#8. Dikta positif hamil

Steven dan Dikta Sama-sama bingung, pusing atas karena Dikta muntah-muntah. Dikta dan Steven tidak pernah memikirkan hingga sejauh ini, mereka hanya peduli untuk memuaskan nafsu mereka, akal logika sudah tidak dimiliki lagi.

"Sekarang fokus memikirkan, bagaimana cara untuk menggugurkan kandungan Dikta" gumam Steven dalam hati.

Setelah Heni pulang dari apotek, Heni menghampiri Putri kesayangannya, Dikta "Bagaimana keadaan kamu sayang apa sudah baikan?, atau selama mama pergi ke apotek apa kamu ada muntah?" tanya Heni.

Dikta pun mengangguk dan menunduk lemas "masih muntah ma" jawab Dikta lemas.

"Apa kamu ada makan, makanan yang sudah kadaluarsa?" tanya Heni penasaran, mana tahu penyebab Dikta muntah-muntah bisa jadi keracunan makanan, pikirnya dalam hati mencoba menebak.

"Tidak ada ma, Dikta makan, makanan yang mama masak setiap hari" ucap Dikta.

"Jadi gara-gara apa dong kamu muntah-muntah" tanya Heni kesal.

"Atau jangan-jangan kamu hamil" Heni asal ngomong.

"Iiihhhh ada-ada aja deh" Dikta mencoba menutupi.

"Barangkali aja, terus gara-gara apa dong" tanya Heni bingung dan pusing.

"Dikta kan dirumah terus ma" Dikta coba membela diri.

"Barangkali aja, kamu diam-diam pergi sama temen kamu, tanpa sepengetahuan mama" mama terus menebak-nebak mencoba mencandai putri kesayangannya.

"Mama nggak lucu deh" Dikta mengelak dan semakin gelagapan mendengar tuduhan-tuduhan Heni.

Setelah memberikan obat untuk meredakan masuk angin pada Dikta. Steven bermaksud untuk keluar rumah sebentar "Ma, Steven keluar dulu sebentar ya, ada yang mau Steven cari" Steven pamit.

"Ok, hati-hati di jalan ya, jangan ngebut dijalan" nasehat Heni kepada anak sulungnya, Steven.

Steven bermaksud untuk membeli testpack untuk memeriksa kehamilan, apakah Dikta benar-benar hamil.

"Iya ma" teriak Steven sembari mengambil kunci sepeda motor yang diletakkan mama ketika pulang dari apotek.

"Ma, Dikta istirahat di kamar dulu ya, badan Dikta lemas, pengen rebahan aja" Dikta pamit ingin segera istirahat dikamarnya.

Heni pun lalu meneruskan pekerjaannya mencuci piring setelah sarapan tadi dan segera masuk juga ke kamar ingin istirahat atau sekedar nonton sambil rebahan, karena masing-masing kamar mempunyai Televisi.

Tidak beberapa lama Steven pun kembali dengan membawa testpack yang dibelinya dari apotek.

Pelan-pelan Steven melangkah menuju kamar Dikta, takut Heni kedengaran atas apa yang nantinya mereka bicarakan.

Tok...tok. .."Dikta...Dikta" panggil Steven dengan setengah suara agar tidak kedengaran berisik di telinga Heni.

Krek.... pintu dibuka.

"Ini alat testpack nya, coba kamu test, caranya celupin ke air seni yang sudah kamu tampung pada wadah atau botol" Steven menjelaskan aturan pemakaian nya kepada Dikta, maklum Dikta anaknya kurang bergaul dan terbiasa mengurung diri di rumah, hanya Steven tempat bermain Dikta, karena Dikta pun sering di bully teman-temannya.

"Baik kak" Dikta memperhatikan apa yang di jelaskan oleh Steven dan segera berlalu ke kamar mandi mempraktekkan aturan penggunaan testpack tersebut.

Setelah beberapa menit kemudian, muncul Dikta keluar dari arah kamar mandi dengan wajah tertunduk lemas "Ini artinya apa kak" tanya Dikta bingung.

Sebelumnya Steven sudah membaca segala aturan pemakaian dan arti petunjuk yang tertera dibungkus testpack. Kalau harus 1, artinya negatif, yang berarti tidak hamil, kalau harus 2, artinya positif, yang berarti hamil.

Testpack yang dipegang Dikta menunjukkan garis 2, itu tandanya Dikta sekarang sedang hamil.

Steven lemas tidak tahu harus bagaimana, sekarang Dikta hamil. "Sebelum perut Dikta makin membesar harus segera menggugurkan janin ini, agar mama tidak mengetahui nya" pikir Steven dalam hati, tetapi bagaimana caranya, Steven makin pusing memikirkan semuanya.

"Ahhh" teriak Steven sambil mengacak-acak rambutnya dan segera berlalu meninggalkan Dikta.

Dikta masuk ke kamar dengan wajah lemas dan sedih, tidak tahu harus berbuat apa. Dikta menangis, sekarang baru disadari Dikta bahwa masalah yang dihadapinya sekarang begitu berat.

"Kak Steven mungkin mau bertanggung jawab, tetapi Steven kan kakak kandung ku, hubungan kami sedarah, apa masyarakat bisa menerima kami, kami akan dikucilkan, kami akan diusir dari kota ini, bahkan tidak ada satu lembaga yang bisa mensahkan hubungan kami, bagaimana nasib anak-anak kami selanjutnya, apa kami bisa menutupi nya?" semua beban pikiran itu seperti menghimpit kepala Dikta, sehingga terasa berat.

"Begitu kotornya aku saat ini, aku juga nggak bisa membayangkan betapa marahnya mama bila tahu aku lagi hamil " pikir Dikta sambil menangis. Dikta ingin mandi membersihkan dirinya, mungkin dengan mandi Dikta bisa sedikit lega.

Steven pun tidak karu-karuan tingkah lakunya, mondar-mandir didepan cermin, sesekali menatap cermin, seolah bayangan yang ada dicermin mengejek dan menertawakan nya "Kamu sih, tidak mikirin bagaimana akibatnya di masa yang akan datang, semua karena nafsu, yang membuat kamu jadi buta" bayangan cermin itu seolah mengatai dan menertawakan Steven, dengan penuh emosi Steven lantas memukul cermin itu dengan kepalan tangan nya, sehingga tangan Steven sedikit berdarah, dan cermin itupun pecah berantakan di lantai.

"Ohhh, bodohnya aku, aku telah menghancurkan masa depanku sendiri dan masa depan adikku, kakak seperti apa aku ini" pikir Steven merasa bersalah.

Tidak lama kemudian Steven pun terlintas dipikirannya mencari informasi bagaimana caranya menggugurkan janin, Steven hanya punya cara itu, agar aibnya tidak diketahui mama dan orang lain.

Steven menarik bangkunya dan segera mengambil sikap duduk dan segera membuka laptop nya.

Informasi yang ada di laptop dicatat dan dibaca dengan seksama, dan akan segera memberitahu Dikta. Kemudian segera Steven tancap gas, melaju sepeda motornya untuk membeli obat-obatan sesuai dengan informasi yang Steven dapatkan dari laptopnya.

Setelah semua telah dibeli, Sekarang Steven kembali ke rumah dan segera dengan cepat mengetuk kamar Dikta, sebelum Heni bangun dan keluar dari kamar tidurnya.

tok...tok..tok ..

"Dikta...buka pintunya, ini kakak" teriak Steven dengan setengah suara agar tidak kedengaran Heni.

"Kakak, ada apa" jawab Dikta malas, barusan Dikta terlelap sebentar karena merasa enakan setelah mandi, beban pikirannya pun sedikit berkurang karena terbawa tidur.

"Ini ada obat kakak beli dari apotek, kamu minum secara rutin 3xsehari, jangan sampai tidak di minum. Kamu harus menggugurkan kandungan mu, agar tidak diketahui mama dan orang lain" Steven menjelaskan panjang lebar, Dikta mendengarkan nya dengan seksama.

"Sebenarnya Dikta takut kak menggugurkan nya, apa tidak mengancam nyawa Dikta nanti, terus bagaimana nanti kalau Dikta pendarahan terus, pasti mama juga akan tahu sendiri" ucap Dikta dengan ketakutan.

"Tidak apa-apa Dikta, kandunganmu masih muda, jadi kalau sudah gugur, hanya keluar seperti darah haid saja, begitu informasi yang saya dapat dari laptop " Steven memberikan penjelasan agar Dikta tidak merasa khawatir dan takut.

"Baiklah kak" ucap Dikta pelan.

Steven pun segera berlalu meninggalkanku Dikta.

Episodes
1 #1.Pertemuan Pertama Steven dan Angelica
2 #2. Hubungan Steven dan Angelica makin dekat
3 #3. Steven dan Angelica berpacaran jarak jauh
4 #4. Dikta dan Steven adalah adik angkat, tetapi steven dan Dikta tidak tahu.
5 #5. Kembali Dikta dan Steven melakukan hubungan suami-istri
6 #6. Dikta cemburu kepada Angelica
7 #7. Dikta muntah-muntah
8 #8. Dikta positif hamil
9 Heni mengetahui kehamilan Dikta
10 #10. Keluarga Steven pindah keluar kota
11 #11. Heni dan anak-anaknya tinggal di Tanjung Karang
12 #12. Dikta di ruang operasi
13 #13. Dikta melahirkan anak laki-laki
14 #14. Steven bahagia atas kelahiran baby junior
15 #15. Dikta dan Steven kewalahan merawat baby junior
16 #16. Steven membahagiakan keluarga
17 #17. Steven tidak pernah menghubungi Angelica
18 #18. Perayaan ulang tahun baby junior
19 #19. Dikta hamil anak ke2
20 #20. Hamil anak ke 2 Steven makin sayang kepada Dikta.
21 #21. Hamil kali ini tidak merepotkan.
22 #22. USG
23 #23. Petugas dari kantor lurah datang minta kartu keluarga
24 #24. Dikta melahirkan anak perempuan.
25 #25. Dikta melahirkan anak ke 2
26 #26. Steven harus melakukan apa kata Heni.
27 #27. Steven berangkat ke Medan
28 #28. Steven melamar Angelica.
29 #29. Steven dan Angelica sibuk mengurusi resepsi pernikahan
30 #30. Steven dan Angelica menikah
31 #31. Angelica hamil
32 #32. Kenzo menderita keterbelakangan mental
33 #33. Steven menemui Dikta
34 #34. Steven pandai mengendalikan emosi Kenzo.
35 #35. Angelica dibawa ke rumah sakit
36 #36. Angelica melahirkan
37 #37. Angelica sedih Steven meninggalkannya.
38 #38. Angelica sadar surat nikah ada pada Steven
39 #39. Angelica mencari Steven di tempat proyek
40 #40. Angelica tahu, kalau Steven mempunyai anak.
41 #41. Angelica akan mengubur kenangan bersama Steven
42 #42. Bisnis kelas les Angelica makin berkembang
43 #43. Angelica ingin menyewa Ruko
44 #44. Angelica optimis bisnis bimbingan belajar nya akan sukses
45 #45. Kenzo dilatih untuk mandiri
46 #46. Kenzo pintar menurut
47 #47. Dikta ingin menitipkan Kenzo ke panti asuhan
48 #48. Dikta marah-marah
49 #49. Dikta luluh, dan ingin lebih perhatian pada Kenzo.
50 #50. Merry menderita meningitis
51 #51. Merry harus rawat inap
52 #52. Kenzo memiliki hubungan batin dengan Merry
53 #53. Merry drop tidak sadarkan diri.
54 #54. Merry belum ada kemajuan
55 #55. Merry meninggal dunia.
56 #56. Dikta memberi tahu Steven kalau Merry telah tiada.
57 #57. Setelah kepergian Merry Kenzo sakit
58 #58. Steven sadar
59 #59. Angelica menemukan alamat Steven
60 #60. Bus Angelica mengalami kecelakaan.
61 #61. Angelica terluka
62 #62. Angelica balik ke rumah.
63 #63. Heni bertemu dengan Purnama
64 #64. Heni dan Steven ingin hidup normal.
65 #65. Dikta marah dituduh biang dari semua masalah.
66 #66. Steven pulang larut malam dalam keadaan mabuk
67 #67. Steven mengakui kisah hidupnya pada Willi
68 #68. Steven melepaskan penat nya dengan cara membahagiakan Kenzo
69 #69.Steven berusaha menghindari Dikta.
70 #70. Angelica kembali ke Tanjung Karang
71 #71. Angelica bertemu dengan Steven.
72 #72. Angelica menginap di hotel.
73 #73. Angelica tiba di Kantor Lurah setempat.
74 #74. Steven mengakui kesalahannya dan meminta maaf
75 #75. Steven tidak boleh serumah dengan Dikta
76 #76. Kenzo bersemangat setelah dijanjikan bertemu Steven.
77 #77. Kenzo meninggal dunia
78 #78. Steven lega.
79 #79. Heni dan Dikta menyuruh Steven rujuk dengan Angelica
80 #80. Steven mencari Angelica di kontrakan lama
81 #81. Momen pertama kali pertemuan mereka, seperti terulang kembali.
82 #82. Angelica mantap tidak mau menerima Steven.
83 #83. Steven bertemu dengan Gemilang
84 #84. Steven kembali ke Tanjung Karang
85 #85. Willi ingin mempersunting Dikta
86 #86. Ternyata Dikta adalah anak angkat Bu Purnama, adik angkat Steven.
87 #87. Steven rujuk dengan Angelica
88 #88. Steven dan keluarga nya hidup bahagia
89 Perkawinan Sedarah Suamiku
Episodes

Updated 89 Episodes

1
#1.Pertemuan Pertama Steven dan Angelica
2
#2. Hubungan Steven dan Angelica makin dekat
3
#3. Steven dan Angelica berpacaran jarak jauh
4
#4. Dikta dan Steven adalah adik angkat, tetapi steven dan Dikta tidak tahu.
5
#5. Kembali Dikta dan Steven melakukan hubungan suami-istri
6
#6. Dikta cemburu kepada Angelica
7
#7. Dikta muntah-muntah
8
#8. Dikta positif hamil
9
Heni mengetahui kehamilan Dikta
10
#10. Keluarga Steven pindah keluar kota
11
#11. Heni dan anak-anaknya tinggal di Tanjung Karang
12
#12. Dikta di ruang operasi
13
#13. Dikta melahirkan anak laki-laki
14
#14. Steven bahagia atas kelahiran baby junior
15
#15. Dikta dan Steven kewalahan merawat baby junior
16
#16. Steven membahagiakan keluarga
17
#17. Steven tidak pernah menghubungi Angelica
18
#18. Perayaan ulang tahun baby junior
19
#19. Dikta hamil anak ke2
20
#20. Hamil anak ke 2 Steven makin sayang kepada Dikta.
21
#21. Hamil kali ini tidak merepotkan.
22
#22. USG
23
#23. Petugas dari kantor lurah datang minta kartu keluarga
24
#24. Dikta melahirkan anak perempuan.
25
#25. Dikta melahirkan anak ke 2
26
#26. Steven harus melakukan apa kata Heni.
27
#27. Steven berangkat ke Medan
28
#28. Steven melamar Angelica.
29
#29. Steven dan Angelica sibuk mengurusi resepsi pernikahan
30
#30. Steven dan Angelica menikah
31
#31. Angelica hamil
32
#32. Kenzo menderita keterbelakangan mental
33
#33. Steven menemui Dikta
34
#34. Steven pandai mengendalikan emosi Kenzo.
35
#35. Angelica dibawa ke rumah sakit
36
#36. Angelica melahirkan
37
#37. Angelica sedih Steven meninggalkannya.
38
#38. Angelica sadar surat nikah ada pada Steven
39
#39. Angelica mencari Steven di tempat proyek
40
#40. Angelica tahu, kalau Steven mempunyai anak.
41
#41. Angelica akan mengubur kenangan bersama Steven
42
#42. Bisnis kelas les Angelica makin berkembang
43
#43. Angelica ingin menyewa Ruko
44
#44. Angelica optimis bisnis bimbingan belajar nya akan sukses
45
#45. Kenzo dilatih untuk mandiri
46
#46. Kenzo pintar menurut
47
#47. Dikta ingin menitipkan Kenzo ke panti asuhan
48
#48. Dikta marah-marah
49
#49. Dikta luluh, dan ingin lebih perhatian pada Kenzo.
50
#50. Merry menderita meningitis
51
#51. Merry harus rawat inap
52
#52. Kenzo memiliki hubungan batin dengan Merry
53
#53. Merry drop tidak sadarkan diri.
54
#54. Merry belum ada kemajuan
55
#55. Merry meninggal dunia.
56
#56. Dikta memberi tahu Steven kalau Merry telah tiada.
57
#57. Setelah kepergian Merry Kenzo sakit
58
#58. Steven sadar
59
#59. Angelica menemukan alamat Steven
60
#60. Bus Angelica mengalami kecelakaan.
61
#61. Angelica terluka
62
#62. Angelica balik ke rumah.
63
#63. Heni bertemu dengan Purnama
64
#64. Heni dan Steven ingin hidup normal.
65
#65. Dikta marah dituduh biang dari semua masalah.
66
#66. Steven pulang larut malam dalam keadaan mabuk
67
#67. Steven mengakui kisah hidupnya pada Willi
68
#68. Steven melepaskan penat nya dengan cara membahagiakan Kenzo
69
#69.Steven berusaha menghindari Dikta.
70
#70. Angelica kembali ke Tanjung Karang
71
#71. Angelica bertemu dengan Steven.
72
#72. Angelica menginap di hotel.
73
#73. Angelica tiba di Kantor Lurah setempat.
74
#74. Steven mengakui kesalahannya dan meminta maaf
75
#75. Steven tidak boleh serumah dengan Dikta
76
#76. Kenzo bersemangat setelah dijanjikan bertemu Steven.
77
#77. Kenzo meninggal dunia
78
#78. Steven lega.
79
#79. Heni dan Dikta menyuruh Steven rujuk dengan Angelica
80
#80. Steven mencari Angelica di kontrakan lama
81
#81. Momen pertama kali pertemuan mereka, seperti terulang kembali.
82
#82. Angelica mantap tidak mau menerima Steven.
83
#83. Steven bertemu dengan Gemilang
84
#84. Steven kembali ke Tanjung Karang
85
#85. Willi ingin mempersunting Dikta
86
#86. Ternyata Dikta adalah anak angkat Bu Purnama, adik angkat Steven.
87
#87. Steven rujuk dengan Angelica
88
#88. Steven dan keluarga nya hidup bahagia
89
Perkawinan Sedarah Suamiku

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!