Perkawinan Sedarah Suamiku
Angelica Percaya dan yakin kalau Steven pasti akan setia, tidak menghianati cinta yang telah mereka jalin selama 3 tahun lamanya. Walaupun pacaran jarak jauh, entah mengapa Angelica begitu yakin bahwa Steven tidak akan mengkhianati nya.
Menurut Angelica Steven orangnya jujur dan terbuka.
Awal mula pertemuan Steven dan Angelica.
...****************...
Angelica ingat ketika pertama kali berjumpa dengan Steven. Mereka dipertemukan karena kecelakaan. Saat itu Angelica hendak pergi ke warung untuk membeli sesuatu dengan naik sepeda.
Angelica menggunakan sepeda, karena jarak rumah ke warung memang tidak begitu jauh, dan suasana sore saat itu cukup cerah, tidak terlalu panas, angin bertiup lumayan sejuk.
"Sangat menyenangkan bersepeda keliling lapangan", pikir Angelica dalam hati. Diantara rumah Angelica dan warung terdapat sebuah lapangan. Lapangan tempat bermain bola anak anak atau sekedar Lomba sepak bola kampung, lapangan itu bisa dikategorikan cukup luas.
Saat itu di lapangan sedang tidak ada perlombaan sepak bola, tetapi anak anak yang bermain disana cukup ramai, ada yang berkejar kejaran, ada juga yang lari lari sore, ada juga ayah yang membawa dan menemani anaknya untuk belajar naik sepeda, bermacam macam kegiatan dilakukan di lapangan, termasuk Angelica, bersepeda dilapangan dengan mengitari lapangan untuk membakar sedikit lemak yang ada dalam tubuhnya.
Seeeet, tiba tiba Angelica mengerem dengan kencang dan membuat Angelica terjatuh ke tanah, "Aduh", rintih Angelica.
"Maaf mbak, maaf ya mbak", ucap seorang laki laki sambil menarik tangan Angelica bermaksud membantu Angelica berdiri.
Sebenarnya Angelica yang salah, Pandangannya tertuju pada sosok anak yang sedang asik bermain sepeda dengan ayahnya, tanpa sengaja Angelica menabrak seorang laki laki, akhirnya kecepatan Angelica tidak terkendali sehingga membuatnya terjatuh ke tanah.
Angelica memandangi laki laki tersebut, "lumayan ganteng", gumamnya dalam hati. Angelica buru buru minta maaf setelah dibantu mengangkat sepeda yang telah menimpa tubuh Angelica dan laki laki itu juga membantu Angelica berdiri.
"Maaf ya, sebenarnya saya yang salah, tidak memperhatikan jalan, malah pandangan kemana-mana", ucap Angelica sambil membersihkan pasir yang ada pada siku tangannya.
"Tidak apa apa, lagian disini juga tidak ada jalur lintas untuk pelari dan pengendara sepeda, jadi ya insiden kecelakaan bisa terjadi, yah seperti ini misalnya", ucap lelaki itu ramah.
"Oh iya, nama saya Angelica, nama kamu Siapa?", tanya Angelica mengulurkan tangannya.
"Namaku Steven", sambil menjabat tangan Angelica.
"Kita ngobrol di cafe itu yuk, aku yang traktir, itung-itung caraku minta maaf kepada mu", ajak Angelica menunjuk cafe yang ada dipinggir lapangan sambil mendorong sepedanya ke arah cafe
"Baiklah kata Steven", Steven menuruti dan mengikuti Angelica berjalan beriringan menuju cafe.
"Sepertinya kamu orang sini ya", tanya Steven sok tahu.
"Mengapa kamu bisa menebak seperti itu", tanya Angelica.
"Iya, Mungkin saja kamu hanya melintas tetapi tahu suasana tidak terlalu panas, dan enak sekedar berkeliling lapangan makanya kamu datang, tidak mungkin yang kampung nya jauh datang kesini hanya sekedar keliling lapangan. Pastilah orang yang sudah sering melalui dan melewati lapangan ini, yang ada di lapangan ini, siapa lagi kalau bukan penduduk setempat", ucap Steven menjelaskan panjang lebar.
"Berarti kamu orang sini juga dong", tanya Angelica balik menerapkan prinsip yang baru saja dijelaskan Steven.
Steven tersenyum, atas perkataan Angelica. Sesaat Angelica menikmati senyum yang baru saja ditebar Steven, sempat membuat Angelica terpana atas senyum manis Steven.
"Berarti benar kan, kamu orang sini?", ulang Angelica memastikan tebakannya.
"Iya aku tinggal di jalan Melati 3", jelas Steven mengaku.
"Apa, aku juga tinggal di Melati 10 lho" ucap Angelica senang, karena ternyata Steven dan Angelica tinggal di gang yang sama.
"Aku indekos di Melati 3, karena disini aku sedang ada proyek selama 3 bulan", ucap Steven memberi tahu Angelica.
"Oh, boleh dong kapan kapan aku mampir ya ke kosan kamu", tawar Angelica.
"Iya, mampir aja, tidak apa-apa kok", ucap Steven.
"Oh iya, silahkan di minum", setelah minuman yang dipesan diletakkan di atas meja, setelah diantar oleh pelayan restoran.
Minuman itu langsung habis diteguk oleh Steven, begitu juga Angelica, karena memang sudah cukup lama tidak minum, dan lagian Steven juga sudah berlari berkeliling lapangan.
"Wah, gelasnya bocor", canda Angelica, kemudian memanggil lagi pelayan restoran untuk menambah jus nya masing masing satu gelas lagi.
"Kamu kegiatan nya apa, Angelica?", tanya Steven ingin tahu.
"Aku bekerja jadi guru SMP, tetapi masih honor", ucap Angelica malu, karena statusnya masih guru honor.
"Memangnya masalah apa dengan guru honor, itu karena belum nasibnya saja bisa lulus guru pegawai negeri sipil ya kan, kalau ada pembukaan untuk CPNS, kan bisa dilamar lagi, mana tahu bisa lulus, Iya tidak Angelica?", ucap Steven memberi semangat.
Angelica terpesona dengan sifat Steven yang tidak meremehkan statusnya yang sebagai guru honor. Angelica pun semakin terkagum ketika, Steven mencoba melap mulut Angelica yang di penuhi kuah sate, ketika memakan setusuk sate yang telah dipesan.
"Maaf", ucap Steven karena telah lancang melap mulut Angelica yang tertumpah kuah sate.
"Tidak apa apa kok", ucap Angelica malu.
"Oh ya, kamu sendiri kerja apa Steven?", tanya Angelica balik.
"Aku hanya kerja serabutan, bukan kerja yang proyek besar, hanya sebagai kepala pengawas di proyek pembangunan mall disekitar lapangan sini" ucap Steven menjelaskan.
"Mengapa kamu tidak nginap di hotel saja, apa tidak merasa terganggu dengan anak-anak mahasiswa yang rata-rata tinggal di Melati 3?", tanya Angelica.
"Tidak, justru aku merasa jiwa muda ku kembali", ucapnya sambil senyum-senyum.
"Bukan lah, kalau tinggal disekitar sini kan, bisa cepat bolak balik ke tempat kerja, tidak terlambat karena jarak nya dekat, lagian bisa langsung memperhatikan pekerjaan proyek, tahu mana yang kurang, agar bisa segera diperbaiki, dan yang terpenting kalau tinggal di hotel kan biayanya mahal, aku bisa irit biaya pengeluaran", ucap Steven.
"wow", pikir Angelica dalam hati, selain sifat Steven yang rendah hati, penuh pertimbangan, irit dan tidak boros, Steven juga ganteng."Apakah Steven sudah punya pacar ya", pikirnya kembali dalam hati, berharap Steven belum punya pacar.
Melihat kesekeliling. "Langit hampir gelap, sepertinya akan turun hujan", pikir Steven dalam hati.
"Kita pulang yuk, seperti nya akan turun hujan", ucap Steven.
"Iya iya", ucap Angelica sambil berkemas hendak pulang dan segera mengambil uang dari tas selempang yang disandangnya sedari tadi hendak membayar semua biaya makanan dan minuman yang dipesannya.
"Kita naik sepeda bareng ya, takut hujan keburu turun, kamu aku bonceng, mau tidak?", ucap Steven menawari.
"Ok, tidak apa apa", ucap Angelica senang langsung menaiki sepeda dibagian bangku belakang.
Steven dan Angelica bersepeda bareng menuju Melati 3. Rumah Steven yang paling duluan nyampe, karena nomor kecil.
"Sampai jumpa lagi ya", Angelica melambaikan tangannya, langsung berlalu meninggalkan Steven karena takut kehujanan, karena langit semakin gelap.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 89 Episodes
Comments
Soraya
mampir thor
2024-08-12
0
Lily Megawaty Butar-butar
😍
2022-11-05
1