Bukan Ayat-ayat Cinta

"Kau kenapa menatapku seperti itu? Apa ada yang salah dengan kata-kataku?"

"Tuan Rain yang terhormat, saya tahu anda adalah orang yang sangat terkenal, dan terlihat luar biasa di mata semua orang. Tapi, apa anda tidak bisa merubah pola pikir anda sedikit saja pada orang lain? Apa anda tidak bisa belajar untuk menghargai orang lain?"

"Apa maksudmu? Kenapa kau berkata seperti itu? Lancang sekali kau berkata seperti itu padaku? Apa kau sudah lupa kalau aku adalah suami?"

"Maafkan saya Tuan Rain. Saya tidak bermaksud lancang pada anda, saya hanya ingin agar anda bisa sedikit berubah agar lebih menghargai orang lain. Ingat Tuan, tidak ada yang tahu dalamnya hati manusia, dan semua tindakan kita nantinya akan berpengaruh pada sikap orang lain pada kita. Saya hanya tidak ingin, sikap anda ini nantinya akan menjadi bumerang bagi diri anda sendiri."

"Apa maksudmu berkata seperti itu padaku? Apa kau pikir aku tidak menghargaimu? Bukankah aku menghargaimu?"

"Benarkah anda menghargaiku? Kalau anda menghargai saya, coba tanyakan pada hati yang paling dalam apa anda benar-benar sudah menghargai saya? Bukankah anda belum bisa menerima saya sebagai istri anda? Jawabannya tidak kan? "

"Oh jadi kau mengatakan seperti itu karena kau membutuhkan pengakuan dariku?"

"Pengakuan? Tanpa pengakuan darimu saya tetaplah istri anda Tuan Rain."

"Jadi apa yang kau inginkan dariku kenapa kau tiba-tiba berkata seperti ini? Apa kau ingin meminta belas kasihan dariku agar aku bisa menganggapmu selayaknya istri?"

"Maaf Tuan Rain, saya punya harga diri dan tidak meminta belas kasihan dari anda, karena tanpa pengakuan dari anda semua orang pun tahu kalau saat ini saya sudah menikah dengan anda."

"A-apa maksudmu? Kenapa kau berkata seperti itu? Bagaimana semua orang bisa tahu kalau kita sudah menikah? Bukankah aku sudah menyembunyikan pernikahan ini dari media? Bagaimana bisa ini terjadi? Oh tidak mungkin!"

"Jadi anda belum tahu? Lihat saja seluruh akun media sosial anda, dan berita di televisi."

Rain pun begitu terkejut mendengar perkataan Romlah, dia kemudian mengambil ponselnya, lalu mengecek akun media sosial miliknya. Dan benar saja apa yang dikatakan oleh Romlah, tanpa ditambahkan, dikurangi ataupun dikali dan dibagi, kalau media sudah tahu pernikahannya dan Romlah.

Pada postingan di berbagai akun gosip media sosial itu terlihat dengan jelas foto-foto dan video pernikahannya dengan Romlah. Bahkan, suara lantangnya saat mengucapkan ijab qabul dengan getaran 8,9 skala richter pun terdengar jelas di telinga. Untung saja suara degup jantungnya yang lebih cepat daripada kecepatan motor Valentina Rosa tidak terdengar.

'Astaga naga, naga, naga bonar, buah naga, semua orang udah tau gue nikah sama Romawi kuno? Harga diri gue bisa terjengkang, lalu jatuh dan terjembab ke jurang yang paling dalam, sedalam palung mariana yang ada di antariksa. Astoge tapi gue alergi toge, apa yang harus gue lakuin? Mau ditaruh dimana muka gue yang ketampanannya ga ada habisnya? Mau ditaruh di pantat biar ketutup semvak kasian juga, ntar bau kalo gue kentut. Mau ditaruh di kepala, malu. Astaga, ngurusin muka cakep aja seribet ini sih? Mungkin ini resiko orang cakep, ah kok jadi nglantur sih. Hidup gue kok jadi berantakan gini gara-gara Si Romawi kuno, temennya Babilonia idihhhh jadi kaya pelajaran sejarah,' batin Rain sambil terus menschrool layar ponsel miliknya.

"Kenapa? Kau takut pernikahan kita diketahui oleh media?"

"Ba-bagaimana ini semua bisa terjadi? Ah jangan-jangan kau yang melakukan semua ini? Kau yang menyebarkan pernikahan kita kan?"

"Tuan Rain, apa untungnya bagiku melakukan semua itu?"

"Tentu saja agar semua orang tahu kau sudah menikah denganku kan? Kau pasti sangat bahagia dan bangga bisa memperlihatkan pada semua orang kalau kau sudah menjadi istriku? Istri dari seorang laki-laki tampan yang begitu rupawan hingga ketampanannya tak diragukan lagi dan tercantum dalam kamus besar bahasa indonesia, kamus bahasa inggris, kamus bahasa latin, dan kamus bahasa negeri atlantis kepulauan yang hilang!"

"Tidak ada untungnya bagiku, saya juga tidak mau kehidupanku disorot oleh media. Saya tidak tertarik dengan semua itu."

"Jangan munafik."

"Saya akan sangat malu dengan pakaian kukenakan kalau saya sampai jadi orang munafik. Karena sejatinya apa yang kukenakan adalah cermin dari diriku, terutama hatiku. Saya tidak mau mencemari hatiku dengan sifat yang seperti kau tuduhkan padaku."

"Jadi beneran kamu ga lakuin semua itu?"

"Maaf Tuan Rain, saya tidak pernah berbohong. Bukankah tadi sudah kukatakan kalau saya akan sangat malu dengan apa yang kukenakan jika sampai aku berbohong. Karena saat seorang wanita menutup aurat, bukan hanya fisiknya saja yang dia jaga, tapi juga hati dan lisannya."

"Baiklah, aku terpaksa percaya padamu. Sepertinya kau memang tidak pernah berbohong, lalu siapa yang melakukan semua itu?"

"Entahlah, saya juga tidak tahu."

Rain kemudian menutup matanya, tampak berfikir sejenak. "Astaga, ini pasti ulah Mami Rosalinda, Mami Rosalinda Ayamore tidak bisa lepas dari kodratnya yang sama dengan spesiesnya yang suka berkokok! Eh suka ghibah!"

"Jangan menuduh mami seperti itu!"

"Bukannya menuduh pasti ada udang di balik bantal kan? Dan aku yakin pasti mamilah yang melakukan itu! Dia pasti sengaja membocorkan rahasia ini ke publik agar Odah Saodah Mukodah tahu kalau aku benar-benar sudah menikah."

"Siapa itu Odah?"

"Odah adalah wanita yang suka mendessah-dessah, wanita bergincu merah tanpa pinsil alis, dan lebih tepatnya sangat mirip dengan joker."

"Aku tidak mengenalnya."

"Jadi kau tidak mengenalnya? Dia anak Pak Amat Suramat, pemilik kebun buah simalakama yang susah untuk dimakan apalagi ditelan!"

"Aku tidak tahu."

"Baiklah, mungkin sebaiknya kau memang tidak perlu tahu karena tidak baik untuk kesehatan jantungmu, selain itu juga bisa menyebabkan gangguan pada janin, gangguan kehamilan, dan impotensi! Akan kuhubungi Mami Rosalinda Ayamore, aku harus mendapat penjelasan tentang semua ini! Membocorkan pernikahan ini ke publik ini sama saja menghancurkan karierku, karena kontrak kerja yang sudah kutanda tangani mengharuskanku untuk tetap single, seperti dulu kala, sebelum penjajahan dimulai!"

Rain kemudian mengutak-atik ponselnya, untuk menghubungi kedua orang tuanya. Namun, beberapa kali dia menelepon Rosalinda dan Ucup, panggilan itu tidak mendapat jawaban.

"Astaga! Mami pasti sengaja tidak menjawab panggilan dariku!" gerutu Rain. Di saat itulah terdengar suara seorang yang tiba-tiba masuk ke dalam apartemen miliknya.

"Rain, apa-apaan ini? Aku harus mendapat penjelasan darimu! Kenapa kau ceroboh sekali seperti ini! Kita semua bisa terkena kasus wan prestasi gara-gara kau!" ujar seorang lelaki yang baru saja masuk ke dalam apartemennya. Namun, tiba-tiba dia terdiam saat melihat seorang wanita berhijab syar'i dan mengenakan cadar tampak duduk di depan Rain.

"Subhanallah, kau disini Aisyah? Dimana Fahri?"

"Woy, ini Dibalik Cadar Romlah, bukan Ayat-ayat Cinta. Pemeran utamanya gue, bukan Fahri!"

Terpopuler

Comments

Nami chan

Nami chan

walaupun ga prnh nonton ayat2 cinta, tp dpt bgt, ngakak /Curse/

2023-11-25

0

mudahlia

mudahlia

wkwkwkkwk ada ad ja

2022-12-20

0

Deviastryveads_

Deviastryveads_

jangan terkejut rain, karena pernikahanmu dg Romlah itu membawa berkah😅

2022-11-08

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!