Bab 18 : Husna tahu

Helena menatap Alvino...

"Aku mencintaimu.." Lirih Helena sambil mendekatkan wajahnya ke wajah Alvino.

Alvino hampir saja kehilangan kontrol dirinya, jika bayangan Husna tidak tiba tiba muncul dalam dirinya.

Alvino segera menjauh dari Helena dan membawa nampan itu keluar dari kamar.

"Istirahatlah, aku akan meminta izin kepada paman dan bibi dan bertanya apakah aku boleh tinggal di sini atau tidak."

Malam harinya, setelah berbicara dengan kedua orang tua Helena.

Alvino diizinkan untuk tinggal di sana tapi tidak tinggal satu rumah bersama dengan Helena. Alvino akan tidur di rumah pak Lurah.

Siang hari, Alvino akan datang dan membantu merawat Helena. Saat hari mulai gelap, Alvino akan ke rumah Pak lurah untuk beristirahat dan menelpon Husna untuk memberinya kabar.

Malam ini adalah malam ketiga Alvino berada di sana, dan seperti biasa setelah mengecek pekerjaan kantor melalui laptop yang selalu dia bawa. Alvino selalu menyempatkan diri untuk menelpon Husna.

"Husna, bisakah aku minta tolong kepadamu?"

"Insyallah, selama aku bisa aku akan membantu."

"Besok, minta tolong supir, untuk mengantar kamu ke rumah, aku lupa jika ada berkas penting untuk meeting besok yang tertinggal di ruang kerjaku."

"Hanya itu?"

"Ya, apakah kamu keberatan?"

"Tentu saja tidak, lagi pulang dalam 3 hari ini aku merasa sudah rindu rumah."

"Aku pikir kamu merindukan aku." Kekeh Alvino.

"Saat seorang istri merindukan rumah, itu terselip harapan agar suaminya bisa segera pulang agar sang istri bisa kembali berkumpul bersama dengan suaminya."

"Aku berjanji akan segera pulang begitu aku menyelesaikan pendidikanku." Ucap Alvino.

Setelah cukup lama berbincang-bincang, Alvino akhirnya mengakhiri panggilan itu dan meminta Husna untuk beristirahat.

Husna bercerita jika hari ini kesehatannya sedikit kurang baik.

Pagi harinya...

Rupanya Alvino sudah menelpon sang sopir, sehingga saat Husna baru saja akan mencarinya sopir itu langsung mengajak Husna untuk berangkat.

Husna memasuki rumah dengan hati-hati dan dia berdoa agar sang suami bisa segera menyelesaikan pendidikannya dan kembali berkumpul bersama dengan dirinya.

Husna mulai berjalan menaiki tangga, untuk menuju ruang kerja Alvino.

Husna mulai mencari dokumen dengan map biru dan juga map kuning seperti yang dikatakan Alvino sebelumnya.

"Ini dia.." ucap Husna saat dia berhasil menemukan berkas yang diinginkan oleh Alvin.

Saat Husna akan pergi dari meja kerja itu, tidak sengaja tangan yang lain menyenggol beberapa berkas yang ada di sana hingga berkas itu jatuh dan ada satu yang menarik perhatian Husna.

"Surat?"

Dengan ragu, Husna membaca surat itu dan air mata menetes membasahi pipinya.

Drrttt drrttt drrttt...

Belum selesai Husna membaca surat dari Lalisa yang ditujukan kepada Alvino, ponselnya berdering.

"Assalamualaikum Husna.."

"Walaikumsalam mas.."

"Husna, Bagaimana apakah kamu bisa menemukan berkas yang aku minta?"

"Ya, berkas itu sudah ada di tanganku sekarang."

"Baiklah, kalau begitu aku akan menyuruh sekretarisku untuk datang ke rumah dan mengambil berkas itu."

"Baiklah.."

"Husna, apakah kamu baik-baik saja? kenapa suaramu tidak terdengar baik?"

"Aku baik mas, mungkin karena aku masih belum terlalu fit sehingga suaraku jadi begini." ucap Husna sambil berusaha tersenyum.

"Husna, aku berjanji akan segera pulang. Jaga kesehatan mu dengan baik."

"Tentu mas."

Setelah telepon dimatikan, Husna kembali melanjutkan surat yang belum sempat selesai dia baca.

"Mas, bukankah kamu sudah berjanji untuk tidak menutup diri lagi. Kenapa, kamu menutupi ini dan berbohong tentang kepergian mu.."

Di tempat lain...

Alvino yang baru saja selesai menelpon sekertaris, langsung menutup laptop untuk menemui Helena.

Alvino memutuskan untuk memberitahu Helena, bahwa dia akan segera kembali mengingat keadaan Husna yang sakit membuat Alvino sangat khawatir.

"Alvino..." panggil mama Helena.

"Iya bibi?"

"Terima kasih karena kamu sudah mau datang dan melihat keadaan Helena."

"Sama sama bibi, di mana Helena bisakah aku menemuinya?"

"Tentu, pergilah dan lihat ke dalam. Bibi akan menyusul Paman untuk melakukan pekerjaan yang harus kami kerjakan.

Alvino tersenyum dan menunduk sebagai rasa hormatnya terhadap orang tua Helena.

Alvino masuk dan mengajak Helena untuk jalan jalan di rumah karena, Alvino takut kejadian saat dirinya hampir saja hilang kendali saat berdua dengan Helena kembali terjadi.

"Helena, semoga setelah ini kamu akan lebih kuat dalam menghadapi takdir yang terjadi padamu."

"Alvino, kenapa kamu berbicara seolah-olah kamu akan segera pergi dari sini."

"Helena, tidak baik bagi seorang lelaki yang sudah memiliki istri, berada di sisi wanita lain sementara istrinya sedang sakit."

"Alvino, aku yakin jika di sana banyak yang merawat Husna jika memang dia benar-benar sakit."

"Helena..."

"Alvino, aku meminta kamu untuk membawaku dan aku berjanji aku tidak akan menyakiti Husna, tapi kamu menolaknya."

"Sekarang, kamu mengatakan akan segera pergi sementara rinduku masih belum terobati sepenuhnya." ucap Helena sambil menyandarkan kepalanya di bahu Alvino.

"Helena..."

"Alvino, tolong untuk kali ini saja izinkan aku seperti ini agar rindu di dalam hatiku bisa terobati."

Alvino celana pas panjang sebelum akhirnya membiarkan Helena berada di bahunya.

Drrttt drrttt drrttt...

Alvino mengerutkan dahinya saat melihat nama yang tertera di ponselnya.

Alvino sedikit menjauh dari Helena dan mengangkat panggilan dari Husna.

"Assalamualaikum mas.."

"Walaikumsalam, Husna, ada apa?"

"Mas, jika kamu bisa membawa Helena untuk berada di tengah-tengah kita. Dan Helena bersedia untuk berada diantara kita, maka aku ikhlas. Daripada kamu harus seperti ini, meninggalkan aku dengan alasan pendidikan sementara kamu pergi menemui Helena."

"Husna, aku..."

"Aku sudah tahu mas, seberapa rapi kamu menyembunyikannya, jika Allah menghendaki aku tahu apa yang kamu sembunyikan maka Allah akan menunjukannya kepadaku dengan cara nya."

"Husna, maafkan aku. Aku tidak bermaksud untuk membohongimu."

"Aku tahu, tindakanmu ini atas dasar kemanusiaan. Tapi, tidak seharusnya kamu juga membohongiku. Bukankah seharusnya kamu mengatakan ini dan merundingkan hal ini kepadaku sehingga tidak akan ada dusta diantara kita." ucap Husna dengan suara khas orang menangis.

"Husna, jangan menangis. Aku mohon maafkan aku."

"Aku pikir, setelah Mas berjanji akan terbuka dan jujur tentang segala masalah yang Mas hadapi. Mas akan benar-benar mencintai Husna."

"Aku sungguh mencintaimu, Husna."

"Mas, Husna tahu bahwa cinta yang Mas miliki terhadap Husna adalah cinta karena tanggung jawab sebagai seorang suami. Husna menginginkan cinta tulus dari hati Mas, tapi kenyataannya cinta itu tidak pernah ada untuk Husna, karena cinta Mas masih tertuju pada Helena."

"Aku akan pulang, Husna..."

Helena yang sengaja sedikit mendekat agar bisa tahu dengan siapa Alvino berbicara, langsung menangis tak kalah dia mengetahui bahwa Alvino sedang berusaha untuk menenangkan hati istrinya.

"Jangan berjanji jika ternyata hati kamu masih belum menginginkan nya."

"Husna, aku..."

"Husna hanya menelepon untuk memberitahukan hal itu, jika Helena bersedia untuk berada diantara kita maka aku ikhlas."

...----------------...

...----------------...

...----------------...

...----------------...

Terpopuler

Comments

𝐈𝐬𝐭𝐲

𝐈𝐬𝐭𝐲

nyesek bgt bacanya 😭😭😭😭

2022-12-21

1

Arie

Arie

😭😭😭😭😭😭husna

2022-12-20

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 ; Permintaan Papa
2 Bab 2 : Maafkan aku..
3 Bab 3 : Kritis...
4 Bab 4 : Duka
5 Bab 5 : Halal
6 Bab 6 : Kejutan
7 Bab 7 : Ada Tamu..
8 Bab 8 : Helena
9 Bab 9 : Pernikahan Helena
10 Bab 10 : Keterpurukan Helena
11 Bab 11 : Talak untuk Helena
12 Bab 12 : Di asingkan
13 Bab 13 : Di tipu
14 Bab 14 : Romantis..
15 Bab 15 : Kejujuran..
16 Bab 16 ; kabar buruk
17 Bab 17 : Berpisah
18 Bab 18 : Husna tahu
19 Bab 19 : Kembali pulang
20 Bab 20 : Ikhlas dan sabar
21 Bab 21 : Rumah sakit.
22 Bab 22 : Senyum kemenangan
23 Bab 23 : Pilihan sulit.
24 Bab 24 : Helena
25 Bab 25 : Malam Husna
26 Bab 26 : Keinginan Helena
27 Bab 27 : Kesabaran Husna
28 Bab 28 : Janji Elvio
29 Bab 29 : Rumah sakit
30 Bab 30 : Ada apa dengan Helena?
31 Bab 31 : Rahasia Helena
32 Bab 32 : Kekecewaan Mama
33 Bab 33 : Aku lebih pantas
34 Bab 34 : Haredung...
35 Bab 35 : Pulang
36 Bab 36 : Soal Husna
37 37 : Momen dengan almarhum
38 Bab 38 : Senyum Smirk
39 Bab 39 : Insyallah ikhlas
40 Bab 40 ; Liciknya Helena
41 Bab 41 : Kesedihan
42 Bab 42 : POV Husna
43 Bab 43 : POV Helena
44 Bab 44 : POV Alvino
45 Bab 45 : Kecurigaan
46 Bab 46: rencana B
47 Bab 47 : Husna Vs Helena
48 Bab 48 ; Mati kutu
49 Bab 49 : Kecewa
50 Bab 50 : Penyesalan
51 Bab 51 : Kanker nasofaring
52 Judulin sendiri
53 Bab 53 : Keluarga Helena
54 Bab 54 : Hati Seorang Istri
55 Bab 55 : Sedih nya seorang ibu
56 Bab 56 : Seperti purel
57 Bab 57 : Terserah
58 Bab 58 : Pilihan Husna
59 Bab 59 : Ternyata Helena..
60 Bab 60 : Ketegangan
61 Bab 61 : Aksi Nekad Helena
62 Bab 62 : Tidak bisa percaya
63 Bab 63 : Aku harus kuat
64 Bab 64 : Catatan Husna.
65 Bab 65 : Permohonan Alvino
66 Bab 66 : Kami keluarga mu..
67 Bab 67 : Saling terhubung
68 Bab 68 : Rumah sakit
69 Bab 69 : Jangan Cengeng
70 Bab 70 : Usaha Terakhir Helena
71 Bab 71 : Bertahan Satu Cinta (POV Husna)
72 Bab 72 : Penyesalan Tidak berguna
73 Bab 73 : Kedatangan Lalisa
74 Bab 74 : Keinginan Helena
75 Bab 75 : Minta maaf
76 Nasihat Kehidupan
77 Yang Hampir Sama
78 Bab 76 : Bertemu Alvino
79 Bab 77 : Rujuk
80 Bab 78 : Di Lema
81 Bab 79 : Insyallah, ikhlas.
82 Bab 80 : Air Mata Terakhir
83 Bab 81 : Seperti Bayi Kembar.
84 Bab 82 : Rahasia Keluarga
85 Bab 83 : Teringat
86 Bab 84 : Menjadi Ibu Susu
87 Bab 85 : Persidangan
88 Bab 86 : Perpisahan Membawa Bahagia
89 Bab 87 : Ada apa?
90 Bab 88 : Panggil paman, Ayah!
91 Kedatangan Lalisa
92 Aku siap !
93 Ta'aruf
94 Jaga Dia Untukku.
95 Tertangkap..
96 Penyesalan Lalisa
97 Happy End
98 Promosi...
Episodes

Updated 98 Episodes

1
Bab 1 ; Permintaan Papa
2
Bab 2 : Maafkan aku..
3
Bab 3 : Kritis...
4
Bab 4 : Duka
5
Bab 5 : Halal
6
Bab 6 : Kejutan
7
Bab 7 : Ada Tamu..
8
Bab 8 : Helena
9
Bab 9 : Pernikahan Helena
10
Bab 10 : Keterpurukan Helena
11
Bab 11 : Talak untuk Helena
12
Bab 12 : Di asingkan
13
Bab 13 : Di tipu
14
Bab 14 : Romantis..
15
Bab 15 : Kejujuran..
16
Bab 16 ; kabar buruk
17
Bab 17 : Berpisah
18
Bab 18 : Husna tahu
19
Bab 19 : Kembali pulang
20
Bab 20 : Ikhlas dan sabar
21
Bab 21 : Rumah sakit.
22
Bab 22 : Senyum kemenangan
23
Bab 23 : Pilihan sulit.
24
Bab 24 : Helena
25
Bab 25 : Malam Husna
26
Bab 26 : Keinginan Helena
27
Bab 27 : Kesabaran Husna
28
Bab 28 : Janji Elvio
29
Bab 29 : Rumah sakit
30
Bab 30 : Ada apa dengan Helena?
31
Bab 31 : Rahasia Helena
32
Bab 32 : Kekecewaan Mama
33
Bab 33 : Aku lebih pantas
34
Bab 34 : Haredung...
35
Bab 35 : Pulang
36
Bab 36 : Soal Husna
37
37 : Momen dengan almarhum
38
Bab 38 : Senyum Smirk
39
Bab 39 : Insyallah ikhlas
40
Bab 40 ; Liciknya Helena
41
Bab 41 : Kesedihan
42
Bab 42 : POV Husna
43
Bab 43 : POV Helena
44
Bab 44 : POV Alvino
45
Bab 45 : Kecurigaan
46
Bab 46: rencana B
47
Bab 47 : Husna Vs Helena
48
Bab 48 ; Mati kutu
49
Bab 49 : Kecewa
50
Bab 50 : Penyesalan
51
Bab 51 : Kanker nasofaring
52
Judulin sendiri
53
Bab 53 : Keluarga Helena
54
Bab 54 : Hati Seorang Istri
55
Bab 55 : Sedih nya seorang ibu
56
Bab 56 : Seperti purel
57
Bab 57 : Terserah
58
Bab 58 : Pilihan Husna
59
Bab 59 : Ternyata Helena..
60
Bab 60 : Ketegangan
61
Bab 61 : Aksi Nekad Helena
62
Bab 62 : Tidak bisa percaya
63
Bab 63 : Aku harus kuat
64
Bab 64 : Catatan Husna.
65
Bab 65 : Permohonan Alvino
66
Bab 66 : Kami keluarga mu..
67
Bab 67 : Saling terhubung
68
Bab 68 : Rumah sakit
69
Bab 69 : Jangan Cengeng
70
Bab 70 : Usaha Terakhir Helena
71
Bab 71 : Bertahan Satu Cinta (POV Husna)
72
Bab 72 : Penyesalan Tidak berguna
73
Bab 73 : Kedatangan Lalisa
74
Bab 74 : Keinginan Helena
75
Bab 75 : Minta maaf
76
Nasihat Kehidupan
77
Yang Hampir Sama
78
Bab 76 : Bertemu Alvino
79
Bab 77 : Rujuk
80
Bab 78 : Di Lema
81
Bab 79 : Insyallah, ikhlas.
82
Bab 80 : Air Mata Terakhir
83
Bab 81 : Seperti Bayi Kembar.
84
Bab 82 : Rahasia Keluarga
85
Bab 83 : Teringat
86
Bab 84 : Menjadi Ibu Susu
87
Bab 85 : Persidangan
88
Bab 86 : Perpisahan Membawa Bahagia
89
Bab 87 : Ada apa?
90
Bab 88 : Panggil paman, Ayah!
91
Kedatangan Lalisa
92
Aku siap !
93
Ta'aruf
94
Jaga Dia Untukku.
95
Tertangkap..
96
Penyesalan Lalisa
97
Happy End
98
Promosi...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!