#7. Dikta muntah-muntah

Ketika makan bersama Dikta dan Steven sama-sama diam, tidak ada berkata apa-apa, ada raut cemberut di wajah Dikta, karena mengetahui Steven mempunyai pacar.

Dikta cemburu dan emosional, apa artinya hubungan yang mereka lakukan selama ini, begitu bernafsu, menggebu-gebu, seolah itu adalah ungkapan perasaan mereka masing-masing, sama-sama ingin dan selalu ingin melakukan dan mengulangi lagi.

Di benak Steven, merasa kesal, karena Dikta cemburu kepada Angelica, dan tidak mengizinkan Angelica dekat-dekat dengan Steven, tidak mau Steven berhubungan dengan siapa saja, bahkan Dikta juga tidak mau menyudahi hubungan terlarang ini, Steven kesal, apa yang harus dilakukan nya agar bisa menyudahi hubungan terlarang ini, secara Steven pun ingin terus bersama Angelica.

"Ada apa dengan kalian?, kok dari tadi diam aja, kayak kerbau dicucuk hidungnya. Apa masalah kalian?, apa kalian berdua berantam?" tanya Heni bertubi-tubi.

Steven dan Dikta pun langsung gelagapan, bingung mau menjawab apa.

"Tidak ada apa-apa Bu", jawab Dikta dan Steven secara bersamaan. Kembali Heni bingung dan penuh tanda tanya.

"Sebenarnya masalah kalian apa?, dari tadi diam, menjawab pun malah berbarengan, kan aneh, ibu jadi penuh tanda tanya" ucap Heni kesal.

"Benar Bu, tidak ada masalah apa-apa, oh ya Bu, aku permisi dulu mau masuk kamar, ada laporan proyek yang harus ku kerjakan dan kuselesaikan" ucap Steven sambil meneguk segelas air putih, karena Steven sudah menyelesaikan makannya dan segera ke kamar meninggal Dikta dan Heni untuk menyelesaikan laporan proyeknya.

Begitu juga Dikta dan Heni segera menyelesaikan makannya, Dikta pun mengikuti Steven segera permisi kepada Heni untuk masuk ke kamar.

"Dikta ke kamar dulu ya Bu", ucap Dikta meninggalkan ibunya dan langsung masuk ke kamar.

"Apa-apaan kamu, main tinggal aja, beresin dulu piring-piring ini, dan setelah itu cuci semua piring kotor nya", Heni marah-marah dan terus memanggil-manggil Dikta.

"Dikta, selesaikan dulu piring kotor ini", perintah Heni.

"Ibu aja dulu, atau tinggalin aja, nanti Dikta cuci, sekarang Dikta malas banget ngapa-ngapain", jawab Dikta sambil bicara kencang karena Dikta sedang dikamarnya.

Heni pun hanya geleng-geleng kepala, kesal dengan tingkah laku anak gadisnya, sudah besar tetapi kadang tidak peduli dengan pekerjaan dan rutinitas di rumah.

Dikamarnya Dikta masih kesal kepada Steven. Dikta hanya mengurung diri di kamar.

*******

Sebulan berlalu, setelah Steven mengatakan kepada Dikta untuk menyudahi hubungan terlarang mereka, memang Steven dan Dikta tidak pernah lagi berhubungan suami-istri.

Padahal hati Dikta begitu hancur, seperti layaknya orang yang sedang putus cinta. Dikta kesal, Steven tidak lagi menegur dan menyapanya dengan mesra, Baik hubungan sebagai kakak', yang biasa dilakukan Steven. Steven sering mencandai Dikta, bahkan mengolok-olok Dikta, agar Dikta kesal dan merengek-rengek.

Sekarang momen itu tidak dilakukan Steven lagi. Steven pun tidak mau tahu lagi kondisi Dikta, walaupun Dikta sering mengurung diri di kamar.

Tiba-tiba Dikta keluar dari kamarnya sambil berlari kearah kamar mandi, terdengar suara Dikta seperti muntah-muntah. Steven sedang mengambil segelas air putih dari meja makan karena merasa haus dan ingin minum sebelum nya Steven berada di kamarnya sibuk mengerjakan laporan proyeknya.

Steven pun keringat dingin, takut dan bingung melihat adiknya Dikta muntah-muntah, Steven hanya diam saja. Kebetulan Heni sedang cuci piring di wastafel, Heni juga bingung mengapa Dikta muntah-muntah.

"Mengapa Dikta Steve?" tanya Heni.

"Tidak tahu Bu, mungkin masuk angin", jawab Steven asal.

"Mungin saja ya, soalnya Dikta jarang makan sih", Heni mencoba menebak alasan Dikta muntah-muntah.

Dikta pun terus saja muntah-muntah "uuakk...uuuuuaaaak" Dikta merasa lemas keluar dari kamar mandi.

"Kamu kenapa Dikta?" tanya Heni menghampiri Dikta sambil mengusap dan menggosok minyak angin ke leher Dikta.

"Tidak tahu Bu", jawab Dikta sedikit melirik ke arah Steven, Steven pun jadi menunduk ketakutan.

"Kita ke dokter sekarang ya, untuk berobat, kali aja masuk angin yah, sekalian diminta obatnya", ajak Heni kepada Dikta.

Steven dan Heni bertatap muka, seketika Dikta langsung menjawab.

"Tidak usah Bu, Dikta tidak kenapa-kenapa, nanti juga baikan Setelah istirahat dan minum obat" jawab Dikta buru-buru, agar Heni tidak memaksanya untuk segera berobat ke dokter.

"Yakin kamu tidak kenapa-kenapa?", tanya Heni berulang-ulang, memastikan bahwa Dikta putri kesayangannya memang baik-baik saja dan hanya masuk angin biasa.

"Iya Bu, Dikta yakin baik-baik saja, oh ya Bu, tolong dong Bu, ibu belikan obat masuk angin di warung atau apotek, agar nanti setelah minum obat Dikta bisa segera istirahat tidur di kamar, agar segera pulih", Dikta sengaja menyuruh Heni pergi ke warung, agar Dikta bisa bicara dengan Steven dan minta pertanggung jawaban Steven, "jangan-jangan Dikta sedang hamil", pikir Dikta dalam hati.

"Baiklah kalau begitu, ibu sebentar ke warung atau apotek terdekat", ibu berlalu meninggalkan Dikta dan Steven untuk segera ke apotek membeli obat. Seketika langsung berbalik lagi "Oh ya Steven, kamu jaga adik kamu dulu sebentar jangan langsung beranjak dari situ, sebelum ibu datang, mana tau adik kamu muntah-muntah lagi dan malah pingsan di kamar mandi nanti", Heni memerintahkan Steven.

"Baik Bu", jawab Steven pelan.

Heni pun segera berlalu meninggalkan Steven dan Dikta menuju teras dan segera menyalakan sepeda motor nya dan langsung berlalu.

"Bagaimana perasaan mu Dikta?", tanya Steven mendekati Dikta.

"Lemas, pusing, dan ingin muntah saja bawaannya", ucap Dikta dan kembali Dikta berlari ke arah kamar mandi "uuuuuaaaak....uaaaakkkk..." Dikta merasa lemas dan mukanya pucat.

Steven lalu memberi Dikta minum air putih hangat "Ini minum dulu, barang kali bisa mengurangi rasa ingin muntah", bujuk Steven.

Dikta langsung menuruti perkataan Steven.

"Jangan-jangan kamu hamil", ucap Steven.

Dikta mengingat-ingat tanggal berapa haid terakhir nya. "Sekarang tanggal berapa kak", tanya Dikta memastikan. "Tanggal 24" jawab Steven.

"Apa, haid Dikta sudah telat 1 bulan 10 hari" jawab Dikta panik.

Steven pun mengacak-acak rambutnya dengan penuh kesal dan bingung "Aaaah" teriak Steven.

"Bagaimana ini kak" ucap Dikta panik.

"Kakak juga tidak tahu", jawab Steven kesal.

"Nanti setelah ibu pulang dari apotek, kakak akan membeli test pack untuk memastikan apakah kamu benar-benar hamil, setelah itu kakak akan search, bagaimana caranya menggugurkan kandungan", usul Steven.

Dikta langsung memeluk erat tubuh Steven "Dikta takut kak"

"Kita akan menggugurkan janin itu, sebelum ibu mengetahui, melihat perut mu yang akan semakin besar", ucap Steven menenangkan Dikta dan mengusap kepala Dikta.

Bagaimana pun Steven sangat sedih melihat Dikta bersedih. Karena sejak kecil Steven selalu menjaga dan melindungi Dikta

Episodes
1 #1.Pertemuan Pertama Steven dan Angelica
2 #2. Hubungan Steven dan Angelica makin dekat
3 #3. Steven dan Angelica berpacaran jarak jauh
4 #4. Dikta dan Steven adalah adik angkat, tetapi steven dan Dikta tidak tahu.
5 #5. Kembali Dikta dan Steven melakukan hubungan suami-istri
6 #6. Dikta cemburu kepada Angelica
7 #7. Dikta muntah-muntah
8 #8. Dikta positif hamil
9 Heni mengetahui kehamilan Dikta
10 #10. Keluarga Steven pindah keluar kota
11 #11. Heni dan anak-anaknya tinggal di Tanjung Karang
12 #12. Dikta di ruang operasi
13 #13. Dikta melahirkan anak laki-laki
14 #14. Steven bahagia atas kelahiran baby junior
15 #15. Dikta dan Steven kewalahan merawat baby junior
16 #16. Steven membahagiakan keluarga
17 #17. Steven tidak pernah menghubungi Angelica
18 #18. Perayaan ulang tahun baby junior
19 #19. Dikta hamil anak ke2
20 #20. Hamil anak ke 2 Steven makin sayang kepada Dikta.
21 #21. Hamil kali ini tidak merepotkan.
22 #22. USG
23 #23. Petugas dari kantor lurah datang minta kartu keluarga
24 #24. Dikta melahirkan anak perempuan.
25 #25. Dikta melahirkan anak ke 2
26 #26. Steven harus melakukan apa kata Heni.
27 #27. Steven berangkat ke Medan
28 #28. Steven melamar Angelica.
29 #29. Steven dan Angelica sibuk mengurusi resepsi pernikahan
30 #30. Steven dan Angelica menikah
31 #31. Angelica hamil
32 #32. Kenzo menderita keterbelakangan mental
33 #33. Steven menemui Dikta
34 #34. Steven pandai mengendalikan emosi Kenzo.
35 #35. Angelica dibawa ke rumah sakit
36 #36. Angelica melahirkan
37 #37. Angelica sedih Steven meninggalkannya.
38 #38. Angelica sadar surat nikah ada pada Steven
39 #39. Angelica mencari Steven di tempat proyek
40 #40. Angelica tahu, kalau Steven mempunyai anak.
41 #41. Angelica akan mengubur kenangan bersama Steven
42 #42. Bisnis kelas les Angelica makin berkembang
43 #43. Angelica ingin menyewa Ruko
44 #44. Angelica optimis bisnis bimbingan belajar nya akan sukses
45 #45. Kenzo dilatih untuk mandiri
46 #46. Kenzo pintar menurut
47 #47. Dikta ingin menitipkan Kenzo ke panti asuhan
48 #48. Dikta marah-marah
49 #49. Dikta luluh, dan ingin lebih perhatian pada Kenzo.
50 #50. Merry menderita meningitis
51 #51. Merry harus rawat inap
52 #52. Kenzo memiliki hubungan batin dengan Merry
53 #53. Merry drop tidak sadarkan diri.
54 #54. Merry belum ada kemajuan
55 #55. Merry meninggal dunia.
56 #56. Dikta memberi tahu Steven kalau Merry telah tiada.
57 #57. Setelah kepergian Merry Kenzo sakit
58 #58. Steven sadar
59 #59. Angelica menemukan alamat Steven
60 #60. Bus Angelica mengalami kecelakaan.
61 #61. Angelica terluka
62 #62. Angelica balik ke rumah.
63 #63. Heni bertemu dengan Purnama
64 #64. Heni dan Steven ingin hidup normal.
65 #65. Dikta marah dituduh biang dari semua masalah.
66 #66. Steven pulang larut malam dalam keadaan mabuk
67 #67. Steven mengakui kisah hidupnya pada Willi
68 #68. Steven melepaskan penat nya dengan cara membahagiakan Kenzo
69 #69.Steven berusaha menghindari Dikta.
70 #70. Angelica kembali ke Tanjung Karang
71 #71. Angelica bertemu dengan Steven.
72 #72. Angelica menginap di hotel.
73 #73. Angelica tiba di Kantor Lurah setempat.
74 #74. Steven mengakui kesalahannya dan meminta maaf
75 #75. Steven tidak boleh serumah dengan Dikta
76 #76. Kenzo bersemangat setelah dijanjikan bertemu Steven.
77 #77. Kenzo meninggal dunia
78 #78. Steven lega.
79 #79. Heni dan Dikta menyuruh Steven rujuk dengan Angelica
80 #80. Steven mencari Angelica di kontrakan lama
81 #81. Momen pertama kali pertemuan mereka, seperti terulang kembali.
82 #82. Angelica mantap tidak mau menerima Steven.
83 #83. Steven bertemu dengan Gemilang
84 #84. Steven kembali ke Tanjung Karang
85 #85. Willi ingin mempersunting Dikta
86 #86. Ternyata Dikta adalah anak angkat Bu Purnama, adik angkat Steven.
87 #87. Steven rujuk dengan Angelica
88 #88. Steven dan keluarga nya hidup bahagia
89 Perkawinan Sedarah Suamiku
Episodes

Updated 89 Episodes

1
#1.Pertemuan Pertama Steven dan Angelica
2
#2. Hubungan Steven dan Angelica makin dekat
3
#3. Steven dan Angelica berpacaran jarak jauh
4
#4. Dikta dan Steven adalah adik angkat, tetapi steven dan Dikta tidak tahu.
5
#5. Kembali Dikta dan Steven melakukan hubungan suami-istri
6
#6. Dikta cemburu kepada Angelica
7
#7. Dikta muntah-muntah
8
#8. Dikta positif hamil
9
Heni mengetahui kehamilan Dikta
10
#10. Keluarga Steven pindah keluar kota
11
#11. Heni dan anak-anaknya tinggal di Tanjung Karang
12
#12. Dikta di ruang operasi
13
#13. Dikta melahirkan anak laki-laki
14
#14. Steven bahagia atas kelahiran baby junior
15
#15. Dikta dan Steven kewalahan merawat baby junior
16
#16. Steven membahagiakan keluarga
17
#17. Steven tidak pernah menghubungi Angelica
18
#18. Perayaan ulang tahun baby junior
19
#19. Dikta hamil anak ke2
20
#20. Hamil anak ke 2 Steven makin sayang kepada Dikta.
21
#21. Hamil kali ini tidak merepotkan.
22
#22. USG
23
#23. Petugas dari kantor lurah datang minta kartu keluarga
24
#24. Dikta melahirkan anak perempuan.
25
#25. Dikta melahirkan anak ke 2
26
#26. Steven harus melakukan apa kata Heni.
27
#27. Steven berangkat ke Medan
28
#28. Steven melamar Angelica.
29
#29. Steven dan Angelica sibuk mengurusi resepsi pernikahan
30
#30. Steven dan Angelica menikah
31
#31. Angelica hamil
32
#32. Kenzo menderita keterbelakangan mental
33
#33. Steven menemui Dikta
34
#34. Steven pandai mengendalikan emosi Kenzo.
35
#35. Angelica dibawa ke rumah sakit
36
#36. Angelica melahirkan
37
#37. Angelica sedih Steven meninggalkannya.
38
#38. Angelica sadar surat nikah ada pada Steven
39
#39. Angelica mencari Steven di tempat proyek
40
#40. Angelica tahu, kalau Steven mempunyai anak.
41
#41. Angelica akan mengubur kenangan bersama Steven
42
#42. Bisnis kelas les Angelica makin berkembang
43
#43. Angelica ingin menyewa Ruko
44
#44. Angelica optimis bisnis bimbingan belajar nya akan sukses
45
#45. Kenzo dilatih untuk mandiri
46
#46. Kenzo pintar menurut
47
#47. Dikta ingin menitipkan Kenzo ke panti asuhan
48
#48. Dikta marah-marah
49
#49. Dikta luluh, dan ingin lebih perhatian pada Kenzo.
50
#50. Merry menderita meningitis
51
#51. Merry harus rawat inap
52
#52. Kenzo memiliki hubungan batin dengan Merry
53
#53. Merry drop tidak sadarkan diri.
54
#54. Merry belum ada kemajuan
55
#55. Merry meninggal dunia.
56
#56. Dikta memberi tahu Steven kalau Merry telah tiada.
57
#57. Setelah kepergian Merry Kenzo sakit
58
#58. Steven sadar
59
#59. Angelica menemukan alamat Steven
60
#60. Bus Angelica mengalami kecelakaan.
61
#61. Angelica terluka
62
#62. Angelica balik ke rumah.
63
#63. Heni bertemu dengan Purnama
64
#64. Heni dan Steven ingin hidup normal.
65
#65. Dikta marah dituduh biang dari semua masalah.
66
#66. Steven pulang larut malam dalam keadaan mabuk
67
#67. Steven mengakui kisah hidupnya pada Willi
68
#68. Steven melepaskan penat nya dengan cara membahagiakan Kenzo
69
#69.Steven berusaha menghindari Dikta.
70
#70. Angelica kembali ke Tanjung Karang
71
#71. Angelica bertemu dengan Steven.
72
#72. Angelica menginap di hotel.
73
#73. Angelica tiba di Kantor Lurah setempat.
74
#74. Steven mengakui kesalahannya dan meminta maaf
75
#75. Steven tidak boleh serumah dengan Dikta
76
#76. Kenzo bersemangat setelah dijanjikan bertemu Steven.
77
#77. Kenzo meninggal dunia
78
#78. Steven lega.
79
#79. Heni dan Dikta menyuruh Steven rujuk dengan Angelica
80
#80. Steven mencari Angelica di kontrakan lama
81
#81. Momen pertama kali pertemuan mereka, seperti terulang kembali.
82
#82. Angelica mantap tidak mau menerima Steven.
83
#83. Steven bertemu dengan Gemilang
84
#84. Steven kembali ke Tanjung Karang
85
#85. Willi ingin mempersunting Dikta
86
#86. Ternyata Dikta adalah anak angkat Bu Purnama, adik angkat Steven.
87
#87. Steven rujuk dengan Angelica
88
#88. Steven dan keluarga nya hidup bahagia
89
Perkawinan Sedarah Suamiku

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!