalamualaikumhhhh, assalamualaikumhhhhh....!"
"Itu pasti suara cocor bebek!"
"Cocor bebek? Siapa itu cocor bebek, Mi?"
"Siapa lagi kalau bukan wanita yang suka mendessah-dessah itu?"
"Bukankah tadi mama menyebutnya uler keket?"
"Suka-suka Mami dong, tergantung kebutuhan! Lagian ngapain itu si cocor bebek itu dateng ke sini?"
"Ga tau, Mi. Aku juga udah putus sama dia."
"Jadi, kamu udah putus sama dia Rain?"
"Udah Mi!"
"Bagus sekali, akhirnya kamu sadar kalau Romlah itu yang terbaik bagimu!"
"Terbaik bagimu, kayak lagunya Gita Gutawa aja."
"Jangan bilang-bilang Gita Gutawa, Rain. Nanti kita kena kasus hak cipta lagi."
"Oh iya bener, bisa-bisa kamu gagal konser bareng Erwin Gutawa lagi."
"Emang aku pernah bilang mau konser sama Erwin Gutawa, Mi?"
"Pernah, tapi mami cuma mimpi."
"Dasar Mami...."
"Aamiinin aja kenapa sih?"
"Ya udah aamiin, pake Al-Fatihah juga ga, Mi? Iya biar afdol."
"Eh, kalian kok malah ngobrol! Itu ada tamu kok malah ngobrol terus sih?" tegur Ucup.
"Memangnya kenapa? Apa papi juga mau ketemu sama si wanita mendessah yang kaya cocor bebek itu?"
"Nggak, Mi."
"Ya udah mending kalian di sini aja biar Mami yang temuin tuh si wanita mendessah-dessah itu."
"Tapi Mi...."
"Rain, udah kamu di sini aja daripada mami pura-pura pingsan lagi, kamu mau mami suruh buat bayar dokter gadungan?"
"Loh kok jadi Rain sih mi, kalian mau boongin aku. Terus aku juga yang bayar dokter gadungan? Ini gimana konsepnya?"
"Ya nggak apa-apa dong. Apa salahnya berbakti sama orang tua sendiri? Masa kami terus yang suruh keluarin duit," sungut Rosalinda.
Dia kemudian keluar dari kamar, lalu berjalan ke arah ruang tamu. Saat Rosalinda sudah sampai di ruang tamu, tampak Liora tengah duduk di sofa yang ada di ruang tamu rumahnya. Duduk dengan pose dimanis-maniske, kalo kata orang Jawa.
"Siapa yang suruh kau duduk disitu?" tegur Rosalinda yang membuat Liora membalikkan kepalanya. "Ohhhh mamih, mamih Rosalindahhh."
"Cukup Rosalinda, bukan Rosalindahhh. Jangan asal sebut nama ya, ganti nama bisa kena pasal 1234 tau ga?"
"Gahhh mihhhh, akuh taunyah habish satuh, duah, tigah, empath, ituh limah, enamh, tujuhhh, delapanh."
"Astaga, cukup. Bisa-bisa alfabet berubah kalo kamu kebanyakan ngomong, mending kamu sumpal tuh mulut pake kanebo kering. Inget kanebo kering, bukan cucian kering!"
"Ah, mamih ngledekh ajah dehhh. Kokh malahhh jadih mujih gituh."
"Astaga, siapa yang muji Odah! Dasar Odah Saodah Mukodah!"
"Ahhh mamiihhhhh, Liorahhh mih!"
"Odah mending kamu pergi deh sekarang!"
"Tapih Mih, akuh pengenh ketemuh Rainh, Mih. Tadih akuh carih Rainh di apartemenh, tapih diah gah adah, diah pastih disinih kanh, mih? Mobilnyah ajah adah dih depanh."
"Memang, dia ada di sini tapi dia ga mau ketemu kamu Odah!"
"Liorah mih..."
"Sukah-sukah gueh dongh inih rumahhh guehh! Astaga kok jadi ikutan memdessah-dessah sih!"
"Ituh artinyah Liorah cocokh jadih menantuh mamihhhh..."
"Amit-amit dah. Mending kamu pergi deh!"
"Gakh mauh, pengenh ketemuh Rainh, mihhh..."
"Kegatelan banget sih jadi cewek. Bukannya kalian udah putus?"
"Tapih akuh gakh mauh duputusinh Rainh gituh ajah Mih..."
'Terus kamu maunya apa?"
"Balikanh lagih samah Rainh, mih."
"Ga ada balik-balikan. Rain ga mau balikan sama kamu."
"Pastih mauh, mih."
"Ga usah mimpi ya. Rain udah mau nikah, jadi ga usah ngejar-ngejar Rain lagi!"
"Menikah? Gakh mungkinh. Kokh tibah-tibah banget sih, Mih. Rainh kanh pacaranh samah akuh doangh, Mih."
"Tapi Rain udah dijodohin sejak kecil, bahkan sebelum kamu kenal sama Rain. Jadi, ga usah mimpi kamu bisa nikah sama Rain."
"Tapih Mih, akuh cintah samah Rainh..."
"Liora!" bentak sebuah suara dari dalam rumah."
"Akh Rainh, akuh tauh kamuh pastih rinduh samah akuh kanh?" ucap Liora saat Rain berjalan ke arah mereka.
"Jangan mimpi! Memangnya gue ga punya harga diri masih suka sama cewek modelan kaya loe. Cewek amburadul!"
"Rainhhh kokh kamuh ngomongh gituh sih? Akuh bisah jelasinh semuah Rainh. Akuh dijebakh samah Nikh, diah ancemh akuh mauh hambath karierh akuh kaloh gakh mauh nurutinh diah."
"Kamu pikir gue bodoh? Tadi kau bahkan sangat menikmati permainan Nick dan sekarang kau bisa mengatakan kalau kau dipaksa? Dasar Odah!"
"Liorahhh..."
"Terserah gue, ini rumah gue! Lebih baik kau pergi dari rumah ini sekarang juga sebelum aku panggil petugas pemadam kebakaran!"
"Ahh mauh dongh disemproth!"
"Odah lebih baik kau pergi sekarang juga!" ucap Rain sambil mencengkram tangan Liora dan menariknya keluar dari rumah itu.
"Rainh jadih kauh memilih wanitah ituh? Yangh sudahh dijodohkanh denganmuh?"
"Tentu saja karena dia jauh lebih baik darimu!"
"Apah kauh sudah lamah mengenalnyah sehinggah kauh bisah berkatah sepertih ituh?"
"Belum, aku belum mengenalnya tapi hatiku mengatakan dia yang terbaik untukku, memanggil namanya aja udah bikin seluruh tubuhku bergetar."
"Benarkah?"
"Ya, jadi lebih baik kau pergi! Aku sudah muak denganmu!" teriak Rain sambil menghempaskan tubuh Liora keluar dari rumahnya.
"Rainh, Rainh, akh!" ujar Liora saat Rain menghempaskan tubuhnya.
"Astagah, Rainh mauh nikah? Akuh harush menggagalkanh pernikahanh Rainh! Sekarangh lebihh baikh akuk carih tauh duluh siapah calonh istrih Rainh!" ujar Liora sambil meninggalkan rumah itu.
Sementara Rosalinda hanya bisa terkekeh melihat Rain yang mengusir Liora. "Mami ga nyangka, ternyata Romlah udah bikin kamu bergetar, Rain."
"Jangan kepedean, Mi. Rain cuma pura-pura."
"Beneran juga gapapa."
Tiba-tiba Ucup mendekat ke arah mereka. "Udah ngomong sama keluarga Romlah, Pi? Mereka maunya kita nikahin Rain dan Romlah kapan?"
"Secepatnya, Mi."
"Secepatnya kapan?"
"Nanti malam."
"ASTAGA!"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 38 Episodes
Comments
Nami chan
latah njer kwwkkw
2023-11-25
0
🦋⃟ℛ★🦂⃟ᴀsᷤᴍᷤᴀᷫ ★ᴬ∙ᴴ࿐❤️💚
waduhhh 🤣🤣
2023-03-06
0
🦋⃟ℛ★🦂⃟ᴀsᷤᴍᷤᴀᷫ ★ᴬ∙ᴴ࿐❤️💚
wkwkkwkwkw sumpah ngakak 🤣🤣
2023-03-06
0