Pukul 09.00
Setelah melewati begitu banyak drama di apartemen Max, kini Max dan Alice sudah berada di Vellf Group.
Max mengganti blouse Alice yang sobek dengan kemeja miliknya yang sudah sempit. Untung saja, kemeja Max yang sudah sempit belum Max buang dari dalam lemarinya, jadi ada kemeja untuk menyelamatkan Alice. Ya, walaupun di tubuh Alice masih sangat kebesaran. Tapi untungnya Alice pintar mengakali kemeja kebesaran itu. Malah sekarang kemeja kebesaran itu jadi kelihatan elegan di tubuh Alice.
Sesampainya di ruang kerja Max, Max sudah disambut dengan dua tumpukan berkas-berkas yang harus di tanda tangani.
Max duduk di kursi kebesarannya sedangkan Alice tanpa aba-aba dari Max dia langsung duduk d sofa.
"Heh.. kenapa kau duduk disitu?" tanya Max.
"Lalu saya duduk dimana?" Alice bertanya balik.
Dengan ekor matanya Max melirik ke sebelah kanannya.
"Oh.." Alice pun beranjak dari tempat duduknya dan berjalan menuju pintu.
"Kau mau kemana?" tanya Max dengan nada sedikit meninggi.
"Bukannya Anda menyuruh saya duduk di luar?" Alice balik bertanya.
Alice salah mengartikan lirikan mata Max.
Max menghela nafasnya kasar.
"Maksud ku, kau duduk di sebelah sini!" jawab Max geram sambil menunjuk sisi kosong di sebelahnya.
"Oh..." Alice hanya ber O ria.
Alice pun berjalan mendekati meja kerja Max dan mengambil salah satu kursi yang ada di depan meja kerja Max lalu memindahkannya di sebelah Max, setelah itu, Alice pun duduk di sebelah Max.
Max pun mulai mengambil satu tumpukan berkas untuk mulai ia tanda tangani.
"Alice.." panggil Max.
"Ya Tuan." jawab Alice seraya mencondongkan wajahnya ke arah Max.
"Buatkan aku kopi!" perintah Max.
"Baik Tuan." jawab Alice seraya mengangkat bokongnya dari kursi lalu berjalan menuju pintu.
"Eh.. tunggu." panggil Max lagi.
Sontak Alice pun menghentikan langkah kakinya dan memutar tubuhnya.
"Iya Tuan." jawab Alice.
"Saya tidak suka kopi sachet, saya mau kopi yang diracik." ucap Alice.
"Hah.. tapi saya mana bisa meracik kopi Tuan." jawab Alice.
"Ya tanyakan pada office boy!! Belajar membuat kopi racik yang sesuai lidah ku!" balas Max.
Hish!!
Geram Alice dalam hati.
"Baik Tuan." jawab Alice. Mau tak mau Alice pun keluar dari dalam ruang kerja Max sebelum Max menambah hukumannya lagi.
Karena di apartemen tadi Max memberi hukuman pada Alice, kalau sehabis pulang bekerja Alice harus mencuci pakaian kotor dan membersihkan seluruh apartemen Max. Alice tida bisa pulang ke rumah kalau dirinya belum selesai menyelesaikan pekerjaannya.
Sepuluh menit berlalu, tapi yang disuruh buat kopi belum juga kembali.
"Kemana sih dia, kok bikin kopi saja lama sekali!" Dumel Max.
Max pun beranjak dari kursi kebesarannya lalu keluar dari ruang kerjanya. Max pun melangkah kan kakinya menuju pantry yang ada di lantai itu.
Belum juga sampai pantry, Max mendengar ada suara dua orang sedang cekikikan di pantry. Yang satu suara perempuan dan yang satu lagi suara laki-laki.
Max pun berjalan perlahan menuju pantry dan berdiri di depan pintu pantry. Nampaknya dua orang itu terlalu asyik bersenda gurau sampai-sampai tidak menyadari Max yang sudah berdiri di depan pintu.
Disuruh buat kopi malah tebar pesona!!
Gerutu Max dalam hati.
Ya, perempuan yang ada di pantry itu adalah Alice dan yang laki-lakinya yang sedang bersama Alice adalah Agam, asisten Max.
"Ekhem..." Max berdehem agar dua orang itu menyadari kehadirannya.
Sontak Alice dan Agam menoleh ke arah Max yang sedang berdiri di depan pintu pantry sambil melipat kedua tangannya di depan dada.
"Eh... Tuan." ucap Alice dengan mimik wajah tak bersalah.
"Sedang apa kalian berdua-duaan di pantry?" tanya Max dengan tatapan mengintimidasi.
"Tadi saya melihat Nona Alice sedang kesulitan memakai alat penggiling kopi ini Tuan, jadi saya membantunya." jawab Agam.
"Lalu mana kopi untuk saya? sudah siap?" tanya Max seraya berjalan mendekati Alice dan Agam.
"Belum Tuan." jawab Agam.
"Apa sepuluh menit menggiling kopi?" protes Max.
"Tadi saya mengajari Nona Alice dulu cara mengunakan mesin kopi ini Tuan. Makanya agak lama." jawab Agam.
"Cih!! Alasan!!" decih Max.
"Cepat buatkan kopi untuk ku!! Aku sudah mengantuk gara-gara menunggu mu!" perintah Max memaksa.
Agam pun memberi arahan selanjutnya pada Alice.
Melihat Agam memberi arahan pada Alice, hati Max seketika menjadi panas. Seperti ada bara api di dalam hatinya.
"Sudah.. sudah sana kau!! Lanjutkan saja pekerjaan mu biar saya yang mengajari si gadis pargoy ini!!" perintah Max.
"Baik Tuan." tanpa perlawanan Agam pun pergi dari pantry meninggalkan Max dan Alice.
Entah apa jadinya pantry itu jika Tom and Jerry itu disana hanya berdua saja. Bisa jadi mereka berdua saling siram kopi panas di pantry.
💋 💋 💋
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 65 Episodes
Comments
Raisya Almira
Nah..mulai ada-ada rasa nih c bos...😏
2022-12-12
3
Aisya Sarah
heleh.. blg aja km cembokur max
2022-11-17
1
Mbak Rin
sabar max.... lum ad ikatan... ndak boleh cemburu😁😁😁
2022-11-16
2