Bab 12 : Di asingkan

"Kamu yakin akan langsung pulang?" Tanya Selfia ketika mobil berhenti karena lampu merah.

"Entahlah aku sebenarnya tidak yakin, tapi tidak ada pilihan lain bagiku selain pulang dan mengatakan yang sebenarnya kepada orang tua ku."

"Ya, semoga orang tuaku bisa mengerti dan memaafkan kamu." Ucap Selfia.

Helena hanya tersenyum tipis, Helena tidak mengetahui jika pikiran Ernesto sudah diracuni oleh Selfia.

Mobil memasuki halaman rumah Helena...

"Terima kasih Selfia...,"

"Sama sama, kabari aku jika kamu butuh sesuatu."

Helena tersenyum sebelum akhirnya dia turun dari mobil dan sedikit berlari karena hujan masih turun dengan derasnya.

Tok

Tok

Tok

"Helena..."

Mama Helena yang saat itu tidak bisa tidur, langsung berjalan ke arah pintu begitu mendengar suara ke tukang pintu dan dia terkejut mendapati Helena berada di hadapannya.

"Mama..."

Helena langsung memeluk mamanya, sementara sang Papa yang baru saja keluar dari ruangan lain dan berdiri di belakang sang mama, langsung menatap Helena dengan tatapan tajam Helena.

"Papa..." Pekik Helena.

"Papa kecewa sama kamu."

Deg !!

Helena langsung melepas pelukannya dan menatap sang mama.

"Kenapa kamu membuat malu keluarga kita nak?" pekik mama.

"Ma, biarkan Kak Helena ganti pakaian dulu." Ucap Adik Helena.

Mama melihat ke arah Papa seolah-olah meminta izin agar Helena masuk ke dalam kamar dan berganti pakaian.

"Papa tunggu penjelasan kamu di ruang keluarga." Pekik Papa Helena.

Lalisa segera menarik tangan Helena untuk masuk ke dalam kamar.

Di dalam kamar...

"Lalisa, ada apa?"

"Beberapa saat lalu, keluarga dari kak Ernesto datang, mereka kecewa dengan kakak, karena..." Lalisa tidak meneruskan kata-katanya.

"Karena apa?" tanya Helena.

"Kakak, kenapa kakak menerima lamaran kak Ernesto, jika kakak masih mencintai pria lain?"

"Lalisa, pergilah istirahat. Kakak akan menemui mama dan papa." Ucap Helena.

Lalisa memeluk Helena.

"Semoga apa yang kakak lakukan, tidak akan membawa hal buruk pada keluarga kita."

"Lalisa, kenapa kamu berbicara seperti itu?" Tanya Helena.

"Tadi...."

Belum sempat Lalisa berbicara, mama masuk ke dalam kamar.

"Helena, mama datang ke sini untuk melihat apakah kamu sudah siap atau belum?"

"Aku sudah siap ma." pekik Helena.

"Baiklah, kamu harus menghadap Papa untuk mempertanggungjawabkan hal yang sudah kamu perbuat."

Helena tersenyum dan bakalan nafas panjang.

Lalisa ingin ikut tapi sama Mama memberikan kode agar Lalisa tetap berada di dalam kamar.

"Ma..." Panggil Helena.

"Helena, Mama pikir kamu sudah melupakan pria itu. Mama sungguh bahagia saat kamu menerima kehadiran Ernesto, bahkan kamu menerima lamarannya."

"Ma, Papa Dan Papa yang merencanakan pernikahanku dengan Ernesto. Bukan aku."

"Jadi, kamu menyalahkan kami yang sudah menikahkan kamu dengan Ernesto?"

"Bukan seperti itu..."

"Bukankah saat Papa mengatakan apakah kamu mau menikah dengan Ernesto, kamu menjawab dengan jawaban terserah?"

"Terserah dalam artian apa jika bukan kamu melimpahkan jawaban kepada kami sebagai orang tua?"

Helena terdiam, dia baru menyadari bahwa kesalahan sepenuhnya ada pada dirinya.

Jika saja dulu saat sang Papa bertanya kepadanya, dan Helena menjawab jika dia belum siap untuk berumah tangga. Mungkin hal ini tidak akan terjadi.

Sekarang, Helena harus menghadapi akibat dari perbuatannya.

Helena kini sudah duduk di hadapan Mama dan Papanya.

"Apa kamu sadar dengan akibat dari tindakanmu itu?" Tanya papa.

"Maaf kan Helena pa." Pekik Helena.

"Kenapa?, apa istimewanya pria itu sehingga kamu berani mengatakan bahwa kamu masih mencintainya di hadapan pria yang sudah menjadi suami kamu?" Keluh papa sambil menangis.

"Papa..." Helena langsung bersimpuh di hadapan sang Papa begitu dia mengetahui bahwa sang Papa menangis.

"Maafkan Helena pa, Helena refleks mengatakan itu karena Ernesto memaksa Helena untuk melayaninya, padahal Helena sudah meminta waktu kepada Ernesto."

"Memangnya kenapa jika Ernesto memaksamu untuk melayaninya, bukankah sudah menjadi tugas dan kewajibanmu sebagai seorang istri untuk melayani suami di malam pertama pernikahan kalian?"

"Hiks hiks, Helena pikir Ernesto adalah pria yang berbeda, mengingat selama beberapa hari ini, Ernesto selalu bersikap baik dan ramah kepada Helena."

"Nak, jika sudah terikat dalam ikatan pernikahan. Tidak baik menyebut nama pria lain di hadapan suami. Apalagi kamu secara terang-terangan mengatakan bahwa kamu masih mencintai pria selain suami kamu." Ucap Mama.

"Kamu sudah mencoreng nama keluarga kita." Ucap Papa.

"Sekarang, kita harus membayar ganti rugi atas apa yang kamu perbuat."Imbuh Mama.

"Ganti rugi?" Tanya Helena.

"Keluarga Ernesto akan mengambil apa yang kita miliki." Ucap Mama dengan berlinang air mata.

"Semua yang kita miliki?" Tanya Helena.

"Rumah, perusahaan, dan segala sesuatu yang kita miliki. Dan itu gara-gara dirimu. Seharusnya, jika memang kamu belum siap untuk menikah kamu tidak perlu memberikan jawaban terserah ketika Papa bertanya kepadamu." Ucap Papa.

"Papa, maafkan aku."

"Sudahlah Helena, sekarang kata maafmu tidak akan bisa mengembalikan apa yang sudah mereka ambil."

"Papa..."

"Kamu sudah membuat perusahaan yang Papa bangun mati-matian lenyap dalam hitungan menit saja. Papa kecewa bukan karena kamu membuat kita jatuh miskin, tapi kamu sudah mencoreng citra baik keluarga kita."

"Papa..."

"Sebaiknya, kembalilah ke kamarmu dan berkemaslah."

"Berkemas?"

"Keluarga Ernesto menginginkan kita segera mengosongkan rumah ini, paling lambat besok pagi." Ucap Mama sambil bangkit setelah Papa beranjak dari tempat duduknya dan pergi meninggalkan Helena yang masih duduk di lantai.

"Mama..."

"Kita akan diasingkan karena kita sudah menodai sebuah pernikahan. Ini adalah kali pertamanya seorang wanita mengucapkan kata yang tidak seharusnya diucapkan kepada suaminya di malam pertama pernikahan mereka."

"Mama..."

Mama yang sebenarnya ingin memeluk Helena, memilih untuk segera pergi dari sana.

Lalisa yang sedari tadi menyimak di balik tembok, langsung menghampiri Helena begitu memastikan bahwa kedua orang tuanya sudah masuk ke dalam kamar.

"Kakak..."

Lalisa memeluk Helena, dan Helena kembali menangis dalam pelukan Lalisa.

"Kakak hanya tidak sengaja mengatakan bahwa kakak masih mencintai Alvino. Tapi, bukan berarti kakak menginginkan hal buruk terjadi pada pernikahan kakak."

"Sudah kak, tidak baik juga terlalu menyesali apa yang sudah terjadi karena, mereka tidak bisa lagi di negosiasi."

Lalisa kemudian mengatakan bahwa keluarga Ernesto juga datang bersama dengan Ernesto.

Helena benar-benar menyesali perbuatannya, seandainya saja dia membiarkan Ernesto mengambil haknya. Walaupun dia harus terluka tapi setidaknya kehormatan dan martabat dari keluarganya tetap terjaga.

Sekarang, ibarat pepatah yang mengatakan nasi sudah menjadi bubur..

Seperti itulah yang dirasakan oleh Helena. Dia tidak bisa lagi membuat sesuatu yang sudah menjadi bubur kembali menjadi nasi.

Malam itu, Lalisa mengajak Helena untuk tidur bersama dengannya. Tapi, nyatanya Helena tidak dapat tidur. Dia memikirkan nasib keluarganya akibat tindakannya.

"Aku harus bicara dengan Ernesto. Aku harus bisa mengambil hati Ernesto sebelum semuanya terlambat."

...----------------...

...----------------...

...----------------...

...----------------...

Episodes
1 Bab 1 ; Permintaan Papa
2 Bab 2 : Maafkan aku..
3 Bab 3 : Kritis...
4 Bab 4 : Duka
5 Bab 5 : Halal
6 Bab 6 : Kejutan
7 Bab 7 : Ada Tamu..
8 Bab 8 : Helena
9 Bab 9 : Pernikahan Helena
10 Bab 10 : Keterpurukan Helena
11 Bab 11 : Talak untuk Helena
12 Bab 12 : Di asingkan
13 Bab 13 : Di tipu
14 Bab 14 : Romantis..
15 Bab 15 : Kejujuran..
16 Bab 16 ; kabar buruk
17 Bab 17 : Berpisah
18 Bab 18 : Husna tahu
19 Bab 19 : Kembali pulang
20 Bab 20 : Ikhlas dan sabar
21 Bab 21 : Rumah sakit.
22 Bab 22 : Senyum kemenangan
23 Bab 23 : Pilihan sulit.
24 Bab 24 : Helena
25 Bab 25 : Malam Husna
26 Bab 26 : Keinginan Helena
27 Bab 27 : Kesabaran Husna
28 Bab 28 : Janji Elvio
29 Bab 29 : Rumah sakit
30 Bab 30 : Ada apa dengan Helena?
31 Bab 31 : Rahasia Helena
32 Bab 32 : Kekecewaan Mama
33 Bab 33 : Aku lebih pantas
34 Bab 34 : Haredung...
35 Bab 35 : Pulang
36 Bab 36 : Soal Husna
37 37 : Momen dengan almarhum
38 Bab 38 : Senyum Smirk
39 Bab 39 : Insyallah ikhlas
40 Bab 40 ; Liciknya Helena
41 Bab 41 : Kesedihan
42 Bab 42 : POV Husna
43 Bab 43 : POV Helena
44 Bab 44 : POV Alvino
45 Bab 45 : Kecurigaan
46 Bab 46: rencana B
47 Bab 47 : Husna Vs Helena
48 Bab 48 ; Mati kutu
49 Bab 49 : Kecewa
50 Bab 50 : Penyesalan
51 Bab 51 : Kanker nasofaring
52 Judulin sendiri
53 Bab 53 : Keluarga Helena
54 Bab 54 : Hati Seorang Istri
55 Bab 55 : Sedih nya seorang ibu
56 Bab 56 : Seperti purel
57 Bab 57 : Terserah
58 Bab 58 : Pilihan Husna
59 Bab 59 : Ternyata Helena..
60 Bab 60 : Ketegangan
61 Bab 61 : Aksi Nekad Helena
62 Bab 62 : Tidak bisa percaya
63 Bab 63 : Aku harus kuat
64 Bab 64 : Catatan Husna.
65 Bab 65 : Permohonan Alvino
66 Bab 66 : Kami keluarga mu..
67 Bab 67 : Saling terhubung
68 Bab 68 : Rumah sakit
69 Bab 69 : Jangan Cengeng
70 Bab 70 : Usaha Terakhir Helena
71 Bab 71 : Bertahan Satu Cinta (POV Husna)
72 Bab 72 : Penyesalan Tidak berguna
73 Bab 73 : Kedatangan Lalisa
74 Bab 74 : Keinginan Helena
75 Bab 75 : Minta maaf
76 Nasihat Kehidupan
77 Yang Hampir Sama
78 Bab 76 : Bertemu Alvino
79 Bab 77 : Rujuk
80 Bab 78 : Di Lema
81 Bab 79 : Insyallah, ikhlas.
82 Bab 80 : Air Mata Terakhir
83 Bab 81 : Seperti Bayi Kembar.
84 Bab 82 : Rahasia Keluarga
85 Bab 83 : Teringat
86 Bab 84 : Menjadi Ibu Susu
87 Bab 85 : Persidangan
88 Bab 86 : Perpisahan Membawa Bahagia
89 Bab 87 : Ada apa?
90 Bab 88 : Panggil paman, Ayah!
91 Kedatangan Lalisa
92 Aku siap !
93 Ta'aruf
94 Jaga Dia Untukku.
95 Tertangkap..
96 Penyesalan Lalisa
97 Happy End
98 Promosi...
Episodes

Updated 98 Episodes

1
Bab 1 ; Permintaan Papa
2
Bab 2 : Maafkan aku..
3
Bab 3 : Kritis...
4
Bab 4 : Duka
5
Bab 5 : Halal
6
Bab 6 : Kejutan
7
Bab 7 : Ada Tamu..
8
Bab 8 : Helena
9
Bab 9 : Pernikahan Helena
10
Bab 10 : Keterpurukan Helena
11
Bab 11 : Talak untuk Helena
12
Bab 12 : Di asingkan
13
Bab 13 : Di tipu
14
Bab 14 : Romantis..
15
Bab 15 : Kejujuran..
16
Bab 16 ; kabar buruk
17
Bab 17 : Berpisah
18
Bab 18 : Husna tahu
19
Bab 19 : Kembali pulang
20
Bab 20 : Ikhlas dan sabar
21
Bab 21 : Rumah sakit.
22
Bab 22 : Senyum kemenangan
23
Bab 23 : Pilihan sulit.
24
Bab 24 : Helena
25
Bab 25 : Malam Husna
26
Bab 26 : Keinginan Helena
27
Bab 27 : Kesabaran Husna
28
Bab 28 : Janji Elvio
29
Bab 29 : Rumah sakit
30
Bab 30 : Ada apa dengan Helena?
31
Bab 31 : Rahasia Helena
32
Bab 32 : Kekecewaan Mama
33
Bab 33 : Aku lebih pantas
34
Bab 34 : Haredung...
35
Bab 35 : Pulang
36
Bab 36 : Soal Husna
37
37 : Momen dengan almarhum
38
Bab 38 : Senyum Smirk
39
Bab 39 : Insyallah ikhlas
40
Bab 40 ; Liciknya Helena
41
Bab 41 : Kesedihan
42
Bab 42 : POV Husna
43
Bab 43 : POV Helena
44
Bab 44 : POV Alvino
45
Bab 45 : Kecurigaan
46
Bab 46: rencana B
47
Bab 47 : Husna Vs Helena
48
Bab 48 ; Mati kutu
49
Bab 49 : Kecewa
50
Bab 50 : Penyesalan
51
Bab 51 : Kanker nasofaring
52
Judulin sendiri
53
Bab 53 : Keluarga Helena
54
Bab 54 : Hati Seorang Istri
55
Bab 55 : Sedih nya seorang ibu
56
Bab 56 : Seperti purel
57
Bab 57 : Terserah
58
Bab 58 : Pilihan Husna
59
Bab 59 : Ternyata Helena..
60
Bab 60 : Ketegangan
61
Bab 61 : Aksi Nekad Helena
62
Bab 62 : Tidak bisa percaya
63
Bab 63 : Aku harus kuat
64
Bab 64 : Catatan Husna.
65
Bab 65 : Permohonan Alvino
66
Bab 66 : Kami keluarga mu..
67
Bab 67 : Saling terhubung
68
Bab 68 : Rumah sakit
69
Bab 69 : Jangan Cengeng
70
Bab 70 : Usaha Terakhir Helena
71
Bab 71 : Bertahan Satu Cinta (POV Husna)
72
Bab 72 : Penyesalan Tidak berguna
73
Bab 73 : Kedatangan Lalisa
74
Bab 74 : Keinginan Helena
75
Bab 75 : Minta maaf
76
Nasihat Kehidupan
77
Yang Hampir Sama
78
Bab 76 : Bertemu Alvino
79
Bab 77 : Rujuk
80
Bab 78 : Di Lema
81
Bab 79 : Insyallah, ikhlas.
82
Bab 80 : Air Mata Terakhir
83
Bab 81 : Seperti Bayi Kembar.
84
Bab 82 : Rahasia Keluarga
85
Bab 83 : Teringat
86
Bab 84 : Menjadi Ibu Susu
87
Bab 85 : Persidangan
88
Bab 86 : Perpisahan Membawa Bahagia
89
Bab 87 : Ada apa?
90
Bab 88 : Panggil paman, Ayah!
91
Kedatangan Lalisa
92
Aku siap !
93
Ta'aruf
94
Jaga Dia Untukku.
95
Tertangkap..
96
Penyesalan Lalisa
97
Happy End
98
Promosi...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!