Husna terlihat kesulitan mencari sandal nya.
Alvino langsung mendatangi Husna ketika dia mengetahui dimana sandal Husna yang satu lagi.
" Terima kasih." Ucap Husna sambil tetap menunduk karena belum menyadari bahwa yang memberikan sandalnya adalah Alvino.
" Sama sama."
Husna langsung mendongak dan tersenyum karena ternyata yang menemukan sandal nya adalah Alvino.
" Dimana Kak Hilya dan Kak Alviana?"
" Sudah aku suruh pulang."
" Kenapa?, Mereka bahkan belum selesai mengajak aku tour." Pekik Husna.
" Aku yang akan mengajakmu berkeliling." Ucap Alvino sambil memberikan tangan nya.
Husna melihat tangan yang sudah siap untuk menuntut nya. Dengan ragu, Husna meraih tangan itu dan tersenyum.
Alvino mulai mengajak Husna berkeliling sambil menceritakan tentang tempat tinggal bibi Rosita.
Husna fokus pada Alvino tapi tidak pada pembahasan yang di bicarakan. Husna lebih fokus melihat ke arah tangan yang digenggam oleh Alvino.
Hingga tanpa terasa mereka sudah sampai di rumah.
" Kita sudah sampai." Pekik Alvino.
" Ah iya maaf.." Ucap Husna saat Alvino melihat ke arah tangan yang masih di pegang Husna.
" Tidak apa apa, jika kamu mau aku bisa memegang tanganmu lagi nanti."
Husna tersipu, dia buru-buru masuk untuk menyembunyikan wajahnya yang sudah memerah.
" Assalamualaikum Ma, Bibi..." Sapa Husna saat dirinya sudah sampai di dapur dan melihat Mama dan Bibi masih belum selesai dalam menyiapkan makanan untuk makan malam.
" Walaikumsalam.." Ucap keduanya.
Husna lalu membantu menyiapkan makanan dan setelah selesai,
" Husna, coba kamu lihat apakah suami kamu sudah siap atau belum untuk memimpin salat magrib berjamaah." Ucap Mama.
" Baik ma.."
Husna berjalan menuju kamar tempat di mana dia akan beristirahat selama tinggal di sana dan masuk ke dalam.
" Astaghfirullah, maaf saya langsung masuk dan tidak mengetuk pintu lebih dulu." Ucap Husna yang langsung berbalik badan begitu dia mengetahui Alvino baru saja keluar dari kamar mandi dan hanya mengenakan handuk yang melilit pinggangnya.
" Tidak apa apa, tubuhku ini halal untuk kamu lihat." Ucap Alvino.
" Emm, itu.. Mama bertanya apakah mas sudah siap untuk memimpin salat magrib berjamaah sebelum kita makan malam."
" Baiklah."
Husna kemudian segera keluar kamar dengan senyuman. Dia begitu tersentuh dengan apa yang baru saja dia dengar.
Apakah benar yang baru saja aku dengar, apa mas Alvino sudah mulai menerima diriku sebagai istri nya. Batin Husna.
" Husna, ternyata kamu ada di sini kakak mencari kamu kemana-mana." Ucap Hilya.
" Ada apa kakak mencari ku?" Tanya Husna.
" Ini, bukankah kamu mengatakan jika kamu lupa membawakan mukena, jadi kakak mengambilkan satu milik kakak yang memang belum pernah dipakai." Ucap Hilya sambil memberikan mukena yang masih terbungkus plastik kepada Husna.
" Terima kasih kak.." Ucap Husna sambil berbalik badan hendak masuk kembali ke dalam kamar karena Husna harus bersiap dan mengganti pakaian.
Ceklek ..
Dengan hati hati, Husna masuk ke dalam kamar dan dia tidak melihat Alvino.
" Kemana mas suami ya, tidak mungkin kan dia keluar karena sedari tadi aku dan kak Hilya berbicara di depan kamar."
Husna kemudian meletakkan mukena itu di atas tempat tidur lalu berjalan ke arah lemari dan mengambil pakaian yang baru.
Husna meletakkan pakaiannya tepat di sebelah mukena itu lalu Husna keluar kamar karena dia tidak dapat menemukan handuk yang sebelumnya sudah tergantung rapi di dekat pintu kamar mandi.
Setelah mendapatkan handuk yang baru dari Bibi Rosita, Husna segera kembali ke kamar dan masuk ke dalam kamar mandi sehingga melupakan pakaian nya.
" Astaga, aku melupakan pakaianku." Pekik Husna ketika dia sudah selesai mandi dan mencari pakaiannya.
Husna membuka pintu kamar mandi dengan perlahan.
" Tidak ada orang.."
Karena merasa tidak ada orang Husna segera berjalan untuk mengambil pakaiannya dan betapa terkejutnya Husna saat melihat Alvino duduk di tempat tidur sambil membaca Alquran terjemahan, tepat di samping pakaiannya.
Husna bingung, handuk yang dia kenakan adalah handuk panjang kali lebar bukan handuk kimono seperti yang biasa dia kenakan saat di rumah Alvino.
Setelah menghela nafas yang panjang Husna berjalan mendekati Alvino dan mengambil pakaian yang ada di sebelahnya.
Harum merebak membuyarkan konsentrasi Alvino.
Deg !
Alvino tentu saja terkejut melihat pemandangan di hadapannya, karena untuk pertama kalinya dia melihat secara langsung wajah Husna tanpa cadar bahkan melihat Husna tanpa pakaian syar'i nya.
" Tidak usah tegang begitu, tubuhku juga halal untuk di lihat karena kita memang sudah sah menjadi pasangan suami istri." Ucap Husna sambil tersenyum dan berjalan menuju kamar mandi untuk berganti pakaian.
Alvino tegang, dia memegangi dadanya hingga dia berulangkali beristighfar.
Alvino memilih untuk keluar dari kamar setelah dia mendengar kumandang adzan.
Alvino menjadi imam salat jamaah karena suami dari kak Alviana adalah seorang mualaf dan belum siap untuk mengimami salat.
Setelah selesai sholat, Alvino terdiam mematung saat Husna menghampirinya karena Husna ingin mencium tangan punggung dari Alvino.
Untuk pertama kalinya, seluruh tubuh Alvino bergetar tak kala Husna memegang dan mencium punggung tangannya.
Alvino hendak mencium kening Husna tapi entah kenapa dirinya serasa mati kutu setelah melihat wajah Husna.
Keesokan harinya, Alvino pamit untuk melihat villa yang sebelumnya sering dikunjungi oleh orang tuanya, tidak lupa juga Alvino mengajak serta Husna seperti yang pernah diinginkan oleh almarhum Pak Winata untuk mengajak Husna ke villa.
" Pergilah melihat-lihat villa dan jika kamu lelah kamu boleh beristirahat, aku akan mencari makanan di sekitar sini." Ucap Alvino setelah dia mengantar Husna bertemu dengan penjaga villa.
" Baiklah."
Satu jam berlalu, tapi tidak ada tanda-tanda kedatanganHusna Alvino. Husna merasa cemas karena dia khawatir terjadi sesuatu pada Alvino.
Husna berjalan dan mencari keberadaan pasangan suami istri yang menjadi penjaga villa tersebut dan menanyakan tempat terdekat untuk membeli makanan.
" Nona hanya perlu berjalan sejauh 100 meter, di sebelah kanan terdapat sebuah kafe dan di sebelah kiri terdapat rumah makan jadi nona bisa mencari tuan Alvino di sana." Ucap Mariam.
" Nona tunggu di sini saja biar saya yang mencari Tuan Alvino.," Ucap Jusuf, suami dari Mariam.
" Tidak apa, sekalian saya berjalan-jalan dan mengenal suasana di sini." Ucap Husna.
Husna kemudian berjalan dan mulai mencari cafe dan juga tempat makan.
" Lebih baik aku mencoba mencari mas Alvino di cafe saja." Pekik Husna saat melihat rumah makan itu sepi pengunjung.
Husna masuk ke dalam cafe dan suasananya memang sangat berbeda di cafe tempat di mana dulu Husna biasa datang.
Disini, cafenya lebih pada suasana alam. Husna berjalan sambil mencoba mencari keberadaan Alvino. Dan dia berhasil menemukannya.
Saat Husna akan berjalan menghampiri Alvino tiba-tiba seorang wanita datang sambil membawa nampan berisi makanan dan duduk di depan Alvino.
" Siapa wanita itu?." Pekik Husna.
...----------------...
...----------------...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 98 Episodes
Comments