Bab 12. Bertukar Posisi

Bima menyandarkan tubuhnya di bagian sisi meja sehingga dirinya sekarang persis berada di hadapan Syifa. Pria itu bahkan sama sekali tidak mempersilahkan gadis yang sedang di introgasi nya untuk duduk, padahal di dalam ruangan itu tersedia kursi sofa nan empuk yang bisa mereka gunakan untuk bicara.

“Sekali lagi, saya minta maaf sama Bapak. Saya akan bertanggung jawab dan nggak bakalan lari kok, tapi saya benar-benar nggak pernah yang namanya membawa Kartu Keluarga setiap bepergian, karena itu kan tidak dibutuhkan. Kalau Bapak mau nanya KTP dan SIM saya, sebentar saya ambil dulu!”

Gadis itu terpaksa merogoh tasnya dan mengambil dompet, lalu mengeluarkan KTP dan SIM milik nya. Syifa benar-benar tidak mengerti kenapa pria itu harus memeriksa sampai sedetail itu

"Ini KTP dan SIM saya, Pak. Lengkap dengan alamat rumah saya jika Anda tidak percaya," jelas Syifa masih dengan menundukkan kepala sambil menyerahkan kartu identitasnya.

Dalam ucapannya terkandung nada sedikit ejekan akibat tingkah Bima yang seolah menempatkan dirinya sebagai seorang pencuri yang baru tertangkap.

Bima mengambil KTP itu sambil memperhatikan wajah gadis yang sedang menunduk. Dia merasa gadis di hadapannya sedang memberikan perlawanan dan tidak menghormatinya.

"Angkat wajahmu! Jangan-jangan KTP ini bukan punyamu lagi, melainkan malah KTP palsu. Kalau kamu menunduk terus saya tidak bisa melihat wajah orang yang telah memecahkan kaca mobil dan juga membuat tangan saya jadi cacat gara-gara sifatmu yang barbar kemarin," ucapnya santai mulai dengan sengaja menikmati cara bicara perempuan yang terlihat berani di depannya.

‘Astaghfirullah kenapa orang kaya ini banyak amat perintahnya? Ngapain coba mesti angkat wajah segala. Apa dia mengira kalau aku ini seorang *******? Tapi apa benar aku sudah membuat tangannya cacat? Kapan?’ Syifa terus saja bertanya di dalam hati. Dengan sedikit jengkel gadis itu terpaksa menaikkan wajahnya, menatap laki-laki arogan yang sedang berusaha menindasnya.

Mata mereka saling ber sirobok pandang, beberapa detik kemudian dengan cepat Syifa mengalihkan tatapannya pada netra bak elang yang terasa mengintimidasinya.

“Seharusnya kamu merawat kulit saya hingga sembuh kembali karena seumur hidup tangan saya ini tak pernah mengalami luka sampai berdarah sedikit pun, tapi sekarang jadi cacat akibat pecahan kaca yang kamu lempar pada mobil saya kemarin! Dasar gadis barbar!”

‘Astaghfirullahaladzim … ini orang kok bisa lebay kayak gitu, ya?’ Syifa membatin merasa tidak percaya dengan ucapan yang baru saja meluncur dari bibir seorang laki-laki dengan ruangan yang sempat tadi dibacanya sebagai seorang direktur perusahaan ini.

‘Apa memang pria ini punya sifat lebay kayak begini … atau dia memang sengaja mengerjaiku saja?’ Kembali Syifa bertanya di dalam hati dengan mata yang kali ini diluruskan pada wajah lelaki yang membuatnya semakin kesal.

"Sekali lagi saya minta maaf sama Bapak, karena tanpa sengaja telah melukai kulit Anda sampai berdarah. Jika Anda maunya saya rawat maka saya akan bertanggung jawab untuk merawatnya. Saya mau tahu dulu, memangnya luka yang Bapak alami separah apa?"

Bima pura-pura tidak mengindahkan apa yang baru saja ditanyakan oleh Syifa. Pria itu sudah bertekad di dalam hati akan membuat gadis yang bernama Syifa Salsabila takluk terhadap nya. Ya itu tidak mungkin memperlihatkan lukanya yang hanya tergores secuil dan berdalih ingin meminta pertanggungjawaban dengan cara merawat dirinya, bukankah Bima nanti dikatakan sebagai seorang pimpinan yang sangat keterlaluan?

"Sekarang mana uang untuk mengganti kaca mobil saya? Kamu pasti punya kan uang sekitar 65 juta?" tanya Bima dengan santai tanpa melihat karena dia akhirnya berfokus memperhatikan KTP yang ada di tangannya.

“What? 65 juta … banyak amat, Pak. Maaf … saya tidak punya uang untuk mengganti kaca mobil Anda sampai sebanyak itu, lagian kemarin yang salah kan supir Bapak sendiri. Masa mengendarai mobil dengan seenak jidatnya melintas di genangan air yang menciprat ke seluruh tubuh saya!"

Syifa berusaha membela pendapatnya karena memang dirinya merasa tak bersalah tetapi bagaimanapun juga Gadis itu masih berpikiran waras kalau dirinya sekarang sedang berada di ruangan seseorang yang berkuasa. Gadis itu akhirnya memilih kembali diam untuk mendengarkan apalagi yang akan diucapkan pria di hadapannya.

"Kamu bayar dulu dengan uang seberapapun yang ada dalam dompetmu! Saya tidak suka memberikan perintah lebih dari sekali!" perintah Bima seolah tak mau mengerti dengan apa yang dikatakan gadis di depannya.

‘Waah, parah. Orang kaya ini ternyata sangat hitungan, dasar pelit bin medit, apa dikiranya aku seorang tukang boong?’ umpat Syifa di dalam hatinya sambil menggerakkan bibir ke kiri dan ke kanan sebagai protes dalam diamnya.

Gimana mau tak mau menari garis bibir ke arah atas merasa sangat gemas dan ingin sekali menarik bibir gadis yang terlihat komat kamit seperti sedang membaca mantra.

Syifa akhirnya melepas tas ransel yang berada di punggungnya, lalu memberikan dengan rasa kesal, hatinya bertambah jengkel ketika melihat wajah pria di hadapannya dengan ekspresi dingin main perintah sesuka hati.

"Nih, saya itu gak punya uang, Pak. Gak percayaan banget sih jadi orang! Palingan uang saya juga hanya cukup untuk beli nasi goreng di kantin kampus sama beli bensin," celoteh Syifa tanpa ada rasa malu mengatakannya sambil memberikan tasnya.

Bima langsung memeriksa tas gadis itu, lalu mendapatkan apa yang dicarinya. Dia mengeluarkan isi dompet Syifa tanpa ada rasa ragu sama sekali. Pria itu mengeluarkan satu persatu dari dalam dompet butut punya Syifa.

"Padat juga isi dompetmu, ada SIM, STNK, Kartu Tanda Mahasiswa, Kartu Pustaka dan uang … dua puluh tujuh ribu ...? Parah sekali orang tuamu yang hanya memberikan uang jajan segitu. Apa kau begitu miskinnya hingga cuma dapat jatah dua puluh tujuh ribu rupiah setiap hari?" cela Bima dengan nada datar, bagai bicara tanpa dosa di hadapan gadis yang matanya mulai berkaca.

Sungguh pria yang tidak punya perasaan sama sekali. Memang benar tak bisa dipungkiri bahwa apa yang dikatakan Bima itu kenyataan. Namun, menghina kehidupan seseorang terasa sangat menyakitkan. Hal itu membuat darah Syifa seolah mendidih di atas ubun-ubun kepala Tapi dirinya tak mampu lagi untuk melawan orang nomor satu di perusahaan itu saat ini. Dengan bersusah payah gadis itu tidak memperlihatkan kelemahannya yang hampir saja mengeluarkan air mata.

Dia tidak ingin kemiskinan nya menjadi sebuah kelemahan bagi orang lain, apalagi di depan laki-laki yang sama sekali tidak punya hati layaknya seorang manusia.

"Maaf Bapak yang terhormat nan kaya raya seisi dunia. Anda bicara begitu karena orang tua Anda sudah punya segalanya. Tidak ada manusia satu pun yang Menginginkan takdirnya menjadi orang miskin. Asal Anda tahu saja, walaupun kami miskin tetapi kami selalu bahagia. Apakah Anda juga memiliki kebahagian itu? Apakah Anda menikmati ketajiran dengan membanggakan orang tua? Satu lagi, bagaimana kalau kita bertukar posisi saja, sanggupkah Anda menjadi orang miskin seperti saya?”

Bima langsung terdiam tak mampu lagi berbicara. Iya itu benar-benar merasa mati kutu mengingat semua yang dikatakan Syifa memang benar adanya, mampukah dirinya hidup jika keadaan kehidupan itu dipindah letakkan dengan dirinya?

Sementara Syifa langsung segera membalikkan tubuh mungilnya, melangkahkan kaki menuju pintu ruang kerja Bima dengan mata yang sudah basah, bahkan gadis itu lupa hingga membiarkan tasnya sampai tinggal dengan semua isinya.

Brakk!

Gadis itu membanting pintu ruangan direktur dengan sangat keras tanpa ada rasa takut dan parahnya, ternyata tanpa dia sadari di depan pintu ada lima karyawan yang sedang menguping pembicaraannya bersama Bima.

Wadidaw.

Jangan lupa beri komentarnya ya, terima kasih.

Terpopuler

Comments

Sunarty Narty

Sunarty Narty

aduh bim2 makin jauh lah jodohmu,ini ne bisa aja Nerima d jodohin ma pak dokter

2022-11-23

0

💖⃟🌹Ʃеᷟʀͥᴎᷤᴀᷤ🌹💖👥

💖⃟🌹Ʃеᷟʀͥᴎᷤᴀᷤ🌹💖👥

hayoloh Bima...
gimana mw rebut hati Syifa,blm apa" udah nylekit amat tuh mulut

2022-11-11

0

@C͜͡R7🍾⃝ᴀͩnᷞnͧiᷠsͣa✰͜͡w⃠࿈⃟ࣧ

@C͜͡R7🍾⃝ᴀͩnᷞnͧiᷠsͣa✰͜͡w⃠࿈⃟ࣧ

gimana Syifa bisa luluh sama kamu Bima kl mulut kamu pedes nya kaya tetangga lg gibah

2022-11-10

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1. Awal Mula
2 Bab 2. Rencana Magang
3 Bab 3. Direktur Baru
4 Bab 4. Lanjutkan Keturunan
5 Bab 5. Galau Nikah
6 Bab 6. Diguyur Genangan Air Jalan
7 Bab 7. Lelaki Tak Beretika
8 Bab 8. Lamunan Bima
9 Bab 9. Bertanggung Jawab
10 Bab 10. Ke Bimasakti Group
11 Bab 11. Lapor Polisi
12 Bab 12. Bertukar Posisi
13 Bab 13. Penjual Es Dawet
14 Bab 14. Bos Payah
15 Bab 15. Tentang Dia
16 Bab 16. Ingin Membuktikan
17 Bab 17. Terpukau?
18 Bab 18. Apa Dipaksa Nikah Saja?
19 Bab 19. Apa Kakakmu Punya Pacar?
20 Bab 20. Namaku Arka
21 Bab 21. Kepanikan Bunda
22 Bab 22. Punya Utang Lagi
23 Bab 23. Ayo Berteman
24 24. Ingin Selalu Dekat
25 Bab 25. Gadis berbeda Kelas
26 Bab 26. Kondisi Ibunya Bima
27 Bab 27. Galak Dewa
28 Bab 28. Awas Kemakan Sumpah
29 Bab 29. Bersaing Secara Jantan
30 Bab 30. Harapan Arka
31 Bab 31. Mengajak Ridho bekerja Sama.
32 Bab 32. Apa Dia Jomblo?
33 Bab 33. Nama Saya Bima
34 Bab 34. Ketinggian Gengsi
35 Bab 35. Pura-pura Benci
36 Bab 36. Bagaimana Kalau Kuberi Maskawin?
37 Bab 37. Kedok Arka Terbongkar
38 Bab 38. Perasaan Aneh
39 Bab 39. Nomor Telepon
40 Bab 40. Ijin Berkunjung
41 Bab 41. Ide Bima
42 Bab 42. Nikah Yuk!
43 Bab 43. Permintaan Arka
44 Bab 44. Tunangan Saya
45 Bab 45. Godaan Bima
46 Bab 46. Ayo Kita Bekerjasama
47 Bab 47. Kejujuran Bima
48 Bab 48. Perkenalan Mulut
49 Bab 49. Dia Pacarmu?
50 Bab 50. Pertemuan Dengan Kakek Arjuna
51 Bab 51. Rencana Tuan Arjuna
52 Bab 52. Ini harusnya bab 51 ya.
53 Bab 53. Sumpah Bima
54 Pengumuman
Episodes

Updated 54 Episodes

1
Bab 1. Awal Mula
2
Bab 2. Rencana Magang
3
Bab 3. Direktur Baru
4
Bab 4. Lanjutkan Keturunan
5
Bab 5. Galau Nikah
6
Bab 6. Diguyur Genangan Air Jalan
7
Bab 7. Lelaki Tak Beretika
8
Bab 8. Lamunan Bima
9
Bab 9. Bertanggung Jawab
10
Bab 10. Ke Bimasakti Group
11
Bab 11. Lapor Polisi
12
Bab 12. Bertukar Posisi
13
Bab 13. Penjual Es Dawet
14
Bab 14. Bos Payah
15
Bab 15. Tentang Dia
16
Bab 16. Ingin Membuktikan
17
Bab 17. Terpukau?
18
Bab 18. Apa Dipaksa Nikah Saja?
19
Bab 19. Apa Kakakmu Punya Pacar?
20
Bab 20. Namaku Arka
21
Bab 21. Kepanikan Bunda
22
Bab 22. Punya Utang Lagi
23
Bab 23. Ayo Berteman
24
24. Ingin Selalu Dekat
25
Bab 25. Gadis berbeda Kelas
26
Bab 26. Kondisi Ibunya Bima
27
Bab 27. Galak Dewa
28
Bab 28. Awas Kemakan Sumpah
29
Bab 29. Bersaing Secara Jantan
30
Bab 30. Harapan Arka
31
Bab 31. Mengajak Ridho bekerja Sama.
32
Bab 32. Apa Dia Jomblo?
33
Bab 33. Nama Saya Bima
34
Bab 34. Ketinggian Gengsi
35
Bab 35. Pura-pura Benci
36
Bab 36. Bagaimana Kalau Kuberi Maskawin?
37
Bab 37. Kedok Arka Terbongkar
38
Bab 38. Perasaan Aneh
39
Bab 39. Nomor Telepon
40
Bab 40. Ijin Berkunjung
41
Bab 41. Ide Bima
42
Bab 42. Nikah Yuk!
43
Bab 43. Permintaan Arka
44
Bab 44. Tunangan Saya
45
Bab 45. Godaan Bima
46
Bab 46. Ayo Kita Bekerjasama
47
Bab 47. Kejujuran Bima
48
Bab 48. Perkenalan Mulut
49
Bab 49. Dia Pacarmu?
50
Bab 50. Pertemuan Dengan Kakek Arjuna
51
Bab 51. Rencana Tuan Arjuna
52
Bab 52. Ini harusnya bab 51 ya.
53
Bab 53. Sumpah Bima
54
Pengumuman

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!