Setelah menonaktifkan ponselnya, Max pun meletakkan ponsel itu di atas meja, lalu mengambil sebatang rokok dari bungkusnya, kemudian menyalakan sebatang rokok itu dengan pemantik api gas lalu menyesapnya.
Sambil menyesap sebatang rokoknya, mata Max juga melihat ke lantai dansa dimana Nico dan Ozcar telah bergabung dengan sekelompok anak muda yang di perkirakan umurnya masih dua puluh tahunan.
"Cih.. bisa pargoy juga duo gendeng itu!" Celetuk Max.
Tak lama Max senyam-senyum sendiri melihat tingkah dua sahabatnya itu.
"Kayaknya seru juga. Gabung akh." Gumam Max.
Max pun mematikan rokoknya, lalu mengambil ponselnya kemudian berdiri dari duduknya dan turun ke lantai bawah.
Lantai Dansa.
Max berjalan menghampiri Nico dan Ozcar.
"Kenapa turun?" Tanya Ozcar sambil pargoy.
"Bosen di atas sendiri. Mending gabung lah." Jawab Max.
"Katanya kampungan!" Balas Ozcar.
"Ya mau gimana lagi dari pada bosen diatas." Jawab Max.
"Ya udah pargoy lah!" Ucap Ozcar.
"Gak bisa, aku joget gini-gini aja." Jawab Max sambil berjoget tipis-tipis.
Saat sedang berjoget tiba-tiba ada seorang gadis yang berjoget di depannya. Nampaknya gadis itu tidak sadar kalau sedang berjoget di depan Max.
Melihat ada gadis yang mendekat ke arah Max, Ozcar menyenggol tangan Max, memberi kode pada Max untuk menyapa gadis itu. Ya siapa tahu saja gadis itu bisa diajak ke hotel.
Max melihat penampilan gadis itu dari belakang.
"Boleh juga. Body-nya bohay." Gumam Max dalam hati.
Max pun merapatkan tubuhnya ke gadis itu sambil berjoget tipis-tipis.
"Hai." Sapa Max.
Sontak gadis itu pun memutar kepalanya ke belakang.
"Hai Om." Balas gadis itu.
"Whaaaat??? Om??? Are you crazy!!!" Kaget Max karena gadis itu memanggilnya dengan sebutan Om.
Sedangkan Nico dan Ozcar langsung tertawa terbahak-bahak mendengar gadis itu memanggil Max dengan sebutan Om.
"Lalu aku harus panggil apa? Sepertinya umur Anda jauh lebih tua dari saya. Dan wajah Anda juga tak jauh beda dengan Om saya yang umurnya sudah empat puluh tahun!" Jawab gadis itu.
Max menganga mendengar kata-kata gadis itu.
Sedangkan Nico dan Ozcar kembali tertawa terbahak-bahak mendengar kata-kata gadis itu.
"Diam kalian! Tidak ada yang lucu!" Kesal Max.
Max pun pergi dari lantai dansa. Rasanya ia menyesal bergabung dengan sekelompok anak muda itu.
"Apa setua itu aku? Makanya dia memanggil ku Om!" Gerutu Max sambil berjalan menuju meja bar.
"Dan, apa tadi dia bilang? Umur ku empat puluh tahun?! Jelas-jelas masih tiga puluh lima tahun!" Max masih menggerutu.
Sesampainya di meja bar, Max langsung memesan tequila pada bartender.
Tak lama tequila pesanan Max pun datang. Sambil menyesap tequila, mata Max pun kembali tertuju pada gadis yang memanggilnya Om itu.
"Hei kau!" Max memanggil gadis yang melintas di depannya.
"Ya." Jawab gadis itu.
"Menurut mu, aku ini sudah umur berapa?" Tanya Max. Ia masih tidak terima wajahnya di bilang umur empat puluh tahun.
"Ummm.. sekitar tiga puluh sampai tiga puluh tiga-an." Jawab gadis itu.
Max tersenyum senang mendengar jawaban gadis itu.
"Benarkah?" Tanya Max sekali lagi sambil senyum-senyum.
Gadis itu menganggukkan kepalanya.
"Ya sudah sana pergi!" Usir Max.
"Cih! Dasar pria aneh!" Decih gadis itu lalu berlalu dari hadapan Max.
Max pun kembali melihat gadis yang memanggilnya Om itu di lantai dansa.
"Dasar mata mu saja yang rabun!" Gerutu Max.
Tak lama Max melihat gadis itu keluar dari lantai dansa dan berjalan menuju toilet.
Senyum licik pun mengembang di pipi Max.
Max pun meletakkan tequila-nya lalu berdiri dari tempat duduknya dan menyusul gadis itu ke toilet.
"Dia harus meralat kata-katanya!" Gumam Max.
💋 💋 💋
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 65 Episodes
Comments
Raisya Almira
Emang suka bener nih anak gadis ngomong nya..😅
2022-12-12
4
Ass Yfa
udah tua juga dipanggil om...marah...dasar abg Max
2022-11-29
0
Senja Zuraida ( 에나와 )
jangan panggil om,,, panggil paman aja 🤣🤣🤭
2022-11-20
0