Bos Dingin Si Gadis Cendol

Bos Dingin Si Gadis Cendol

Bab 1. Awal Mula

Dret! Dret! Dret!

Suara bunyi telepon genggam milik Bima yang masih santai di tempat tidur, memenuhi ruang kamarnya. Pemuda itu sengaja mengistirahatkan otaknya karena dia baru saja menyelesaikan Pendidikan pasca sarjananya dengan nilai yang sangat bagus, alias comlaud. Baru juga sang pemuda ingin bersantai, tiba-tiba saja ponselnya berdering, membuat dirinya mau tak mau harus mengangkat panggilan yang baru saja masuk.

"Hallo, Kek. Ada apa sih? Bima baru juga istirahat ini, tapi Kakek udah tau aja kalau aku lagi rehat."

Pemuda itu menjawab telepon dari sang kakek yang selama ini membiayai kehidupannya bersama sang bunda. Seorang perempuan yang selalu menjadi motivasinya, agar bisa menjadi orang yang sangat sukses dan akan membalas dendam pada ayah kandungnya.

"Kamu itu kan sudah tamat, jadi masih ngapain kamu di negeri orang sana? Buruan pulang ke Indonesia, kasihan ibumu!"

Kakek Arjuna entah sudah berapa kali menyuruh cucunya tersebut untuk pulang ke Indonesia, tetapi Bima masih punya banyak cara untuk menolak permintaan sang kakek. Namun, kali ini sepertinya pemuda itu tidak punya akan lain untuk menunda kepulangannya ke Jakarta.

"Tapi, Kek —" Ucapan Bima langsung terpotong karena sang kakek yang selalu mendominasi setiap mereka melakukan panggilan via telepon.

"Umur kakek itu sudah tua, Bima. Jadi sebelum kakek pergi masuk ke dalam kuburan, maka kakek pengen menggendong cicit dari kamu. Apalagi kakek sudah nggak sanggup mengurus perusahaan sebesar itu sendirian, jadi tolong kamu secepatnya pulang ke Indonesia." Kakek tua itu seperti biasanya selalu membujuk dan terus membujuk sang cucu, agar pulang ke tanah air agar Bima segera menikah.

"Baiklah, Kek. Bima akan segera pulang, tetapi bukan untuk menikah dan memberikan cicit yang Kakek pinta. Bima hanya akan menikah kalau ibu telah sembuh dari penyakitnya karena Bima tidak ingin hal yang sama terjadi lagi seperti ibu."

Sesaat ponsel pintar itu hening tanpa mengeluarkan suara dari negara Indonesia. Pembicaraan terjeda karena kakek Arjuna merasa sedih mendengar kalimat yang keluar dari mulut cucunya. Bagaimana mungkin sang cucu benar-benar sangat trauma karena Putri semata wayangnya dikhianati oleh ayah Bima Saputra.

"Bagaimana kabar ibu sekarang, Kek? Apa ibu masih suka mengamuk dan histeris?" Pemuda itu akhirnya menanyakan kabar perempuan yang telah melahirkannya dengan penuh cinta sehingga bisa menikmati keindahan bumi yang sedang diijaknya.

Arjuna terdengar menghela napasnya dengan berat, lalu menjawab pertanyaan sang cucu dengan senyum tipis di bibir keriputnya.

"Sejak kamu pergi melanjutkan pendidikan ke luar negeri, sejak itu pula lah ibumu menjadi lebih pendiam tanpa bicara apapun, tetapi dia sekali-kali masih suka mengamuk dan ingin kabur membawa mobil," cerita kakeknya yang membuat hati Bima semakin miris dan akhirnya dia memutuskan ingin kembali, demi perempuan yang sangat disayanginya dimana saat ini sedang mengalami depresi mental.

***

Cuaca panas dan terik matahari sedang tajam menghunus bumi, memberikan jejak di setiap jengkal tanpa ada celah yang tertinggal. Udaranya begitu kental dengan rasa gerah yang menyelimuti tubuh seorang gadis sedang membaca buku dengan satu tangan. Gadis itu sibuk mengibaskan kertas ke arah wajahnya, sebagai alat pendingin alami pengganti ac.

Gadis nan cantik bermata sipit sedang asyik membaca buku di dalam perpustakaan tanpa menghiraukan orang lain yang ada di sekitarnya, dia begitu fokus dalam membaca sebuah karya fenomenal yang melegenda karya Buya Hamka yang sedang dipegangnya.

“Coba kalau aku bisa menulis … sepertinya seru kalau mampu membuat novel, Mana tahu aku juga bisa membantu Bunda dari hasil menulis nanti.”

Syifa bermenung berkelana dalam lamunannya, hingga tidak menyadari dua sahabatnya sedang berjalan perlahan-lahan, seperti pencuri yang sengaja mengendap agar tak bisa tertangkap. Mereka berjalan tanpa suara berusaha mendekat ingin memberikan sebuah kejutan agar terjadi Syifa kaget untuk candaan.

"Baaa!"

"Astaghfirullah, kalian ini benar-benar tidak punya kerjaan ya, untung aku tidak punya sakit jantung. Kalau aku sampai stroke karena terkejut bagaimana? Kalian mau tanggung jawab jika aku tidur selamanya gara-gara jantungku tidak berdetak lagi!" sungut Syifa langsung berdiri dari bangkunya dan berkacak pinggang seperti seorang ibu yang sedang memarahi anak-anaknya.

Gadis itu terlihat sedikit kesal dengan ulah kedua sahabatnya yang malah tertawa terpingkal-pingkal tanpa ada rasa berdosa. Mereka berdua bagaikan nyamuk yang selalu terbang mengitari kehidupan Syifa dan memberikan rasa gatal, sehingga mau tak mau gadis berhijab dengan tubuh mungil itu, harus bersedia menggaruk ketika tubuhnya terasa gatal akibat tingkah polah yang selalu saja membuat mereka tertawa.

"Hahaha, Syifa persis mirip sama mamaku yang cerewet ketika aku tidak mau buat tugas waktu sekolah dulu," ujar Lula sengaja menggoda sahabatnya.

Dia mengakui jika Syifa sangat mudah melupakan amarahnya dalam sesaat, sehingga membuat semua orang yang mengenalnya dengan mudah untuk bergaul dengannya.

"Lagian kamu ini udah cantik, pintar tapi tak pernah punya cowok. Kasihan itu Bram, dia siap melayanimu sampai-sampai dia ingin mengikuti mu ke toilet juga, parah tuh anak wali kota, hahaha," sela Rini yang tak bisa menahan rasa gemas melihat raut wajah satu-satu sahabatnya yang mengenakan hijab.

Rini dan Lula memang sangat suka menggoda sahabatnya, karena terlalu kutu buku di mata mereka, sehingga gak pernah sekali pun untuk mau didekati oleh seorang laki-laki sekedar untuk berkencan ataupun dinner malam.

Bahkan ada beberapa mahasiswa sengaja meminta tolong padanya agar bisa menyampaikan perasaan si cowok pada sahabatnya Syifa, tetapi seperti biasa gadis berhijab itu selalu menolak siapa pun yang ingin berkencan dengannya. Terkadang Rini dan Lula merasa kesal sendiri karena sifat Syifa yang masih belum ingin terbuka terhadap seorang pria.

"Oh ya, Syifa. Sebenarnya selama ini aku penasaran loh, sudah berapa banyak sih laki-laki yang patah hati kau buat, hem? Kurasa ratusan orang sudah ada yang merasakan tolakan halus dari seorang gadis bernama Syifa Salsabila. Hipotesis ku mengatakan, hal ini disebabkan karena melihat prestasi yang kau miliki dan juga keistimewaan yang ada di dalam hatimu," ucap Lula kembali menimpali, dengan gaya bicara seolah seorang profesor baru saja mendapatkan temuan barunya ketika melihat wajah Syifa yang merona.

“Lebay deh! Kapan sih kalian berdua bisa berhenti menggangguku saat belajar? Aku tidak mau menjadi mahasiswa abadi di kampus ini, apalagi aku ingin sekali melihat bunda pergi naik haji dari hasil jerih payahku," protes Syifa dengan nada datar tetapi menancap ke ulu hati kedua sahabatnya.

Gadis itu sebenarnya sedikit malas untuk menjawab pertanyaan apapun yang keluar dari kedua sahabatnya. Dia tidak mau ikut terhanyut dari perkataan demi perkataan yang selalu berdampak terhadap kekurangan volume belajarnya hanya karena rayuan masa muda dari kedua sahabatnya.

“Syifa, ada seseorang yang lagi nyari kamu dan nungguin di kantin tuh!” terang Rini.

“Siapa emangnya?” Dahi gadis itu terlihat berkerut karena sudah beberapa hari ini hidupnya terasa damai tanpa ada yang mengganggu.

Jangan lupa kasih dukungannya ya, terima kasih.

Terpopuler

Comments

🔵⏤͟͟͞Rᥴⷽɛʟιᴎ🔰π¹¹™𒈒⃟ʟʙᴄ

🔵⏤͟͟͞Rᥴⷽɛʟιᴎ🔰π¹¹™𒈒⃟ʟʙᴄ

kakekmu pasang cctv bim😂😂😂

2022-12-29

1

Nyai Iteung❤️

Nyai Iteung❤️

done

2022-12-17

0

kanaya

kanaya

mampir

2022-12-17

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1. Awal Mula
2 Bab 2. Rencana Magang
3 Bab 3. Direktur Baru
4 Bab 4. Lanjutkan Keturunan
5 Bab 5. Galau Nikah
6 Bab 6. Diguyur Genangan Air Jalan
7 Bab 7. Lelaki Tak Beretika
8 Bab 8. Lamunan Bima
9 Bab 9. Bertanggung Jawab
10 Bab 10. Ke Bimasakti Group
11 Bab 11. Lapor Polisi
12 Bab 12. Bertukar Posisi
13 Bab 13. Penjual Es Dawet
14 Bab 14. Bos Payah
15 Bab 15. Tentang Dia
16 Bab 16. Ingin Membuktikan
17 Bab 17. Terpukau?
18 Bab 18. Apa Dipaksa Nikah Saja?
19 Bab 19. Apa Kakakmu Punya Pacar?
20 Bab 20. Namaku Arka
21 Bab 21. Kepanikan Bunda
22 Bab 22. Punya Utang Lagi
23 Bab 23. Ayo Berteman
24 24. Ingin Selalu Dekat
25 Bab 25. Gadis berbeda Kelas
26 Bab 26. Kondisi Ibunya Bima
27 Bab 27. Galak Dewa
28 Bab 28. Awas Kemakan Sumpah
29 Bab 29. Bersaing Secara Jantan
30 Bab 30. Harapan Arka
31 Bab 31. Mengajak Ridho bekerja Sama.
32 Bab 32. Apa Dia Jomblo?
33 Bab 33. Nama Saya Bima
34 Bab 34. Ketinggian Gengsi
35 Bab 35. Pura-pura Benci
36 Bab 36. Bagaimana Kalau Kuberi Maskawin?
37 Bab 37. Kedok Arka Terbongkar
38 Bab 38. Perasaan Aneh
39 Bab 39. Nomor Telepon
40 Bab 40. Ijin Berkunjung
41 Bab 41. Ide Bima
42 Bab 42. Nikah Yuk!
43 Bab 43. Permintaan Arka
44 Bab 44. Tunangan Saya
45 Bab 45. Godaan Bima
46 Bab 46. Ayo Kita Bekerjasama
47 Bab 47. Kejujuran Bima
48 Bab 48. Perkenalan Mulut
49 Bab 49. Dia Pacarmu?
50 Bab 50. Pertemuan Dengan Kakek Arjuna
51 Bab 51. Rencana Tuan Arjuna
52 Bab 52. Ini harusnya bab 51 ya.
53 Bab 53. Sumpah Bima
54 Pengumuman
Episodes

Updated 54 Episodes

1
Bab 1. Awal Mula
2
Bab 2. Rencana Magang
3
Bab 3. Direktur Baru
4
Bab 4. Lanjutkan Keturunan
5
Bab 5. Galau Nikah
6
Bab 6. Diguyur Genangan Air Jalan
7
Bab 7. Lelaki Tak Beretika
8
Bab 8. Lamunan Bima
9
Bab 9. Bertanggung Jawab
10
Bab 10. Ke Bimasakti Group
11
Bab 11. Lapor Polisi
12
Bab 12. Bertukar Posisi
13
Bab 13. Penjual Es Dawet
14
Bab 14. Bos Payah
15
Bab 15. Tentang Dia
16
Bab 16. Ingin Membuktikan
17
Bab 17. Terpukau?
18
Bab 18. Apa Dipaksa Nikah Saja?
19
Bab 19. Apa Kakakmu Punya Pacar?
20
Bab 20. Namaku Arka
21
Bab 21. Kepanikan Bunda
22
Bab 22. Punya Utang Lagi
23
Bab 23. Ayo Berteman
24
24. Ingin Selalu Dekat
25
Bab 25. Gadis berbeda Kelas
26
Bab 26. Kondisi Ibunya Bima
27
Bab 27. Galak Dewa
28
Bab 28. Awas Kemakan Sumpah
29
Bab 29. Bersaing Secara Jantan
30
Bab 30. Harapan Arka
31
Bab 31. Mengajak Ridho bekerja Sama.
32
Bab 32. Apa Dia Jomblo?
33
Bab 33. Nama Saya Bima
34
Bab 34. Ketinggian Gengsi
35
Bab 35. Pura-pura Benci
36
Bab 36. Bagaimana Kalau Kuberi Maskawin?
37
Bab 37. Kedok Arka Terbongkar
38
Bab 38. Perasaan Aneh
39
Bab 39. Nomor Telepon
40
Bab 40. Ijin Berkunjung
41
Bab 41. Ide Bima
42
Bab 42. Nikah Yuk!
43
Bab 43. Permintaan Arka
44
Bab 44. Tunangan Saya
45
Bab 45. Godaan Bima
46
Bab 46. Ayo Kita Bekerjasama
47
Bab 47. Kejujuran Bima
48
Bab 48. Perkenalan Mulut
49
Bab 49. Dia Pacarmu?
50
Bab 50. Pertemuan Dengan Kakek Arjuna
51
Bab 51. Rencana Tuan Arjuna
52
Bab 52. Ini harusnya bab 51 ya.
53
Bab 53. Sumpah Bima
54
Pengumuman

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!