Bima bersiap pulang karena selalu memikirkan ibunya sejak tadi. Perkataan sang kakek sangat mengganggu kepalanya hingga memaksa sekretaris Kenzi mengantarnya segara. Jam di tangan pun menunjukkan kalau sebentar lagi waktu kerja pun telah usai.
“Ken, kita pulang sekarang! Aku mau cepat-cepat bertemu dengan ibuku.”
Pria itu meraih tas kerja dan mengambil jas di punggung kursi kebesarannya.
“Ok, Bim. Gue paling demen kalau kita berburu pulang daripada melihat tumpukan berkas sesari pagi. Lagian lo lucu bangaet. Baru juga datang ke Jakarta udah langsung deadline aja. Ngejar apaan sih?” Kenzi menatap bos dan juga sahabatnya itu.
“Biasa lah … si tua bangka itu nyuruh gue nikah lagi. Udah tahu gue paling benci dijodohkan tapi tetap saja kakek memaksa nyuruh gue nikah sama gadis pilihannya! Padahal gue bukannya nggak mau nikah, Ken. Gue hanya pengen nikah kalau Ibu udah sembuh dan gue cuma mau menikahi perempuan yang bisa merawat ibu gue dengan baik dan ikhlas.”
Bima terlihat sangat kesal mengingat permintaan sang kakek yang memaksanya untuk segera menikah. Pria itu benar-benar snagat galau dengan permintaan sang kakek tapi dia juga berpikir ada benarnya. Mana tau kalau dirinya memiliki istri yang baik hati serta tulus merawat ibu Safitri maka perempuan yang teramat dicintainya itu bisa sembuh.
“Apalagi, lo kan tahu sendiri bagaimana mental Ibu gue saat ini yang tidak semua perempuan bisa menerimanya, yang ada mereka malah malu tuh merawat perempuan depresi kayak ibu gue. Jadi gue kudu memilah dan memilih perempuan yang bakal jadi bini gue karena kerjaannya bukan cuma wajib melayani suaminya tapi juga harus ikhlas dan benar-benar ridho melayani Ibu gue.”
Pemuda matang itu nampak begitu frustasi sayangnya waktu akan terus berjalan berputar ke depan bukan ke belakang sehingga dia bisa bebas dan tak lagi punya tanggung jawab terhadap kakek dan ibunya.
'Coba aja tadi aku memberikan kartu nama sama gadis itu, mungkin dia mau menelponku ... tapi kayaknya dia bukan tipe wanita yang matre dan malah membuatku merasa sangat malu karena tergesa-gesa memberikannya uang merah jutaan yang ternyata malah dilempar ke dalam mobilku. sepertinya akulah orang yang rendah di matanya, Ya Tuhan ... kapan aku bisa minta maaf padanya? Mungkinkah aku masih bisa bertemu dengannya?' pikiran Bima terus saja berkecamuk tanpa sepengetahuan Kenzi yang juga ikut bercelepeh di hadapannya.
“Kadang gue ngerasa jauh lebih beruntung dari lo. Keluarga lo udah punya segalanya bahkan perusahaan sudah ada dimana-mana dan ini merupakan perusahaan induk! Sayangnya, hidup lo benar-benar tak bahagia seolah kekayaan jadi gak berguna. Menurut pandangan gue, apa yang lo takutin itu benar banget. Zaman sekarang udah susah nyari gadis baik-baik, apalagi dengan kriteria yang barusan lo inginkan, rata-rata perempuan sekarang itu banyak yang matre!”
“Eh ... gadis baik ya?" tanya Bima kembali terbayang wajah gadis yang tak dikenal namanya. bibirnya langsung mengukir senyum membuat Kenzi menautkan kedua alisnya. Namun, dia itu dengan cepat kembali menyahuti perkataan sekretarisnya.
"Nah, tuh lo tau, tapi ngapain lo ikutan kerja sama dengan si tua Bangka itu, hmm?” tanya Bima dengan mendelikkan mata.
“Namanya juga usaha, Bro. Menurut gue nih, lo walaupun lama di LN kan nggak pernah main perempuan, jadi gue yakin kalau calon bini lo pun pasti gadis baik-baik. Nenek gue itu pernah bilang, kalau cowok baik hanya untuk pasangan yang baik pula tapi kalau lo jadi preman begajulan selama di luar negeri … maka gue yakin Istri lo nggak bakal kalah begajulan nya, hahaha!” Kenzi mengambil kunci mobil yang ada di atas meja kerja Bima dan membalikkan tubuh ingin keluar terlebih dahulu. Bahkan tawanya lumayan keras memekakkan telinga.
Sayangnya, dengan cepat Bima kembali memanggilnya. “Eh, lo jangan main pergi dulu dong!”
“Tadi katanya mau buruan pulang biar cepat ketemu sama tante Safitri dan sekarang malah mau nongkrong lagi nih! Emangnya ada apa?” Kenzi memilih duduk di atas sofa yang tak jauh dari meja kerja Bima Saputra.
“Gue masih pengen ngomong nih. Kira-kira di mana gue bisa ngedapetin bini yang baik hati ya?”
'Apa aku harus bilang sama Kenzie kali ya Kalau tadi ketemu dengan gadis yang membuat hatiku tertarik dan berdebar. Ah sudahlah, kalau memang kami jodoh pasti suatu saat nanti bakal ketemu lagi!' Bima hanya mampu berucap di dalam hati karena tak ingin dibully sama Kenzie akibat kecerobohannya yang tak berani mencari tahu keberadaan gadis cantik yang diserempetnya tadi.
Kenzi membulatkan kedua bola matanya, merasa konyol dengan pertanyaan sahabatnya.
“Hey … lo kira nyari bini kaya mau beli gorengan di pinggir jalan yang bisa tahu di mana rasa yang paling enak? NGACO LO!”
Kenzi benar-benar tak habis pikir dengan jalan pikiran bosnya.
“Menurut lo, bagusnya gue sekarang nih gimana, ya? Kakek Juna udah ngotot kali nyuruh gue segera menikah karena menurut dia, bisa aja ibu sembuh setelah dirawat sama menantunya … tapi masalahnya sekarang, gue sama sekali belum pernah pacaran, Bro! Mau nikah sama siapa coba? Gue nggak mau nikah dengan sembarang orang yang dijodohkan si tua bangka itu!” ungkap Bima tanpa ragu dengan raut wajah yang masih terlihat kesal.
“Hah … sumpah demi apa lo …? Udah hampir mau 30 tahun belum pernah pacaran sama sekali? Ya Tuhan yang paling Maha Mengetahui, pertemukanlah sahabat gue yang paling tampan dan juga paling baik serta paling pintar di antara kami berlima dengan gadis yang sangat menyayangi ibunya.”
Kenzi serta-merta menengadahkan kedua tangannya ke arah atas, sayangnya di mata Bima hal yang dilakukan sahabat karibnya itu benar-benar sangat menyebalkan seolah-olah sedang mengejeknya.
Pletak!
Pena berwarna hitam yang tadinya duduk manis di atas meja kerja Bima, Segitiga itu juga terbang melayang tepat sasaran mengenai pelipis sekretarisnya.
“Percuma kalo gue ngajak lo ngomong, nggak guna banget! Ya udah sekarang kita buruan pulang saja!” kesal Bima.
Pria itu bukannya mendapatkan solusi terbaik atas masalah yang sedang dihadapinya tapi malah membuatnya galau nikah dengan sempurna, benar-benar sangat menyebalkan.
***
Syifa sibuk melihat nama-nama perusahaan yang direkomendasikan oleh kedua sahabatnya sebagai tempat magang untuk menyusun skripsi. Dia masih ragu dengan ajakan Rini untuk magang di sebuah perusahaan yang bergerak di bidang properti yaitu Bimasakti Group.
Menurut informasi yang didapatkannya, perusahaan itu sangat bonafit dan memiliki peraturan yang sangat ketat dalam menerima siapa pun yang akan masuk ke sana, termasuk pegawai yang sifatnya magang demi kepentingan pendidikan.
Namun, di sisi lain gadis berhijab itu tidak ingin berpisah dengan dua sahabatnya ketika melakukan tugas akhir sebagai syarat sebelum dia mendapatkan gelar sarjana. Akhirnya, dia menghapus segala keraguan yang ada untuk menerima ajakan yang diberikan oleh Rini dan juga Lula. Sedangkan Bram memiliki tempat magang tersendiri sesuai dengan apa yang diinginkannya.
‘Huff. Semua ini membuatku bingung, apa yang harus kulakukan sekarang? Jika aku sampai menolak … mungkin aku akan terpisah melakukan tugas ini sendirian dan itu sangat tidak enak.’ Gadis manis itu berpikir sendiri dalam lamunan.
"Syifa, kok malah melamun, Sayang. Tuh coba lihat ada pembeli yang mau dibungkuskan lima porsi es dawet, cepat ambilin sana!" Perintah sang bunda menyuruh anaknya untuk melayani seorang pembeli yang baru saja masuk ke dalam warung sederhana mereka.
Bunda telah menyapa qdan menanyakan berapa porsi yang diinginkan, tetapi Ibu Ayu ada keperluan untuk masuk ke dalam rumah mengambil uang receh yang sudah habis dalam laci guna kembalian para pelanggan.
"Baik, Bunda." Lamunan Syifa langsung terhenti seketika setelah mendengar suara lembut dari sang bunda.
Syifa berdiri dari tempat duduknya lalu berjalan ke depan kios untuk mengambilkan pesanan seorang pelanggan yang menginginkan lima porsi es dawet. Setelah selesai menyiapkan, dia langsung menyerahkan lima cup es dawet untuk seorang perempuan paruh baya.
"Berapa semuanya, Dek?" tanya perempuan paruh baya itu sambil merogoh saku dan mengeluarkan uang berwarna biru lembaran Rp50.000.
Namun, matanya tiba-tiba membola saat melihat sesuatu yang dipegang sang gadis.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 54 Episodes
Comments
candra rahma
harta mmgvtdk selalu menjamin kebahagiaan
2022-11-09
0
💖⃟🌹Ʃеᷟʀͥᴎᷤᴀᷤ🌹💖👥
emang apa yg dibawa Syifa?
2022-11-07
0
@C͜͡R7🍾⃝ᴀͩnᷞnͧiᷠsͣa✰͜͡w⃠࿈⃟ࣧ
orang yg kamu sebut tua Bangka itu kakek kamu Bima,entar juga kamu jadi tua ,
2022-11-06
1