Memiliki wajah yang buruk dan jelek sama sekali tidak pernah ada dalam daftar rencana kehidupan Shara. Selama ini dia adalah seorang wanita cantik dan anggun yang nyaris sempurna. Banyak laki-laki bertekuk lutut di hadapannya. Bahkan Glen pun dibuat tergila-gila. Tetapi, semua kesempurnaan itu sekarang terancam tinggal kenangan, karena kecelakaan mobil yang dialaminya.
Sepanjang hari ini dihabiskan Shara dengan menangisi wajahnya. Setiap kali menyentuh perban yang membalut wajahnya, ia akan menangis terisak-isak. Baik Glen maupun Liana tidak tahu harus bagaimana lagi dalam membujuknya.
"Glen, kalau wajahku jadi cacat, apa kamu akan meninggalkanku?" tanya Shara yang kini sedang duduk bersandar di ranjang pasien.
Selama beberapa saat Glen terdiam. Jika boleh jujur ia tak berani menjanjikan apapun kepada Shara. Apa lagi setelah tadi melihat dokter mengganti perban luka Shara. Ia sendiri merasa luka di wajah Shara itu sangat mengerikan.
"Tenang saja, Shara. Aku tidak akan meninggalkanmu," ucap laki-laki itu. Meskipun ragu, setidaknya hanya itu yang dapat ia katakan. Sebab, salah menjawab sedikit saja kekasihnya itu akan terisak lagi.
"Terima kasih, Glen. Aku sangat takut kamu akan meninggalkanku dan memilih Emely. Apa lagi sekarang dia sudah berubah menjadi sangat cantik."
Mendadak ingatan Glen mengarah kepada Emely. Diakui olehnya, penampilan Emely sekarang memang sangat menggoda. Glen agak menyesal mengapa tidak dapat melihat kecantikan yang tersembunyi di balik wajah buruk rupa Emely.
"Kenapa kamu diam saja, Glen?" Shara mendongak demi menatap wajah lelaki itu. "Apa kamu sedang memikirkan Emely?"
Glen gelagapan. "Tentu saja tidak. Aku hanya sedang memikirkan kamu. Aku ... tidak pernah tertarik dengan Emely sejak dulu," ucapnya berbohong.
"Benarkah?"
"Apa kamu meragukanku?" balas Glen. kali ini terlihat raut tak suka dalam tatapannya.
"Aku bukan meragukanmu. Aku hanya takut Emely merayumu dan kamu tertarik dengannya. Sekarang wajahku sudah tidak secantik dulu lagi dan luka ini akan meninggalkan bekas untuk selama-lamanya."
Glen menghela napas panjang. Setelah mendengar ucapan Shara ia malah semakin ragu. Tidak mungkin ia mau menghabiskan seluruh hidupnya dengan wanita yang wajahnya cacat seperti Shara.
"Siapa juga yang mau punya pasangan buruk rupa? Kalau tahu begini sejak awal aku dengan Emely saja," gerutu laki-laki itu dalam hati.
Tanpa disadari oleh keduanya, sejak tadi Amanda mendengarkan pembicaraan mereka dari balik pintu yang terbuka setengah. Amanda tersenyum penuh kepuasan karena berhasil melukai Shara bahkan tanpa menyentuhnya.
"Sekarang kamu akan merasakan bagaimana rasanya berada di posisi Emely. Dianggap kuman dan virus berbahaya hanya karena memiliki wajah yang tidak menarik. Aku akan memastikan penderitaanmu lebih berat dibanding Emely."
Setelahnya, Amanda mengetuk pintu berulang-ulang. Glen tampak membuka pintu. Laki-laki itu menunjukkan ekspresi sangat terkejut melihat Amanda di sana.
"Glen? Sedang apa kamu di sini?" tanya Amanda pura-pura terkejut.
Glen tersenyum getir. Ia sama sekali belum menyiapkan alasan apa yang akan diberikan kepada Amanda perihal keberadaannya di rumah sakit.
"Aku ... aku mendapat kabar dari Ibu bahwa Shara mengalami kecelakaan, karena itu lah aku kesini untuk melihatnya," jawabnya sedikit gugup. "Kamu sendiri dapat kabar dari mana?"
"Dari para pelayan di rumah," jawabnya. "Oh ya, bagaimana keadaan Shara?"
"Dia mengalami luka cukup serius di wajahnya. Kondisi Shara cukup memprihatinkan, makanya aku cepat-cepat ke sini."
"Oh ... Kamu memang saudara ipar yang sangat perhatian, Glen." Amanda lantas melirik Shara dengan memasang wajah paling sedih. "Ya ampun, Shara, apa yang terjadi dengan wajahmu?"
Kedua tangan Shara terkepal. Amarah di hatinya semakin menggunung. Karena Amanda lah ia sampai mengalami nasib buruk ini.
"Tidak usah pura-pura prihatin! Aku tahu kamu senang karena sekarang wajahku jadi cacat, kan?" pekik wanita itu.
"Apa maksudmu? Aku sama sekali tidak berharap kamu akan kecelakaan."
"Aku seperti ini karenamu! Kamu memakai mobilku tanpa izin sampai aku mengalami kecelakaan karena menyusulmu."
Mendengar itu, Amanda hanya berdecak. "Ternyata semua ini terjadi karena kamu tidak ingin aku memakai mobilmu? Ah, maafkan aku, Shara. Aku benar-benar tidak tahu. Aku merasa parno setiap kali menggunakan mobilku sendiri, makanya aku meminjam mobilmu. Aku takut rem-nya tidak berfungsi seperti saat aku mengalami kecelakaan."
Ucapan panjang lebar Amanda berhasil membungkam Shara. Dia jadi sangat menyesal sudah memerintahkan orang untuk merusak rem mobil Emely kemarin. Sehingga sekarang dirinya lah yang harus menelan akibatnya.
"Aku turut prihatin dengan kondisimu sekarang. Aku tahu rasanya menjadi wanita buruk rupa itu sangat menyedihkan, karena aku pernah mengalaminya. Bahkan saat itu aku menjadi bahan hinaan oleh orang-orang di sekitarku."
Lagi, ucapan Amanda yang menekan kata 'buruk rupa' membuat hati Shara seperti disayat-sayat. Tak terasa cairan bening kembali meleleh di pipi.
Membayangkan akan hidup dalam hinaan seperti Emely dulu.
...****...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 48 Episodes
Comments
mardiana sari
karma dibayar lunas shara...
2024-11-18
0
Laurensia Listianawati
makanya jadi orang jangadendam Shara
2024-10-18
1
Author Cvaa
kan makanya , batu lempar batu kena sendiri
2023-10-24
1