#11. Heni dan anak-anaknya tinggal di Tanjung Karang

Tibalah waktunya keluarga Steven harus pindah ke luar kota, sebelum perut Dikta membuncit semakin membesar dan diketahui oleh para tetangga.

Waktu untuk pindah ke daerah yang di tuju telah di tetapkan oleh Heni, bahwa mereka akan pindah ke Tanjung karang, karena Heni merasa di daerah tersebut tidak ada sanak saudara yang akan mengenali mereka.

Dari rumah mereka berangkat menuju terminal, ada ketakutan bagi Heni, karena dia sama sekali tidak pernah ke daerah itu, sangat berlawanan bagi Steven dan Dikta, mereka merasa ibunya, Heni telah mengetahui seluk beluk daerah tersebut, dan bahkan tempat tinggal disanapun sudah jelas.

Sampailah mereka di terminal, tiket bus yang menuju daerah tersebut telah diambil. Steven dan Dikta duduk berbarengan, sedangkan Heni memilih untuk 1 bangku berada di belakang anak-anaknya.

Heni merasa ingin sendiri, merancang segala sesuatu, membayangkan di otaknya apa-apa kira-kira yang perlu dibenahi.

Datang seorang wanita separuh baya duduk di samping Heni, sambil mencocokkan no bangku dari tiket yang dipegangnya bertanya kepada Heni "Bu, Apa benar ini no bangku 24-25?" tanya wanita itu sambil menunjuk no yang tertulis di dinding bus. kepada Heni, Heni yang tadinya sedang menyandarkan kepalanya dan menutup matanya seolah tertidur, padahal ingin sedikit membuang rasa ketakutan dan stress dalam pikirannya.

Henipun terperanjat, mendengar ada suara memanggil kearah dirinya dan melihat siapa yang telah memanggil dirinya tersebut "Benar Bu" Heni mantap menganggukkan bahwa pernyataannya benar. Wanita separuh baya tersebut pun langsung duduk disebelah Heni.

"Mau berangkat kemana Bu?" tanya Heni penasaran, "barangkali satu tujuan aku bisa menanyakan rumah yang akan di kontrakkan kepada wanita ini", pikir Heni dalam hati.

"Mau ke Tanjung Karang Bu" wanita itu menjawab dengan senyuman.

"Saya mau ke Tanjung Karang juga Bu" tanya Heni tersenyum bahagia. "Ternyata satu tujuan, baguslah", pikirnya girang.

"Ibu tinggal di jalan apa?" tanya balik wanita itu.

Heni pun diam tidak bisa menjawab pertanyaan wanita tersebut.

"Saya tidak tahu Bu, sebenarnya sesampainya disana saya mau langsung mencari rumah kontrakan, ibu ada tahu rumah kontrakan sekitaran rumah ibu?" tanya Heni berharap.

"Oh, Kebetulan memang dekat rumahku ada rumah yang di kontrakkan, tetapi maaf kalau boleh tahu mengapa tiba-tiba ke Tanjung Karang Bu?" tanya wanita itu ingin tahu.

"Anak saya ada proyek tiba-tiba ke Tanjung Karang, maksudnya membantu mencari tempat tinggal nya Bu" jawab Heni mencari alasan, agar tidak dicurigai yang tidak-tidak.

Takut wanita itu banyak bertanya lagi, buru-buru Heni memotong memberi pertanyaan.

"Oh ya lupa, ternyata kita belum berkenalan nama saya Heni Bu, nama ibu siapa?" tanya Heni mengulurkan tangannya sambil tersenyum.

"Nama saya Tari" jawab wanita itu menjabat tangan tari sambil tersenyum.

"Ibu Tari ke Pekanbaru ada urusan apa? tanya Heni menghindari keheningan.

"Anak saya ada tinggal di Pekanbaru, saya nengokin karena cucu lahir, sekalian nungguin sampe aqiqah" jawab Tari antusias.

"Enak dong Bu, sudah punya cucu" ucap Heni menambahi obrolan.

Tari hanya senyum-senyum bahagia, Memang kalau sudah punya cucu, rasa tanggung jawab kepada anak serasa sudah selesai.

"Kalau ibu Heni, ke Tanjung Karang sendiri?" tanya nya ingin tahu, karena kelihatan nya memang sendiri, pikir Tari.

Agak lama Heni terdiam dan berpikir, "Kalau mengatakan yang sebenarnya, bukan kah Bu tari akan menjadi tetangga nya nanti, jadi harus membohongi Bu tari", pikir Heni di benaknya.

"Aku bersama anak dan menantuku, menantu ku sekarang sedang mengandung, yang kandungannya berusia 3 bulan.

"O.oh. Sebentar lagi akan menimang cucu dong" ucap Bu tari senang.

Heni pun membalas senyuman itu. dengan senyum-senyum

"Masih lama kita nanti tiba di Tanjung Karang Bu? tanya Heni ingin tahu.

"Masih lama Bu, Tanjung Karang kalau tidak ada kendala mungkin 2-3 hari nyampe" ucap Tari yakin.

Heni pun manggut- manggut mengiyakan perkataan Bu Tari.

Heni dan Tari ternyata cocok, perkataan mereka saling yambung, dan percakapan mereka jadi meluas dari pembicaraan anak hingga ke presiden.

Tidak habis-habis topiknya, terkadang mereka saling tertawa, sangat bertolak belakang dengan Steven dan Dikta.

Mereka saling diam tidak ada topik yang menjadi perbincangan mereka, Dikta yang sedang hamil, terkadang mengeluh ingin muntah dan perutnya sedikit mules. Sesekali Steven mengusap pundak Dikta dengan minyak angin, agar rasa ingin muntah nya bisa hilang. Karena merasa lemas, Dikta pun menyandarkan kepalanya di pundak Steven.

Steven membiarkan saja, Steven ingin mencoba terlelap tetapi tidak bisa, rasa kantuknya ada, tetapi mata tidak bisa terpejam, hanya bisa memandangi dari samping jendela bus, pemandangan gunung, bahkan jalanan yang mereka lalui, matanya tidak bisa terpejam, pikiran nya tertuju kepada Angelica, rindu yang mendalam Steven rasakan saat ini, terkadang ditepisnya rindu itu, atas apa yang terjadi pada dirinya, "Masih bisakah aku bertemu dengan Angelica", pikirnya di benaknya

Setelah tidak ada lagi topik pembicaraan yang ingin diucapkan, Heni dan Tari tertidur pulas, terkadang kepala Heni bersandar ke pundak Tari, dan sebaliknya bergantian.

Hari ke 3 perjalanan mereka, Sampailah di Tanjung Karang, seluruh penumpang turun, termasuk Heni dan keluarganya, haanya menuruti Tari, dari belakang, karena Tari akan menunjukkan rumah sewaan untuk Heni dan anak-anaknya.

Mereka pun naik angkutan menuju rumah Tari. Tidak beberapa lama sampailah di rumah Tari, Sebentar di rumah Tari, kemudian Tari menunjukkan rumah yang akan dikontrak Heni dan anak-anaknya.

Melihat dari dalam hingga luar rumah, lumayan luas dan sedikit mewah, karena memiliki bak mandi dan shower untuk mandi, Heni pun setuju dan merasa tertarik untuk menempatinya, disepakatinya mengenai kebijakan dan pembayaran uang sewa.

Heni dan anak-anaknya bersyukur bisa ketemu dengan Tari, karena kalau Tari tidak ada mungkin mereka akan sementara tinggal di terminal, menunggu hingga dapat rumah kontrakan.

Kini Heni dan anak-anaknya sudah bisa menempati rumah kontrakan yang telah dibayar kan pembayaran uang sewanya, Heni pun juga tidak bingung mencari tempat belanja sembako dan keperluan lain,

karena bisa bertanya dengan Tari.

Dari pertemuan Heni dengan Tari, Heni belajar, ternyata begitu menyenangkan bila ada kenal dengan tetangga, selama ini Heni tidak pernah bergaul dengan tetangga karena merasa sakit hati dan dendam, karena keluarga Heni di sepelekan dan disisihkan karena miskin.

Karena akar kebencian dan sakit hati masih merasuki pikiran Heni, dalam benaknya Heni berburuk sangka "Mungkin karena aku terlihat seperti orang kaya, makanya Tari baik mau menolong aku, coba kalau aku berpakaian seperti gembel, mungkin Tari pun akan sama seperti yang lain, menyepelekan aku dan menyisihkan aku".

Episodes
1 #1.Pertemuan Pertama Steven dan Angelica
2 #2. Hubungan Steven dan Angelica makin dekat
3 #3. Steven dan Angelica berpacaran jarak jauh
4 #4. Dikta dan Steven adalah adik angkat, tetapi steven dan Dikta tidak tahu.
5 #5. Kembali Dikta dan Steven melakukan hubungan suami-istri
6 #6. Dikta cemburu kepada Angelica
7 #7. Dikta muntah-muntah
8 #8. Dikta positif hamil
9 Heni mengetahui kehamilan Dikta
10 #10. Keluarga Steven pindah keluar kota
11 #11. Heni dan anak-anaknya tinggal di Tanjung Karang
12 #12. Dikta di ruang operasi
13 #13. Dikta melahirkan anak laki-laki
14 #14. Steven bahagia atas kelahiran baby junior
15 #15. Dikta dan Steven kewalahan merawat baby junior
16 #16. Steven membahagiakan keluarga
17 #17. Steven tidak pernah menghubungi Angelica
18 #18. Perayaan ulang tahun baby junior
19 #19. Dikta hamil anak ke2
20 #20. Hamil anak ke 2 Steven makin sayang kepada Dikta.
21 #21. Hamil kali ini tidak merepotkan.
22 #22. USG
23 #23. Petugas dari kantor lurah datang minta kartu keluarga
24 #24. Dikta melahirkan anak perempuan.
25 #25. Dikta melahirkan anak ke 2
26 #26. Steven harus melakukan apa kata Heni.
27 #27. Steven berangkat ke Medan
28 #28. Steven melamar Angelica.
29 #29. Steven dan Angelica sibuk mengurusi resepsi pernikahan
30 #30. Steven dan Angelica menikah
31 #31. Angelica hamil
32 #32. Kenzo menderita keterbelakangan mental
33 #33. Steven menemui Dikta
34 #34. Steven pandai mengendalikan emosi Kenzo.
35 #35. Angelica dibawa ke rumah sakit
36 #36. Angelica melahirkan
37 #37. Angelica sedih Steven meninggalkannya.
38 #38. Angelica sadar surat nikah ada pada Steven
39 #39. Angelica mencari Steven di tempat proyek
40 #40. Angelica tahu, kalau Steven mempunyai anak.
41 #41. Angelica akan mengubur kenangan bersama Steven
42 #42. Bisnis kelas les Angelica makin berkembang
43 #43. Angelica ingin menyewa Ruko
44 #44. Angelica optimis bisnis bimbingan belajar nya akan sukses
45 #45. Kenzo dilatih untuk mandiri
46 #46. Kenzo pintar menurut
47 #47. Dikta ingin menitipkan Kenzo ke panti asuhan
48 #48. Dikta marah-marah
49 #49. Dikta luluh, dan ingin lebih perhatian pada Kenzo.
50 #50. Merry menderita meningitis
51 #51. Merry harus rawat inap
52 #52. Kenzo memiliki hubungan batin dengan Merry
53 #53. Merry drop tidak sadarkan diri.
54 #54. Merry belum ada kemajuan
55 #55. Merry meninggal dunia.
56 #56. Dikta memberi tahu Steven kalau Merry telah tiada.
57 #57. Setelah kepergian Merry Kenzo sakit
58 #58. Steven sadar
59 #59. Angelica menemukan alamat Steven
60 #60. Bus Angelica mengalami kecelakaan.
61 #61. Angelica terluka
62 #62. Angelica balik ke rumah.
63 #63. Heni bertemu dengan Purnama
64 #64. Heni dan Steven ingin hidup normal.
65 #65. Dikta marah dituduh biang dari semua masalah.
66 #66. Steven pulang larut malam dalam keadaan mabuk
67 #67. Steven mengakui kisah hidupnya pada Willi
68 #68. Steven melepaskan penat nya dengan cara membahagiakan Kenzo
69 #69.Steven berusaha menghindari Dikta.
70 #70. Angelica kembali ke Tanjung Karang
71 #71. Angelica bertemu dengan Steven.
72 #72. Angelica menginap di hotel.
73 #73. Angelica tiba di Kantor Lurah setempat.
74 #74. Steven mengakui kesalahannya dan meminta maaf
75 #75. Steven tidak boleh serumah dengan Dikta
76 #76. Kenzo bersemangat setelah dijanjikan bertemu Steven.
77 #77. Kenzo meninggal dunia
78 #78. Steven lega.
79 #79. Heni dan Dikta menyuruh Steven rujuk dengan Angelica
80 #80. Steven mencari Angelica di kontrakan lama
81 #81. Momen pertama kali pertemuan mereka, seperti terulang kembali.
82 #82. Angelica mantap tidak mau menerima Steven.
83 #83. Steven bertemu dengan Gemilang
84 #84. Steven kembali ke Tanjung Karang
85 #85. Willi ingin mempersunting Dikta
86 #86. Ternyata Dikta adalah anak angkat Bu Purnama, adik angkat Steven.
87 #87. Steven rujuk dengan Angelica
88 #88. Steven dan keluarga nya hidup bahagia
89 Perkawinan Sedarah Suamiku
Episodes

Updated 89 Episodes

1
#1.Pertemuan Pertama Steven dan Angelica
2
#2. Hubungan Steven dan Angelica makin dekat
3
#3. Steven dan Angelica berpacaran jarak jauh
4
#4. Dikta dan Steven adalah adik angkat, tetapi steven dan Dikta tidak tahu.
5
#5. Kembali Dikta dan Steven melakukan hubungan suami-istri
6
#6. Dikta cemburu kepada Angelica
7
#7. Dikta muntah-muntah
8
#8. Dikta positif hamil
9
Heni mengetahui kehamilan Dikta
10
#10. Keluarga Steven pindah keluar kota
11
#11. Heni dan anak-anaknya tinggal di Tanjung Karang
12
#12. Dikta di ruang operasi
13
#13. Dikta melahirkan anak laki-laki
14
#14. Steven bahagia atas kelahiran baby junior
15
#15. Dikta dan Steven kewalahan merawat baby junior
16
#16. Steven membahagiakan keluarga
17
#17. Steven tidak pernah menghubungi Angelica
18
#18. Perayaan ulang tahun baby junior
19
#19. Dikta hamil anak ke2
20
#20. Hamil anak ke 2 Steven makin sayang kepada Dikta.
21
#21. Hamil kali ini tidak merepotkan.
22
#22. USG
23
#23. Petugas dari kantor lurah datang minta kartu keluarga
24
#24. Dikta melahirkan anak perempuan.
25
#25. Dikta melahirkan anak ke 2
26
#26. Steven harus melakukan apa kata Heni.
27
#27. Steven berangkat ke Medan
28
#28. Steven melamar Angelica.
29
#29. Steven dan Angelica sibuk mengurusi resepsi pernikahan
30
#30. Steven dan Angelica menikah
31
#31. Angelica hamil
32
#32. Kenzo menderita keterbelakangan mental
33
#33. Steven menemui Dikta
34
#34. Steven pandai mengendalikan emosi Kenzo.
35
#35. Angelica dibawa ke rumah sakit
36
#36. Angelica melahirkan
37
#37. Angelica sedih Steven meninggalkannya.
38
#38. Angelica sadar surat nikah ada pada Steven
39
#39. Angelica mencari Steven di tempat proyek
40
#40. Angelica tahu, kalau Steven mempunyai anak.
41
#41. Angelica akan mengubur kenangan bersama Steven
42
#42. Bisnis kelas les Angelica makin berkembang
43
#43. Angelica ingin menyewa Ruko
44
#44. Angelica optimis bisnis bimbingan belajar nya akan sukses
45
#45. Kenzo dilatih untuk mandiri
46
#46. Kenzo pintar menurut
47
#47. Dikta ingin menitipkan Kenzo ke panti asuhan
48
#48. Dikta marah-marah
49
#49. Dikta luluh, dan ingin lebih perhatian pada Kenzo.
50
#50. Merry menderita meningitis
51
#51. Merry harus rawat inap
52
#52. Kenzo memiliki hubungan batin dengan Merry
53
#53. Merry drop tidak sadarkan diri.
54
#54. Merry belum ada kemajuan
55
#55. Merry meninggal dunia.
56
#56. Dikta memberi tahu Steven kalau Merry telah tiada.
57
#57. Setelah kepergian Merry Kenzo sakit
58
#58. Steven sadar
59
#59. Angelica menemukan alamat Steven
60
#60. Bus Angelica mengalami kecelakaan.
61
#61. Angelica terluka
62
#62. Angelica balik ke rumah.
63
#63. Heni bertemu dengan Purnama
64
#64. Heni dan Steven ingin hidup normal.
65
#65. Dikta marah dituduh biang dari semua masalah.
66
#66. Steven pulang larut malam dalam keadaan mabuk
67
#67. Steven mengakui kisah hidupnya pada Willi
68
#68. Steven melepaskan penat nya dengan cara membahagiakan Kenzo
69
#69.Steven berusaha menghindari Dikta.
70
#70. Angelica kembali ke Tanjung Karang
71
#71. Angelica bertemu dengan Steven.
72
#72. Angelica menginap di hotel.
73
#73. Angelica tiba di Kantor Lurah setempat.
74
#74. Steven mengakui kesalahannya dan meminta maaf
75
#75. Steven tidak boleh serumah dengan Dikta
76
#76. Kenzo bersemangat setelah dijanjikan bertemu Steven.
77
#77. Kenzo meninggal dunia
78
#78. Steven lega.
79
#79. Heni dan Dikta menyuruh Steven rujuk dengan Angelica
80
#80. Steven mencari Angelica di kontrakan lama
81
#81. Momen pertama kali pertemuan mereka, seperti terulang kembali.
82
#82. Angelica mantap tidak mau menerima Steven.
83
#83. Steven bertemu dengan Gemilang
84
#84. Steven kembali ke Tanjung Karang
85
#85. Willi ingin mempersunting Dikta
86
#86. Ternyata Dikta adalah anak angkat Bu Purnama, adik angkat Steven.
87
#87. Steven rujuk dengan Angelica
88
#88. Steven dan keluarga nya hidup bahagia
89
Perkawinan Sedarah Suamiku

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!