Bab 10. Ke Bimasakti Group

"Bunda tidak usah khawatir sampai segitunya deh! Syifa akan melakukan apa saja asalkan orang itu mau memaafkanku, masa Bunda ngedo'ain anaknya masuk penjara sih," tutur Syifa dengan wajah memelas sedih dengan bibir bawah maju ke depan sebagai tanda protes atas ucapan bundanya.

"Bunda itu bukan mendo'akan yang jelek buat mu, tetapi bunda merasa takut aja kalau masalahnya gak kelar trus orang itu lapor polisi, gimana dong? Sudah kalau kita harus melawan orang berduit apalagi kamu bilang kalau mobil itu mobil mahal! Mana mungkin bunda berharap anak kesayangan yang nggak baik," bantah sang bunda terhadap tuduhan anak gadisnya. 

Dia hanya tidak ingin sesuatu yang buruk terjadi pada gadis kecilnya, apalagi kebanyakan seorang bos sangat suka menggoda wanita muda untuk dijadikan mangsa empuk sebagai wanita peliharaannya. 

Bunda juga takut kalau sampai bosnya si sopir itu malah merendahkanmu di kantornya dan berbuat yang macam-macam karena kita nggak mampu bayar ganti rugi,” lanjut Bu Ayu dengan mengusap kepala putrinya.

"Maafkan Syifa ya, Bunda. Syifa tidak pernah mengira jika rasa kesal waktu kena cipratan air kotor genangan hujan kemarin, malah berbuntut sepanjang ini," sesalnya setelah merasakan dampak yang harus dipertanggungjawabkannya pagi ini. 

Ada gurat penyesalan yang terpatri jelas di mata gadis itu saat berbicara dengan perempuan yang telah membesarkannya dengan penuh kasih sayang dan limpahan cinta sepanjang masa. 

"Makanya, lain kali pikirkan dulu sebelum bertindak! Bunda tidak mungkin bisa menasehatimu setiap waktu. Apalagi yang namanya hidup, kita tidak akan pernah tahu kapan ajal akan datang menghampiri." Tiba-tiba saja Ibu Ayu tanpa sadar mengucap kata yang sangat ganjil terdengar di telinga Syifa, sehingga gadis itu merasa bertambah bersalah dibuatnya. 

"Bunda kok ngomongnya sampai begitu sih, semuanya akan baik-baik saja sampai Syifa nanti mengantarkan Bunda ke tanah suci untuk naik haji," sahut Syifa membuat hati sang bunda menjadi terharu mendengarkan ucapannya.

Gejolak jiwa penuh kemiskinan yang mengungkung kehidupan keluarga mereka selama ini, tidak pernah mengalahkan keinginan Syifa untuk menghadiahi bundanya suatu saat nanti pergi melaksanakan rukun islam yang terakhir., 

"Aamiin. Ya sudah, sekarang jam menunjukkan pukul 07:30 WIB, segeralah berangkat dan temui pria bernama Kenzi itu! Jangan sampai kamu telat menemuinya hingga malah menambah masalah baru untukmu," ujar sang bunda penuh kelembutan sekedar mengingatkan anaknya. 

"Baiklah, Bunda. Syifa berangkat sekarang, assalamu'alaikum." Syifa menulurkan dan menciumi takzim punggung tangan bundanya sebelum berlalu dengan motor matic kesayangannya.

"Wa'alaikumussalam warahmatullahi wa barakatuh."

Gadis itu akhirnya pergi menuju kantor sesuai dengan alamat dari kartu nama yang telah diberikan oleh Kenzi. Syifa melaju dengan kecepatan sedang memecah perjalanan kota, menuju serigala yang siap menyiksa batinnya. 

Di dalam perjalanan, tiba-tiba saja motornya sedikit mogok. Gadis itu mengmbil napas dalam-dalam menerima ujian baru di pagi ini.

“Ya Allah … ada apa lagi ini?” 

Gadis itu berusaha mengutak atik sebisanya karena memang motor yang sudah berusia lumayan itu cukup sering diservisnya sendiri saat beberapa kali mengantarnya ke bengkel salah seorang temannya. 

Tiba-tiba matanya melihat kalau ternyata salah satu body sisi yang kemarin berbenturan dengan aspal ada goresan memanjang, bahkan dia nggak sadar kalau bagian knalpot motornya juga peang.

“Ya Allah … kalau begii harusnya kemarin ku ambil aja uang orang kaya itu!” sesalnya mengingat kejadian waktu. 

“Alhamdulillah, akhirnya nyala juga!” 

Syifa kembali menaiki kendaraannya dengan kecepatan sedikit tinggi karena takut terlambat bertemu dengan pria bernama Kenzi.

‘Huff … akhirnya sampai juga di kantor Pak Kenzi. Apakah perusahaan ini benar-benar sesuai prediksi yang ada di internet, rumornya peraturan di sini sangat ketat dan karyawan yang bekerja adalah orang-orang yang sangat profesional di bidangnya. Batin Syifa saat turun dari motor maticnya dan melangkah menuju lobby kantor.

Di depan kantor tersebut dia membaca logo besar Bimasakti Group persis dengan nama yang ada pada surat pengantar dari kampusnya untuk keperluan magang yang baru tadi pagi dikirimkan lewat chat WhatsApp Rini sahabatnya. 

“Maa syaa Allah … kok bisa kebetulan begini sih? Ya Allah, apa yang harus kulakukan sekarang? Jangan sampai gegara kasus ini kami malah gagal magang di kantor ini.” Gadis itu terus saja memandang gedung yang baru saja didatanginya.

Sementara itu beberapa menit sebelumnya, Kenzi memerintahkan pegawai resepsionis agar mengantarkan seorang gadis berhijab ke ruangan Bima Saputra apa bila ada gadis pakai kerudung yang mencarinya dengan sebuah kartu nama milik Kenzi. 

“Ingat ya, awas kalau kalian berdua sampai salah! Akan saya potong gaji kalian!” ancam Kenzi menatap tajam kedua pegawai yang bertugas di bagian depan.

“Tapi Pak, nama gadis itu siapa? Bagaimana kami bisa mengenalinya, kalau Anda sendiri tak tau namanya?” tanya salah seorang pegawai dengan sedikit protes.

“Kalian ini kan bukan pegawai baru kerja di sini, masa disuruh begitu saja nggak bisa. Kalau gitu berhenti saja kerja dari sini!”

Sungguh dua pegawai resepsionis itu merasa kesal dengan sikap sekretaris atasan baru mereka.

“Pokoknya dia datang pasti bakal langsung bertanya dan minta bertemu dengan saya. Tugas jkalian itu hanya mengantarkan gadis itu ke ruangan Pak Bima, ingat itu!” pesan Kenzi memebrikan tatapan tajamnya.

“Baik, Pak Kenzi.”

***

Syifa masuk mengayunkan kakinya tanpa rasa ragu dan mulai bertanya pada pegawai resepsionis sesuai dengan dugaan Kenzi. Sekretaris Kenzi sengaja melihat kedatangan Syifa lewat kamera CCTV yang bisa langsung dilihatnya dari ruang kerja yang dia miliki setelah berkoordinasi dengan bagian divisi keamanan.

Dia memang sengaja mengirim gadis tersebut sebagai pemecah rasa stres di kepalanya agar bisa mendekati Bima Saputra dengan sifat pemberontak yang terlihat jelas dari perempuan bermata sejuk walau hanya sekali pertemuan dengannya kemarin.

"Selamat pagi, Bu. Saya ingin bertemu dengan Pak Kenzi. Apakah dia sudah datang?" tanya Syifa dengan ramah sambil mengulas senyuman tulus pada karyawan yang ada di balik meja resepsionis. 

"Pak Kenzi baru juga masuk, maaf kalau boleh saya tahu nama Anda siapa?" tanya si pegawai dengan lembut membalas senyuman yang diberikan oleh tamu penting yang terpatri dalam kepalanya. 

“Maaf, kalau boleh tau … Mbak ada keperluan apa ya sama Pak Sekdir? Nama Mbak siapa?” tanya pegawai itu membalas ramah.

Syifa terlihat sedikit ragu untuk mengatakannya tapi juga tak mungkin dirinya berbohong karena takut nanti malah tidak diperbolehkan bertemu.

“Nama saya Syifa Salsabila. Saya udah disuruh datang ke sini sama Pak Kenzi ke sini untuk menemuinya karena kemarin saya nggak sengaja mengguyurnya dengan air coberan,” sahut Syifa dengan tersenyum malu sambil tertunduk.

Gadis itu pun menyerahkan kartu nama Kenzi pada pegawai yang barusan tertawa.

“What? Hahaha, pantesan dari tadi Pak Kenzi ngotot ngasih perintah untuk menunggu Mbak.

‘Mbak kan mau nyari Pak Kenzi tapi kenapa sekdir itu malah nyuruh diantarkan ke ruangan direktur sih?’ pikir pegawai yang menerima kartu nama Kenzi dan membacanya sesaat lalu mengembalikannya sama Syifa. 

"Baiklah, mari saya antar, Mbak!" ajak pegawai tersebut sesuai perintah Kenzi untuk mengantarkan Syifa ke ruangan direktur mereka. 

Pegawai itu sengaja mengajak Syifa masuk lewat lift khusus petinggi kantor sesuai perintah pria nomor dua di kantor ini, hal itu langsung menimbulkan gosip di antara beberapa karyawan yang melihatnya. Namun, pegawai yang mengantarkan Syifa hanya merasa penasaran di dalam hatinya tanpa berani bertanya untuk mengetahui sesuatu yang bukan urusannya. 

‘Apa Syifa ini adalah calon istrinya direktur kali ya, kalau enggak, ngapain Pak Kenzi menyuruh mbak ini diantarkan ke ruangan Pak Bima. Apa lagi baru-baru ini Pak Arjuna sangat gencar mencarikan jodoh untuknya.’

Jangan lupa follow ig@putritanjung2020 dan dukung buku ini dengan komen, rate binang 5 sama vote ya, terima kasih.

Terpopuler

Comments

Sunarty Narty

Sunarty Narty

pucuk dicinta ulam pun tiba

2022-11-23

0

@C͜͡R7🍾⃝ᴀͩnᷞnͧiᷠsͣa✰͜͡w⃠࿈⃟ࣧ

@C͜͡R7🍾⃝ᴀͩnᷞnͧiᷠsͣa✰͜͡w⃠࿈⃟ࣧ

wah kenzi gak tau aja kl Syifa orang yg lg di cari sama Bima,

2022-11-10

0

🍾⃝ͩʙᷞᴀͧʙᷠʏᷧ ɢɪʀʟʟ

🍾⃝ͩʙᷞᴀͧʙᷠʏᷧ ɢɪʀʟʟ

smoga awal yg baik Syifa.......👍👍👍

2022-11-09

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1. Awal Mula
2 Bab 2. Rencana Magang
3 Bab 3. Direktur Baru
4 Bab 4. Lanjutkan Keturunan
5 Bab 5. Galau Nikah
6 Bab 6. Diguyur Genangan Air Jalan
7 Bab 7. Lelaki Tak Beretika
8 Bab 8. Lamunan Bima
9 Bab 9. Bertanggung Jawab
10 Bab 10. Ke Bimasakti Group
11 Bab 11. Lapor Polisi
12 Bab 12. Bertukar Posisi
13 Bab 13. Penjual Es Dawet
14 Bab 14. Bos Payah
15 Bab 15. Tentang Dia
16 Bab 16. Ingin Membuktikan
17 Bab 17. Terpukau?
18 Bab 18. Apa Dipaksa Nikah Saja?
19 Bab 19. Apa Kakakmu Punya Pacar?
20 Bab 20. Namaku Arka
21 Bab 21. Kepanikan Bunda
22 Bab 22. Punya Utang Lagi
23 Bab 23. Ayo Berteman
24 24. Ingin Selalu Dekat
25 Bab 25. Gadis berbeda Kelas
26 Bab 26. Kondisi Ibunya Bima
27 Bab 27. Galak Dewa
28 Bab 28. Awas Kemakan Sumpah
29 Bab 29. Bersaing Secara Jantan
30 Bab 30. Harapan Arka
31 Bab 31. Mengajak Ridho bekerja Sama.
32 Bab 32. Apa Dia Jomblo?
33 Bab 33. Nama Saya Bima
34 Bab 34. Ketinggian Gengsi
35 Bab 35. Pura-pura Benci
36 Bab 36. Bagaimana Kalau Kuberi Maskawin?
37 Bab 37. Kedok Arka Terbongkar
38 Bab 38. Perasaan Aneh
39 Bab 39. Nomor Telepon
40 Bab 40. Ijin Berkunjung
41 Bab 41. Ide Bima
42 Bab 42. Nikah Yuk!
43 Bab 43. Permintaan Arka
44 Bab 44. Tunangan Saya
45 Bab 45. Godaan Bima
46 Bab 46. Ayo Kita Bekerjasama
47 Bab 47. Kejujuran Bima
48 Bab 48. Perkenalan Mulut
49 Bab 49. Dia Pacarmu?
50 Bab 50. Pertemuan Dengan Kakek Arjuna
51 Bab 51. Rencana Tuan Arjuna
52 Bab 52. Ini harusnya bab 51 ya.
53 Bab 53. Sumpah Bima
54 Pengumuman
Episodes

Updated 54 Episodes

1
Bab 1. Awal Mula
2
Bab 2. Rencana Magang
3
Bab 3. Direktur Baru
4
Bab 4. Lanjutkan Keturunan
5
Bab 5. Galau Nikah
6
Bab 6. Diguyur Genangan Air Jalan
7
Bab 7. Lelaki Tak Beretika
8
Bab 8. Lamunan Bima
9
Bab 9. Bertanggung Jawab
10
Bab 10. Ke Bimasakti Group
11
Bab 11. Lapor Polisi
12
Bab 12. Bertukar Posisi
13
Bab 13. Penjual Es Dawet
14
Bab 14. Bos Payah
15
Bab 15. Tentang Dia
16
Bab 16. Ingin Membuktikan
17
Bab 17. Terpukau?
18
Bab 18. Apa Dipaksa Nikah Saja?
19
Bab 19. Apa Kakakmu Punya Pacar?
20
Bab 20. Namaku Arka
21
Bab 21. Kepanikan Bunda
22
Bab 22. Punya Utang Lagi
23
Bab 23. Ayo Berteman
24
24. Ingin Selalu Dekat
25
Bab 25. Gadis berbeda Kelas
26
Bab 26. Kondisi Ibunya Bima
27
Bab 27. Galak Dewa
28
Bab 28. Awas Kemakan Sumpah
29
Bab 29. Bersaing Secara Jantan
30
Bab 30. Harapan Arka
31
Bab 31. Mengajak Ridho bekerja Sama.
32
Bab 32. Apa Dia Jomblo?
33
Bab 33. Nama Saya Bima
34
Bab 34. Ketinggian Gengsi
35
Bab 35. Pura-pura Benci
36
Bab 36. Bagaimana Kalau Kuberi Maskawin?
37
Bab 37. Kedok Arka Terbongkar
38
Bab 38. Perasaan Aneh
39
Bab 39. Nomor Telepon
40
Bab 40. Ijin Berkunjung
41
Bab 41. Ide Bima
42
Bab 42. Nikah Yuk!
43
Bab 43. Permintaan Arka
44
Bab 44. Tunangan Saya
45
Bab 45. Godaan Bima
46
Bab 46. Ayo Kita Bekerjasama
47
Bab 47. Kejujuran Bima
48
Bab 48. Perkenalan Mulut
49
Bab 49. Dia Pacarmu?
50
Bab 50. Pertemuan Dengan Kakek Arjuna
51
Bab 51. Rencana Tuan Arjuna
52
Bab 52. Ini harusnya bab 51 ya.
53
Bab 53. Sumpah Bima
54
Pengumuman

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!