DEG
Mendengar perkataan Romlah jantung Rain pun seakan terhenti. Cuma seakan doang ya, ga berhenti beneran. Kalo berhenti beneran ceritanya tamat.
'Dia ngomong apa nglantur? Batalin pernikahan kata dia? Ajegile, gue udah tanda tangan kontrak, bisa rugi ratusan miliar nih. Ini kagak bisa dibiarin, gue harus bertindak, layaknya cinta ditolak dukun bertindak!' batin Rain.
"Apa kau bilang membatalkan pernikahan? Ga bisa gitu dong! Enak banget loe ngomong gitu? Emang loe pikir nikah kaya beli cabe di pasar senen apa?"
"Memangnya kenapa? Apa yang bisa diharapkan dari pernikahan ini? Bukankah pernikahan ini juga tidak ada harapan?"
"Eh loe kok ngomong gitu sih?"
"Bukan saya tapi anda, Tuan Rain. Memangnya anda sudah lupa perkataan anda tadi pagi tentang saya? Bahkan, anda juga sudah menganggap saya sebagai pembawa sial, dan juga perkataan lainnya yang tidak sepantasnya diucapkan oleh seorang suami pada istrinya. Sekarang saya tanya pada anda, untuk apa mempertahankan pernikahan yang seperti ini?"
'Ajegile buset, jadi die denger semua yang gue omongin sama Paijo? Mampus gue kalo dia sampe minta batalin pernikahan, gue bisa rugi ratusan miliar. Bisa ilang semua kekerenan yang melekat pada diri gue,' batin Rain.
"Kenapa anda diam Tuan Rain? Bukankah anda tidak pernah menganggap pernikahan ini? Untuk apa pernikahan ini terus dipertahankan, Tuan? Hanya akan menimbulkan rasa sakit dan kekecewaan di dalam hati masing-masing kan? Bukankah semua orang berhak bahagia? Untuk apa kita ada dalam pernikahan yang membuat hati kita sama-sama terluka?"
"Kenapa kau berkata seperti itu? Bukankah kita belum pernah mencoba? Kita juga belum menjalani pernikahan ini layaknya suami istri?"
"Tuan Rain, apa anda tidak sadar dengan kata-kata anda? Bagaimana kita mencoba menjalani hubungan ini sebagai seorang suami-istri jika anda selalu menolak kehadiran saya? Bahkan anda juga tidak mau tidur dalam satu kamar yang sama kan dengan saya? Sekarang anda pikir, siapa yang tidak mau mempertahankan rumah tangga ini. Saya atau anda?"
"Maafkan aku, bisakah kau memberi aku waktu?"
"Waktu? Untuk apa?"
"Menjalani rumah tangga ini, beri aku waktu untuk menerimamu sebagai istriku. Tolong maafkan aku, sebenarnya pernikahan ini sangat terburu-buru, karena keinginan dari kedua orang tuaku. Aku tahu, mereka menginginkan yang terbaik untukku. Tapi, mungkin mereka lupa, kalau hati yang baru saja terluka, tidak bisa semudah itu menerima. Jujur saja, saat ini aku masih terluka, terluka oleh sebuah pengkhianatan dari cinta yang kurasakan sebelumnya. Dan ini tidak mudah, itulah alasannya aku masih begitu sulit untuk menerima kehadiran seseorang di dalam hidupku, apalagi untuk menerimamu bukankah juga diperlukan hati? Padahal hati ini sedang terluka. Maaf jika aku menyeretmu ke dalam masalah yang kualami, tapi bolehkah aku meminta waktu padamu?"
Mendengar perkataan Rain yang terlihat begitu serius, sama seriusnya saat mengerjakan ujian nasional yang sekarang sudah dihapuskan, seketika Romlah pun terdiam sejenak.
"Sekali lagi, maafkan aku. Bisakah kita mulai semua ini dari sekarang? Dari hari ini, aku akan berusaha menerimamu dan menjadi suami yang baik untukmu. Kau mau kan?"
Romlah pun menundukan wajahnya, memikirkan semua yang dikatakan oleh laki-laki yang ada di hadapannya, yang saat ini berstatus sebagai suaminya.
'Haruskah aku percaya padanya? Setelah semua hal buruk yang dia ucapakan padaku? Ah, rasanya hati ini masih terasa sakit. Tapi, kalau aku berpisah begitu saja dengannya, pasti juga akan ada banyak hati yang tersakiti, bukan? Termasuk hati abi dan umi. Lalu, bagaimana dengan hubungan mereka dengan papi dan mami? Ah, memang sebaiknya aku tidak boleh egois. Bukankah aku memang belum memberinya kesempatan? Mungkin saja yang dia katakan itu benar, urusan hati itu memang tidak mudah, apalagi hati yang baru saja tersakiti,' batin Romlah.
"Kenapa kau diam? Bagaimana? Apa kau mau memberikan aku kesempatan?" tanya Rain.
"Ya, aku akan memberi kesempatan padamu."
"Terima kasih," jawab Rain.
'Akhirnya, takluk juga kau heh Romawi kuno. Jangan panggil aku Rain, kalo nggak bisa sandiwara kaya gini. Semua orang di negara ini aje percaya sama kemampuan akting gue yang begitu totalitas, apalagi cuma seorang wanita model ginian. Ini namanya sesuai dengan pepatah sekali mendayung tujuh belas pulau terlampaui,' batin Rain.
"Kalau begitu, mulai hari ini kita mulai menjalani hubungan ini sebagai sepasang suami istri kan?"
"Ya."
"Kalau begitu, bolehkah aku meminta sesuatu darimu?"
"Kau mau minta apa?"
"Bukankah aku suamimu?"
"Ya."
"Dan berhak atas semua yang ada pada dirimu?"
"Ya."
"Kalau begitu, bukankah aku berhak melihat wajah istriku? Tolong buka cadarmu!"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 38 Episodes
Comments
Nami chan
kamu jahat rangga 😘
2023-11-25
1