'Ya dia pasti Romlah, aku yakin itu karena di ruangan ini hanya dia yang memakai gaun khas pengantin. Ngapain tuh dia pake pamer manik mata warna biru? Dia pikir, dia bisa bikin gue tertarik pas liat manik mata biru itu? Itu mah pasaran! Paling juga pakai kontak lens kan? Mana ada orang Indonesia yang matanya biru? Orang Indonesia mah nggak mungkin ada yang punya mata biru, paling cuma kucing tuh. Kucing kampung, hahahahahaha,' batin Rain kembali.
"Kita mulai akadnya sekarang?" ujar Ucup setelah selesai berbasa-basi dengan kedua orang tua Romlah. Mendengar kata akad, seketika jantung Rain pun berdegup semakin kencang.
'Astaga jadi ini beneran terjadi? Gue beneran mau nikah nih? Ya Tuhan, tolong selamatkan hambamu ini. Selamatkan hamba dari dari situasi ini! Astaga tapi mana mungkin? Mana mungkin Tuhan mau menyelamatkan seseorang dari pernikahannya? Bukannya Tuhan juga menyuruh hambanya menikah untuk menyempurnakan agama? Astaga gue harus bagaimana?' batin Rain sambil menelan ludahnya dengan kasar.
"Kenapa diam? Ayo Rain?" tegur Ucup kembali.
Rain akhirnya mengikuti langkah mereka menuju ke meja akad, sedangkan Romlah tetap duduk di salah satu sisi bagian aula sambil menatap ke arah meja akad tempat berlangsungnya ijab qabul.
Jantung Rain berdegup begitu kencang, mungkin jauh lebih kencang daripada kecepatan motor milik Valentino Rossi. Ya, meskipun beberapa tahun terakhir ini Valentino Rossi memang udah tua dan ga pernah menang, tetep aja kecepatan motornya jauh lebih kencang daripada tukang ojek pengkolan. Rain kemudian duduk di kursi yang ada di sisi meja tempat mereka akan melangsungkan ijab qabul.
"Rain, ayo mulai! Cepat jabat tangan Abi Abdullah!" tegur Ucup saat melihat Rain yang hanya bisa termenung.
"Rain, kok malah melamun sih! Cepat jabat tangan Abi Abdullah!" perintah Ucup kembali.
"Harus banget ya Pi?"
"Ya harus lah, orang mau nikah! Kamu gimana sih!"
"Harus aja, apa harus banget nih, Pi?"
"Rain, kamu coba-coba meledek dan mengulur waktu! Kamu mau papi kebiri? Jangan malu-maluin!"
"Iya, iya, Pi. Jabat tangan yang mana nih? Tangan kanan? Tangan kiri? Atau tangan tengah?"
"Rain, cepet nggak usah mengulur waktu gitu!" balas Ucup.
Rain akhirnya mengangkat tangannya lalu membalas uluran tangan dari Abdullah yang bersiap menikahkan putrinya.
"Rain, apa kamu sudah siap?" tanya Abdullah.
"Siap ga siap harus siap kan, Abi? Malam ini Rain tetep harus menikah dengan Romlah? Bukan begitu Abi?" jawab Rain.
"Ngomongnya yang sopan Rain!"
"Maaf..."
"Tidak apa-apa, namanya juga anak muda!" bela Abdullah.
Acara ijab qobul kemudian berlangsung, Rain mengucapkan ijab qabul dengan lantang, meskipun bibirnya bergetar, layaknya gempa 8,9 skala richter.
Akhirnya, Rain mengucapkan ijab qobul dengan 3 kali tarikan nafas. Ya, tiga kali bukan sekali karena kerongkongannya sempat tercekat saat harus mengucapkan kata Romlah di bagian awal disambung dengan nama barat di bagian belakang.
'Astaga, ini nama kok gini amat sih konsepnya? Mau pake konsep Wakanda apa Zimbabwe sih? Kok depannya Romlah, belakangnya Guvizar Ercel? Benar-benar tidak logis dan di luar logika, jangan-jangan dia sepupu dari Aisyah di Ayat-ayat Cinta nih? Ah ga mungkin, Si Aisyah ga bakalan punya sepupu model gini! Lagian sepupu Aisyah kan namaya Hulya, bukan Romlah, astaga kok jadi nyasar kejauhen gini sih! Ga, ga mungkin. Ga mungkin mata biru dan nama aneh itu menunjukkan kalau Romlah keturunan luar negeri, pasti ini semua kamuflase biar gue tertarik nih,' batin Rain yang masih keheranan setelah baru selesai mengucapkan ijab qabul.
Belum selesai rasa terkejutnya, setelah dia selesai mengucapkan ijab qabul, sorak sorai suara orang yang ada di aula tersebut pun terdengar mengucapkan kata SAH, yang membuat jantung Rain berdegup dengan begitu kencang.
'Astaga? Beneran nih gue udah nikah? Nikah sama Romlah? Beneran nih istri gue Romlah?' batin Rain kembali.
Semua orang yang hadir pada pernikahan tersebut merasa lega dan begitu bahagia setelah acara ijab qabul itu berlangsung dengan lancar. Namun, tidak bagi Rain, hatinya kini bahkan terasa begitu pilu. Tarikan nafasnya pun terasa begitu berat saat harus mendapati kenyataan bahwa dia sudah menikah, menikah dengan Romlah.
"R-O-M-L-A-H, Rom-lah, mengeja namanya aja udah bikin ginjal gue pusing. Terus, gimana gue harus hidup sama dia? Gue juga ga yakin Si Anthony bisa berdiri apa nggak. Atau cuma sekedar berkedut aja pun gue ga yakin bisa," ujar Rain lirih sambil melihat semua orang yang ada di aula tersebut tampak begitu bahagia.
"Rain! Ayo temui Romlah!" tegur Ucup.
'Oh tidak, gue harus gimana?' batin Rain, yang saat ini hanya bisa pasrah, mengikuti langkah kedua orang tuanya dan orang tua Romlah, mendekat pada sosok wanita yang duduk di sisi aula.
"Romlah, ini suamimu, Rain."
Romlah pun berdiri, kini manik mata biru itu tampak mulai menatap wajah Rain, sepasang mata yang tadi terlihat menundukkan pandangannya, kini mulai terlihat malu-malu menatap wajah tampan laki-laki yang ada di hadapannya. Namun, mata laki-laki itu tampak sibuk mengamati sekeliling ruang aula tersebut.
"Permisi, aku ke belakang sebentar!" ucap Rain, sambil berlalu meninggalkan mereka semua. Romlah pun hanya bisa terpaku, menatap punggung laki-laki yang baru saja menjadi suaminya, kini meninggalkan dirinya begitu saja.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 38 Episodes
Comments
🦋⃟ℛ★🦂⃟ᴀsᷤᴍᷤᴀᷫ ★ᴬ∙ᴴ࿐❤️💚
Iyo Bang Binik mu Rom-Lah 🤣🤣
2023-03-06
0
🦋⃟ℛ★🦂⃟ᴀsᷤᴍᷤᴀᷫ ★ᴬ∙ᴴ࿐❤️💚
Awasss nantik Terpesona yaa Bang 🤭🤭
2023-03-06
0
Seuntai Kata
lucu banget😅
2022-12-22
0