Suara dessahan itu semakin jelas terdengar, bahkan kian terdengar seperti sebuah pelepasan yang sempurna.
"Ahhhhhhh, Nick you are so hot!" sayup-sayup sebuah suara terdengar di telinga Rain yang membuat perasaannya semakin bergemuruh. Dia kemudian berjalan ke arah kamar dan perlahan membuka gagang pintu kamar itu.
CEKLEK
Saat pintu itu terbuka, sungguh pemandangan yang ada di hadapan Rain begitu membuat dirinya terperanjat. Di hadapannya, tampak dua sosok insan manusia sedang bergumul di atas ranjang, wajah mereka dipenuhi dengan nafsu yang terlihat begitu membara.
Wajah kedua insan itu bahkan masih tampak memerah, sedangkan peluh tampak membasahi sekujur tubuh mereka. Segurat senyuman yang tercetak di bibir mereka, lalu pudar begitu saja saat melihat Rain berdiri di ambang pintu dan menatap mereka dengan sebuah tatapan tajam. Perasaan di dalam hatinya terasa begitu campur aduk, antara rasa marah, benci, dan sakit karena dikecewakan dengan begitu mendalam.
"Liora!" bentak Rain.
Nick kemudian melepaskan penyatuan mereka, sedangkan Liora hanya bisa duduk di atas ranjang sambil menutup tubuh tellanjangnya dengan menggunakan selimut. Sementara Nick yang sudah bangkit dari atas ranjang, tampak sedang mengenakan pakaiannya, sambil menarik salah satu sudut bibirnya, mecetak sebuah seringai di wajah tampan itu.
Rain kemudian mendekat ke arah Nick yang baru saja mengenakan pakaiannya, dan saat Nick membalikkan tubuhnya, sebuah bogem mentah pun mendarat di wajahnya.
BUGH
"Dasar brengsekk! Kau sudah tahu aku berpacaran dengannya, dan kau masih berani menggodanya! Dasar bajingggan!"
Nick yang tak siap mendapat bogem mentah dari Rain tampak begitu terkejut, apalagi setelah mendapat bogem mentah itu, serangan dari Rain pun datang bertubi-tubi.
BUGH BUGH BUGH
"Lawan aku pecundang!"
Nick mencoba melawan Rain, tapi amarah dalam diri Rain yang begitu besar membuat perkelahian antara dirinya dan Rain tak seimbang. Bahkan, saat ini Nick tampak terkapar di atas lantai, dengan kerah pakaian yang dicengkram oleh Rain. Wajahnya sudah terlihat babak belur. Sementara itu, Liora yang sudah selesai mengenakan pakaiannya, berjalan mendekat ke arah mereka.
"Sudahhh Rainhhh cukuphhh!" ucapnya, masih dengan nada mendessah-dessah seperti yang Rosalinda katakan.
Mendengar perkataan Liora, Rain sontak menghentikan amukannya lalu menatap Liora dengan tatapan tajam, dan tanpa kendali, dia juga sudah mengangkat tangannya lalu mendaratkan tangan itu di pipi mulus Liora.
PLAK
"Dasar wanita jallang! Pelacur!"
"Akuh bisah jelaskanh semuah inih, Rainhhhh!"
"Cukup! Tidak ada yang perlu dijelaskan! Kau pikir aku bodoh hah! Mengenal dan pernah menjalin hubungan dengan wanita jallang sepertimu adalah sebuah kebodohan bagiku, Odah!"
"Tapi aku Liorah! Bukan Odahhhh!"
"Terserah aku mau menggilmu apa!"
Rain kemudian menatap Liora dan Nick bergantian dengan tatapan sinis. Lalu meninggalkan mereka, seraya meludah di depan mereka.
CUIH
"Inilah kalian di mataku!" bentak Rain, sambil berlalu meninggalkan keduanya. Melihat kepergian Rain, Liora pun berniat untuk mencegahnya, dan masih berharap Rain mau mendengarkan penjelasannya.
"Rainhhhh akuhhh bisahhh jelaskanhhh semuahhh inihhhh!" teriak Liora. Namun saat Liora akan keluar dari kamar itu, Nick memanggilnya.
"Liora, lihat keadaanku. Aku yang babak belur seperti ini tapi kenapa kau malah mempedulikan dia daripada aku?"
"Nickhhh inihhh semuah jugah terjadih karenamuh! Bukankahhh sejakhh awalhh aku sudahhh menolakmuh tapi kau yang selaluh merayukuh!"
"Dan akhirnya kau mau dirayu olehku kan? Come on kita sama-sama saling suka Liora!"
"Danh akuh menyesalih ituh!"
"Liora aku tidak mau berdebat denganmu, apa kau mau aku membatalkan kontrak kerjamu dengan beberapa produk kecantikan di perusahaanku?"
Liora yang sudah berdiri di ambang pintu, hanya berdecak sebal, dia kemudian berjalan mendekat ke arah Nick.
Sementara itu, Rain yang saat ini merasa begitu patah hati, tampak mengendarai mobilnya dengan kecepatan begitu tinggi.
"BRENGSEKKKK! TERNYATA SELAMA INI AKU SUDAH DIBODOHI!" umpat Rain, saat sedang mengendarai mobilnya.
Disaat itulah, dia mendengar ponselnya berbunyi. Rain kemudian mengambil ponsel yang ada di saku celananya, dan melihat papinya yang ternyata sudah meneleponnya berulang kali.
[Rain, kau kemana saja!]
[Iya Pi, sebentar lagi aku datang.]
[Rain, kau baik-baik saja kan? Kenapa tiba-tiba gaya bicaramu jadi waras seperti ini?]
[Anggap aku baik-baik saja. Aku tutup teleponnya, Pi. Aku sedang menyetir mobil, lima menit lagi aku sudah sampai.]
[Baiklah.]
Ucup kemudian menutup teleponnya, lalu mendekat pada Rosalinda yang saat ini sudah merebahkan tubuhnya di atas tempat tidur.
"Lima menit lagi dia dateng, Mi."
"Terus penampilan Mami gimana, Pi? Bedak putihnya udah oke kan? Muka mami udah keliatan pucet kan?"
"Perfecto, Mi."
"Dokter gadungannya udah dihubungin kan pi?"
"Udah mi, tenang aja. Pokoknya udah papi bikin skenario kaya cerita Si Kancil Nyolong Timun."
"Sip, papi memang hebat."
TINNN TINNN
"Papi, itu pasti Rain!"
"Iya mi, cepet pura-pura pingsan!"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 38 Episodes
Comments
Nami chan
bener wkwkkw
kalo org absurd tb2 normal malah jd aneh /Facepalm/
2023-11-25
0
Leon Kampret
keluarga somplak 🤣
2023-03-06
0
🦋⃟ℛ★🦂⃟ᴀsᷤᴍᷤᴀᷫ ★ᴬ∙ᴴ࿐❤️💚
Bapak Emak sama Anak kagak ada beda nyaa 🤣🤣 semuanya Somplak 🤣🤣 kagak ada satupun yg beres 🤣🤣 Hadehhhh 🤣🤣🙈🙈
2023-03-05
0