Hari sudah malam, beberapa orang telah pergi menjemput mimpinya di dalam gelap untuk beristirahat, sedangkan keluarga Bu Ayu masih harus berberes-beres setelah dagangannya habis. Mereka juga harus menyiapkan apa yang dibutuhkan dan juga melihat apa saja yang telah habis agar bisa segera dibeli saat pagi menjelang tiba.
“Jadi gitu ceritanya, Bun. Aku emosi dan gak bisa mengontrol diri … jadi tanpa pikir panjang melempar mobil itu,” ungkap Syifa menceritakan seluruh kejadian yang dialaminya tadi sore karena memang suatu pulang ke rumah Gadis itu langsung mandi sehingga Bundanya tidak mengetahui apa-apa dari Syifa juga tak ingin membuat wanita itu menjadi khawatir dengan kelakuannya.
Bunda Ayu terlihat cemas setelah mendengarkan cerita dari Syifa yang dengan sengaja melempar sebuah mobil mewah dengan batu hingga kacanya pecah. Dia melakukan semua itu karena emosi dan merasa sakit hati tertindas oleh orang kaya yang mengendarai mobilnya tanpa melihat ada orang lain berjalan kaki di sisi jalan.
"Bagaimanapun juga, kamu harus bertanggung jawab dengan apa yang telah kamu lakukan. Bunda tidak pernah mengajarkanmu lari dari sebuah tanggung jawab, walau pun diawali dengan kesalahan si sopir arogan itu."
Ridho yang ikut mendengarkan cerita kakaknya terhadap sang Bunda, ikut menimpali apa yang disuruh terhadap kakaknya agar menemui orang yang punya mobil ke kantornya.
"Kalau menurut Ido, Kak Syifa sebenarnya tidak bersalah loh, Bunda. Jika kakak tidak melempar mobilnya, itu namanya kita mau aja ditindas sama orang kaya. Orang kaya emang suka begitu, mereka selalu ingin menang sendiri dan tidak pernah merasa bersalah atas semua tindakan yang mereka lakukan. Kalau di sekolah Ido ya Kak, bakalan kena pukul sama-sama tuh orang."
Adik lelaki Syifa ikut andil dalam memberikan pendapat dalam mengartikan sosok manusia yang dikatakan sebagai orang kaya. Di mata Rhido orang tajir selalu bersembunyi di balik topeng yang bernama harta orang tua.
“Apa lagi nih ya, baru jadi supir saja udah belagu … supirnya aja kayak gitu, gimana sama tuan yang punya mobil? Ido yakin orangnya pasti lebih sombong!” geramnya dengan mengepalkan kedua tangan.
"Huss, kamu jangan membuat kakakmu menjadi seorang perempuan yang pengecut, sudah belajar sana! Setelah itu kamu sholat Isya dan tidur!" tegur Bunda Ayu kepada anak laki-lakinya agar segera pergi dari pembicaraan yang tidak seharusnya dia dengar.
"Alaaa, Bunda nggak asik, Ido itu sebentar lagi sudah bisa menjaga Kakak dengan baik, apalagi dari orang kaya yang suka menindas orang miskin," cerocos Rhido yang mendukung perbuatan Syifa saat melempar kaca mobil orang yang disebut kaya dengan sebuah batu.
"Satu lagi nih saran Ido untuk Kakak sebelum menemui bos kaya itu besok, jangan lupa bawa ketapel! Jadi kalau dia jahat langsung sa-"
"Idoooo, tidur!"
***
Sinar mentari telah datang meninggalkan sosok malam gelap yang telah menguasai bumi. Cahayanya masuk melalui lubang-lubang ventilasi kamar Syifa yang berukuran kecil nan sederhana. Namun keindahan kamar yang tersusun rapi membuat mata yang berada di dalamnya akan merasa betah tanpa ada rasa bosan. Gadis itu memang sengaja tidur lagi setelah menunaikan shalat fardhu subuh karena semalam tidur setelah hampir dini hari demi menyiapkan dagangan bundanya pagi ini.
Cerahnya pagi ini membuat hati Syifa berharap lebih karena dagangannya akan disukai orang ketika cuaca panas datang menghampiri. Rezekinya seolah membuncah ketika manusia yang kebanyakan diperbudak dunia, merasakan dahaga kala terik matahari mengganggu jiwa mereka.
Seolah tanpa batas tenggorokan yang penuh kehausan serasa menjerit minta dikasihani dengan sesuatu yang segar, membuat warung kecil minuman cendol es dawet bundanya menjadi ramai penuh sesak oleh orang-orang yang ingin mencecap nikmatnya segelas minuman segar bundanya.
“Ya Allah, beri aku jalan terbaik dan jangan biarkan hati ini lemah dengan cobaan dunia,” lirihnya bermonolog sendiri.
‘Ah … kenapa aku harus berurusan ke kantor laki-laki yang bernama Kenzi itu sih, sungguh pertemuan kemarin adalah hal yang paling sial. Kalau aku tahu begitu, sekalian saja aku pecahin semua kaca mobilnya. Batin Syifa ikut merasa kesal dengan pria yang telah memberikan cipratan air hujan ke tubuhnya hingga hampir separuh badan basah kuyup.
Gadis itu sedang sibuk menyisir rambut sebelum menggunakan hijab di depan cermin yang ada di dalam kamarnya. Dia sengaja mengikat rambutnya berbentuk ekor kuda yang sedikit agak ke bawah agar memungkinkan saat kepalanya yang memakai sebuah helm untuk pengamanan dalam berkendara.
Ceklek.
"Kak Syifa dandan kok lama kali sih? Memangnya mau ketemu sama cowok yang kemarin itu ya? Ini ketapelnya Kak, Ido sengaja bikin semalam sebelum tidur secara diam-diam, biar gak ketahuan sama bunda untuk alat perang yang harus kakak bawa ke kantor orang sombong itu. Siapa tahu dia orang jahat atau mungkin mau memperkosa kakak lho," celoteh Rhido menasehati kakak perempuannya dengan wajah yang memperlihatkan sangat menggemaskan khas suara bocah kecil nan imut.
"Waah, kamu benar-benar anak yang sangat baik, terima kasih banyak adikku yang tampan," puji Syifa dengan wajah tulus sambil tersenyum kepada adik kecilnya.
Gadis itu menerima ketapel lengkap dengan beberapa buah batu yang siap untuk digunakan sebagai alat peperangan jika memang dibutuhkan.
"Oh ya, Kak Syifa, kalau Kakak pergi ke kantor laki-laki itu apakah dia bisa jatuh cinta kepadamu?" tanya Ridho dengan wajah yang sangat penasaran menunggu jawaban dari kakaknya sambil menaikkan kedua alisnya.
Anak kecil dengan sedikit mulai mengerti tentang persoalan dewasa seolah sedang tertantang untuk mengetahui reaksi kakaknya saat digoda dengan sengaja.
Syifa cengo dan mengerutkan dahi mendengar pertanyaan yang dilontarkan oleh sang adik. Membuat dadanya bergemuruh menahan geli karena tidak menyangka akan mendapatkan pertanyaan konyol dari adiknya.
"Kamu ini anak kecil tugasnya belajar, jangan berpikir tentang sesuatu yang sifatnya dewasa! Kalau kamu masih berkata seperti itu, maka aku akan menceritakannya sama bunda," sahut Syifa penuh nada ancaman agar si adik tidak mempertanyakan lagi tentang hal serupa terhadapnya.
"Dasar Kak Syifa tukang ngadu," protes Ridho sambil berlalu dengan wajah kesal meninggalkan kakaknya yang tersenyum sendiri melihat tingkah adik kecilnya yang menggemaskan.
"Ingat ya, Syifa! Minta maaf lah baik-baik pada orang yang punya mobil, jangan sampai dia menuntutmu dan akhirnya bunda harus mengantarkan bekal setiap waktu ke dalam penjara. Bunda tidak mau kamu lari dari tanggung jawab, Anakku!"
Bundanya sengaja berpesan sebelum anak gadisnya pergi menemui seseorang yang belum diketahui karakternya seperti apa, jadi ada segurat rasa cemas menggumpal di dalam dada. Rasa khawatir terpancar nyata dari sinar matanya yang mulai menua.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 54 Episodes
Comments
@C͜͡R7🍾⃝ᴀͩnᷞnͧiᷠsͣa✰͜͡w⃠࿈⃟ࣧ
wah ridho kamu beneran nyuruh kakak nya bawa ketapel,sampai malem" bikin nya
2022-11-10
1
💖⃟🌹Ʃеᷟʀͥᴎᷤᴀᷤ🌹💖👥
Ternyata habis direvisi ya Uni,aq baca ulang dech
2022-11-09
0
eenok
smgt Syifa smga ja km jgn gnkn ketpel ny buat yenrg kenzi ya hheheh...
2022-11-08
0