#12. Dikta di ruang operasi

Kehidupan di Tanjung Karang sangat berbeda seratus delapan puluh derajat dengan kehidupan pada waktu di Pekanbaru. Di Pekanbaru Heni begitu tertutup tidak ada bergaul dengan para tetangga.

Di Tanjung Karang, tetangga berdatangan ingin tahu dan kenal dengan warga yang baru datang, silaturahmi sungguh sangat kompak dan terjaga, para tetangga peduli dan saling tolong menolong, sebenarnya Heni ingin menutup diri dengan para tetangga, karena bila mereka datang pun berkunjung ke rumah pasti akan banyak bertanya, ini siapa?, anak nya berapa?, pekerjaan nya apa?, banyak pertanyaan lagi.

Tetapi karena tetangga sendiri yang berinisiatif datang ke rumah Heni, mau tidak mau terpaksa Heni, Steven dan Dikta harus meladeni, dan menjawab dengan baik segala pertanyaan-pertanyaan yang diajukan.

To...tokk..tokkk...

Pintu diketuk.

Agak kesal Heni beranjak dari tempat tidur nya, karena ini sudah kesekian kalinya tamunya datang tidak habis-habis datang untuk bersilaturahmi sekedar berkenalan karena ingin tahu tamu yang baru datang yang tinggal dekat dengan mereka, sebenarnya sih bagus, karena mungkin mereka takut apabila orang baru yang tinggal dekat rumah mereka seorang *******, sungguh akan menggangu kenyamanan mereka.

Tetapi karena tamunya terkadang tidak melihat kebutuhan Heni, ingin sekali beristirahat dengan total karena telah lelah dengan kondisi yang tidak nyaman tidur selama 3hari dalam perjalanan.

Dengan keadaan terpaksa dan berat hati Heni membukakan pintu dan menyapa siapa tamu yang datang mengunjunginya.

Sekali lagi pintu diketuk

tok....tok ..tok ...

"Iya.. sebentar" sahut Heni.

Dengan setengah berlari Heni pun membukakan pintu.

krek...pintu dibuka.

"Ada apa Bu?" sapa Heni dengan senyuman.

"Iya Bu, saya tetangga ibu yang berada 3rumah dari sebelah kiri rumah ibu" jawaban ibu baju merah tersebut.

"Oh iya, salam kenal ya Bu, saya Heni, dengan ibu siapa ini?" tanya Heni dengan ramah dan penuh senyuman manis sambil mengulurkan tangannya, bermaksud untuk menjabat tangan .

"Oh iya, saya Ibu Dina Bu" ucap Dina memperkenalkan dirinya dan meraih tangan Heni.

"Oh ya ibu, sendirian tinggal disini?" tanya Bu Dina ingin tahu.

"Saya tinggal bersama anak dan menantu saya Bu" jawab Heni.

"Oh iya Bu, ini ada sedikit makanan mana tahu ibu belum sempat belanja karena masih repot untuk bersih-bersih dan berbenah" Bu Dina menyodorkan sebuah rantang kecil berisi lauk dan sayur.

"Oh, terimakasih banyak ya Bu, jadi merepotkan ibu" Heni senang menerima rantang tersebut, sangat lumayan, pikirnya.

Heni memang belum sempat memasak, karena belum belanja peralatan dan perlengkapan memasak.

"Oh ya Bu, jangan sungkan-sungkan ya Bu, apabila ada sesuatu yang dibutuhkan" Bu Dina menawarkan.

"Oh iya Bu, terimakasih banyak Bu atas perhatiannya kepada keluarga kami" ucap Heni.

Bu Dina pun segera pamit untuk permisi karena "memang ini adalah jam tidur siang, mungkin Bu Heni ingin beristirahat karena masih lelah dan letih selama masa perjalanan berhari-hari", pikirnya dalam hati.

"Saya pamit pulang ya Bu" ucap Bu Dina sambil berlalu meninggalkan Heni.

Heni pun masuk ke rumah, dan meletakkan rantang itu diatas meja makan dan segera kembali ke kamar nya untuk beristirahat.

Enam bulan berlalu, tibalah saatnya bagi Dikta untuk melahirkan anaknya.

...****************...

Segala perlengkapan bayi dan keperluan untuk kebutuhan Dikta dan bayinya sudah di lengkapi.

Hari ini proses lahiran telah direncanakan dan ditetapkan, karena Dikta akan melahirkan secara operasi.

Sehari sebelum operasi, Dikta sudah dibawa ke rumah sakit, termasuk Heni dan Steven selalu siaga menemani Dikta dan memenuhi kebutuhan Dikta selama di rumah sakit.

Sebelum operasi Dikta masih diperbolehkan untuk makan dan minum, terkadang Dikta begitu manja kepada Steven, ini kesempatan baginya untuk bisa diladeni dan diperhatikan Steven, pikirnya.

Dikta pun merengek minta disuapi,

"Kak, tolong bantu Dikta makan dong, Dikta kepayahan megang sendoknya karena tangan Dikta di infus, lagian Dikta susah untuk duduk tegak, hanya bisa duduk setengah rebahan", pinta Dikta manja.

Steven menurut saja apa yang diperintahkan Dikta. Dikta pun lahap bila ada Steven di sampingnya. Kalau Heni yang menjaga Dikta, Dikta tidak berani lagi bermanja-manja dan merengek minta ini atau minta itu, sejak Heni tahu Dikta hamil, Heni dingin dan sekedarnya saja menyapa Dikta.

Tok..tokkk ketuk suster dan langsung masuk memberitahu.

"Selamat pagi Bu, Pasien sudah tidak boleh makan dan minum ya, sekarang sudah memasuki masa puasa" ucap suster jaga memberi tahu keluarga pasien.

"Baik suster" jawab Heni.

Mendengar itu Dikta sedikit khawatir dan ketakutan, "Ma.. Dikta takut ma" ucap Dikta pelan, sebenarnya Dikta ingin sekali memeluk mamanya, Dikta rindu bermanja dan merengek-rengek di depan mamanya, karena kesalahannya, Heni menjadi cuek.

" Sudahlah jangan cengeng" jawab Heni ketus. Heni pura-pura cuek kepada Dikta, Sebenarnya Heni juga kasihan melihat Dikta, diusia muda Dikta sudah hamil. Wajar sekali Dikta takut karena ini awal pertama Dikta operasi, dan memang putri kesayangannya itu memang orang nya penakut.

"Ma, maafkan Dikta ya ma, sudah membuat mama kecewa, Dikta minta maaf mana tahu ini saat terakhir Dikta, mama mau kan maafin Dikta?" ucap Dikta sedih sambil meneteskan air matanya, Dikta ingin minta maaf, karena ruang operasi itu adalah taruhan hidup dan mati.

Mendengar perkataan Dikta seperti itu, Heni pun jadi luluh. Heni sadar kalau tidak ingin kehilangan anak-anaknya, anak-anak nya adalah harta terakhir miliknya. Tidak ada seorang ibu yang menelantarkan anaknya, sebesar apapun kesalahan anak nya, ibu selalu memaafkan kesalahannya.

Heni pun lantas memeluk Dikta " Mama sudah memaafkan kamu, kamu jangan mikir yang aneh-aneh ya, tetap semangat dalam menjalani, tidak akan terjadi apa-apa, kamu akan baik-baik saja kok" ucap Heni menyemangati Dikta sambil memeluk erat putrinya .

Dikta senang sudah di peluk Heni, begitu erat Dikta memeluknya dan menciumi ibunya sambil tersenyum bahagia " Terima kasih ma, atas kasih sayang mama selama ini" ucap Dikta tersenyum.

Heni tidak ingin ini adalah momen terakhir dia bertemu dengan Dikta, Heni berdoa dalam hati "Tuhan jangan kau ambil putriku, aku menyayangi nya Tuhan".

Dikta pun semakin lama semakin lemas dan akhirnya tertidur pulas, karena bius telah berfungsi, waktunya Dikta akan di bawa ke ruang operasi.

Steven dan Dikta menunggu di luar kamar operasi dengan perasaan yang tidak menentu, ada takut, khawatir bercampur sehingga untuk makan pun Heni dan Steven tidak berselera, mereka tidak sabar menunggu kabar dari ruang operasi.

Heni ingat Saat melahirkan Steven dan Dikta, tidak pernah melalui operasi, selalu dilakukan Heni dengan cara normal, karena usia Heni memasuki usia normal ketika menikah dan melahirkan.

Episodes
1 #1.Pertemuan Pertama Steven dan Angelica
2 #2. Hubungan Steven dan Angelica makin dekat
3 #3. Steven dan Angelica berpacaran jarak jauh
4 #4. Dikta dan Steven adalah adik angkat, tetapi steven dan Dikta tidak tahu.
5 #5. Kembali Dikta dan Steven melakukan hubungan suami-istri
6 #6. Dikta cemburu kepada Angelica
7 #7. Dikta muntah-muntah
8 #8. Dikta positif hamil
9 Heni mengetahui kehamilan Dikta
10 #10. Keluarga Steven pindah keluar kota
11 #11. Heni dan anak-anaknya tinggal di Tanjung Karang
12 #12. Dikta di ruang operasi
13 #13. Dikta melahirkan anak laki-laki
14 #14. Steven bahagia atas kelahiran baby junior
15 #15. Dikta dan Steven kewalahan merawat baby junior
16 #16. Steven membahagiakan keluarga
17 #17. Steven tidak pernah menghubungi Angelica
18 #18. Perayaan ulang tahun baby junior
19 #19. Dikta hamil anak ke2
20 #20. Hamil anak ke 2 Steven makin sayang kepada Dikta.
21 #21. Hamil kali ini tidak merepotkan.
22 #22. USG
23 #23. Petugas dari kantor lurah datang minta kartu keluarga
24 #24. Dikta melahirkan anak perempuan.
25 #25. Dikta melahirkan anak ke 2
26 #26. Steven harus melakukan apa kata Heni.
27 #27. Steven berangkat ke Medan
28 #28. Steven melamar Angelica.
29 #29. Steven dan Angelica sibuk mengurusi resepsi pernikahan
30 #30. Steven dan Angelica menikah
31 #31. Angelica hamil
32 #32. Kenzo menderita keterbelakangan mental
33 #33. Steven menemui Dikta
34 #34. Steven pandai mengendalikan emosi Kenzo.
35 #35. Angelica dibawa ke rumah sakit
36 #36. Angelica melahirkan
37 #37. Angelica sedih Steven meninggalkannya.
38 #38. Angelica sadar surat nikah ada pada Steven
39 #39. Angelica mencari Steven di tempat proyek
40 #40. Angelica tahu, kalau Steven mempunyai anak.
41 #41. Angelica akan mengubur kenangan bersama Steven
42 #42. Bisnis kelas les Angelica makin berkembang
43 #43. Angelica ingin menyewa Ruko
44 #44. Angelica optimis bisnis bimbingan belajar nya akan sukses
45 #45. Kenzo dilatih untuk mandiri
46 #46. Kenzo pintar menurut
47 #47. Dikta ingin menitipkan Kenzo ke panti asuhan
48 #48. Dikta marah-marah
49 #49. Dikta luluh, dan ingin lebih perhatian pada Kenzo.
50 #50. Merry menderita meningitis
51 #51. Merry harus rawat inap
52 #52. Kenzo memiliki hubungan batin dengan Merry
53 #53. Merry drop tidak sadarkan diri.
54 #54. Merry belum ada kemajuan
55 #55. Merry meninggal dunia.
56 #56. Dikta memberi tahu Steven kalau Merry telah tiada.
57 #57. Setelah kepergian Merry Kenzo sakit
58 #58. Steven sadar
59 #59. Angelica menemukan alamat Steven
60 #60. Bus Angelica mengalami kecelakaan.
61 #61. Angelica terluka
62 #62. Angelica balik ke rumah.
63 #63. Heni bertemu dengan Purnama
64 #64. Heni dan Steven ingin hidup normal.
65 #65. Dikta marah dituduh biang dari semua masalah.
66 #66. Steven pulang larut malam dalam keadaan mabuk
67 #67. Steven mengakui kisah hidupnya pada Willi
68 #68. Steven melepaskan penat nya dengan cara membahagiakan Kenzo
69 #69.Steven berusaha menghindari Dikta.
70 #70. Angelica kembali ke Tanjung Karang
71 #71. Angelica bertemu dengan Steven.
72 #72. Angelica menginap di hotel.
73 #73. Angelica tiba di Kantor Lurah setempat.
74 #74. Steven mengakui kesalahannya dan meminta maaf
75 #75. Steven tidak boleh serumah dengan Dikta
76 #76. Kenzo bersemangat setelah dijanjikan bertemu Steven.
77 #77. Kenzo meninggal dunia
78 #78. Steven lega.
79 #79. Heni dan Dikta menyuruh Steven rujuk dengan Angelica
80 #80. Steven mencari Angelica di kontrakan lama
81 #81. Momen pertama kali pertemuan mereka, seperti terulang kembali.
82 #82. Angelica mantap tidak mau menerima Steven.
83 #83. Steven bertemu dengan Gemilang
84 #84. Steven kembali ke Tanjung Karang
85 #85. Willi ingin mempersunting Dikta
86 #86. Ternyata Dikta adalah anak angkat Bu Purnama, adik angkat Steven.
87 #87. Steven rujuk dengan Angelica
88 #88. Steven dan keluarga nya hidup bahagia
89 Perkawinan Sedarah Suamiku
Episodes

Updated 89 Episodes

1
#1.Pertemuan Pertama Steven dan Angelica
2
#2. Hubungan Steven dan Angelica makin dekat
3
#3. Steven dan Angelica berpacaran jarak jauh
4
#4. Dikta dan Steven adalah adik angkat, tetapi steven dan Dikta tidak tahu.
5
#5. Kembali Dikta dan Steven melakukan hubungan suami-istri
6
#6. Dikta cemburu kepada Angelica
7
#7. Dikta muntah-muntah
8
#8. Dikta positif hamil
9
Heni mengetahui kehamilan Dikta
10
#10. Keluarga Steven pindah keluar kota
11
#11. Heni dan anak-anaknya tinggal di Tanjung Karang
12
#12. Dikta di ruang operasi
13
#13. Dikta melahirkan anak laki-laki
14
#14. Steven bahagia atas kelahiran baby junior
15
#15. Dikta dan Steven kewalahan merawat baby junior
16
#16. Steven membahagiakan keluarga
17
#17. Steven tidak pernah menghubungi Angelica
18
#18. Perayaan ulang tahun baby junior
19
#19. Dikta hamil anak ke2
20
#20. Hamil anak ke 2 Steven makin sayang kepada Dikta.
21
#21. Hamil kali ini tidak merepotkan.
22
#22. USG
23
#23. Petugas dari kantor lurah datang minta kartu keluarga
24
#24. Dikta melahirkan anak perempuan.
25
#25. Dikta melahirkan anak ke 2
26
#26. Steven harus melakukan apa kata Heni.
27
#27. Steven berangkat ke Medan
28
#28. Steven melamar Angelica.
29
#29. Steven dan Angelica sibuk mengurusi resepsi pernikahan
30
#30. Steven dan Angelica menikah
31
#31. Angelica hamil
32
#32. Kenzo menderita keterbelakangan mental
33
#33. Steven menemui Dikta
34
#34. Steven pandai mengendalikan emosi Kenzo.
35
#35. Angelica dibawa ke rumah sakit
36
#36. Angelica melahirkan
37
#37. Angelica sedih Steven meninggalkannya.
38
#38. Angelica sadar surat nikah ada pada Steven
39
#39. Angelica mencari Steven di tempat proyek
40
#40. Angelica tahu, kalau Steven mempunyai anak.
41
#41. Angelica akan mengubur kenangan bersama Steven
42
#42. Bisnis kelas les Angelica makin berkembang
43
#43. Angelica ingin menyewa Ruko
44
#44. Angelica optimis bisnis bimbingan belajar nya akan sukses
45
#45. Kenzo dilatih untuk mandiri
46
#46. Kenzo pintar menurut
47
#47. Dikta ingin menitipkan Kenzo ke panti asuhan
48
#48. Dikta marah-marah
49
#49. Dikta luluh, dan ingin lebih perhatian pada Kenzo.
50
#50. Merry menderita meningitis
51
#51. Merry harus rawat inap
52
#52. Kenzo memiliki hubungan batin dengan Merry
53
#53. Merry drop tidak sadarkan diri.
54
#54. Merry belum ada kemajuan
55
#55. Merry meninggal dunia.
56
#56. Dikta memberi tahu Steven kalau Merry telah tiada.
57
#57. Setelah kepergian Merry Kenzo sakit
58
#58. Steven sadar
59
#59. Angelica menemukan alamat Steven
60
#60. Bus Angelica mengalami kecelakaan.
61
#61. Angelica terluka
62
#62. Angelica balik ke rumah.
63
#63. Heni bertemu dengan Purnama
64
#64. Heni dan Steven ingin hidup normal.
65
#65. Dikta marah dituduh biang dari semua masalah.
66
#66. Steven pulang larut malam dalam keadaan mabuk
67
#67. Steven mengakui kisah hidupnya pada Willi
68
#68. Steven melepaskan penat nya dengan cara membahagiakan Kenzo
69
#69.Steven berusaha menghindari Dikta.
70
#70. Angelica kembali ke Tanjung Karang
71
#71. Angelica bertemu dengan Steven.
72
#72. Angelica menginap di hotel.
73
#73. Angelica tiba di Kantor Lurah setempat.
74
#74. Steven mengakui kesalahannya dan meminta maaf
75
#75. Steven tidak boleh serumah dengan Dikta
76
#76. Kenzo bersemangat setelah dijanjikan bertemu Steven.
77
#77. Kenzo meninggal dunia
78
#78. Steven lega.
79
#79. Heni dan Dikta menyuruh Steven rujuk dengan Angelica
80
#80. Steven mencari Angelica di kontrakan lama
81
#81. Momen pertama kali pertemuan mereka, seperti terulang kembali.
82
#82. Angelica mantap tidak mau menerima Steven.
83
#83. Steven bertemu dengan Gemilang
84
#84. Steven kembali ke Tanjung Karang
85
#85. Willi ingin mempersunting Dikta
86
#86. Ternyata Dikta adalah anak angkat Bu Purnama, adik angkat Steven.
87
#87. Steven rujuk dengan Angelica
88
#88. Steven dan keluarga nya hidup bahagia
89
Perkawinan Sedarah Suamiku

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!