Bab 4 : Duka

" Mas Alvino." Ucap Husna ketika Husna sudah menemukan Alvino yang sedang berada di balkon lantai 5 rumah sakit.

" Husna, ada apa?"

" Bapak sadar, sepertinya beliau mengingatkan seluruh keluarga berkumpul di sampingnya."

Alvino segera berjalan cepat menuju ruangan Pak Winata di ikuti Husna.

Ceklek....

Saat masuk, Alvino dan Husna melihat semua orang yang ada di sana sudah menangis terutama Mama.

" Ma, ada apa?" Tanya Alvino.

" Al...." Suara lemah Pak Winata memanggil Alvino.

Alvino segera mendekati Pak Winata.

" Al di sini pa.."

Alvino mendekatkan telinganya pada bibir Pak Winata.

" To.. long ja...ga Hus...na..."

" Insyallah Pa."

" Pa..pa ta...hu, ka..mu ti..dak meng...har..ap..kan di..a."

" Pa, Alvino janji akan membahagiakan Husna dan menjaganya. Alvino janji." Ucap Alvino yang seakan-akan tahu apa yang akan di katakan oleh Pak Winata.

Pak Winata tersenyum sebelum akhirnya kembali menutup mata.

Tiii.....**...

Semua yang ada disana panik, Alvino segera menekan tombol darurat dan dokter langsung datang untuk memeriksa keadaan Pak Winata.

dokter masalah nafas panjang dan menggelengkan kepalanya sambil melihat ke Alvino dan yang lainnya.

" Bu, kakak. Ikhlaskan bapak." Ucap Husna.

" Husna apa yang kamu bicarakan."

 "Tiap-tiap umat mempunyai batas waktu, maka apabila telah datang waktunya mereka tidak dapat mengundurkan nya untuk sesaat pun dan tidak dapat (pula) memajukannya."

" Bapak sudah sekuat tenaga bangun dan menyampaikan pesan terakhir yang ingin beliau sampaikannya sekarang izinkan beliau pergi dengan teman dengan keikhlasan hati dari kalian. Sayangilah beliau, kasihilah beliau yang sedang menahan sakitnya segala pengobatan yang beliau lalui."

Elvio langsung berjalan mendekati Pak Winata dan berbisik pada telinganya.

" Elvio ikhlas papa, Elvio janji akan menjalankan amanah papa dan menjaga Mama serta kak Alviana."

Mama dan Kak Alviana yang mendengar apa yang baru saja Elvio katakan semakin menangis.

Alvino melihat ke arah Husna yang menganggukkan kepala sambil tersenyum hanya saja senyuman dari Husna tidak dapat dilihat oleh Alvino.

Alvino mendekati sang ayah sambil menahan air matanya dan berbisik.

" Alvino sudah ikhlas jika papa akan pergi meninggalkan kami semua. Alvino berjanji akan menjaga Husna dan keluarga kita."

Alvino dan Elvio kemudian menjauh dari tempat tidur Pak Winata dan memberikan ruang kepada mama dan juga kakak perempuannya untuk mengucapkan salam perpisahan terakhir kepada Pak Winata.

Mama dan Kak Alviana melakukan hal yang sama mereka berbisik dan mengikhlaskan kepergian dari Pak Winata.

Husna menjadi yang terakhir. Husna mencium tangan punggung dari Pak Winata.

" Terima kasih karena bapak sudah membuat aku merasakan hangatnya sebuah keluarga. Terima kasih karena mengizinkan aku untuk mengabdikan diri dan berbakti kepada bapak walaupun bapak bukanlah Bapak Husna tapi bapak memperlakukan Husna sebagai putri bapak sendiri."

Husna kemudian melakukan Mentalqin.

Mentalqin adalah menuntun seseorang yang akan meninggal dunia untuk mengucapkan kalimat syahadat Laa Ilaaha Illa Allah. Mentalqin seseorang yang akan meninggal dunia disunnahkan bagi orang yang ada di sisi orang yang akan meninggal dunia, sebagaimana sabda Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa salam:

لقنوا موتا كم لا إله إلا الله

“Tuntunlah seseorang yang akan meninggal dunia untuk mengucapkan kalimat: ‘Laa ilaaha illa Allah’” 1

Dalam riwayat yang lain:

من كان آخر كلامه لا إله إلا الله دخل الجنة

“Barangsiapa yang ucapan terakhirnya adalah “Laa ilaaha illa Allah” maka akan masuk surga”

( sumber google)

...Kematian akan menjadi pemutus segala kenikmatan dan kebahagiaan yang dirasakan di dunia. Kehidupan di akhirat adalah abadi. Sementara, tidak ada yang abadi di dunia ini....

...Sebagian besar orang menganggap kematian masih jauh, jauh sekali. Namun ketahuilah.. saat hari itu tiba, maka sudah terlambat untuk melakukan apa yang bisa kita lakukan hari ini. Dan Allah tidak akan menunda (kematian) seseorang apabila waktu kematiannya telah datang....

...----------------...

Beberapa minggu berlalu, setelah 40 hari kematian Pak Winata, Alvino mengajak serta seluruh keluarganya untuk mengunjungi bibi Rosita di Turki.

Bibi sangat senang dengan kedatangan keluarga dari kakak laki-lakinya tapi juga sedih mendengar kabar bahwa Pak Winata sudah meninggal dunia.

" Maaf kan aku yang tidak bisa hadir di saat-saat terakhir nya." Ucap Bibi Rosita.

" Tidak apa apa." Ucap Mama Fatimah.

" Dia siapa?" Tanya Rosita sambil melihat ke arah Husna.

" Namanya Husna. Husna, ayo kesini." Ucap Mama.

Husna tersenyum dan berjalan menghampiri Mama, Husna langsung mencium punggung tangan dari bibi Rosita.

" Husna ini awalnya asisten dokter yang membantu suamiku saat dia melakukan rawat jalan yang cuci darah di rumah sakit."

" Entah kenapa, suamiku sempat berkata bahwa dia ingin sekali dirawat oleh Husna karena itu, secara pribadi Winata meminta Husna untuk menjadi perawatnya dan siapa yang santai jika Husna menyetujuinya."

" Winata memperlakukan Husna seperti putrinya sendiri hingga dia berkeinginan untuk menjadikan Husna sebagai menantunya, saat aku bertanya Winata mengatakan bahwa tidak ada yang tahu umur seseorang dan dia takut jika dia tidak ada lagi di dunia ini Husna akan kembali sendirian karena itu dia sangat ingin Husna menjadi bagian dari keluarga ini."

" Jadi siapa yang beruntung memiliki wanita berhati mulia ini?, yang melepaskan karirnya demi merawat seorang pasien saja?" Tanya bibi Rosita.

" Alvino."

" Masya Allah, semoga rumah tangga kalian dilimpahkan kebahagiaan."

" Amin..." Ucap semua orang.

Sore harinya...

" Ma, apa Mama melihat Husna?"

" Husna pergi berkeliling bersama dengan Hilya."

Hilya adalah anak dari bibi Rosita.

Bibi Rosita mempunyai tiga anak dan Hilya adalah anak paling bungsu bibi Rosita sementara dua yang lainnya sudah menikah dan tinggal bersama dengan suaminya.

" Jika kamu mengkhawatirkannya kenapa tidak mencoba untuk mencarinya bukankah kamu sudah pernah datang ke sini dan mama yakin kamu tidak ingat jalan nya." Ucap Mama sambil tersenyum.

" Biarkan saja, toh Husna pergi bersama dengan Hilya dan kak Alviana." Ucap Alvino sambil kembali menjatuhkan diri di sofa.

" Sudah sana susul istrimu, Mama melihat selama ini kamu tidak pernah mengajak istri kamu untuk keluar dari rumah kan."

" Yaa kan Husna merawat Papa. Husna sendiri juga tidak mau saat aku mengajaknya untuk keluar."

" Sekarang Papa sudah sehat dan sedang melihatmu dari alam yang berbeda jadi Mama rasa Papa juga sependapat dengan mama untuk kamu menyusul Husna dan menggantikan Hilya mengajak Husna jalan-jalan."

" Apa bener seperti itu?" Tanya Alvino sambil mengerutkan keningnya.

" Ya sudah, gak mau juga gak apa apa." Ucap Mama sambil berbalik badan dan bersiap untuk kembali ke dapur membantu Rosita menyiapkan makanan untuk makan malam.

Walaupun hari masih sore, tapi karena ada keluarga besar jadi Rosita memutuskan untuk membuat banyak makanan dan memulai nya setelah sholat ashar.

" Assalamualaikum."

" Walaikumsalam." Ucap Mama sambil tersenyum dan melihat Alvino berlari keluar dari rumah.

Setelah berjalan cukup jauh dari rumah, Alvino berhenti dan berpikir di mana dia bisa menemukan Husna.

" Masjid." Pekik Alvino.

Alvino langsung berjalan menuju masjid yang jaraknya sekitar 800 meter dari rumahnya.

...----------------...

...----------------...

...----------------...

Terpopuler

Comments

Wulandari Aswad

Wulandari Aswad

berat bgt isinya

2023-03-06

0

Mari

Mari

wow Husna amazing...

2023-02-06

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 ; Permintaan Papa
2 Bab 2 : Maafkan aku..
3 Bab 3 : Kritis...
4 Bab 4 : Duka
5 Bab 5 : Halal
6 Bab 6 : Kejutan
7 Bab 7 : Ada Tamu..
8 Bab 8 : Helena
9 Bab 9 : Pernikahan Helena
10 Bab 10 : Keterpurukan Helena
11 Bab 11 : Talak untuk Helena
12 Bab 12 : Di asingkan
13 Bab 13 : Di tipu
14 Bab 14 : Romantis..
15 Bab 15 : Kejujuran..
16 Bab 16 ; kabar buruk
17 Bab 17 : Berpisah
18 Bab 18 : Husna tahu
19 Bab 19 : Kembali pulang
20 Bab 20 : Ikhlas dan sabar
21 Bab 21 : Rumah sakit.
22 Bab 22 : Senyum kemenangan
23 Bab 23 : Pilihan sulit.
24 Bab 24 : Helena
25 Bab 25 : Malam Husna
26 Bab 26 : Keinginan Helena
27 Bab 27 : Kesabaran Husna
28 Bab 28 : Janji Elvio
29 Bab 29 : Rumah sakit
30 Bab 30 : Ada apa dengan Helena?
31 Bab 31 : Rahasia Helena
32 Bab 32 : Kekecewaan Mama
33 Bab 33 : Aku lebih pantas
34 Bab 34 : Haredung...
35 Bab 35 : Pulang
36 Bab 36 : Soal Husna
37 37 : Momen dengan almarhum
38 Bab 38 : Senyum Smirk
39 Bab 39 : Insyallah ikhlas
40 Bab 40 ; Liciknya Helena
41 Bab 41 : Kesedihan
42 Bab 42 : POV Husna
43 Bab 43 : POV Helena
44 Bab 44 : POV Alvino
45 Bab 45 : Kecurigaan
46 Bab 46: rencana B
47 Bab 47 : Husna Vs Helena
48 Bab 48 ; Mati kutu
49 Bab 49 : Kecewa
50 Bab 50 : Penyesalan
51 Bab 51 : Kanker nasofaring
52 Judulin sendiri
53 Bab 53 : Keluarga Helena
54 Bab 54 : Hati Seorang Istri
55 Bab 55 : Sedih nya seorang ibu
56 Bab 56 : Seperti purel
57 Bab 57 : Terserah
58 Bab 58 : Pilihan Husna
59 Bab 59 : Ternyata Helena..
60 Bab 60 : Ketegangan
61 Bab 61 : Aksi Nekad Helena
62 Bab 62 : Tidak bisa percaya
63 Bab 63 : Aku harus kuat
64 Bab 64 : Catatan Husna.
65 Bab 65 : Permohonan Alvino
66 Bab 66 : Kami keluarga mu..
67 Bab 67 : Saling terhubung
68 Bab 68 : Rumah sakit
69 Bab 69 : Jangan Cengeng
70 Bab 70 : Usaha Terakhir Helena
71 Bab 71 : Bertahan Satu Cinta (POV Husna)
72 Bab 72 : Penyesalan Tidak berguna
73 Bab 73 : Kedatangan Lalisa
74 Bab 74 : Keinginan Helena
75 Bab 75 : Minta maaf
76 Nasihat Kehidupan
77 Yang Hampir Sama
78 Bab 76 : Bertemu Alvino
79 Bab 77 : Rujuk
80 Bab 78 : Di Lema
81 Bab 79 : Insyallah, ikhlas.
82 Bab 80 : Air Mata Terakhir
83 Bab 81 : Seperti Bayi Kembar.
84 Bab 82 : Rahasia Keluarga
85 Bab 83 : Teringat
86 Bab 84 : Menjadi Ibu Susu
87 Bab 85 : Persidangan
88 Bab 86 : Perpisahan Membawa Bahagia
89 Bab 87 : Ada apa?
90 Bab 88 : Panggil paman, Ayah!
91 Kedatangan Lalisa
92 Aku siap !
93 Ta'aruf
94 Jaga Dia Untukku.
95 Tertangkap..
96 Penyesalan Lalisa
97 Happy End
98 Promosi...
Episodes

Updated 98 Episodes

1
Bab 1 ; Permintaan Papa
2
Bab 2 : Maafkan aku..
3
Bab 3 : Kritis...
4
Bab 4 : Duka
5
Bab 5 : Halal
6
Bab 6 : Kejutan
7
Bab 7 : Ada Tamu..
8
Bab 8 : Helena
9
Bab 9 : Pernikahan Helena
10
Bab 10 : Keterpurukan Helena
11
Bab 11 : Talak untuk Helena
12
Bab 12 : Di asingkan
13
Bab 13 : Di tipu
14
Bab 14 : Romantis..
15
Bab 15 : Kejujuran..
16
Bab 16 ; kabar buruk
17
Bab 17 : Berpisah
18
Bab 18 : Husna tahu
19
Bab 19 : Kembali pulang
20
Bab 20 : Ikhlas dan sabar
21
Bab 21 : Rumah sakit.
22
Bab 22 : Senyum kemenangan
23
Bab 23 : Pilihan sulit.
24
Bab 24 : Helena
25
Bab 25 : Malam Husna
26
Bab 26 : Keinginan Helena
27
Bab 27 : Kesabaran Husna
28
Bab 28 : Janji Elvio
29
Bab 29 : Rumah sakit
30
Bab 30 : Ada apa dengan Helena?
31
Bab 31 : Rahasia Helena
32
Bab 32 : Kekecewaan Mama
33
Bab 33 : Aku lebih pantas
34
Bab 34 : Haredung...
35
Bab 35 : Pulang
36
Bab 36 : Soal Husna
37
37 : Momen dengan almarhum
38
Bab 38 : Senyum Smirk
39
Bab 39 : Insyallah ikhlas
40
Bab 40 ; Liciknya Helena
41
Bab 41 : Kesedihan
42
Bab 42 : POV Husna
43
Bab 43 : POV Helena
44
Bab 44 : POV Alvino
45
Bab 45 : Kecurigaan
46
Bab 46: rencana B
47
Bab 47 : Husna Vs Helena
48
Bab 48 ; Mati kutu
49
Bab 49 : Kecewa
50
Bab 50 : Penyesalan
51
Bab 51 : Kanker nasofaring
52
Judulin sendiri
53
Bab 53 : Keluarga Helena
54
Bab 54 : Hati Seorang Istri
55
Bab 55 : Sedih nya seorang ibu
56
Bab 56 : Seperti purel
57
Bab 57 : Terserah
58
Bab 58 : Pilihan Husna
59
Bab 59 : Ternyata Helena..
60
Bab 60 : Ketegangan
61
Bab 61 : Aksi Nekad Helena
62
Bab 62 : Tidak bisa percaya
63
Bab 63 : Aku harus kuat
64
Bab 64 : Catatan Husna.
65
Bab 65 : Permohonan Alvino
66
Bab 66 : Kami keluarga mu..
67
Bab 67 : Saling terhubung
68
Bab 68 : Rumah sakit
69
Bab 69 : Jangan Cengeng
70
Bab 70 : Usaha Terakhir Helena
71
Bab 71 : Bertahan Satu Cinta (POV Husna)
72
Bab 72 : Penyesalan Tidak berguna
73
Bab 73 : Kedatangan Lalisa
74
Bab 74 : Keinginan Helena
75
Bab 75 : Minta maaf
76
Nasihat Kehidupan
77
Yang Hampir Sama
78
Bab 76 : Bertemu Alvino
79
Bab 77 : Rujuk
80
Bab 78 : Di Lema
81
Bab 79 : Insyallah, ikhlas.
82
Bab 80 : Air Mata Terakhir
83
Bab 81 : Seperti Bayi Kembar.
84
Bab 82 : Rahasia Keluarga
85
Bab 83 : Teringat
86
Bab 84 : Menjadi Ibu Susu
87
Bab 85 : Persidangan
88
Bab 86 : Perpisahan Membawa Bahagia
89
Bab 87 : Ada apa?
90
Bab 88 : Panggil paman, Ayah!
91
Kedatangan Lalisa
92
Aku siap !
93
Ta'aruf
94
Jaga Dia Untukku.
95
Tertangkap..
96
Penyesalan Lalisa
97
Happy End
98
Promosi...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!