Bab 8. Lamunan Bima

Tatapan mata pria itu berserobok langsung dengan pancaran kemarahan tak terperi yang terkumpul dalam bola mata Syifa. Mereka berdua saling memberikan tatapan tertajamnya, seolah sedang bertanding untuk mencari seorang pemenang di antara mereka. 

Adegan drama yang baru saja tercipta menimbulkan rasa ketidaksabaran seorang pimpinan yang berada sendiri di dalam mobilnya. Hal ini sangat berbanding terbalik dengan statusnya yang harus menunggu seorang sekretaris menyelesaikan pekerjaan yang tidak berguna sama sekali di matanya. 

"Apakah kamu lebih mementingkan perempuan itu daripada mengantarku pulang, Ken? Kalau begitu kamu buat surat pengunduran dirimu sekarang juga!" perintah Bima dengan rasa kesal yang sudah memuncak di ubun-ubun, tanpa menoleh perempuan yang sedang dikerjai Kenzi. Padahal perempuan itulah yang sedang dicarinya karena ingin meminta maaf. (Uni tadi revisi bab tiga sampai bab lima dan membuat Syifa ditabrak tanpa sengaja oleh Bima pada bab tiga)

Terdengar suara bariton seorang pria dari dalam mobil, laki-laki itu sepertinya tidak terlalu menghiraukan mobilnya yang sudah pecah akibat lemparan batu dari tangan Syifa, maupun noda darah yang sedikit berbau anyir melekat di pakaian kemejanya yang bersih. 

"Dasar cewek bar-bar urusan kita belum selesai, saya tunggu kamu besok di kantor!" seru Kenzi sambil melangkahkan kaki meninggalkan gadis itu dalam keadaan kesal. 

Sayangnya belum sampai Kenzi membuka pintu mobil bagian depan, tiba-tiba saja Syifa berlari dan mengguyurkan air yang tergenang di jalan dengan sebuah bekas botol mineral. Syifa merasa wajib untuk membalaskan rasa sakit hatinya saat itu juga dengan rasa yang sama. 

Byurr!

"Ini baru setimpal!" Syifa berucap sambil memberikan senyum penuh kepuasan dari bibirnya. Gadis itu membalikkan tubuhnya dan berlalu pergi, berjalan ke arah depan mobil tanpa menghiraukan Kenzi yang terlihat mengepalkan tangan menahan amarah membara di dalam kepalanya. 

Kenzi sedikit membeku, laki-laki itu sungguh dalam keadaan geram, menahan marah untuk segera melampiaskan pada perempuan yang menyiramnya. Namun, akal sehatnya mengharuskan dia segera mengantarkan laki-laki yang sedang berada di dalam mobil pulang segera ke rumahnya. 

Sementara Bima sendiri seolah-olah familiar dengan suara gadis tadi tapi dengan cepat dirinya menggelengkan kepala, berusaha menolak jika saat ini dirinya sedang berhalusinasi. ‘Mana mungkin gadis tadi adalah perempuan Barbar yang disebut sama Kenzi. Gadis yang kutemui tadi selalu bicara lemah lembut dan tak kasar seperti yang kudengar dari mulut perempuan pelempar kaca mobilku.’

Bima dengan cepat membuang pikiran pikiran toksik yang sedang masuk ke dalam otaknya. 

Sedangkan gadis itu dengan rasa sedikit puas tetap pergi ke warung Ahong seperti tujuannya semula untuk membeli beras dalam keadaan pakaian yang sudah basah kuyup. 

Sementara itu di dalam mobil yang sudah mulai melaju, Bima tidak bisa menahan tawanya melihat sekretaris Kenzi berani dilawan oleh seorang perempuan kecil berhijab. Bibirnya mengurai seulas tawa tak tertahankan, saat sekelebat kejadian seorang gadis mengguyur tubuh seorang Kenzi dengan air kotor genangan hujan yang sangat menjijikkan penuh aroma beragam dari setiap kendaraan yang lewat. 

"Hahaha, baru kali ini gue ngeliat lo dilawan seorang perempuan dan dia tidak tertarik dengan wajah tampan lo. Sayang banget gue nggak sempat melihat wajahnya, padahal gue sangat yakin kalau aura Macan Betina pasti tergambar jelas di wajahnya hahaha!"

Bima sengaja memberikan sedikit cercaan sekedar menggoda penuh ejekan kepada sang sekretaris yang langsung terlihat memasang wajah masam. 

"Kalau tadi lo gak nyuruh gue masuk mobil, maka gue pasti menghancurkan wajahnya!" sahut Kenzi dalam keadaan kesal melajukan mobil menyibak jalan yang mulai padat akibat jam pulang kerja yang serentak di kota itu. 

"Besok bakal gue pastikan dia wajib membayar semuanya, lo harus bantu gue karena yang rusak adalah kaca mobil lo! Yang meneteskan darah juga kulit lo dan yang berbau anyir adalah pakaian lo juga, hahaha," timpal Kenzi dengan tawa lepas pada sahabat yang sekaligus juga atasannya di kantor. 

Kenzi tidak perlu menanyakan keadaan atasannya yang duduk diam di belakang saat kejadian berlangsung, karena dia sempat melihat bahwa yang terjadi hanyalah goresan kecil dari kaca yang sempat pecah di atas kepala Bima ketika sebuah batu singgah di kaca mobil yang dikendarainya. 

"Hahaha, ngapain gue harus ngebantu lo, mobil yang rusak itu adalah mobil gue, kulit yang luka juga kulit gue dan kantor itu juga kantor gue, tetapi urusan lo bukanlah urusan gue, hahaha. Untuk apa gue harus merepotkan diri menghadapi seorang perempuan yang tidak berarti sama sekali." Bima menjawab sambil tertawa melihat tingkah sekretarisnya yang sangat kesal terhadap  jawaban yang diberikannya. 

"Gue sangat yakin cewek itu walaupun kepalanya berhijab, pasti dia tidak akan pernah laku di taksir sama cowok, karena sifatnya yang sangat barbar dan pembangkang seperti batu," cerca Kenzi terhadap Syifa yang dianggapnya mempunyai sifat yang sangat bertolak belakang dengan genrenya. 

"Jangan sok tau lo jadi orang, kayak lo sendiri aja sudah laku padahal belum dilirik oleh perempuan manapun juga kek gue, hahaha," sahut Bima sengaja meledeknya sambil tertawa dan sedikit menggelengkan kepala.

"Gimana gue bisa laku? Setiap saat selalu ngintilin kakek Juna dan saat ini pindah jadi bawahan lo, bosnya aja bujang lapuk sampai sekarang masih jadi jomblo akut, hahaha. Bagaimana mungkin gue seorang sekretaris berani melangkahi lo untuk duluan mencapai pelaminan," timpal Kenzi tak mau kalah membalas ejekan yang diberikan Bima. Jawabannya langsung dengan telak mengikis habis ucapan yang dilontarkan oleh Bima terhadapnya. 

"Diam lo, enak aja gue dibilang bujang lapuk, gue hanya tidak ingin menunda sampai ibu sembuh," jawab Bima memberikan alasan yang tepat sesuai dengan pemikirannya tanpa ragu kepada sang sekretaris yang sering mengingatkannya untuk segera menikah.

"Bos, kalau lo harus menunggu Tante Safitri sampai sembuh baru menikah, gue nggak tahu apakah itu adalah sesuatu yang akan terjadi atau malah lo akan menjomblo seumur hidup," tangkas Kenzi setelah mendengar penuturan yang disampaikan oleh sahabatnya.

"Lo kan tahu sendiri kalau perempuan satu-satunya yang menyayangi gue dan yang paling gue sayang hanyalah ibu, tetapi lihatlah derita yang dialaminya gara-gara perempuan yang bernama Monica."

Bima bener-bener sangat membenci perempuan yang bernama Monica, hingga dirinya tidak bisa membuka hati sedikitpun untuk perempuan gara-gara wanita itu yang telah merebut ayahnya. Setelah berselingkuh sang ayah pergi meninggalkan ibu yang telah melahirkan Bima, sampai akhirnya perempuan yang masih sangat cantik itu menjadi depresi hingga saat ini. 

"Menurut gue ada salahnya lo membuka diri untuk menerima seorang perempuan, karena tidak semua perempuan itu sama perangai dan juga sifatnya seperti nyokap tiri lo itu. Lo kan lulusan luar negeri tetapi kenapa pikiran lo begitu picik melihat seorang perempuan, padahal pasti ada perempuan yang lebih baik dan juga punya sifat setia seperti ibu lo … gue yakin itu."

Kenzi sudah sangat sayang terhadap sahabatnya yang satu ini, walau pun mereka terpisah jarak karena atasannya ini kuliah di luar negeri, namun hubungan persahabatan mereka tidak pernah terputus sama sekali lewat media sosial. 

Kakeknya Bima juga sering meminta tolong kepada Kenzi, agar bisa mengubah cara pikir cucunya yang salah paham dan juga salah pandangan terhadap seorang perempuan. 

Bima tidak merespon apapun yang disampaikan oleh sekretarisnya, karena dia sama sekali tidak tertarik untuk melanjutkan obrolan yang membuatnya sangat bosan. Di matanya tidak akan ada perempuan yang lebih baik dari ibu yang telah melahirkannya, ‘Kecuali mungkin gadis berhijab tadi.; 

Bima juga bertekad tidak akan pernah memberikan kata maaf kepada ayahnya seumur hidup dan dia tidak akan pernah mengakui bahwa laki-laki itu adalah ayahnya. Di dalam hatinya hanya ada rasa benci dan juga dendam setiap mengingat nama laki-laki yang bernama Sanusi. 

Mobil itu akhirnya telah sampai di depan sebuah rumah yang megah bak istana, dilingkupi dengan berbagai pepohonan yang asri, sehingga memberikan kesan nyaman dan juga sejuk bagi orang yang berada di dalamnya. 

‘Coba saja tadi aku benar-benar membuntuti gadis itu … pasti aku bakalan tahu di mana tempat tinggalnya?’ lamunnya lagi membayangkan wajah ayu milik Syifa.

"Sudah sampai, Bos. Memangnya bakalan tetap duduk di dalam mobil sambil senyum sendiri gak jelas gitu? Pintu udah dibukain juga, dasar atasan tukang melamun," ucap Kenzi mengagetkan Bima yang sedang melamunkan kejadian pertemuan yang terasa membekas di dalam kepala.

"Hemm." 

Hanya sebuah deheman yang keluar dari bibirnya Bima saat turun dari mobil. Dia langsung meninggalkan Kenzi yang terlihat bingung dengan kepergian atasannya.

‘Sepertinya aku punya ide untuk hari esok yang akan dilewati oleh Bima, semoga saja gadis barbar tadi bisa mengusik kehidupannya yang tidak mau mengenal perempuan.’ Batin Kenzi sedang mendapatkan ide cemerlang terhadap usulan yang sering diminta kakek Juna padanya. 

Terpopuler

Comments

🍾⃝Tᴀͩɴᷞᴊͧᴜᷡɴͣɢ🇵🇸💖

🍾⃝Tᴀͩɴᷞᴊͧᴜᷡɴͣɢ🇵🇸💖

Tengkiuuu

2022-11-08

0

🍾⃝ͩʙᷞᴀͧʙᷠʏᷧ ɢɪʀʟʟ

🍾⃝ͩʙᷞᴀͧʙᷠʏᷧ ɢɪʀʟʟ

tul tuh bim,kya sndrinya udah lku aja ck dsr kenzi 🙄🙄🙏
kebtlan klo mau nyomblangin Syifa sm Bima kenzi,emang Bima ngrep tau wkwkwk

2022-11-07

1

🍾⃝ͩʙᷞᴀͧʙᷠʏᷧ ɢɪʀʟʟ

🍾⃝ͩʙᷞᴀͧʙᷠʏᷧ ɢɪʀʟʟ

🤭🤭....kirain bneran khilaf double up uni trnyata revisi 🙏😁 Alhamdulillah dibca lgi 👍👍👍🙏💪💪💪

2022-11-07

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1. Awal Mula
2 Bab 2. Rencana Magang
3 Bab 3. Direktur Baru
4 Bab 4. Lanjutkan Keturunan
5 Bab 5. Galau Nikah
6 Bab 6. Diguyur Genangan Air Jalan
7 Bab 7. Lelaki Tak Beretika
8 Bab 8. Lamunan Bima
9 Bab 9. Bertanggung Jawab
10 Bab 10. Ke Bimasakti Group
11 Bab 11. Lapor Polisi
12 Bab 12. Bertukar Posisi
13 Bab 13. Penjual Es Dawet
14 Bab 14. Bos Payah
15 Bab 15. Tentang Dia
16 Bab 16. Ingin Membuktikan
17 Bab 17. Terpukau?
18 Bab 18. Apa Dipaksa Nikah Saja?
19 Bab 19. Apa Kakakmu Punya Pacar?
20 Bab 20. Namaku Arka
21 Bab 21. Kepanikan Bunda
22 Bab 22. Punya Utang Lagi
23 Bab 23. Ayo Berteman
24 24. Ingin Selalu Dekat
25 Bab 25. Gadis berbeda Kelas
26 Bab 26. Kondisi Ibunya Bima
27 Bab 27. Galak Dewa
28 Bab 28. Awas Kemakan Sumpah
29 Bab 29. Bersaing Secara Jantan
30 Bab 30. Harapan Arka
31 Bab 31. Mengajak Ridho bekerja Sama.
32 Bab 32. Apa Dia Jomblo?
33 Bab 33. Nama Saya Bima
34 Bab 34. Ketinggian Gengsi
35 Bab 35. Pura-pura Benci
36 Bab 36. Bagaimana Kalau Kuberi Maskawin?
37 Bab 37. Kedok Arka Terbongkar
38 Bab 38. Perasaan Aneh
39 Bab 39. Nomor Telepon
40 Bab 40. Ijin Berkunjung
41 Bab 41. Ide Bima
42 Bab 42. Nikah Yuk!
43 Bab 43. Permintaan Arka
44 Bab 44. Tunangan Saya
45 Bab 45. Godaan Bima
46 Bab 46. Ayo Kita Bekerjasama
47 Bab 47. Kejujuran Bima
48 Bab 48. Perkenalan Mulut
49 Bab 49. Dia Pacarmu?
50 Bab 50. Pertemuan Dengan Kakek Arjuna
51 Bab 51. Rencana Tuan Arjuna
52 Bab 52. Ini harusnya bab 51 ya.
53 Bab 53. Sumpah Bima
54 Pengumuman
Episodes

Updated 54 Episodes

1
Bab 1. Awal Mula
2
Bab 2. Rencana Magang
3
Bab 3. Direktur Baru
4
Bab 4. Lanjutkan Keturunan
5
Bab 5. Galau Nikah
6
Bab 6. Diguyur Genangan Air Jalan
7
Bab 7. Lelaki Tak Beretika
8
Bab 8. Lamunan Bima
9
Bab 9. Bertanggung Jawab
10
Bab 10. Ke Bimasakti Group
11
Bab 11. Lapor Polisi
12
Bab 12. Bertukar Posisi
13
Bab 13. Penjual Es Dawet
14
Bab 14. Bos Payah
15
Bab 15. Tentang Dia
16
Bab 16. Ingin Membuktikan
17
Bab 17. Terpukau?
18
Bab 18. Apa Dipaksa Nikah Saja?
19
Bab 19. Apa Kakakmu Punya Pacar?
20
Bab 20. Namaku Arka
21
Bab 21. Kepanikan Bunda
22
Bab 22. Punya Utang Lagi
23
Bab 23. Ayo Berteman
24
24. Ingin Selalu Dekat
25
Bab 25. Gadis berbeda Kelas
26
Bab 26. Kondisi Ibunya Bima
27
Bab 27. Galak Dewa
28
Bab 28. Awas Kemakan Sumpah
29
Bab 29. Bersaing Secara Jantan
30
Bab 30. Harapan Arka
31
Bab 31. Mengajak Ridho bekerja Sama.
32
Bab 32. Apa Dia Jomblo?
33
Bab 33. Nama Saya Bima
34
Bab 34. Ketinggian Gengsi
35
Bab 35. Pura-pura Benci
36
Bab 36. Bagaimana Kalau Kuberi Maskawin?
37
Bab 37. Kedok Arka Terbongkar
38
Bab 38. Perasaan Aneh
39
Bab 39. Nomor Telepon
40
Bab 40. Ijin Berkunjung
41
Bab 41. Ide Bima
42
Bab 42. Nikah Yuk!
43
Bab 43. Permintaan Arka
44
Bab 44. Tunangan Saya
45
Bab 45. Godaan Bima
46
Bab 46. Ayo Kita Bekerjasama
47
Bab 47. Kejujuran Bima
48
Bab 48. Perkenalan Mulut
49
Bab 49. Dia Pacarmu?
50
Bab 50. Pertemuan Dengan Kakek Arjuna
51
Bab 51. Rencana Tuan Arjuna
52
Bab 52. Ini harusnya bab 51 ya.
53
Bab 53. Sumpah Bima
54
Pengumuman

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!