"Apa kamu sedang berusaha mengejekku?" kesal Shara. Kedua tangannya terkepal sempurna. Tatapannya tajam menjurus ke arah Amanda.
"Aku tidak sedang mengejekmu. Kenapa aku harus melakukannya terhadap orang yang sedang sakit? Lagi pula aku hanya berusaha menghiburmu."
"Aku tidak butuh hiburan atau simpati darimu! Lebih baik kamu segera pergi dari hadapanku!"
Tak dapat lagi membendung amarah, Shara meraih bantal dan melemparkan ke arah Amanda. Wanita itu telah berhasil membuat Shara kehabisan kesabaran. Bahkan jarum infus yang menancap di pergelangan tangan kanan Shara harus terlepas karenanya.
Keadaan Shara yang terlihat sangat putus asa itu benar-benar seperti sebuah hiburan tersendiri bagi Amanda. Terlebih, kini wanita itu tampak sangat frustrasi.
"Baiklah, aku rasa kamu butuh istirahat yang banyak. Aku akan pergi dulu." Amanda menyematkan tali tas ke bahu, masih dengan ekspresi pura-pura sedih. "Aku ikut menyesal atas kecelakaan yang terjadi kepadamu. Kalau boleh saran, lain kali kalau mau berkendara periksa baik-baik keadaan mobilmu. Jangan sampai ada orang jahat yang ingin mencelakaimu dengan merusak rem mobil."
Setelah menyelesaikan kalimatnya, Amanda bergegas meninggalkan ruangan itu. Dalam hati menertawakan Shara yang masih dalam keadaan marah besar.
Ketika menuju parkiran, terdengar suara deringan ponsel. Amanda merogoh tas dan mengeluarkan benda pipih berbentuk persegi panjang itu. Ada nama Zack yang tertera pada layar. Cepat-cepat Amanda menggeser simbol hijau agar segera terhubung.
"Iya Zack, ada apa?" tanya Amanda.
"Kamu di mana sekarang?" Suara Zack terdengar penuh semangat.
"Aku masih di rumah sakit. Aku baru saja menemui saudara tirinya Emely untuk mengucapkan selamat atas kecelakaan yang terjadi kepadanya."
Ucapan frontal Amanda berhasil membuat Zack tertawa. Ini lah yang paling ia sukai dari sosok Amanda. Pemberani, tidak cengeng dan lugas.
"Apa kamu bisa ke klinik sekarang juga?"
Dahi Amanda berkerut tipis mendengar permintaan Zack. Bukankah tadi pagi ia baru saja mengunjungi Emely di klinik?
"Memangnya ada apa, Zack? Apa terjadi sesuatu terhadap adikku?" Suara Amanda sudah terdengar khawatir.
"Emely sudah sadar!"
Amanda terpaku di tempat. Tanpa sadar, bola matanya melelehkan air mata. Ia hampir tak percaya dengan apa yang didengarnya barusan. Karena pagi tadi, Emely belum menunjukkan tanda akan tersadar sedikit pun.
"Emely sudah sadar? Kamu serius, Zack?"
"Apa aku bisa bercanda untuk hal seperti ini? Cepatlah ke mari!"
"Iya, baiklah."
Amanda mengusap sisa cairan bening yang mengalir di pipi. Tanpa menunggu lagi, ia mempercepat langkah kakinya menuju mobil.
Butuh waktu 30 menit bagi Amanda untuk tiba di klinik Zack. Seperti biasa, sebelum masuk wanita itu menoleh ke kanan dan kiri demi memastikan tidak ada orang yang mengikutinya.
Amanda merasakan kakinya gemetar saat melangkah menuju kamar khusus yang selama ini ditempati Emely. Ia agak ragu untuk menemui saudara kembarnya itu. Berbagai pikiran negatif sempat memenuhi pikirannya.
Bagaimana jika nanti Emely tidak menerimanya sebagai saudara? Apalagi Emely tidak tahu bahwa dirinya memiliki saudara kembar.
"Hey, Amanda. Kenapa diam saja di situ?" Amanda tersentak saat mendengar panggilan Zack. Ia mengusap ujung matanya yang basah dan menyembunyikan dari Zack.
"Tidak apa-apa, Zack. Aku hanya ragu untuk menemui Emely. Aku takut dia akan menolakku."
Zack tertawa mendengar jawaban Amanda yang terkesan polos itu. Ini adalah pertama kalinya ia melihat sisi lemah dari Seorang Amanda.
"Menurutmu siapa yang tidak mau punya saudara? Apalagi kalau saudaranya setangguh dirimu," bujuk Zack. "Aku sudah menceritakan beberapa hal tadi karena dia terus bertanya, termasuk tentang kecelakaan itu."
"Lalu bagaimana reaksinya?"
"Awalnya dia sangat kebingungan. Tapi aku berhasil menenangkannya."
Amanda bernapas lega. "Terima kasih, Zack."
"Ayo, temui dia. Aku akan menemanimu."
Amanda mengangguk. Perlahan wanita itu memberanikan diri menuju kamar Emely. Begitu pintu terbuka, air matanya kembali berderai melihat adik kembarnya sedang terbaring di ranjang. Emely tampak masih lemah dengan wajah pucat. Selain itu, tatapannya terlihat sayu. Ingin sekali Amanda memeluknya.
"Emely, ini Amanda. Orang yang tadi aku ceritakan kepadamu." Zack membuka suara.
Tatapan Emely meneliti Amanda dari ujung kaki ke ujung kepala. Ia dapat melihat dirinya dalam diri Amanda dalam tampilan yang sangat berbeda. Jauh lebih cantik, tidak seperti dirinya yang buruk rupa.
"Dokter ini bilang kamu adalah saudaraku. Apa itu benar?" lirih Emely. Suaranya terdengar masih sangat lemah, sehingga Amanda harus mendekatkan telinga untuk mendengar ucapannya agar terdengar jelas.
"Itu benar," jawab Amanda sedikit ragu.
"Dia juga memberitahu bahwa kamu yang sudah menyelamatkanku dari kecelakaan itu."
Amanda mengangguk sebagai jawaban. Lidahnya terasa kaku untuk mengucapkan satu kata pun.
Yang ia lakukan hanya memeluk Emely seerat-eratnya dalam tangis.
...**** ...
Halo man teman. Berhubung Novel ini lumayan berat karena konflik melulu, tolong kasih tau kalau Typo nama ya. aku sering kebalik antara Zack, Glen, Emely dan Shara.
terima kasih 🥰🥰
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 48 Episodes
Comments
༄༅⃟𝐐Shanum🎀
untuk pertama kalinya mereka bertatap muka 😭😭 tdk seperti biasanya sebelum Emely kecelakaan, hny Manda yg tau dirinya punya saudara kembar & sering memantaunya dari jauh 😭😭
2023-09-23
1
༄༅⃟𝐐Shanum🎀
Alhamdulillah akhirnya kamu sadar juga Emely 🥺🥺
2023-09-23
0
sedayu
visual donk thor
2023-07-24
0