Shara membuka mata secara perlahan. Ia menggeliat pelan akibat rasa pegal yang terasa di seluruh bagian tubuhnya. Dalam keadaan setengah sadar, pandangannya meneliti ruangan gelap itu.
"Aaaa!"
Jeritan histeris memenuhi seisi gudang ketika Shara baru menyadari sedang berada di mana sekarang. Tubuhnya langsung gemetar. Dia baru ingat bahwa semalam terkurung di gudang kotor dan penuh serangga itu.
Shara langsung beranjak dengan terburu-buru begitu melihat bias cahaya dari pintu yang terbuka sedikit. Wanita itu melangkah dengan terseok-seok menuju lantai atas. Begitu melewati ruang keluarga, dia melihat ibunya sedang berbicara dengan seorang pelayan.
"Shara? Dari mana saja kamu semalam? Ibu sampai mencarimu ke mana-mana?" tanya Ibu Liana terkejut. Wanita itu memandangi tubuh putrinya dari ujung kaki ke uung kepala. Shara tampak sangat berantakan. Rambutnya acak-acakan dan pakaiannya penuh dengan debu.
"Semalam aku terkurung di gudang bawah tanah, Bu!" jawab Shara hampir menangis.
"Apa yang terjadi? Bagaimana kamu bisa terkurung?"
Shara langsung teringat kejadian semalam, saat dirinya membuntuti Emely yang mengendap-endap ke ruang bawah tanah. Bermaksud mengurung Emely di gudang, malah dirinya yang terkurung.
"Ini semua pasti ulah Emely! Semalam aku melihat dia mau pergi ke gudang bawah tanah. Aku mengikutinya, tapi saat sampai di bawah, lampunya padam dan seseorang menyeretku ke gudang. Aku yakin Emely yang mengurungku di sana semalaman," jelas Shara panjang lebar, dengan kemarahan yang meluap-luap.
Ibu Liana tampak bingung sekaligus penasaran. Sedikit tak percaya mendengar ucapan Shara. Sebab setahunya, Emely sangat takut pergi ke gudang bawah tanah. Ibu Liana bahkan sempat mengira putrinya sedang berhalusinasi dan ketiduran di gudang.
"Apa kamu yakin Emely yang melakukannya?" tanyanya seakan ragu. "Bukankah Emely memiliki trauma dengan gudang bawah tanah? Dia tidak mungkin pergi sendirian ke sana, kan?"
"Tapi kenyataannya semalam dia mengendap-endap pergi ke sana!" Shara mengibaskan tangan pada pakaiannya yang lusuh dan kotor. " Aku harus membuat perhitungan dengannya. Dimana si buruk rupa itu, Bu?"
"Sepertinya dia masih di kamarnya."
Baru saja Shara akan melangkah, sudah terlihat wanita yang dicarinya melangkah dengan santai menuruni tangga. Kedua tangan Shara terkepal kuat. Tatapannya tajam menghujam. Ia sudah menyiapkan kuku-kukunya yang tajam dan terawat untuk menjambak saudara tirinya yang buruk rupa itu.
"Selamat pagi semua," ucap Amanda pura-pura polos, kemudian melirik Shara dengan teliti. "Ada apa denganmu? Kenapa pagi ini kamu terlihat sangat kacau?"
Amarah Shara terasa semakin menembus ke ubun-ubun mendengar ucapan Emely. "Tidak usah pura-pura! Kamu yang melakukan semua ini, kan?"
Dahi mulus Amanda berkerut tipis. "Aku melakukan apa?"
"Kamu mengurungku di gudang semalam, kan!" tuduh Shara dengan suara lantang.
Amanda terkekeh sambil menggelengkan kepalanya. "Apa kamu kurang tidur sampai berhalusinasi? Semalam aku tidak keluar kamar sama sekali."
"Dan kamu pikir aku akan percaya?" Tangan kanan Shara terangkat ke udara, hendak ia layangkan ke pipi Amanda.
Namun, sungguh di luar dugaan, Amanda menangkap tangan Shara dan mencengkeramnya kuat-kuat. Membuat Shara meringis kesakitan, sebab tulang pergelangan tangannya seakan mau retak di tangan Amanda.
"Sakit! Lepaskan!" teriak Shara. Akan tetapi, Amanda tak peduli, malah kini memelintir tangan Shara hingga raungan wanita itu menggema. "Ah, sakit sekali, Bu. Tolong aku!"
"Apa yang kamu lakukan, wanita culun? Lepaskan putriku!" pekik Ibu Liana. Menarik sebelah lengan Shara.
"Jangan pikir kalian bisa memperlakukanku seperti dulu! Dengar baik-baik, Emely yang sekarang ada di hadapan kalian bukan Emely yang dulu!"
Amanda mendorong Shara hingga hampir terhuyung ke lantai. Wanita itu masih meringis sambil mengusap pergelangan tangannya yang terasa ngilu.
Baik Ibu Liana maupun Shara masih tak percaya bahwa si cengeng dan penakut Emely sekarang berani melawan. Sebab selama ini, ia hanya dapat menangis jika Shara atau ibunya berbuat jahat kepadanya.
"Ada apa ini ribut-ribut?" Suara Glen terdengar menyapa. Ketiganya menoleh ke sumber suara.
Shara yang masih dikuasai kemarahan itu berniat mengadukan perbuatan Emely kepadanya. Tentu saja, sebagai kekasih, Glen pasti akan membelanya, kan? "Glen, kamu harus berbuat sesuatu kepada istrimu yang kurang ajar ini! Semalam dia telah mengurungku di gudang."
Glen menatap Shara dari ujung kaki ke ujung kepala. Kekasih gelapnya itu tampak sangat kacau dengan debu yang memenuhi seluruh tubuhnya. "Kamu terkurung di gudang semalam?"
"Iya! Dan itu semua perbuatan Emely!" Shara menunjuk ke arah Amanda dengan begitu murka.
Tatapan Glen lantas berpindah kepada Amanda yang kini menerbitkan wajah sedih terbaiknya. "Glen, aku tidak tahu ada apa dengan Shara. Dia tiba-tiba menuduhku sembarangan. Padahal kamu tahu sendiri semalam aku tidak keluar kamar, kan?"
Shara tersentak. Pikirannya langsung melayang. Rasa cemburu merasuk ke dalam hati. Dia menyangka Glen dan Emely baru saja menghabiskan malam bersama.
"Emely benar, Shara. Semalam dia memang tidak keluar kamar. Mungkin kamu sedang berhalusinasi."
Shara merasakan tubuhnya bagai dilahap api. Bukan membela dirinya, Glen malah membela Emely.
"Apa Glen membela Emely karena dia jadi cantik sekarang?"
...****...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 48 Episodes
Comments
Ta..h
ya iya lah kamu tau kan shara glen dulu jijik sama emely skrng nafsu mendadak 🤦🤩🤩.
2024-12-26
0
Dewa Rana
bagus ceritanya Thor, beda dari yg lain 👍👍
2024-11-27
0
Laurensia Listianawati
kacian deh Shara g dibelain sama selingkuhannya
2024-10-18
0