Bab 17 : Berpisah

Begitu mendapat ijin dari Husna, Alvino segera mengatur jadwal keberangkatan nya.

Alvino tak ingin membuang buang waktu, Keesokan harinya, setelah mengantar Husna ke mansion keluarga. Alvino segera bertolak menuju negara dimana Helena berada.

Husna, maafkan aku yang sudah berbohong padamu. Helena, aku datang...

"Husna, apa kamu baik baik saja nak?" tanya mama, saat melihat Husna terdiam dan duduk sendiri di taman mansion.

"Husna, baik baik saja ma. Perasaan ini, mungkin karena Husna pertama kali berpisah jauh dengan mas Alvino." ucap Husna sambil malu malu.

"Mama seneng, karena Alvino yang menjadi suami kamu, karena jujur saja Mama tidak bisa membayangkan jika Alvino tidak bersedia menikah denganmu dan kamu akan pergi jauh dari keluarga ini."

"Seharusnya, Husna yang bersyukur karena mas Alvino mau menjadikan Husna sebagai istri. Sehingga, Husna masih tetap berada dan menjadi bagian dari keluarga ini."

"Sayang, dari awal kamu masuk ke dalam keluarga ini. Kami sudah menganggap kamu menjadi bagian dari keluarga. Saat almarhum Papa meminta Alvino untuk menikahi kamu dan masih belum memberikan jawaban. Mama takut, kalau Alvino tidak mau."

"Sekarang, tidak ada lagi yang mana khawatirkan."

Husna tersenyum sambil membalas pelukan Mama.

"Semoga setelah ini kamu dan Alvino memberikan mama kabar gembira."

"Amin..."

Husna sendiri baru menyadari jika dirinya sudah terlambat datang bulan pada bulan ini. Tapi, Husna ragu untuk melakukan tes.

Sementara itu...

Alvino sedang dalam perjalanan dan sudah sampai di perbatasan tempat di mana Helena berada.

Lalisa yang menjemput Alvino, tersenyum bahagia karena dia tidak minangka bahwa Alvino akan benar-benar datang.

"Kakak, sebelumnya maaf karena aku meminta kakak untuk datang. Juga, aku ingin berterima kasih atas kesediaan kakak untuk datang."

"Sudah, berterima kasihnya nanti saja. Sekarang, antarkan Kakak menemui Kak Helena." Ucap Alvino.

Lalisa tersenyum dan menganggukkan kepala, sebelum akhirnya dia berjalan lebih dulu.

Alvino mengikuti langkah kaki Lalisa hingga masuk ke dalam sebuah rumah sederhana.

"Kakak, ada di kamar itu." ucap Lalisa sambil menunjuk sebuah kamar yang terbuka namun tertutup oleh tirai.

"Dimana paman dan bibi?"

"Mama dan Papa sedang bekerja dan mereka biasanya akan kembali saat hari sudah larut malam. Aku akan menemui mereka dan memberitahukan bahwa Kak Alvino datang sehingga mereka bisa membuat laporan bahwa ada tamu yang datang."

Alvino menganggukkan kepala, setelah Lalisa pergi, Alvino menghela nafas panjang sebelum akhirnya dia melangkahkan kaki mendekati kamar tempat di mana Helena berada.

Alvino membuka tirai kamar itu, Alvino miris sekaligus sedih melihat keadaan Helena.

"Hiks, kenapa takdir tidak pernah berpihak kepadaku. Kenapa aku selalu gagal untuk mendapatkan kebahagiaan pada cintaku." Pekik Helena saat menangis dan memeluk selendang yang dia gunakan untuk menutupi kepala seperti hijab.

“Satu-satunya hubungan yang dijamin tidak akan membuatmu tersakiti adalah hubungan yang terjalin antara kamu dan Allah.”

Mendengar suara Alvino, Helena terkejut. Dia segera duduk dan memasang penutup kepalanya, lalu berbalik menatap Alvino.

"Al ..." Pekik Helena sambil tersenyum.

Alvino berjalan mendekati Helena dan dia duduk di tepi ranjang, mata Alvino terlihat merah, mungkin jika Alvino seorang wanita air mata sudah lama membasahi pipinya.

"Apa kamu tahu jika Allah tidak suka pada umatnya yang menyiksa dirinya sendiri."

"Maafkan aku Al, aku tidak bermaksud untuk menyiksa diriku. Keadaan membuatku merasa bahwa sudah tidak ada lagi tempat untuk aku bisa merasakan kebahagiaan dari cinta seperti saat aku bersamamu." Ucap Helena sambil hendak memegang wajah Alvino.

"Aku bagai kapas yang tertiup angin, aku ingin berlap tapi aku tidak bisa meraih apapun yang aku lewati. Aku hampa tanpamu." Lirih Helena.

"Pernikahan yang aku inginkan, tidak terjadi seperti yang aku harapkan."

"Pernikahan adalah sebuah ikatan yang disepakati oleh dua insan manusia untuk hidup bersama dan saling menyayangi dalam setiap jalan hidup yang dilewati."

"Dalam setiap pernikahan, seperti halnya kehidupan, juga tak lepas dari berbagai persoalan. Agar masalah tidak berkelanjutan, perlu adanya saling pengertian dan kejujuran di antara suami istri."

"Aku sudah berusaha jujur, tapi dia tidak bisa menerima kenyataan bahwa aku masih mencintai kamu." Ucap Helena.

Hening...

Untuk sementara hening..

"Bawa aku bersama mu, Alvino.."

"Aku tidak bisa Helena..."

"Kenapa? aku janji tidak akan melakukan hal yang akan menyakiti hati Husna."

"Pasangan digambarkan sebagai pakaian untuk satu sama lain yang berarti mereka adalah pelindung dan pertahanan satu sama lain melalui tebal dan tipis. Mereka saling memenuhi dan menyembunyikan kekurangan satu sama lain dan menutupi ketidaksempurnaan."

"Aku tidak bisa membawa mu, karena aku tidak sanggup jika harus melihat Husna ku terluka. Kau tahu, dia bahkan masih bisa tersenyum dan menyemangati aku, saat aku bercerita dan memuji dirimu di depannya."

"Apa kamu sudah mencintai Husna?"

"Tentu saja, aku adalah seorang suami sekarang, dan sudah menjadi kewajiban ku untuk mencintai istri ku."

"Aku bertanya, apakah kamu sudah mencintai Husna dari hati mu?"

"Cinta terkadang memang sulit diungkapkan dan tidak dapat disampaikan. Berbagai alasan membuat sesorang memendam saja perasaannya tersebut. Meski berat dan kadang membuat sedih, namun beberapa orang memilih cara ini. Mungkin karena hati masih tidak yakin dan bimbang."

"Itu tidak memberikan jawaban atas pertanyaan ku, Al..."

Alvino terdiam...

"Perasaan ini sangat dalam, sehingga aku memilih untuk memendam." ucap Alvino.

"Perasaan pada ku?"

"Helena..."

"Akui saja Alvino, akui saja jika kamu memang masih mencintai aku."

"Cinta terindah antara dua insan yang belum halal adalah saling mendoakan dalam diam tanpa saling mengetahui."

"Kalau begitu, halal kan aku. Sampai detik ini setidaknya aku tau gimana rasanya mencintai dalam diam, memendam perasaan rindu sendirian."

"Kau datang hanya untuk ku. Itu sudah cukup membuktikan bahwa kamu masih sangat dalam mencintaiku."

Helena memegang bahu Alvino, dan memejamkan mata, seolah-olah Helena sedang merasakan sedang memeluk Alvino.

"Maaf kak, sudah waktunya kakak makan dan minum obat." Ucap Lalisa setelah dia mengatakan kepada orang tuanya bahwa Alvino datang, dan masuk ke dalam kamar Helena sambil membawa nampan berisi makanan.

"Aku belum lapar, bawa saja makanan nya." Ucap Helena.

"Lalisa, bawa kemari.." ucap Alvino saat Lalisa akan kembali membawa makanan itu pergi.

Lalisa tersenyum dan meletakkan nampan itu di meja.

"Aku sudah jauh jauh datang, apa kamu juga akan menolak makanan yang akan aku suap untuk mu?"

Helena melihat sendok, lalu melihat Alvino yang tersenyum. Helena merasa bahagia, lalu dia mulai makan hingga makanan itu habis.

Alvino membersihkan sisa makanan yang menempel di bibir Helena.

Helena menahan tangan Alvino yang akan pergi dari wajah nya.

"Al..."

...----------------...

...----------------...

...----------------...

Terpopuler

Comments

𝐈𝐬𝐭𝐲

𝐈𝐬𝐭𝐲

kok jadi gregetan ma mereka berdua ya🥴

2022-12-21

2

Arie

Arie

🤦🤦🤦🤦🤦🤦🤦🤦🤦🤦🤦🤦

2022-12-20

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 ; Permintaan Papa
2 Bab 2 : Maafkan aku..
3 Bab 3 : Kritis...
4 Bab 4 : Duka
5 Bab 5 : Halal
6 Bab 6 : Kejutan
7 Bab 7 : Ada Tamu..
8 Bab 8 : Helena
9 Bab 9 : Pernikahan Helena
10 Bab 10 : Keterpurukan Helena
11 Bab 11 : Talak untuk Helena
12 Bab 12 : Di asingkan
13 Bab 13 : Di tipu
14 Bab 14 : Romantis..
15 Bab 15 : Kejujuran..
16 Bab 16 ; kabar buruk
17 Bab 17 : Berpisah
18 Bab 18 : Husna tahu
19 Bab 19 : Kembali pulang
20 Bab 20 : Ikhlas dan sabar
21 Bab 21 : Rumah sakit.
22 Bab 22 : Senyum kemenangan
23 Bab 23 : Pilihan sulit.
24 Bab 24 : Helena
25 Bab 25 : Malam Husna
26 Bab 26 : Keinginan Helena
27 Bab 27 : Kesabaran Husna
28 Bab 28 : Janji Elvio
29 Bab 29 : Rumah sakit
30 Bab 30 : Ada apa dengan Helena?
31 Bab 31 : Rahasia Helena
32 Bab 32 : Kekecewaan Mama
33 Bab 33 : Aku lebih pantas
34 Bab 34 : Haredung...
35 Bab 35 : Pulang
36 Bab 36 : Soal Husna
37 37 : Momen dengan almarhum
38 Bab 38 : Senyum Smirk
39 Bab 39 : Insyallah ikhlas
40 Bab 40 ; Liciknya Helena
41 Bab 41 : Kesedihan
42 Bab 42 : POV Husna
43 Bab 43 : POV Helena
44 Bab 44 : POV Alvino
45 Bab 45 : Kecurigaan
46 Bab 46: rencana B
47 Bab 47 : Husna Vs Helena
48 Bab 48 ; Mati kutu
49 Bab 49 : Kecewa
50 Bab 50 : Penyesalan
51 Bab 51 : Kanker nasofaring
52 Judulin sendiri
53 Bab 53 : Keluarga Helena
54 Bab 54 : Hati Seorang Istri
55 Bab 55 : Sedih nya seorang ibu
56 Bab 56 : Seperti purel
57 Bab 57 : Terserah
58 Bab 58 : Pilihan Husna
59 Bab 59 : Ternyata Helena..
60 Bab 60 : Ketegangan
61 Bab 61 : Aksi Nekad Helena
62 Bab 62 : Tidak bisa percaya
63 Bab 63 : Aku harus kuat
64 Bab 64 : Catatan Husna.
65 Bab 65 : Permohonan Alvino
66 Bab 66 : Kami keluarga mu..
67 Bab 67 : Saling terhubung
68 Bab 68 : Rumah sakit
69 Bab 69 : Jangan Cengeng
70 Bab 70 : Usaha Terakhir Helena
71 Bab 71 : Bertahan Satu Cinta (POV Husna)
72 Bab 72 : Penyesalan Tidak berguna
73 Bab 73 : Kedatangan Lalisa
74 Bab 74 : Keinginan Helena
75 Bab 75 : Minta maaf
76 Nasihat Kehidupan
77 Yang Hampir Sama
78 Bab 76 : Bertemu Alvino
79 Bab 77 : Rujuk
80 Bab 78 : Di Lema
81 Bab 79 : Insyallah, ikhlas.
82 Bab 80 : Air Mata Terakhir
83 Bab 81 : Seperti Bayi Kembar.
84 Bab 82 : Rahasia Keluarga
85 Bab 83 : Teringat
86 Bab 84 : Menjadi Ibu Susu
87 Bab 85 : Persidangan
88 Bab 86 : Perpisahan Membawa Bahagia
89 Bab 87 : Ada apa?
90 Bab 88 : Panggil paman, Ayah!
91 Kedatangan Lalisa
92 Aku siap !
93 Ta'aruf
94 Jaga Dia Untukku.
95 Tertangkap..
96 Penyesalan Lalisa
97 Happy End
98 Promosi...
Episodes

Updated 98 Episodes

1
Bab 1 ; Permintaan Papa
2
Bab 2 : Maafkan aku..
3
Bab 3 : Kritis...
4
Bab 4 : Duka
5
Bab 5 : Halal
6
Bab 6 : Kejutan
7
Bab 7 : Ada Tamu..
8
Bab 8 : Helena
9
Bab 9 : Pernikahan Helena
10
Bab 10 : Keterpurukan Helena
11
Bab 11 : Talak untuk Helena
12
Bab 12 : Di asingkan
13
Bab 13 : Di tipu
14
Bab 14 : Romantis..
15
Bab 15 : Kejujuran..
16
Bab 16 ; kabar buruk
17
Bab 17 : Berpisah
18
Bab 18 : Husna tahu
19
Bab 19 : Kembali pulang
20
Bab 20 : Ikhlas dan sabar
21
Bab 21 : Rumah sakit.
22
Bab 22 : Senyum kemenangan
23
Bab 23 : Pilihan sulit.
24
Bab 24 : Helena
25
Bab 25 : Malam Husna
26
Bab 26 : Keinginan Helena
27
Bab 27 : Kesabaran Husna
28
Bab 28 : Janji Elvio
29
Bab 29 : Rumah sakit
30
Bab 30 : Ada apa dengan Helena?
31
Bab 31 : Rahasia Helena
32
Bab 32 : Kekecewaan Mama
33
Bab 33 : Aku lebih pantas
34
Bab 34 : Haredung...
35
Bab 35 : Pulang
36
Bab 36 : Soal Husna
37
37 : Momen dengan almarhum
38
Bab 38 : Senyum Smirk
39
Bab 39 : Insyallah ikhlas
40
Bab 40 ; Liciknya Helena
41
Bab 41 : Kesedihan
42
Bab 42 : POV Husna
43
Bab 43 : POV Helena
44
Bab 44 : POV Alvino
45
Bab 45 : Kecurigaan
46
Bab 46: rencana B
47
Bab 47 : Husna Vs Helena
48
Bab 48 ; Mati kutu
49
Bab 49 : Kecewa
50
Bab 50 : Penyesalan
51
Bab 51 : Kanker nasofaring
52
Judulin sendiri
53
Bab 53 : Keluarga Helena
54
Bab 54 : Hati Seorang Istri
55
Bab 55 : Sedih nya seorang ibu
56
Bab 56 : Seperti purel
57
Bab 57 : Terserah
58
Bab 58 : Pilihan Husna
59
Bab 59 : Ternyata Helena..
60
Bab 60 : Ketegangan
61
Bab 61 : Aksi Nekad Helena
62
Bab 62 : Tidak bisa percaya
63
Bab 63 : Aku harus kuat
64
Bab 64 : Catatan Husna.
65
Bab 65 : Permohonan Alvino
66
Bab 66 : Kami keluarga mu..
67
Bab 67 : Saling terhubung
68
Bab 68 : Rumah sakit
69
Bab 69 : Jangan Cengeng
70
Bab 70 : Usaha Terakhir Helena
71
Bab 71 : Bertahan Satu Cinta (POV Husna)
72
Bab 72 : Penyesalan Tidak berguna
73
Bab 73 : Kedatangan Lalisa
74
Bab 74 : Keinginan Helena
75
Bab 75 : Minta maaf
76
Nasihat Kehidupan
77
Yang Hampir Sama
78
Bab 76 : Bertemu Alvino
79
Bab 77 : Rujuk
80
Bab 78 : Di Lema
81
Bab 79 : Insyallah, ikhlas.
82
Bab 80 : Air Mata Terakhir
83
Bab 81 : Seperti Bayi Kembar.
84
Bab 82 : Rahasia Keluarga
85
Bab 83 : Teringat
86
Bab 84 : Menjadi Ibu Susu
87
Bab 85 : Persidangan
88
Bab 86 : Perpisahan Membawa Bahagia
89
Bab 87 : Ada apa?
90
Bab 88 : Panggil paman, Ayah!
91
Kedatangan Lalisa
92
Aku siap !
93
Ta'aruf
94
Jaga Dia Untukku.
95
Tertangkap..
96
Penyesalan Lalisa
97
Happy End
98
Promosi...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!