NovelToon NovelToon

Perkawinan Sedarah Suamiku

#1.Pertemuan Pertama Steven dan Angelica

Angelica Percaya dan yakin kalau Steven pasti akan setia, tidak menghianati cinta yang telah mereka jalin selama 3 tahun lamanya. Walaupun pacaran jarak jauh, entah mengapa Angelica begitu yakin bahwa Steven tidak akan mengkhianati nya.

Menurut Angelica Steven orangnya jujur dan terbuka.

Awal mula pertemuan Steven dan Angelica.

...****************...

Angelica ingat ketika pertama kali berjumpa dengan Steven. Mereka dipertemukan karena kecelakaan. Saat itu Angelica hendak pergi ke warung untuk membeli sesuatu dengan naik sepeda.

Angelica menggunakan sepeda, karena jarak rumah ke warung memang tidak begitu jauh, dan suasana sore saat itu cukup cerah, tidak terlalu panas, angin bertiup lumayan sejuk.

"Sangat menyenangkan bersepeda keliling lapangan", pikir Angelica dalam hati. Diantara rumah Angelica dan warung terdapat sebuah lapangan. Lapangan tempat bermain bola anak anak atau sekedar Lomba sepak bola kampung, lapangan itu bisa dikategorikan cukup luas.

Saat itu di lapangan sedang tidak ada perlombaan sepak bola, tetapi anak anak yang bermain disana cukup ramai, ada yang berkejar kejaran, ada juga yang lari lari sore, ada juga ayah yang membawa dan menemani anaknya untuk belajar naik sepeda, bermacam macam kegiatan dilakukan di lapangan, termasuk Angelica, bersepeda dilapangan dengan mengitari lapangan untuk membakar sedikit lemak yang ada dalam tubuhnya.

Seeeet, tiba tiba Angelica mengerem dengan kencang dan membuat Angelica terjatuh ke tanah, "Aduh", rintih Angelica.

"Maaf mbak, maaf ya mbak", ucap seorang laki laki sambil menarik tangan Angelica bermaksud membantu Angelica berdiri.

Sebenarnya Angelica yang salah, Pandangannya tertuju pada sosok anak yang sedang asik bermain sepeda dengan ayahnya, tanpa sengaja Angelica menabrak seorang laki laki, akhirnya kecepatan Angelica tidak terkendali sehingga membuatnya terjatuh ke tanah.

Angelica memandangi laki laki tersebut, "lumayan ganteng", gumamnya dalam hati. Angelica buru buru minta maaf setelah dibantu mengangkat sepeda yang telah menimpa tubuh Angelica dan laki laki itu juga membantu Angelica berdiri.

"Maaf ya, sebenarnya saya yang salah, tidak memperhatikan jalan, malah pandangan kemana-mana", ucap Angelica sambil membersihkan pasir yang ada pada siku tangannya.

"Tidak apa apa, lagian disini juga tidak ada jalur lintas untuk pelari dan pengendara sepeda, jadi ya insiden kecelakaan bisa terjadi, yah seperti ini misalnya", ucap lelaki itu ramah.

"Oh iya, nama saya Angelica, nama kamu Siapa?", tanya Angelica mengulurkan tangannya.

"Namaku Steven", sambil menjabat tangan Angelica.

"Kita ngobrol di cafe itu yuk, aku yang traktir, itung-itung caraku minta maaf kepada mu", ajak Angelica menunjuk cafe yang ada dipinggir lapangan sambil mendorong sepedanya ke arah cafe

"Baiklah kata Steven", Steven menuruti dan mengikuti Angelica berjalan beriringan menuju cafe.

"Sepertinya kamu orang sini ya", tanya Steven sok tahu.

"Mengapa kamu bisa menebak seperti itu", tanya Angelica.

"Iya, Mungkin saja kamu hanya melintas tetapi tahu suasana tidak terlalu panas, dan enak sekedar berkeliling lapangan makanya kamu datang, tidak mungkin yang kampung nya jauh datang kesini hanya sekedar keliling lapangan. Pastilah orang yang sudah sering melalui dan melewati lapangan ini, yang ada di lapangan ini, siapa lagi kalau bukan penduduk setempat", ucap Steven menjelaskan panjang lebar.

"Berarti kamu orang sini juga dong", tanya Angelica balik menerapkan prinsip yang baru saja dijelaskan Steven.

Steven tersenyum, atas perkataan Angelica. Sesaat Angelica menikmati senyum yang baru saja ditebar Steven, sempat membuat Angelica terpana atas senyum manis Steven.

"Berarti benar kan, kamu orang sini?", ulang Angelica memastikan tebakannya.

"Iya aku tinggal di jalan Melati 3", jelas Steven mengaku.

"Apa, aku juga tinggal di Melati 10 lho" ucap Angelica senang, karena ternyata Steven dan Angelica tinggal di gang yang sama.

"Aku indekos di Melati 3, karena disini aku sedang ada proyek selama 3 bulan", ucap Steven memberi tahu Angelica.

"Oh, boleh dong kapan kapan aku mampir ya ke kosan kamu", tawar Angelica.

"Iya, mampir aja, tidak apa-apa kok", ucap Steven.

"Oh iya, silahkan di minum", setelah minuman yang dipesan diletakkan di atas meja, setelah diantar oleh pelayan restoran.

Minuman itu langsung habis diteguk oleh Steven, begitu juga Angelica, karena memang sudah cukup lama tidak minum, dan lagian Steven juga sudah berlari berkeliling lapangan.

"Wah, gelasnya bocor", canda Angelica, kemudian memanggil lagi pelayan restoran untuk menambah jus nya masing masing satu gelas lagi.

"Kamu kegiatan nya apa, Angelica?", tanya Steven ingin tahu.

"Aku bekerja jadi guru SMP, tetapi masih honor", ucap Angelica malu, karena statusnya masih guru honor.

"Memangnya masalah apa dengan guru honor, itu karena belum nasibnya saja bisa lulus guru pegawai negeri sipil ya kan, kalau ada pembukaan untuk CPNS, kan bisa dilamar lagi, mana tahu bisa lulus, Iya tidak Angelica?", ucap Steven memberi semangat.

Angelica terpesona dengan sifat Steven yang tidak meremehkan statusnya yang sebagai guru honor. Angelica pun semakin terkagum ketika, Steven mencoba melap mulut Angelica yang di penuhi kuah sate, ketika memakan setusuk sate yang telah dipesan.

"Maaf", ucap Steven karena telah lancang melap mulut Angelica yang tertumpah kuah sate.

"Tidak apa apa kok", ucap Angelica malu.

"Oh ya, kamu sendiri kerja apa Steven?", tanya Angelica balik.

"Aku hanya kerja serabutan, bukan kerja yang proyek besar, hanya sebagai kepala pengawas di proyek pembangunan mall disekitar lapangan sini" ucap Steven menjelaskan.

"Mengapa kamu tidak nginap di hotel saja, apa tidak merasa terganggu dengan anak-anak mahasiswa yang rata-rata tinggal di Melati 3?", tanya Angelica.

"Tidak, justru aku merasa jiwa muda ku kembali", ucapnya sambil senyum-senyum.

"Bukan lah, kalau tinggal disekitar sini kan, bisa cepat bolak balik ke tempat kerja, tidak terlambat karena jarak nya dekat, lagian bisa langsung memperhatikan pekerjaan proyek, tahu mana yang kurang, agar bisa segera diperbaiki, dan yang terpenting kalau tinggal di hotel kan biayanya mahal, aku bisa irit biaya pengeluaran", ucap Steven.

"wow", pikir Angelica dalam hati, selain sifat Steven yang rendah hati, penuh pertimbangan, irit dan tidak boros, Steven juga ganteng."Apakah Steven sudah punya pacar ya", pikirnya kembali dalam hati, berharap Steven belum punya pacar.

Melihat kesekeliling. "Langit hampir gelap, sepertinya akan turun hujan", pikir Steven dalam hati.

"Kita pulang yuk, seperti nya akan turun hujan", ucap Steven.

"Iya iya", ucap Angelica sambil berkemas hendak pulang dan segera mengambil uang dari tas selempang yang disandangnya sedari tadi hendak membayar semua biaya makanan dan minuman yang dipesannya.

"Kita naik sepeda bareng ya, takut hujan keburu turun, kamu aku bonceng, mau tidak?", ucap Steven menawari.

"Ok, tidak apa apa", ucap Angelica senang langsung menaiki sepeda dibagian bangku belakang.

Steven dan Angelica bersepeda bareng menuju Melati 3. Rumah Steven yang paling duluan nyampe, karena nomor kecil.

"Sampai jumpa lagi ya", Angelica melambaikan tangannya, langsung berlalu meninggalkan Steven karena takut kehujanan, karena langit semakin gelap.

#2. Hubungan Steven dan Angelica makin dekat

Di rumah, Angelica kepikiran terus sosok Steven "Mengapa aku terus memikirkan Steven?, apakah aku telah jatuh cinta pada pandangan pertama?", pikir Angelica dalam hati, gundah gulana perasaan nya, sambil mengacak acak rambutnya.

"Harusnya aku tidak usah memikirkan dia, bagaimana kalau Steven sudah punya pacar, pasti aku akan kecewa banget", bathin Angelica dalam hati dan ingin segera membuang perasaan nya kepada Steven.

Angelica sangat tidak bersemangat untuk melakukan kegiatan, padahal ada tugas-tugas siswa yang harus di periksa, untuk memasukkan nilai bulanan siswanya, karena sebentar lagi siswanya akan menerima raport bulanan. Angelica mencoba untuk fokus menyelesaikan tugasnya, tetapi semangatnya dan konsentrasinya juga tidak kunjung datang.

Hingga larut malam Angelica tidak bisa tidur lelap karena yang ada dipikirannya saat ini adalah sosok Steven yang telah mencuri hatinya.

Akhirnya Angelica lelah sendiri dan terlelap setelah jam 4 dini hari.

krinnggggg....krinnng Alarm nya berbunyi kencang, sengaja Angelica menyetelnya begitu kencang, kalau tidak, pasti Angelica masih terlelap jam segini.

Sudah menunjukkan jam 6.30 pagi. Buru-buru Angelica terperanjat dari tempat tidur nya, dan segera beberes apa yang perlu dibawanya ke sekolah, untuk mandi sepertinya tidak sempat lagi dilakukan, hanya bisa cuci muka saja, karena hari ini kebetulan Angelica yang piket, harus terlebih dahulu datang, daripada guru-guru lain yang tidak piket.

Langsung tancap gas Angelica menggunakan sepeda motornya, untuk sarapan pun tidak sempat dilakukan, Angelica pamit kepada ibu dan adik-adiknya. "Angelica berangkat y Bu!", ucap Angelica dengan buru-buru mengeluh sepeda motornya dari garasi dan langsung tancap gas memacu sepeda motornya.

Dengan laju kecepatan yang cukup kencang, karena tidak fokus lagi pikiran sudah bercabang kemana-mana, tiba tiba di ujung gang Angelica hampir laga kambing dengan sepeda motor yang datang dari depan, karena keduanya saling memacu sepeda motornya dengan kecepatan tinggi.

Untung tidak terjadi apa apa. Begitu sepeda motor hendak melanjutkan perjalanan menuju sekolah, tiba-tiba Angelica di kagetkan dengan suara yang memanggil-manggil namanya "Hai, Angelica, ketemu lagi kita disini, mau pergi kerja ya!", tanya suara tersebut, sepertinya suara itu tidak asing ditelinga Angelica, "seperti pernah mendengar suara itu", gumam Angelica dalam hati, sambil mencari-cari asal suara tersebut.

"Kamu Stev, iya Angel mau kerja. Kamu sendiri mau kerja juga?", ucap Angelica ramah menyapa Steven. Sudah tidak ada lagi dipikiran Angelica, bahwa saat ini harusnya Angelica harus buru-buru ke sekolah, karena hari ini Angelica piket.

"Yang penting Angelica ingin selalu dekat dengan Steven, masalah lain itu bisa diatur", gumam Angelica dalam hati, mengatur siasat alasan apa nanti yang Angelica katakan kepada kepala sekolah, bila ia terlambat sampai di sekolah.

Angelica berjalan beriringan dengan Steven dengan pelan sambil bercerita menuju tempat kerja Steven di ujung dekat lapangan.

Steven tersadar dan menegur Angelica "He, sudah jam berapa ini, bukannya kamu ke sekolah harus cepat berangkat, secara ini sudah jam 7:30, sudah telat dong kamu", Angelica hanya menjawab santai "Tidak apa-apa, nanti tinggal cari alasan kalau ada kepentingan mendadak".

"Kamu ini ya, sepuluh lagi oknum guru seperti kamu, bisa rusak negara ini", ledek Steven dengan senyum-senyum.

"Iiih, kamu bisa aja", ucap Angelica sambil mencubit manja perut Steven. "Aduh...aduh..sakit tahu", teriak Steven.

"Aku sudah sampai di tempat kerja, terima kasih ya sudah mengantar ku, kapan-kapan kita ketemu lagi ya", ucap Steven penuh harap.

Angelica pun senang dengan perkataan Steven seperti itu, sepertinya membuka peluang, bahwa Angelica dan Steven ada kesempatan bertemu lagi.

****

Seperti biasa, hari minggu pagi, karena tidak ada aktifitas dan merasa bosan di rumah tidak ada kegiatan, Angelica bermaksud untuk bersepeda keliling lapangan, selain untuk membakar lemak-lemak yang ada di tubuhnya, Angelica juga berharap bisa bertemu dengan Steven. "Malu juga bila mendatangi rumah Steven seorang diri, tanpa ditemani seorang teman, sebagai perempuan baik-baik, harus bisa menjaga harga diri", pikir Angelica dalam hati.

Ternyata prediksi Angelica benar, dari kejauhan belum juga nyampe di lapangan, sosok Steven sudah terlihat memakai T-shirt tanpa lengan berwarna biru, dengan sepatu olahraga berwarna putih dan celana pendek berwarna biru, setelan itu membuat lekukan tubuh Steven terlihat atletis, dan semakin menunjukkan kemacho annya, siapun wanita pasti akan tergoda.

Angelica mendekati sosok Steven, sambil mengayuh santai sepedanya. Seeet.....sepeda di rem tepat disamping Steven yang kebetulan berolah raga melakukan gerakan gerakan pemanasan, agar tidak merasa kram bila sedang berlari mengelilingi lapangan.

"Pagi Steven, bersemangat sekali olah raga nya", goda Angelica.

"Iya dong, sehat itu pengorbanan, harus ada pengorbanan yang dilakukan bila ingin sehat dan bugar", ucap Steven tegas.

"Iya deh, tapi aku juga kan melakukan pengorbanannya juga, bersepeda keliling lapangan kan juga olah raga", Angelica tidak mau kalah.

"Iya iya, kamu memang tidak pernah mau kalah, ada saja jawaban, yang seolah-olah tidak pernah habis dari pikiran kamu", ledek Steven.

Angelica dan Steven, makin hari makin dekat dan ada saja perkataan dan topik mereka sehingga, obrolan mereka tidak pernah habis. Angelica merasa cocok dengan Steven, begitu juga Steven merasa cocok dengan Angelica.

Entah siapa yang pertama kali mengucap cinta, Angelica pun tidak ingat lagi, seperti mengalir saja hubungan mereka, terkadang Steven memegang tangan Angelica ketika berjalan, menyuapi Angelica ketika makan, bahkan entah sudah berapa kali malam minggu mereka lewati dan selalu nongkrong berdua duduk mesra di pinggir taman.

Angelica tidak ingat, tanggal dan bulan mereka jadian, seperti nya tidak ada yang mengungkapkan itu, tiba-tiba hubungan Angelica dan Steven mesra dan sering bergandeng tangan. Angelica pun tidak pernah menanyakan itu, begitu juga Steven.

Ketika ada teman pria Angelica ketemu di luar, saat Angelica dan Steven jalan berduaan, ada sorot cemburu dimata Steven ketika teman pria Angelica memegang tangan Angelica. Angelica pun mengambil kesimpulan bahwa Steven mencintai Angelica.

Angelica tidak peduli tanggal dan bulan jadian mereka. "Yang pasti hubungan mereka baik baik saja", pikir Angelica dalam benak nya.

Terkadang Steven juga memarahi dan menasihati Angelica bila melakukan perbuatan yang tidak baik, Steven juga mengungkapkan rasa cemburunya bila ada telpon atau chatingan dari teman pria se sama guru. Dari semua sikap dan tingkah laku Steven Angelica mengambil kesimpulan bahwa Steven sangat mencintai dan menyayangi Angelica.

Dari sifat terbuka Steven, Angelica tahu, bahwa Steven adalah anak pertama dari dua bersaudara, Steven mempunyai adik perempuan yang seumuran dengan Angelica, adik perempuan nya tinggal bersama ibunya.

Dulu keluarga Steven sangat miskin ketika Steven kelas 3 SD, ayah nya meninggal dunia, sepeninggal ayahnya hidup mereka semakin bertambah susah, dan sering di gunjingkan orang lain karena miskin, sekarang Steven bisa membuktikan ke orang-orang, bahwa Steven yang dulu tidak sama dengan Steven yang sekarang, sekarang Steven adalah seorang yang memiliki segalanya, boleh dibilang cukup sukses, walaupun Steven tidak menunjukkan gaya hidup mewah.

Dari keterbukaan Steven, berarti Steven sudah menganggap Angelica adalah teman berbagi nya, mau menceritakan semua kepahitan nya. Bila seorang pria melakukan hal itu, berarti teman wanita nya adalah orang spesial yang bisa menumpahkan segala suka maupun dukanya.

#3. Steven dan Angelica berpacaran jarak jauh

Hubungan Steven dan Angelica makin dekat dan makin intim, Steven pun tidak malu-malu lagi mencium pipi dan bibir Angelica, jika ada momen ketika wajah mereka berdekatan, atau sekedar mengucapkan selamat, dan jika merasa rindu, sudah seminggu tidak ketemuan, karena agar tidak menggangu rutinitas dalam hal mengerjakan tugas, Steven dan Angelica sepakat untuk ketemuan sekali seminggu.

Sudah 3 bulan hubungan mereka terjalin. Steven mengingatkan Angelica.

"Angel, proyek ku sudah selesai disini, waktunya aku balik ke Pekanbaru, sementara menunggu proyek selanjutnya aku tinggal di rumah orang tua ku, kamu baik-baik ya disini", ucap Steven sambil memegang tangan Angelica.

Angelica menangis dan terisak "Apakah kamu akan meninggalkan ku selamanya?", tanya Angelica sedih.

"Tentu tidak sayang, kita akan pacaran jarak jauh, kan sudah ada hp canggih, kamu bisa chat dan Vidio call aku, dengan Vidio call rasa rindu kita pun akan terobati", ucap Steven menyakinkan Angelica agar jangan terlalu bersedih atas perpisahan ini.

"Itu rasanya beda, mendingan pacaran dekat begini, daripada jarak jauh", ucap Angelica manja.

"Iya sih, maksud kamu apa, apa kamu ingin kita segera menikah?", tanya Steven bingung.

"Bukan begitu juga", ucap Angelica.

"Terus kita harus bagaimana?", tanya Steven penasaran.

"Aku juga tidak tahu, Kakak pertama ku belum menikah, tidak mungkin aku melangkahi kakak ku, secara ada rumor, kalau dilangkahi menikah oleh adiknya, maka sang kakak, akan sulit menemukan jodohnya, pastilah kakakku juga tidak mau dilangkahi", ucap Angelica memberi penjelasan.

"Akupun begitu, adikku sedang kuliah saat ini, membutuhkan biaya besar untuk kuliahnya, kalau kita menikah, biaya pernikahan kan, cukup mahal, bisa-bisa adikku tidak akan tamat kuliah", Steven memberi alasan.

"Sudahlah, kita jalani saja pacaran jarak jauhnya ya, lama-lama juga pasti kebiasaan, kamu bersabarlah sedikit, hanya itu yang bisa kita lakukan untuk saat ini", ucap Steven menambahi berusaha menyakinkan Angelica, agar bisa menerima keputusan bersama, yaitu pacaran jarak jauh.

Angelica hanya diam membisu, berusaha menerima keputusan itu, walaupun berat hati.

"Besok aku akan berangkat pagi pagi sekali, penerbangan ku berangkat pukul 8 pagi, agar tidak ketinggalan pesawat, 2 jam sebelum keberangkatan aku sudah harus di tempat, kamu jaga diri baik baik ya, kamu bisa kan berjanji untuk setia dan tidak menduakan cintaku", ucap Steven sambil memeluk erat tubuh Angelica, tangis dan Isak Angelica pecah, ia hanya bisa mengangguk mengiyakan apa yang di peringkat Steven.

"Kamu juga berjanji akan setia juga kan Steve, kamu jangan nakal disana ya, ingatlah selalu akan janji suci kita", ucap Angelica tidak melepaskan pelukan Steven.

"Pasti sayang", ucap Steven melepaskan pelukannya.

"Udah dong sedih-sedih nya, seolah-olah aku mau pergi jauh saja", ucap Steven.

"Aku antar kamu pulang ya, sudah larut malam, aku takut kamu kenapa-kenapa, sekalian aku juga mau permisi kepada ibu kamu", ucap Steven.

Sesampainya di rumah Angelica, ternyata Linda, ibunya Angelica dan Veni, kakaknya Angelica sedang ngobrol diluar sembari menunggu Angelica pulang.

"Selamat malam Bu, ini Angelica Steven antar pulang ke rumah, sekalian Steven mau permisi pamit balik ke Pekanbaru besok", ucap Steven.

"Nak Steven tidak masuk dan minum dulu", tawar Linda.

"Tidak usah Bu, lagian sudah larut malam, Steven pulang dulu ya Bu", ucap Steven langsung balik badan meninggalkan Angelica, Veni dan Linda.

"Mengapa Steven balik ke Pekanbaru, Angel?", tanya Linda.

"Proyek kerjaan Steven sudah selesai disini ma, sambil menunggu ada proyek lagi, Steven tinggal di rumah ibunya di Pekanbaru", jelas Angelica kepada Linda.

"Terus bagaimana dengan hubungan kalian, apakah kalian masih lanjut?", tanya Linda penasaran dan ingin tahu.

"Baik-baik saja ma, Steven dan Angel pacaran nya jarak jauh", ucap Angelica memberitahu.

"Ya sudahlah, kalau itu yang terbaik, lama kelamaan juga pasti akan terbiasa, awalnya memang terasa berat, yang penting kalian berdua harus saling berkomitmen dan saling percaya saja", ucap Linda menasihati.

"Kamu sendiri sejauh ini penilaian kamu mengenai sifat Steven bagaimana?, apakah Steven playboy, perhatian kah Steven menurut mu?, apakah Steven hormat dan menyayangi keluarga nya?", tanya Linda ingin tahu, takut anaknya Angelica salah memilih pria, yang bakalan suaminya kelak.

"Menurut Angel, Steven orangnya perhatian, pekerja keras, menyayangi keluarga nya, dan tentunya mencintaiku dan perhatian sama aku ", Angelica menjelaskan profil Steven kepada ibunya.

"Bagus lah kalau itu menurut mu, ibu hanya bisa mendukung pilihan kamu", ucap Linda tegas.

"Ayo kita masuk, sudah larut malam ini, kita istirahat saja sekarang, supaya besok tidak malas-malasan melakukan aktifitas", ucap Linda langsung masuk ke rumah diikuti oleh kedua putrinya.

Di kamar nya Angelica masih saja menangis menumpahkan segala kesedihan nya.

Maklum Angelica baru kali ini berpacaran, belum pernah Angelica mengenal laki laki yang serius dan tulus mencintai Angelica.

Angelica terus menangis hingga ia terlelap tidur. Esoknya Angelica tersadar bahwa mulai hari ini ia tidak bisa bertemu langsung dengan Steven, karena Steven telah balik ke Pekanbaru. Separuh semangat dan tenaganya hilang, seolah-olah malas untuk beraktifitas.

Tidak lama Angelica tersadar "Mengapa aku harus menangisi Steven, hubungan kami kan baik-baik saja, hanya saja yang membedakan jaraknya berjauhan, banyak pasangan muda mudi yang berpacaran jarak jauh, karena urusan pekerjaan. Aku kok lebay banget, seolah-oleh Steven pergi jauh dan tidak kembali saja, toh hubungan kami akan terasa dekat dengan Pitur hp yang sangat canggih saat ini", gumam Angelica dalam hati menyemangatinya dirinya agar terus semangat, dan beraktifitas seperti biasa.

Mendapat pencerahan yang tiba-tiba begitu, Angelica sekarang bersemangat melakukan segala tugas-tugas dan laporan-laporannya, yang selama ini selalu ditumpuk, karena tersita waktunya dengan mengobrol lama-lama di hp, atau sekedar jalan -jalan berdua dengan Steven, sehingga setelah pulang jalan berdua, Angelica langsung tertidur dan malas untuk mengoreksi tugas tugas dari siswanya.

Bahkan Angelica juga sering terlambat pergi kesekolah, karena ketika berjumpa dengan Steven di ujung gang, Angelica selalu lupa waktu, seolah-olah tidak ingin jauh dari Steven, ingin selalu nempel dan dekat dengan Steven, segala alasan diberikan kepada kepala sekolah, entah ada urusan keluarga lah, kena macet lah, bahkan sering bolos mengatakan bahwa dirinya sedang sakit parah, padahal kenyataannya sedang asik berdua dengan Steven.

Sejak mengenal Steven Angelica menjadi seperti orang yang tidak bertanggung jawab dan tidak disiplin, padahal Angelica sendiri adalah seorang guru honor. Seorang guru, harusnya menjadi contoh dan tauladan bagi murid muridnya atau bagi orang lain. Mengingat segala kebodohan itu semua, Angelica tersadar untuk mau berubah dan melakukan hal hal yang baik baik saja.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!