Seorang pria berwajah dingin telah membuka kacamata hitamnya, memberikan pandangan intimidasi lewat pancaran bola mata yang sangat tajam. Gadis itu mengira bahwa laki-laki tersebut hanyalah seorang sopir dari penumpang yang duduk manis di tempat duduk penumpang bagian belakang.
‘Astagfirullah, orang ini kenapa wajahnya mengerikan sekali? Kalau diperhatikan udah mirip kayak seorang mafia aja, tapi kan nggak mungkin ada mafia di Jakarta?’ Syifa terus saja menatap tajam lelaki yang semakin terlihat jelas perawakannya.
Pria itu melangkahkan kakinya mendekati kaca mobil yang sudah pecah, meraba sedikit bagian permukaan kaca, lalu menatap Syifa yang terlihat menantangnya tanpa ada rasa takut sedikit pun setelah mengetahui bahwa yang dipecahkannya adalah kaca mobil yang sangat dari mahal.
"Kamu sudah memecahkan kaca mobil bos saya, apakah kamu sudah memikirkan apa yang kamu lakukan sebelum melemparkan batu kotor itu ke mobil sebersih dan semahal ini?" tanya pria tampan berwajah arrogant menghakimi Syifa dengan tuduhan bersalah.
“Enak saja menuduh sembarangan kalau bicara. Emangnya situ nggak punya mata saat menyetir mobil di jalanan setelah bumi diguyur hujan? Jangan-jangan matamu itu rabun ya, makanya Nggak bisa lihat ada orang yang sedang berjalan di trotoar?” Syifa bukan lah gadis yang pengecut hingga tak berani mengeluarkan suara hati.
Apalagi dia benar-benar anti sama orang kaya yang suka berbuat sesuka hatinya mentang-mentang punya mobil dan seenak jidatnya mengemudi tanpa melihat kanan kiri.
Mata mereka bersitatap di antara ruang hampa yang menghembuskan angin peperangan lewat pandangan yang dipancarkan penuh permusuhan tak bisa terelakkan.
“Ternyata kamu main berani untuk melawan orang yang punya mobil ini!”
Prok! Prok! Prok!
Pria itu bertepuk tangan dengan mulut menyeringaikan senyum penuh ejekan.
"Ini kartu nama saya, besok tepat jam delapan pagi saya tunggu dengan uang ganti rugi sebesar 15 juta rupiah. Apabila kamu tidak datang, maka saya akan mencarimu walau harus masuk ke lubang semut sekali pun!" Laki-laki itu berbicara dengan sebuah kata ancaman di belakang kalimatnya sebagai tanda pertanggungjawaban yang harus dilakukan oleh gadis pemecah kaca mobil milik atasannya.
“Astagfirullah … ternyata memang benar, ya! Semua orang kaya itu tidak memiliki etika dan sopan santun sedikit pun bahkan udah jelas-jelas bersalah dan membuat seluruh pakaian saya basah tapi mulut Anda tak mampu untuk meminta maaf!”
Cekrek!
Tiba-tiba saja, pria itu mengambil foto Syifa tanpa terlebih dahulu meminta izin kepadanya, sebagai alat yang akan digunakan dalam berjaga-jaga terhadap perempuan yang belum diketahui sifat aslinya.
“Untuk apa saya harus minta maaf sama gadis kampungan sepertimu? Bukannya kamu memang belum mandi dari pagi?” Kenzi bukannya melakukan apa yang diminta Syifa tapi malah memberikan pertanyaan penuh ejekan yang menjijikan.
Mendengar ucapan yang baru saja keluar dari bibir orang yang tak dikenalnya, langsung saja membuat Syifa merasa bertambah marah, gadis itu dengan cepat meraih ponsel yang dipegang oleh Kenzi, Berusaha untuk mengambilnya tapi sayang pria itu dengan cepat memasukkan ke dalam saku jasnya di sebelah kanan.
“Kalau kamu memang hebat, silakan ambil sendiri dalam saku saya!” Tentu saja Kenzi hanya pura-pura mengancam saja karena dia sendiri pun mana mungkin membiarkan gadis tak dikenal meraba dan mengorek dalam sakunya.
Kenzi sebenarnya sudah sering melihat wajah gadis itu berdiri di dekat gerobak es dawet yang dijual persis di depan mereka berdiri saat ini. Namun, dia sengaja membidikkan kamera ponselnya sekedar untuk menakuti gadis tersebut agar mengikuti segala perintahnya.
"Ternyata kamu bukan hanya seorang lelaki tak punya etika tapi juga tak lebih dari orang breng*sek yang sangat keterlaluan! Kamu berani sekali mengambil fotoku bukannya minta maaf! Apa mulutmu tidak bisa meminta maaf setelah tubuhku kamu guyur dengan air comberan yang ada di jalan?!" tanya Syifa dengan suara bernada tinggi akibat menahan emosi menghadapi seorang laki-laki yang tidak punya tanggung jawab sama sekali.
Kenzi kembali membalikkan tubuhnya menghadap pada perempuan yang baru saja memakinya. Dengan sengaja dia menantang terhadap perempuan yang berani melawannya tanpa mengetahui asal-usul laki-laki yang ada di dalam mobil sedang duduk manis, sambil menikmati tontonan drama percakapan panjang di belakangnya.
"Coba kamu katakan sekali lagi!" perintah Kenzi dengan nada tak kalah tajamnya dengan sedikit mengejek, mengira bahwa gadis yang ada di hadapannya akan ciut seketika. Tanpa berani mengulang perkataan yang sama untuk mencercanya.
"Kamu itu laki-laki paling breng*sek yang pernah saya temui! Apa telingamu tidak bisa mendengar atau mungkin sudah lama tidak dikorek dan dibersihkan? Di rumahku banyak lidi sapu yang bisa kau gunakan untuk mengeluarkan kotorannya yang pasti berbau busuk!"
Dengan lantang Syifa mengulang perkataannya tanpa merasa takut sama sekali. Bahkan kali ini Gadis itu mengejeknya lebih tajam karena terdengar sedikit jorok. Kenzi menarik tubuh Syifa dengan kasar karena merasa dihina dengan sangat rendah dan menjijikkan. Laki-laki itu akhirnya menekan tubuh mungil Syifa ke arah mobil hingga tiba-tiba saja tubuh perempuan tersebut langsung bergetar karena tidak pernah berdekatan dengan seorang laki-laki sebelumnya tanpa ada ruang jeda di antara mereka.
Pria itu dengan sengaja mengungkung tubuh Syifa di antara dua tangan kekarnya, bahkan kaki Kenzi dengan kurang ajar menempel pada kaki Syifa, sambil menatap dengan lekat memindai wajah pucat di hadapannya dengan sebuah untaian senyum penuh misteri.
“Apa kamu sudah merasa takut, hmm? Kenapa tak lagi mampu dan berani menatap kedua mata saya? Apa jangan-jangan kamu tadi memang sengaja ya, memancing kemarahan saya agar bisa menatap wajah tampan saya sedekat ini?”
Kenzie hampir saja terbahak melihat wajah pucat pasi perempuan yang sengaja menolehkan wajahnya ke samping tanda pria itu memang sengaja ingin mengetahui apakah Syifa merupakan salah satu gadis yang suka menggoda pria dengan berbagai cara.
“Anda berpakaian mirip seperti orang yang sangat berpendidikan Tapi sayangnya berani melecehkan perempuan di tepi jalan! Apakah orang kaya bisanya hanya mengancam?” Ucapan Syifa keluar begitu saja tanpa menatap Wajah pria yang masih mengungkung tubuhnya dengan kurang ajar.
Sementara Bima masih berada di dalam mobilnya tanpa merasa perlu untuk ikut campur dengan masalah sepele yang terjadi. Dia tidak akan pernah merasa rugi hanya karena serpihan kecil yang terjadi di kaca mobilnya yang tak berarti apa-apa. Namun, dia melihat ada sedikit luka pada tangannya akibat pantulan kaca yang dilempar dengan kekuatan penuh emosi oleh Syifa.
Bima hanya tersenyum sambil menyesali kecerobohannya yang sangat jelas, karena baru masuk ke dalam mobil pria itu langsung membuka jaz, sehingga membiarkan kaca tersebut menggores sedikit kulitnya mengeluarkan darah beraroma amis membuat hidungnya mengendus tidak suka.
Dia juga tidak mengetahui entah apa yang sedang direncanakan oleh sekretarisnya terhadap perempuan yang berani melawannya secara terang-terangan. Bima kembali mendengar percakapan yang sedang berlangsung sengit di belakang mobilnya.
"Dengar ya, Perempuan udik! Kau telah berurusan dengan orang yang salah. Jangan pernah kamu berharap urusan ini telah selesai dengan cepat sebelum dirimu melunasi semua utang yang baru saja kau buat!"
Deg!
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 54 Episodes
Comments
Sunarty Narty
Gedeg jg ma kenzi,kok Bima g keluar sih g tau apa itu Syifa
2022-11-23
0
@C͜͡R7🍾⃝ᴀͩnᷞnͧiᷠsͣa✰͜͡w⃠࿈⃟ࣧ
kenzi kasar juga ya omongan nya tajem banget
2022-11-07
0
💖⃟🌹Ʃеᷟʀͥᴎᷤᴀᷤ🌹💖👥
kayaknya si Kenzi modus nich...
jangan galak" Zi,awas ntar bucin lho...
2022-11-07
0