Baik Glen maupun Shara begitu terpaku memandangi Emely. Keduanya bahkan tidak sanggup mengeluarkan sepatah kata pun. Terlebih Glen yang sekarang sudah beberapa kali menelan saliva.
"Apa kamu benar-benar Emely?" tanya Glen masih tak percaya.
"Apa aku terlihat terlalu berbeda? Aku hanya merubah sedikit penampilanku," jawab wanita itu dengan penuh percaya diri.
Shara merasakan udara sekitar seperti berkurang seakan tak cukup baginya untuk bernapas. Apalagi setelah melihat Glen begitu terpana akan kecantikan Emely.
Glen baru tersadar saat merasakan tendangan dari sepatu shara di bawah meja. Pelototan wanita itu seperti sebuah peringatan baginya. Glen lantas kembali menatap Emely.
"Iya, kamu sangat berbeda. Aku bahkan sempat tidak mengenalimu." Laki-laki itu segera menggeser kursi dan mempersilahkan Emely untuk duduk. "Ayo, duduklah. Kita makan malam bersama."
Amanda melukis senyum di sudut bibirnya. Melalui tatapan Glen, ia dapat menebak bahwa Glen begitu terpesona kepada dirinya. Sekarang ia harus bermain cantik untuk membuat Glen bertekuk lutut dan melancarkan rencana balas dendamnya.
"Di mana ibu? Aku tidak melihatnya di sini?" tanya Amanda.
"Ibu sedang tidak enak badan. Dia akan makan malam di kamar." Shara menjawab cepat.
Emely mengangguk saja. Makan malam pun berlangsung dengan kecemburuan Shara, karena Glen seperti terhipnotis oleh pesona Emely.
"Oh ya Emely, ada apa denganmu? Kenapa tiba-tiba mau merubah penampilan seperti ini. Biasanya kamu tidak peduli dengan penampilanmu sendiri?" tanya Shara, nadanya terdengar sangat meremehkan.
"Memangnya kenapa kalau aku melakukan sedikit perubahan terhadap diriku? Apa kamu takut kalau aku akan lebih cantik darimu?"
Kepercayaan diri Shara luntur seketika. Tanpa dapat dikendalikan, ia membandingkan dirinya dengan Emely. Dan tatapan Glen seolah menegaskan bahwa Emely jauh lebih memesona dibanding dirinya.
"Tentu saja tidak. Aku tidak perlu melakukan perubahan banyak untuk bisa tampil cantik," balas Shara. Masih mempertahankan sikap sombong.
"Kamu benar. Dari segi fisik kamu memang sangat cantik." Amanda tersenyum sinis. "Tapi sayang tidak punya harga diri," gumamnya sangat pelan. Tetapi, Shara dapat mendengar dengan baik ucapan saudara tirinya itu.
"Apa maksudmu?"
"Apa? Aku tidak bilang apa-apa?" sahut Amanda, dengan sikap sangat tenang.
"Sudahlah, Shara? Kenapa kamu harus berteriak?" Glen menyela setelah melihat ekspresi marah dari kekasihnya.
Membuat Shara semakin terbakar rasanya, sebab Glen seperti sedang membela Emely.
"Aku marah karena dia bilang aku tidak punya harga diri!" pekik Shara.
"Mungkin Emely tidak bermaksud seperti itu. Iya kan, Emely?"
Bukannya reda, ucapan Glen malah membuat Shara semakin kesal. Wanita itu bangkit meninggalkan kursi dan tergesa-gesa kembali ke kamarnya. Sementara Amanda tetap melanjutkan makan, seolah tidak terjadi apa-apa.
*
*
*
Amanda baru saja keluar dari kamar mandi dengan piyama berenda yang membuatnya terlihat lebih manis. Tanpa disadari olehnya, ternyata Glen sudah duduk di sofa. Entah sejak kapan. Yang pasti, lelaki itu sedang menatapnya tanpa berkedip.
Piyama berbahan sutera itu membuat Amanda terlihat lebih menggoda. Apa lagi bentuk tubuhnya yang baru disadari Glen sangat sempurna. Belum lagi parasnya yang cantik seperti gadis remaja. Ah, Glen benar-benar sudah tidak tahan. Ia agak menyesal mengapa tidak menyadari kecantikan istrinya itu sejak awal.
"Sedang apa kamu di sini?" tanya Amanda, berpura-pura terkejut.
Bukannya menjawab, Glen langsung mendekati Amanda dan memeluknya. Aroma wangi dari tubuh wanita itu terasa memanjakan indera penciumannya. Amanda pun bereaksi cepat dengan menghindar.
"Memangnya kenapa kalau aku ke sini? Ini kan kamar kita. Lagi pula sejak menikah, kita belum pernah melewati malam bersama dan aku pikir malam ini waktu yang tepat," bisik Glen, sengaja menggoda.
"Kamu maniak juga, ya? Setelah tadi melahap shara di kantor, sekarang kamu menginginkan Emely? Baiklah, ayo kita bermain," ucap Amanda dalam hati.
Amanda melepas tangan Glen yang lagi-lagi melingkar di pinggang rampingnya. "Maafkan aku, Glen. Tapi kamu tahu kalau aku belum pulih setelah kecelakaan itu, kan?"
Glen memperhatikan wanita itu dari ujung kaki ke ujung kepala. Memang, di tubuhnya masih ada beberapa bekas luka. Tetapi, Glen yang seolah sedang kehilangan akal akibat pesona Emely itu tak peduli apapun.
"Aku janji akan melakukannya pelan-pelan, Sayang." Ia menggiring Amanda ke arah pembaringan.
Amanda menyeringai licik. Dirinya masih dikuasai kemarahan setelah mendapati perbuatan tak senonoh antara Glen dan Shara di kantor tadi siang. Kesal, ia refleks menggerakkan lututnya ke bagian paling mematikan di tubuh Glen.
Detik itu juga, erangan kesakitan Glen memenuhi seisi kamar. Laki-laki itu meraung sambil mengapit benda kesayangan miliknya dengan kedua paha. Amanda pasti sudah meledakkan tawa jika tidak ingat sedang berpura-pura.
"Oh ya ampun, maafkan aku, Glen! Aku benar-benar tidak sengaja. Apa Jackie-mu baik-baik saja?"
...****...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 48 Episodes
Comments
Raufaya Raisa Putri
aduh...jgn Ampe MP y sm penjahat melamin
2024-12-15
0
Laurensia Listianawati
Bagus Amanda...biar si Glenn g.bisa celap celup
2024-10-18
0
༄༅⃟𝐐Shanum🎀
aku bahagia melihatmu menderita Glen 🤣🤣🤣🤣
2023-09-21
1