"Awh lepaskan, Amanda! Aku bisa botak karena dijambak olehmu!" pekik Zack sambil berusaha melepas tangan Amanda yang menarik rambutnya.
"Pertanyaanmu itu terlalu menyebalkan!" kesal Amanda. Ia baru melepas tangan setelah Zack memohon ampun. "Kamu pikir aku mau tidur dengan buaya sinting sepertinya?"
"Maaf, bukan begitu maksudku. Aku hanya mengkhawatirkanmu saja. Kamu terlalu berharga untuk laki-laki tidak berguna seperti dia."
"Berdekatan dengan dia saja membuatku muak."
Hati Zack bergemuruh mendengar jawaban Amanda. Beban yang tadi terasa menghimpit dadanya perlahan menghilang. Juga dengan kadar cemburu yang seperti akan membuatnya gila.
"Baguslah kalau begitu. Kamu pantas mendapatkan laki-laki yang lebih baik."
"Hufft aku lebih baik menyendiri seumur hidup daripada harus bersama laki-laki tidak bermoral sepertinya. Kasihan Emely sampai mendapatkan suami seperti dia."
Ingatan Amanda langsung mengarah pada hari di mana ia memergoki Glen bersama Shara di kantor. Jika mengingat hal itu, rasanya ia benar-benar ingin menenggelamkan Glen ke Samudera Atlantik. Biar saja ia bergabung dengan kapal Titanic yang karam seratus tahun lalu.
"Jadi apa rencanamu selanjutnya?" tanya Zack.
"Untuk saat ini belum ada. Akan kuputuskan setelah melihat hasil eksperimen Shara yang gagal tadi."
*
*
*
Ibu Liana berlari-lari dengan cepat melewati lorong rumah sakit. Wanita itu baru saja mendapat kabar tentang putrinya yang dilarikan ke rumah sakit setelah mengalami kecelakaan.
Begitu tiba di pintu sebuah ruangan, dia bergegas masuk. Shara tampak terbaring di ranjang pasien dalam keadaan tak sadarkan diri dengan beberapa peralatan medis yang melekat di tubuhnya.
"Ya Tuhan, putriku ... apa yang terjadi kepadanya? Kenapa dia bisa mengalami semua ini?" Wanita itu terisak-isak di sisi tempat tidur.
Melelehkan air mata, Ibu Liana tak sanggup melihat keadaan Shara yang cukup menyedihkan. Wajahnya sangat pucat, di tubuhnya terdapat banyak lecet, dan ada perban luka di pipi sebelah kanan. Selain itu, di pakaiannya ada bercak darah yang sudah mengering.
Tak lama berselang, Glen juga tiba di sana. Tadi dalam perjalanan ke rumah sakit, Ibu Liana sempat menghubunginya dan meminta Glen untuk menyusul.
Setelah beberapa saat, keduanya menemui tim dokter yang menangani Shara untuk membicarakan langkah pengobatan selanjutnya. Dokter menjelaskan bahwa secara keseluruhan, kondisi Shara cukup stabil. Namun, ada goresan kaca tajam pada wajahnya yang cukup serius sehingga harus mendapat banyak jahitan.
Ibu Liana semakin tak dapat membendung air matanya. Ia bahkan tak berani membayangkan akan seperti apa reaksi Shara jika mengetahui luka pada wajahnya cukup serius, dan tentunya akan meninggalkan bekas.
Sekarang keduanya sedang berada di luar ruangan yang ditempati Shara setelah mendapat penjelasan dari tim dokter.
"Semua ini karena Emely si kuman kotor itu! Dia sudah membawa pergi mobil Shara dan membuat Shara mengejarnya," ucap Ibu Liana sangat marah.
"Emely membawa mobil Shara?" tanya Glen sedikit heran.
"Iya, Glen. Dia memaksa Manuel untuk menyerahkan kunci mobil Shara dan pergi begitu saja. Shara mengejarnya dan tanpa sadar menggunakan mobil Emely yang remnya tidak berfungsi."
Glen mengangguk paham. Meskipun sedikit terkejut setelah melihat perubahan dalam diri Emely. Tidak hanya wajah dan penampilan, Emely juga berubah dari yang semula penakut menjadi sangat pemberani, bahkan terkesan bar-bar. Glen masih ingat beberapa waktu lalu saat mencoba tidur di kamar Emely dan harus menjadi korban tendangan wanita itu.
"Kita harus segera menyingkirkan Emely, Glen. Aku merasa sekarang dia menjadi sangat berbahaya."
"Tenanglah, Bu. Kita tidak bisa gegabah seperti waktu itu. Biar aku memikirkan cara untuk menyingkirkan Emely."
"Aaa!" Suara teriakan histeris yang berasal dari dalam ruangan membuat Glen dan Ibu Liana terkejut. Keduanya pun segera masuk ke dalam ruangan untuk melihat apa yang terjadi kepada Shara.
"Shara, kamu sudah sadar, Sayang?" ucap wanita itu saat melihat Shara sudah terbangun dan tampak histeris mengusap perban di wajahnya.
"Apa yang terjadi pada wajahku, Ibu? Kenapa ada perbannya?" lirih Shara. Dia masih merasakan nyeri di beberapa bagian tubuhnya, termasuk di bagian wajah.
Baik Ibu Liana maupun Glen terdiam. Entah jawaban apa yang akan mereka berikan kepada Shara. Apalagi kini Shara tampak sangat panik dan syok.
"Tenanglah, Sayang. Wajahmu terluka karena terkena kaca pecahan mobil. Tapi semua pasti akan baik-baik saja." Ia memeluk putrinya dan berusaha memberi ketenangan. Begitu pun dengan Glen yang sedang berusaha menenangkan kekasihnya.
Bukannya menjadi lebih tenang, Shara malah tampak semakin gelisah memikirkan apakah sekarang dirinya yang akan menjadi buruk rupa menggantikan Emely.
"Aku tidak mau seperti ini, Bu! Apa wajahku akan cacat dan jelek karena bekas luka ini?"
...****...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 48 Episodes
Comments
Laurensia Listianawati
itu Karmamu Shara
2024-10-18
0
Author Cvaa
mampus lu sharanjing
2023-10-24
0
༄༅⃟𝐐Shanum🎀
anggap aja itu karmamu Shara krn sering ngatain Emely si buruk rupa 🏃♀️🏃♀️
2023-09-21
0