Latar belakang Keluarga Steven
Dikta sesungguhnya nya adalah adik angkat Steven yang diangkat karena Heni menjadi gila karena Dikta asli meninggal karena kecelakaan.
Dikta adik kandung Steven dulu mengalami kecelakaan, ditabrak lari oleh pesepeda motor yang melaju kencang di depan rumah nya hingga terpelanting dan meninggal di tempat. Saat itu Heni sedang menjemur pakaian di depan rumah dan melihat kejadian itu di depan matanya sendiri.
Mengetahui putrinya Dikta meninggal dunia. Heni menjadi hilang ingatan tidak terima Dikta meninggal dan terus saja menyalahkan dirinya, bahwa akibat kelalaiannya tidak menjaga Dikta makanya Dikta sampai meninggal dunia.
Prihatin mengenai kondisi Heni yang hilang ingatan selalu mencari cari Dikta. Ibu purnama memberikan putri angkatnya yang bernama Sally yang seumuran dengan Dikta kepada Heni untuk di asuh.
Setelah Sally di asuh dan dirawat Heni. Lama kelamaan Heni sembuh dan tidak mengalami gangguan jiwa lagi, dan tetap menamai Sally dengan sebutan Dikta.
Saat itu Steven masih kecil tidak mengingat peristiwa itu kecelakaan dan diangkatnya Sally menjadi Dikta. Steven menyangka kalau Dikta adalah adik kandungnya. Begitu juga Dikta, Dikta pun tahu kalau dia adalah anak kandung dari Heni.
Yang tahu kejadian itu hanya ayahnya Steven dan Ibu Purnama kakak sepupu dari ayahnya Steven.
Tetapi ayah nya Steven mendadak kena serangan jantung sehingga meninggal tidak sempat memberitahu bahwa Dikta yang sekarang yang diasuhnya adalah adik angkatnya.
Keluarga Steven pindah dan lama tidak bertemu dengan Ibu Purnama.
******
Dengan kerja keras dan perjuangan yang tidak mudah, Steven telah menjadi orang yang sukses dan sudah bisa membeli kebutuhan-kebutuhan mewah.
Heni juga seperti balas dendam, atas kehidupan pahit di masa lalu. Heni tidak mau bergaul dengan tetangga. Walaupun tetangga sudah mau menerima mereka setelah Steven berhasil, sanggup dan mampu membeli rumah.
Seperti roda berputar sekarang rumah Steven yang paling bagus dan besar di komplek itu.
Dulu kehidupan keluarga Steven sangat susah, untuk makan saja hanya sekali sehari, itupun tidak menentu, kadang hanya makan malam saja, kadang hanya makan siang hari saja, terkadang makan pagi saja.
Tergantung berapa uang yang mereka dapatkan dari menjual hasil butut yang mereka kumpulkan berjam-jam lamanya.
Keluarga Steven juga sering dikucilkan para tetangga, tidak ada yang mau peduli dan bergabung kepada mereka.
Sejak kecil Steven dan adiknya Dikta, tidak mempunyai teman, baik di rumah dan disekolah. Steven hanya bermain dengan Dikta.
Sehingga Steven dan Dikta sangat dekat. Steven sangat melindungi dan peduli pada Dikta. Dikta sering diejek teman temannya, makanya Dikta sering mengadu dan berlindung kepada Steven.
Sehingga Dikta menganggap Steven adalah pahlawan nya. Dikta sangat ketergantungan kepada Steven, Dikta selalu lengket kepada Steven, seolah-olah tidak ada laki-laki selain Steven. Dikta juga tidak pernah mengenal laki laki selain Steven.
Dikta bertumbuh menjadi remaja hingga menginjak usia dewasa, tidak pernah mengenal laki-laki, selalu nempel dan lengket dengan Steven.
Bahkan bila ada perempuan yang menggoda Steven, ketika jalan bersama ke mall, Dikta merasa marah dan cemburu.
Heni, ibunya Steven melihat tingkah laku putrinya cemburu apabila ada perempuan yang dekat dengan Steven menanggapi hal itu biasa saja, bahkan cenderung membiarkan.
Akhirnya Dikta bertumbuh menjadi orang yang posesif terhadap Steven. Steven menanggapi hal itu sebagai hal yang biasa biasa saja.
*****
Hingga suatu hari, ketika Heni pergi belanja ke pasar, Dikta dan Steven tinggal di rumah berdua saja.
Dikta hendak meminta bantuan kepada kakaknya, Dikta mencari sosok Steven di kamarnya. Dikta mengetuk pintu kamar Steven.
tok...tokk...tokk
Pintu diketuk, tidak ada suara sahutan dari dalam kamar. Kembali Dikta mengetuk dan mencoba membuka pintu, ternyata pintu tidak di kunci. Akhirnya Dikta masuk ke dalam kamar Steven, dan melihat Steven sedang tertidur menggunakan boxer pendek, sehingga kelihatan bulu-bulu kaki Steven yang lebat dan hitam keriting.
Dikta langsung melompat naik keatas tempat tidur Steven, tidur di samping Steven.
Steven setengah sadar terbangun, "Mengapa tidur disini?", tanya Steven.
"Takut tidur sendirian dikamar, ibu sedang pergi sudah 2jam belum kembali", ucap Dikta manja dan menambahi "Dikta tidur disini saja ya kak", rengek Dikta.
Steven pun tidak bisa menolak lagi, kalau adiknya Dikta sudah merengek, hati Steven langsung luluh, dan tidak bisa menolak.
Dikta memakai baju stelan tidak berlengan agak longgar, dan celana pendek. Hingga kelihatan kulit Dikta yang putih dan mulus. Nafsu birahi Steven tidak tahan melihat pemandangan itu.
Sedikit tersadar Steven, "Tidak ah, Dikta kan adik kandungku", pikir Steven setengah sadar.
Dikta terus menggoda Steven "iiih, bulu kaki kakak lebat dan hitam", Dikta mengelus-elus bulu kaki Steven, terus di elus pakai tangan dan kaki Dikta. Entah Dikta sengaja atau tidak, tangan Dikta mengenai ******** Steven, sehingga nafsu Steven jadi tidak bisa tertahan lagi. Steven langsung naik keatas tubuh Dikta, hingga menindih Dikta, Dikta tidak menolak, bahkan semakin mempermainkan Steven, ******* bibir Steven dan menciumi seluruh tubuh Steven. Akhirnya Steven dan Dikta melakukan hubungan suami-istri.
Dikta merasa tidak menyesal telah melakukan hubungan suami-istri tersebut, bahkan merasa puas dan ingin terus dekat dekat dengan Steven.
Tet....Tet.
Suara klakson sepeda motor tiba di depan rumah Steven. Steven terperanjat dan melompat dari tempat tidur, melihat suara klakson sepeda motor siapa kah yang sedang parkir depan rumah nya dari balik gorden jendela kamarnya, teriak nya kepada Dikta "Ibu datang, cepat kamu kembali ke kamar, aku tidak mau ibu datang dan melihat kita", ucap Steven sambil menarik Dikta dari atas tempat tidur nya, dan menyuruh Dikta keluar dari kamarnya. Ketika Dikta keluar, Dikta berbisik kepada Steven" lain kali kita ulangi lagi yah", sambil senyum senyum genit dan manja kepada Steven.
tok..tok. tokk
Heni mengetuk pintu.
Tidak ada sahutan dari dalam rumah, secara pintu depan dikunci, Heni tidak bisa masuk.
Pintu terus di ketuk sambil memanggil manggil Steven.... Steven...Dikta.... Dikta....
Tidak beberapa lama Dikta menyahut dari dalam rumah "Ya, sebentar" sambil berlari kearah pintu depan dan segera membukanya.
Heni ngomel "Lagi ngapain, kok lama sekali baru dibuka pintu nya",
"Iya tidak dengar Bu, Dikta lagi tidur" jawab Dikta santai.
Dikta membantu membawa belanjaan Heni.
"Dimana Steven, kakak mu?", tanya Heni.
"Lagi tidur, di kamar nya", jawab Dikta. Sambil asik mengeluarkan barang belanjaan Heni dari keranjang belanjaan, dan segera menyimpan nya dalam kulkas, sebelumnya di masukkan kedalam kotak kotak kecil maupun besar, agar, bahan bahan pokok yang dimasukkan bisa bertahan lama dan tidak cepat busuk.
Selesai membereskan barang belanjaan Heni, sekarang Dikta sibuk membantu ibunya memasak nasi, setelah selesai memasak, waktunya untuk segera makan siang, karena waktu sudah menunjukkan pukul 13.00. Sudah lewat 1 jam waktu makan siang.
Heni menyuruh Dikta untuk membangunkan Steven, agar bisa makan siang bersama,
" Dikta, ayo panggil Steven untuk makan bersama", ucap Heni menyuruh Dikta.
" Baiklah Bu", ucap Dikta langsung berlalu dan berlari menuju kamar Steven untuk membangunkan Steven agar makan siang bersama.
Dikta mengetuk pintu kamar Steven "Kak, bangun, ayo makan bareng", ucap Dikta bicara sopan seperti ajakan adik ke kakaknya.
Didepan Heni, Dikta menunjukkan sikap seperti seorang adik kepada Steven, agar Heni tidak mencurigai hubungan mesra antara Dikta dan Steven.
Steven pun menjawab dari kamar "Iya bentar, aku ganti baju dulu, nanti aku menyusul", ucap Steven dari dalam kamar.
Dikta pun kembali ke meja makan bergabung dengan Heni,
"Mana kakakmu", tanya Heni,
"Nanti menyusul katanya", jawab Dikta.
Okelah kita tunggu saja, sekalian ibu sendok nasi ke piring.
Tidak lama kemudian Steven bergabung makan dengan Heni dan Dikta. Kemudian mereka pun langsung menyantap makanan yang telah tersedia di meja makan.
Steven tidak berani menatap Dikta karena malu, tetapi Dikta malah senyum senyum melihat Steven.
Heni menegur Dikta "Mengapa kamu senyum senyum terus".
Ayo makan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 89 Episodes
Comments
nesya
Kl setan sdh merajalela dlm diri,maka nalar pun tak lg berfungsi. Ya spt kisah ini, kok bs sesama saudara kandung bs timbul nafsu syahwat.
2022-11-13
2