Bab 4. Lanjutkan Keturunan

Suara keras terdengar menggema mengisi seluruh ruangan tanpa kedap suara, hingga membuat beberapa karyawan ikut mendengarkan apa yang diinginkan oleh seorang kakek tua penuh harta berlimpah dan juga sudah memperlihatkan warna rambut memutih di atas kepalanya itu.  

“Dasar cucu kurang ajar! Jadi kamu juga tidak percaya dengan adanya takdir dari Tuhan, hah?” tanya kakek Arjuna dengan nada semakin meninggi. 

Dia benar-benar merasa marah dengan jawaban yang diberikan cucu kesayangannya itu. Sayangnya, Bima seolah-olah merasa tidak berdosa sama sekali telah menjawab secara asal pertanyaan sang kakek. 

"Bima tahu, Kek … Manusia sudah punya takdirnya masing-masing. Bima bukan tidak percaya dengan takdir tapi gara-gara perempuan itu yang telah merebut ayah dari sisi ibu, akhirnya sampai sekarang ibu jauh dari jangkauan kita walau fisiknya bisa kupeluk dengan erat. Kakek bukan orang buta yang tak mengerti derita ibu selama ini, kan? Ibu sama sekali tak mengenal kita lagi!”

Bima berbicara dengan suara tak kalah kerasnya seiring mata yang sudah berkaca-kaca tapi pria itu berusaha tidak akan menjatuhkan air bening dari kelopak matanya, karena dia tidak ingin kakeknya menganggap dirinya sebagai laki-laki yang lemah. Apa lagi Bima juga menyadari bahwa semua karyawan yang berada di lantai ini sudah pasti bisa mendengar perbincangan pemilik perusahaan ini.

Bahkan hampir semua karyawan yang sama dengan ruangannya, rata-rata mengetahui mental kejiwaan yang dialami oleh perempuan penuh martabat sebagai ibu kandung Bima Saputra. 

"Aku yakin bahwa suatu saat nanti ibu akan sembuh seperti sedia kala, dia akan kembali memarahiku ketika melakukan kesalahan dan dia pasti akan kembali memberikan omelan bak kicau burung di pagi hari saat Bima terlambat bangun, aku merindukan semua itu, Kek … aku rindu suara ibu memanggil namaku." 

Bima melanjutkan kata-katanya dengan suara bergetar,berusaha menahan rasa sedih yang tiba-tiba saja menyeruak di dadanya sehingga ingin sekali diri membanting meja yang ada di hadapannya untuk melampiaskan kemarahan terhadap sosok seorang ayah dan juga perempuan selingkuhannya.

Kakek Arjuna terdiam mendengar apa yang disampaikan oleh cucunya, dia melihat mata laki-laki yang sangat dingin di depan orang lain itu ada genangan air yang sengaja ditahannya agar tidak bisa jatuh melewati pipi tampannya. Sangat kentara kalau Bima sedang menahan agar gumpalan bulir itu tak jatuh hingga membentuk anak sungai di pipinya.

‘Ya Tuhan … apa yang harus aku lakukan lagi agar Bima bisa legowo menerima takdir yang menimpa ibunya? Bima adalah cucuku satu-satunya. Apa yang harus kuperbuat agar cucuku mau menerima seorang gadis di dalam kehidupannya?’ 

Pria tua itu tidak ingin membuat cucunya bertambah sedih dengan paksaan agar segera menikah, kakek Arjuna juga mengetahui bagaimana rasa sakit hati yang selama ini ditahan oleh cucunya. Sakit yang begitu dalam saat menghadapi mental kejiwaan yang dialami oleh anak perempuannya sebagai ibu yang telah melahirkan Bima ke dunia. 

Bima memang salah dalam menyalurkan dendamnya, sebab yang harus disalahkan bukanlah perempuan selingkuhan sang ayah, tetapi ayahnya itu sendirilah yang tidak punya rasa setia pada istri dan rumah tangganya. 

Pria yang hampir seluruh hidupnya berjuang dalam membesarkan anak perempuannya hingga menikah dan memberikannya seorang cucu, harus bisa dengan lapang dada untuk mendapatkan kenyataan bahwa anak yang selama ini sangat disayanginya menderita depresi akibat ulah suaminya yang berselingkuh. 

Laki-laki bejat itu meninggalkan ibunya Bima setelah diberikan jabatan tinggi dalam perusahaan, sehingga dia bermain api dengan sekretarisnya di belakang sang istri yang setia menunggunya di rumah setiap hari. Arjuna teringat akan perkataan sang menantu kala itu.

“Pokoknya saya lebih memilih dia daripada kamu yang hanya pakai daster setiap hari seperti seorang babu, Safitri! Kamu itu jelek dan tubuhmu juga sudah tak menarik lagi buatku! Jadi jangan salahkan aku kalau berselingkuh di belakangmu!” teriak menantunya bernada tinggi.

“Aku janji akan ke salon dan berbenah diri, Mas … tapi kamu jangan tinggalin aku, ya! Aku nggak sanggup hidup tanpa kamu, lagian liatlah Bima sedikit, dia butuh sosok seorang ayah untuk masa depannya,” bujuk Safitri memelas menahan kepergian suaminya.

“Hey Mbak Safitri, kalau laki udah gak mau itu jangan mengemis dong! Perkataanmu itu lebih mirip dengan ucapan seorang wanita murahan yang tidak laku!” seru sekretaris menantunya.

“Diamlah kamu wanita murahan! Kau itu tidak lebih dari perempuan yang merebut suami orang! Apa kamu nggak punya hati sampai tega menghancurkan rumah tangga atasanmu sendiri, hah! Dasar perempuan rendahan! Kau —”

Belum selesai Safitri berkata, sebuah tamparan melayang di pipinya.

Plak!

wajah Safitri tertoleh hingga ke samping dengan pipi yang sudah merah.

“Mas … kau lebih membela gundikmu itu? Aku ini istrimu, Mas!” serak Safitri berusaha mengingatkan suaminya. 

“Mulai sekarang aku menjatuhkan talak satu kepadamu wahai Safitri binti Arjuna kita sekarang bercerai dan jangan pernah menampakkan wajahmu lagi di hadapanku! Ooh, aku lupa, sekarang perusahaan ini sudah menjadi milikku!”

Ternyata pria itu tidak hanya berselingkuh di belakang Safitri tetapi juga sudah mengalihkan nama Safitri menjadi pemilik perusahaan yang sah menjadi namanya. 

“Ap-apa yang saya dengar ini?” Arjuna tergagap kala melihat putri sematang wayangnya bersimbah air mata.

“Kek!” panggil Bima pelan.

“Eh, hah, ya … kamu ngomong apa tadi?” Kakek Arjuna kaget dan terbangun dari lamunan panjangnya.

Bima menghela napas dengan pelan, “Apa Kakek sudah memastikan kalau ibu minum obat sebelum datang ke kantor tadi?” tanya Bima yang merasa heran melihat kakeknya melamun.

“Dia putriku dan aku selalu lebih tau segala yang terbaik untuknya dari pada kamu yang anaknya hanya tau menangis di depan ibumu itu!” jawabnya ketus.

Kakek Arjuna bangkit dari tempat duduknya, "Kakek tau kalau kamu tidak akan mungkin memutus rantai keturunan keluarga kita, kecuali kamu akan menanggung dosa seumur hidup tidak sesuai dengan yang diperintahkan oleh Nabi Muhammad shallallahu alaihi wa sallam. Jadi tolong pikirkan permintaan kakek ini, mana tau ibumu malah sembuh jika dirawat sama menantunya sendiri," ucap sang kakek selaras tepukan kecil di pundak Bima, lalu meninggalkan pria matang itu sendirian dalam kegalauan. 

Kakek Arjuna hanya mencoba untuk memberikan ruang dan waktu pada sang cucu dalam berpikir tentang bagaimana masa depan yang akan dilalui nanti, karena kakek Juna yakin bahwa cucunya tidak akan mungkin menghabiskan waktu sampai menjelang ajal tiba tanpa adanya sentuhan seorang perempuan untuk hidup di sampingnya.

Sementara itu, Bima meraup wajahnya dengan kasar lalu mengacak-acak rambutnya hingga berantakan akibat memikirkan perkataan sang kakek yang memang ada benarnya.

"Bagaimana mungkin aku bisa menikah dengan seorang gadis, sementara di mataku seluruh perempuan itu sama saja menjijikkan yang selalu berujung dengan demi harta!"

Namun, baru saja dirinya terlihat begitu frustasi tiba-tiba bayangan wajah gadis yang tadi pagi di serempetnya menari-nari di pelupuk mata.

"Dasar Bima bodo, bahkan aku sama sekali tak sempat mengenal namanya!" rutuknya pada diri sendiri yang selalu merasa kaku jika perempuan di hadapannya cuek tanpa terganggu.

Bima jauh lebih gampang untuk menolak seorang perempuan yang agresif dan juga penggoda karena dia akan merasa jijik serta ingin menyingkirkannya.

"Kamu ini sebenarnya siapa sih? Mudah-mudahan saja kita akan berjodoh untuk bertemu lagi! Aku sama sekali tak boleh menceritakan pertemuan ini dengan Kenzi karena sekretaris itu pasti akan mengetawakannya jika tahu bahwa aku sama sekali tak mampu menghadapi gadis tadi.

Bibir Bima mencetak senyum membayangkan wajah lembut milik Syifa Salsabila yang ternyata mengganggu Iman di dadanya.

Terpopuler

Comments

⊹My Little Bunny🐰⊹

⊹My Little Bunny🐰⊹

aku mampir kak jangan lupa mampir karya ku ya

2022-12-11

0

Sunarty Narty

Sunarty Narty

wah pas kan Syifa magang nanti d kantormu bim

2022-11-23

0

candra rahma

candra rahma

aamiin semoga ya dia tuh gadis jodoh mu yg sdh kak putri siapkan untuk mu😊

2022-11-09

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1. Awal Mula
2 Bab 2. Rencana Magang
3 Bab 3. Direktur Baru
4 Bab 4. Lanjutkan Keturunan
5 Bab 5. Galau Nikah
6 Bab 6. Diguyur Genangan Air Jalan
7 Bab 7. Lelaki Tak Beretika
8 Bab 8. Lamunan Bima
9 Bab 9. Bertanggung Jawab
10 Bab 10. Ke Bimasakti Group
11 Bab 11. Lapor Polisi
12 Bab 12. Bertukar Posisi
13 Bab 13. Penjual Es Dawet
14 Bab 14. Bos Payah
15 Bab 15. Tentang Dia
16 Bab 16. Ingin Membuktikan
17 Bab 17. Terpukau?
18 Bab 18. Apa Dipaksa Nikah Saja?
19 Bab 19. Apa Kakakmu Punya Pacar?
20 Bab 20. Namaku Arka
21 Bab 21. Kepanikan Bunda
22 Bab 22. Punya Utang Lagi
23 Bab 23. Ayo Berteman
24 24. Ingin Selalu Dekat
25 Bab 25. Gadis berbeda Kelas
26 Bab 26. Kondisi Ibunya Bima
27 Bab 27. Galak Dewa
28 Bab 28. Awas Kemakan Sumpah
29 Bab 29. Bersaing Secara Jantan
30 Bab 30. Harapan Arka
31 Bab 31. Mengajak Ridho bekerja Sama.
32 Bab 32. Apa Dia Jomblo?
33 Bab 33. Nama Saya Bima
34 Bab 34. Ketinggian Gengsi
35 Bab 35. Pura-pura Benci
36 Bab 36. Bagaimana Kalau Kuberi Maskawin?
37 Bab 37. Kedok Arka Terbongkar
38 Bab 38. Perasaan Aneh
39 Bab 39. Nomor Telepon
40 Bab 40. Ijin Berkunjung
41 Bab 41. Ide Bima
42 Bab 42. Nikah Yuk!
43 Bab 43. Permintaan Arka
44 Bab 44. Tunangan Saya
45 Bab 45. Godaan Bima
46 Bab 46. Ayo Kita Bekerjasama
47 Bab 47. Kejujuran Bima
48 Bab 48. Perkenalan Mulut
49 Bab 49. Dia Pacarmu?
50 Bab 50. Pertemuan Dengan Kakek Arjuna
51 Bab 51. Rencana Tuan Arjuna
52 Bab 52. Ini harusnya bab 51 ya.
53 Bab 53. Sumpah Bima
54 Pengumuman
Episodes

Updated 54 Episodes

1
Bab 1. Awal Mula
2
Bab 2. Rencana Magang
3
Bab 3. Direktur Baru
4
Bab 4. Lanjutkan Keturunan
5
Bab 5. Galau Nikah
6
Bab 6. Diguyur Genangan Air Jalan
7
Bab 7. Lelaki Tak Beretika
8
Bab 8. Lamunan Bima
9
Bab 9. Bertanggung Jawab
10
Bab 10. Ke Bimasakti Group
11
Bab 11. Lapor Polisi
12
Bab 12. Bertukar Posisi
13
Bab 13. Penjual Es Dawet
14
Bab 14. Bos Payah
15
Bab 15. Tentang Dia
16
Bab 16. Ingin Membuktikan
17
Bab 17. Terpukau?
18
Bab 18. Apa Dipaksa Nikah Saja?
19
Bab 19. Apa Kakakmu Punya Pacar?
20
Bab 20. Namaku Arka
21
Bab 21. Kepanikan Bunda
22
Bab 22. Punya Utang Lagi
23
Bab 23. Ayo Berteman
24
24. Ingin Selalu Dekat
25
Bab 25. Gadis berbeda Kelas
26
Bab 26. Kondisi Ibunya Bima
27
Bab 27. Galak Dewa
28
Bab 28. Awas Kemakan Sumpah
29
Bab 29. Bersaing Secara Jantan
30
Bab 30. Harapan Arka
31
Bab 31. Mengajak Ridho bekerja Sama.
32
Bab 32. Apa Dia Jomblo?
33
Bab 33. Nama Saya Bima
34
Bab 34. Ketinggian Gengsi
35
Bab 35. Pura-pura Benci
36
Bab 36. Bagaimana Kalau Kuberi Maskawin?
37
Bab 37. Kedok Arka Terbongkar
38
Bab 38. Perasaan Aneh
39
Bab 39. Nomor Telepon
40
Bab 40. Ijin Berkunjung
41
Bab 41. Ide Bima
42
Bab 42. Nikah Yuk!
43
Bab 43. Permintaan Arka
44
Bab 44. Tunangan Saya
45
Bab 45. Godaan Bima
46
Bab 46. Ayo Kita Bekerjasama
47
Bab 47. Kejujuran Bima
48
Bab 48. Perkenalan Mulut
49
Bab 49. Dia Pacarmu?
50
Bab 50. Pertemuan Dengan Kakek Arjuna
51
Bab 51. Rencana Tuan Arjuna
52
Bab 52. Ini harusnya bab 51 ya.
53
Bab 53. Sumpah Bima
54
Pengumuman

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!