" Mas Alvino." Ucap Husna ketika Husna sudah menemukan Alvino yang sedang berada di balkon lantai 5 rumah sakit.
" Husna, ada apa?"
" Bapak sadar, sepertinya beliau mengingatkan seluruh keluarga berkumpul di sampingnya."
Alvino segera berjalan cepat menuju ruangan Pak Winata di ikuti Husna.
Ceklek....
Saat masuk, Alvino dan Husna melihat semua orang yang ada di sana sudah menangis terutama Mama.
" Ma, ada apa?" Tanya Alvino.
" Al...." Suara lemah Pak Winata memanggil Alvino.
Alvino segera mendekati Pak Winata.
" Al di sini pa.."
Alvino mendekatkan telinganya pada bibir Pak Winata.
" To.. long ja...ga Hus...na..."
" Insyallah Pa."
" Pa..pa ta...hu, ka..mu ti..dak meng...har..ap..kan di..a."
" Pa, Alvino janji akan membahagiakan Husna dan menjaganya. Alvino janji." Ucap Alvino yang seakan-akan tahu apa yang akan di katakan oleh Pak Winata.
Pak Winata tersenyum sebelum akhirnya kembali menutup mata.
Tiii.....**...
Semua yang ada disana panik, Alvino segera menekan tombol darurat dan dokter langsung datang untuk memeriksa keadaan Pak Winata.
dokter masalah nafas panjang dan menggelengkan kepalanya sambil melihat ke Alvino dan yang lainnya.
" Bu, kakak. Ikhlaskan bapak." Ucap Husna.
" Husna apa yang kamu bicarakan."
"Tiap-tiap umat mempunyai batas waktu, maka apabila telah datang waktunya mereka tidak dapat mengundurkan nya untuk sesaat pun dan tidak dapat (pula) memajukannya."
" Bapak sudah sekuat tenaga bangun dan menyampaikan pesan terakhir yang ingin beliau sampaikannya sekarang izinkan beliau pergi dengan teman dengan keikhlasan hati dari kalian. Sayangilah beliau, kasihilah beliau yang sedang menahan sakitnya segala pengobatan yang beliau lalui."
Elvio langsung berjalan mendekati Pak Winata dan berbisik pada telinganya.
" Elvio ikhlas papa, Elvio janji akan menjalankan amanah papa dan menjaga Mama serta kak Alviana."
Mama dan Kak Alviana yang mendengar apa yang baru saja Elvio katakan semakin menangis.
Alvino melihat ke arah Husna yang menganggukkan kepala sambil tersenyum hanya saja senyuman dari Husna tidak dapat dilihat oleh Alvino.
Alvino mendekati sang ayah sambil menahan air matanya dan berbisik.
" Alvino sudah ikhlas jika papa akan pergi meninggalkan kami semua. Alvino berjanji akan menjaga Husna dan keluarga kita."
Alvino dan Elvio kemudian menjauh dari tempat tidur Pak Winata dan memberikan ruang kepada mama dan juga kakak perempuannya untuk mengucapkan salam perpisahan terakhir kepada Pak Winata.
Mama dan Kak Alviana melakukan hal yang sama mereka berbisik dan mengikhlaskan kepergian dari Pak Winata.
Husna menjadi yang terakhir. Husna mencium tangan punggung dari Pak Winata.
" Terima kasih karena bapak sudah membuat aku merasakan hangatnya sebuah keluarga. Terima kasih karena mengizinkan aku untuk mengabdikan diri dan berbakti kepada bapak walaupun bapak bukanlah Bapak Husna tapi bapak memperlakukan Husna sebagai putri bapak sendiri."
Husna kemudian melakukan Mentalqin.
Mentalqin adalah menuntun seseorang yang akan meninggal dunia untuk mengucapkan kalimat syahadat Laa Ilaaha Illa Allah. Mentalqin seseorang yang akan meninggal dunia disunnahkan bagi orang yang ada di sisi orang yang akan meninggal dunia, sebagaimana sabda Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa salam:
لقنوا موتا كم لا إله إلا الله
“Tuntunlah seseorang yang akan meninggal dunia untuk mengucapkan kalimat: ‘Laa ilaaha illa Allah’” 1
Dalam riwayat yang lain:
من كان آخر كلامه لا إله إلا الله دخل الجنة
“Barangsiapa yang ucapan terakhirnya adalah “Laa ilaaha illa Allah” maka akan masuk surga”
( sumber google)
...Kematian akan menjadi pemutus segala kenikmatan dan kebahagiaan yang dirasakan di dunia. Kehidupan di akhirat adalah abadi. Sementara, tidak ada yang abadi di dunia ini....
...Sebagian besar orang menganggap kematian masih jauh, jauh sekali. Namun ketahuilah.. saat hari itu tiba, maka sudah terlambat untuk melakukan apa yang bisa kita lakukan hari ini. Dan Allah tidak akan menunda (kematian) seseorang apabila waktu kematiannya telah datang....
...----------------...
Beberapa minggu berlalu, setelah 40 hari kematian Pak Winata, Alvino mengajak serta seluruh keluarganya untuk mengunjungi bibi Rosita di Turki.
Bibi sangat senang dengan kedatangan keluarga dari kakak laki-lakinya tapi juga sedih mendengar kabar bahwa Pak Winata sudah meninggal dunia.
" Maaf kan aku yang tidak bisa hadir di saat-saat terakhir nya." Ucap Bibi Rosita.
" Tidak apa apa." Ucap Mama Fatimah.
" Dia siapa?" Tanya Rosita sambil melihat ke arah Husna.
" Namanya Husna. Husna, ayo kesini." Ucap Mama.
Husna tersenyum dan berjalan menghampiri Mama, Husna langsung mencium punggung tangan dari bibi Rosita.
" Husna ini awalnya asisten dokter yang membantu suamiku saat dia melakukan rawat jalan yang cuci darah di rumah sakit."
" Entah kenapa, suamiku sempat berkata bahwa dia ingin sekali dirawat oleh Husna karena itu, secara pribadi Winata meminta Husna untuk menjadi perawatnya dan siapa yang santai jika Husna menyetujuinya."
" Winata memperlakukan Husna seperti putrinya sendiri hingga dia berkeinginan untuk menjadikan Husna sebagai menantunya, saat aku bertanya Winata mengatakan bahwa tidak ada yang tahu umur seseorang dan dia takut jika dia tidak ada lagi di dunia ini Husna akan kembali sendirian karena itu dia sangat ingin Husna menjadi bagian dari keluarga ini."
" Jadi siapa yang beruntung memiliki wanita berhati mulia ini?, yang melepaskan karirnya demi merawat seorang pasien saja?" Tanya bibi Rosita.
" Alvino."
" Masya Allah, semoga rumah tangga kalian dilimpahkan kebahagiaan."
" Amin..." Ucap semua orang.
Sore harinya...
" Ma, apa Mama melihat Husna?"
" Husna pergi berkeliling bersama dengan Hilya."
Hilya adalah anak dari bibi Rosita.
Bibi Rosita mempunyai tiga anak dan Hilya adalah anak paling bungsu bibi Rosita sementara dua yang lainnya sudah menikah dan tinggal bersama dengan suaminya.
" Jika kamu mengkhawatirkannya kenapa tidak mencoba untuk mencarinya bukankah kamu sudah pernah datang ke sini dan mama yakin kamu tidak ingat jalan nya." Ucap Mama sambil tersenyum.
" Biarkan saja, toh Husna pergi bersama dengan Hilya dan kak Alviana." Ucap Alvino sambil kembali menjatuhkan diri di sofa.
" Sudah sana susul istrimu, Mama melihat selama ini kamu tidak pernah mengajak istri kamu untuk keluar dari rumah kan."
" Yaa kan Husna merawat Papa. Husna sendiri juga tidak mau saat aku mengajaknya untuk keluar."
" Sekarang Papa sudah sehat dan sedang melihatmu dari alam yang berbeda jadi Mama rasa Papa juga sependapat dengan mama untuk kamu menyusul Husna dan menggantikan Hilya mengajak Husna jalan-jalan."
" Apa bener seperti itu?" Tanya Alvino sambil mengerutkan keningnya.
" Ya sudah, gak mau juga gak apa apa." Ucap Mama sambil berbalik badan dan bersiap untuk kembali ke dapur membantu Rosita menyiapkan makanan untuk makan malam.
Walaupun hari masih sore, tapi karena ada keluarga besar jadi Rosita memutuskan untuk membuat banyak makanan dan memulai nya setelah sholat ashar.
" Assalamualaikum."
" Walaikumsalam." Ucap Mama sambil tersenyum dan melihat Alvino berlari keluar dari rumah.
Setelah berjalan cukup jauh dari rumah, Alvino berhenti dan berpikir di mana dia bisa menemukan Husna.
" Masjid." Pekik Alvino.
Alvino langsung berjalan menuju masjid yang jaraknya sekitar 800 meter dari rumahnya.
...----------------...
...----------------...
...----------------...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 98 Episodes
Comments
Wulandari Aswad
berat bgt isinya
2023-03-06
0
Mari
wow Husna amazing...
2023-02-06
0