“Hah ... penjual es dawet? Salah kali, lo! Bisa aja kan kalau dia cuma pemulung sampah di jalanan!”
“Astagfirullah Bima … mulut lo itu terbuat dari apa sih, hah? Kali ini gue benar-benar nyumpahin lo biar bertekuk lutut sama tuh cewek tukang es dawet!” gerutu Kenzi dengan raut muka masam.
Dengan sikap konyolnya, tiba-tiba saja sekretaris itu menengadahkan kedua tangan untuk memulai ritual yang dianggapnya sebagai upaya dalam berusaha, apalagi kalau bukan berdoa.
“Ya Allah pemilik bumi dan jagat raya serta isinya. Hamba bernama Kenzi Wiraki, memohon padaMu dengan penuh rendah hati … tolong jodohkanlah Si Gadis tukang dawet dengan bos hamba yang sangat arogan bernama Bima Saputra, anaknya tante Safitri serta cucunya kakek Arjuna. Buatlah teman hamba ini jadi lelaki paling bucin di dunia sampai gak bisa makan sebelum melihat wajah gadis dawet, aamiin.”
Pletak!
“Sialan lo ya, bener-bener ngedo’a in gue jadian sama cewek dawet tadi! Wah benar-benar ini, udah kelewatan banget jadi sekretaris mendoakan yang jelek-jelek untuk atasan sendiri!”
Jedar!
“Loh, kok ada petir?”
Bima merasa heran karena cuaca sangat cerah tetapi petir tiba-tiba saja terdengar menggelegar. Pria itu langsung berdiri dan menyibak gorden tipis yang menutupi ruangannya dari cahaya matahari, melihat keluar memperhatikan cuaca yang sangat panas hari ini.
‘Jangan-jangan aku tadi berhalusinasi mendengar guntur menggelegar.’ Bima hanya membatin.
“Hahaha, gue yakin banget tuh, kalau do’a gue barusan bakal dikabulin sama Allah. Soalnya gluduk aja sampai nyasar di cuaca cerah. Itu tandanya alam lagi ikut mengamininya, hahaha. Siap-siap aja lo, Bima, bentar lagi do’a gue bakalan dikabulkan sama Allah. Ya Rohmaan ya Rohiim senengnya gue ….”
Kenzi semakin merasa senang melihat raut wajah Bima yang terlihat begitu kesal. Dirinya merasa sangat puas kalau sampai Atasannya itu marah-marah tak jelas, karena itu merupakan salah satu warna yang membuat persahabatan mereka selalu terasa sempurna.
“Kurang ajar lo! Keluar dari ruangan gue!!” usir Bima dengan mata melotot. Sayangnya sekretaris yang dipelototi nya malah tertawa terbahak-bahak, walau kakinya memang mulai beranjak ingin keluar dari ruangan Bima.
Namun, Kenzi kembali membalikkan tubuhnya dan berucap sesuatu yang membuat Bima semakin marah.
“Yee … dikasih tau malah marah. Serah lo deh, gue capek ngebujuk lo buat nikah. Sekarang lo mau jadi bujang lapuk juga gak ada ngaruh ama gue! Nikah aja sekalian ama gedebok pisang sebelum masuk kuburan!”
Sekretaris itu pun akhirnya memegang handle pintu untuk keluar dari ruangan atasannya, tapi Bima kembali memanggilnya.
“Hei, lo mau kemana lagi? Balik nggak!”
Kenzi urung keluar dan kembali menutup pintu, “Kamu ini maunya apa sih Bim? Tadi udah mengusirku keluar dari sini dan sekarang memanggilku balik lagi.”
Mode formal ala Kenzi kembali muncul dan memperlihatkan wajah serius, tak ada lagi kekonyolan dan juga cengengesan tak jelas seperti tadi.
Sekretaris itu mengambil nafas berat lalu membuangnya dengan kasar karena sifat Bima kali ini menurutnya benar-benar keterlaluan. Dia menghina seorang gadis yang lumayan sering terlihat oleh Kenzi berada di kios kecil Dawet Ayu, karena dia pun sering membeli es dawet perempuan tersebut ketika musim panas datang walaupun yang dijumpainya selalu ibu Ayu — bundanya Syifa.
“Yang aku minta tadi, udah dicari belum?” Bima bertanya pada sekretarisnya tanpa menoleh karena mata pria itu sedang menatap fokus layar laptop yang sekarang dihiasi profil seorang gadis bernama Syifa Salsabila.
Pria itu setelah menjatuhkan tubuhnya di kursi putar, memang langsung mencari jejak tentang siapa Syifa sebenarnya, dan ternyata Gadis itu merupakan seorang mahasiswa yang memiliki kampus tidak begitu jauh dari kantornya.
‘Sebenarnya dia nggak bar-bar juga sih, cuma pemarah doang. Apa mungkin dia tersinggung dengan ucapan ku yang mengatainya sebagai orang miskin tadi, ya?’ tanya Bima di dalam hati.
Sementara itu, Kenzi malah duduk di atas sofa sambil memandang atasannya yang sedang fokus melihat ke layar laptop dihadapannya. Sekretaris itu menggelengkan kepala beberapa kali karena benar-benar tidak menyangka sama sekali bahwa atasannya begitu sangat konyol, mengharapkan Syifa memiliki uang sebanyak 65 juta rupiah untuk membayar ganti rugi kaca mobilnya yang pecah.
Padahal semua itu memang sengaja dilakukan Kenzi hanya agar cewek itu bisa datang dan mendekati Bima Saputra. Sayangnya dugaan quinzi malah salah besar sebab sifat ternyata sama sekali tidak tertarik dengan kedudukan tinggi dan harta melimpah yang ada di genggaman seorang Bima Saputra.
Awalnya sekretaris itu berpikir kalau semua perempuan pasti akan merasa senang bertemu dengan sosok tampan nan rupawan seperti sahabatnya, ternyata dugaan Kenzi salah besar sebab gadis yang sudah digadang-gadang nya bakal tertarik sama Bima tadi malam, malah sama sekali tidak tertarik sedikitpun terhadap pria yang sengaja dibuatnya bertemu dengan Syifa.
“Bima, aku sekarang mau disuruh apa nih? Kerjaanku masih banyak yang terbengkalai, nanti kamu juga yang susah!”
“Aku hanya mau kamu mencari sedetail mungkin tentang siapa itu Syifa Salsabila! Jadi dari tadi kamu itu ngapain aja kerjaannya, masih belum kamu lakukan juga? Dasar sekretaris pemalas!”
Kenzi hanya memicingkan tata sesaat, mengambil stok kesabaran yang selalu harus ada di dalam kepalanya agar bisa menelan dan membuang mana kata-kata yang harus dipikirkan, dan makna kata atasannya yang harus di campakkan.
“Yakin kalau Bos masih penasaran dengan gadis yang bernama Syifa Salsabila? Kalau Bos bener-bener nggak suka sama dia, untuk apa harus menghinanya dan juga ngapain lagi harus dicari segala tentang siapa dirinya? Lagian tadi kamu sudah sangat keterlaluan sama dia, hatinya pasti sekarang sedang terluka dan merasa sedih!”
Entah kenapa ada sedikit merasa bersalah di dalam hati seorang Kenzie, karena telah memiliki ide konyol untuk menjadikan sifat sebagai kandidat calon istri atasannya.
"Aku mana tahu, yang penting apa yang kamu pinta sudah kulakukan tadi, tetapi cewek itu malah marah-marah tak jelas. Sepertinya dia merasa sangat hebat karena telah berani melawanku dan aku akan membuatnya menyesal, karena telah dengan sengaja memancarkan api bermusuhan dengan orang yang sangat salah," ucapnya dengan nada penuh arogan dan ancaman.
"Jangan bilang kalau kamu punya ide bakal melakukan hal buruk sama dia? Apa kamu kira Syifa itu sama dengan semua gadis yang sering menjadikan tubuhnya untuk merayu mu?" tanya Kenzi sambil menatap wajah atasannya dengan tatapan yang sangat kesal, meninggalkan sebuah pertanyaan yang tak mampu dijawab dengan langsung oleh laki-laki penuh dengan keegoisan.
‘Dasar bos payah, sudah sengaja dicarikan jalan biar ada cewek yang mendekatinya, tetapi malah menghinanya. Benar-benar kelewatan, lalu apa yang harus ku sampaikan sama kakek Arjuna, padahal untuk mencari perempuan yang baik itu kan sangat susah,’ gerutu Kenzi di dalam hati.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 54 Episodes
Comments
💖⃟🌹Ʃеᷟʀͥᴎᷤᴀᷤ🌹💖👥
aq ikut ngaminin doa Kenzi,semoga diijabah tuh doa,biar Bima jadi bucin ke Syifa
2022-11-11
0
🍾⃝ͩʙᷞᴀͧʙᷠʏᷧ ɢɪʀʟʟ
Sumpain Ken yg bnyk biar bucin akut tuh sibima, Kya sikevinnya Syafira tuh bucin akut wkwkwk
2022-11-11
0
🍾⃝ͩʙᷞᴀͧʙᷠʏᷧ ɢɪʀʟʟ
ya emang pyah Bima tuh ,ntar klo ditolak Syifa nysel tuh ken
2022-11-11
0