Bab 13 : Di tipu

Pagi harinya...

Ernesto datang bersama dengan keluarganya.

Tatapan hangat yang sebelumnya didapat Helena dari keluarga Ernesto, kini berganti dengan tatapan tajam dan sangat benci.

"Ernesto, bisa kita bicara sebentar?" Tanya Helena.

Ernesto bangkit dari tempat duduknya, Helena langsung berjalan masuk, di ikuti Ernesto.

Helena membawa Ernesto masuk ke dalam kamarnya.

"Ada apa, kenapa kamu mengajar aku berbicara di dalam kamar?" Tanya Ernesto.

"Ernesto, aku ingin kamu menarik kata-katamu semalam."

"Maksudnya, kamu ingin menjadi istriku lagi?"

Helena mengangguk lemah.

"Cih, kenapa setelah kamu tahu bahwa keluargamu akan diasingkan dan seluruh harta kekayaannya akan menjadi milikku, kamu berubah pikiran?" Ketus Ernesto.

"Ernesto, bukankah aku sudah mengatakannya kepadamu, bahwa aku meminta waktu untuk bisa melayani kamu sebagai seorang istri?"

"Bukankah kamu juga mengetahui bahwa ketika kamu sudah menjadi seorang istri, dan di malam pertama suami sangat menginginkan seorang istri maka, si istri tidak boleh menolaknya. Siap atau tidak, wanita yang sudah berstatus sebagai seorang istri harus melayani suami."

"Baiklah, kalau begitu aku bersedia melayani mu sekarang." Ucap Ernesto Helena sambil membuka pakaiannya.

Ernesto memilih untuk duduk sambil melihat Helena yang terus melucuti pakaiannya satu demi satu.

"Sudah, aku tahu kamu tidak akan benar-benar melakukannya." Ucap Ernesto sambil tersenyum kecut saat melihat Helena meninggalkan pakaiannya tapi dengan mata tertutup.

"Tidak, aku sudah memikirkan ini selama satu. Dan aku sudah yakin untuk melakukannya."

Helena berjalan mendekati Ernesto dengan keadaan sudah bulat seperti bayi.

Helena langsung menyerang Ernesto, dan Ernesto menerima tawaran itu dengan senang hati.

Beberapa jam kemudian...

"Terima kasih karena sudah memberikan aku kesempatan untuk mencicipi dirimu."Ucap Ernesto sambil bangkit dari Helena, dan menutupi Helena dengan selimut.

"Apa maksud mu dengan berterima kasih?"

"Helena, pernikahan kita bahkan belum diakui oleh negara, jadi cukup dengan kata talak saja maka kita sudah tidak ada hubungan lagi."

"Ernesto, apa kau sudah mencoba untuk menipuku?"

"Tidak, bukankah kamu sendiri yang memberikan tubuhmu secara sukarela kepadaku?, kenapa sekarang kamu menganggap bahwa aku menipumu?"

"Ernesto, aku sedang mencoba melakukan perdamaian dengan. Kamu sudah mendapatkan diriku dan inikah balasannya?"

"Helena, seandainya saja tadi malam kamu bersikap seperti ini kepadaku, mungkin aku akan mempertimbangkan mu. Sayangnya, aku sudah tidak lagi berselera untuk menjalani rumah tangga denganmu."

"Ernesto..."

"Cepat udah siap dan angkat kaki dari rumah ini." Ucap Ernesto sambil memasang kancing terakhir dari pakaiannya dan pergi meninggalkan Helena.

"Ernesto..." Helena berteriak memanggil nama Ernesto, tapi Ernesto terus melangkah tanpa lagi menoleh ke belakang.

Lalisa segera menghampiri Helena begitu dia mendengar suara teriakan dari sang kakak.

"Kakak, ada apa?" Pekik Lalisa.

"Ya Tuhan kakak, apa yang terjadi? kenapa kakak meninggalkan pakaian kakak? apa bang Ernesto sudah menodai kakak?"

Helena terdiam sambil meremas sprei yang terdapat bercak merah.

"Kakak, katakan. Jika memang bang Ernesto sudah menode kakak itu artinya pernikahan kakak masih bisa di pertahankan."

"Tidak Lalisa, Ernesto tidak menodai kakak. Kakak yang memberikan tubuh kakak secara sukarela, berharap Ernesto bisa berubah pikiran dan tetap mempertahankan pernikahan ini. Tapi ternyata kakak salah..."

"Apa maksud kakak?"

"Ernesto tetap ingin bercerai dari kakak."

Lalisa terkejut, dia ingin membantu saat Helena berdiri untuk membersihkan diri.

Helena mengkode agar Lalisa tidak membantunya, Helena berjalan tertatih tatih, karena merasakan perih di area sensitifnya.

Helena segera keluar dari kamar dan berjalan menuju keluarganya.

Plak !!!

Baru saja Helena tiba di ruangan itu, sebuah tamparan mendarat di pipinya.

"Kamu sudah mencoreng nama baik keluarga kita, dan sekarang kamu membuat dirimu lebih kotor dari seorang jalaang." ketus Papa.

Ya, orang yang menampar Helena adalah papanya sendiri.

Kedua orang tua Ernesto bertanya apa yang membuat mereka lama berada di dalam kamar.

Ernesto berkata bahwa Helena membawanya ke kamar untuk bercocok tanam.

Ernesto bercerita jika Helena menawarkan tubuhnya sebagai perdamaian dan memohon Ernesto untuk menarik kata talak yang sudah di ucapkan.

Kedua orang tua Ernesto murka, sementara kedua orang tua dari Helena merasa malu atas apa yang dilakukan oleh Helena.

"Papa..."

"Kehilangan semuanya sudah cukup membuat Papa merasa ditelanjangi. Kamu jadi benar-benar bertelanjang di depan orang yang sudah mentalak kamu, di mana pikiran kamu?"

"Papa, Helena pikir jika Helena melayani Ernesto, Ernesto bisa berubah pikiran dan memberikan kesempatan pada Helena untuk menjadi istri yang baik."

"Sudah terlambat Helena, bukankah semalam aku sudah memberikan kesempatan kepada kamu. Tapi kamu tidak mengambil kesempatan itu." Ucap Ernesto.

"Ernesto, kamu sudah bercinta dengan aku. Kamu tidak bisa meninggalkan aku begitu saja setelah jejakmu berada di dalam tubuhku." Ucap Helena.

"Hal itu pelaku untuk mereka yang belum terikat dalam ikatan pernikahan, tapi ketika mereka sudah terikat dalam ikatan pernikahan dan bercerai maka hal itu tidak akan berlaku lagi." Ucap Ernesto.

"Tidak Ernesto, kamu tidak boleh melakukan ini padaku, Bagaimana jika ternyata jejak yang kamu tinggalkan dalam tubuhku menjadi benih-benih kehidupan?"

"Helena, rupanya kamu terlalu menikmati permainanku tadi, sehingga kamu tidak melihat bahwa aku tidak pernah meninggalkan jejak itu di dalam tubuh mu, aku meninggalkannya di luar tubuhmu."

Deg !!

Helena memutar kembali ingatannya, dia melihat Ernesto mengambil tisu dan membersihkan sesuatu yang berada di atas tubuhnya sebelum pergi dari sana.

Helena memejamkan mata, dia merasa ditipu. Dia pikir, Ernesto akan mengurungkan niatnya dan memikirkan kembali untuk membangun kehidupan rumah tangga bersama dengannya.

Tapi ternyata Helena salah, sangat salah.

Setelah keluarga Ernesto pergi, Helena kembali menangis, namun tidak ada satu di antara mama dan papanya yang menghibur nya.

Mereka justru terlihat masuk ke dalam kamarnya masing-masing untuk mengambil barang karena mereka harus angkat kaki dari rumah itu sekarang juga.

Sebuah mobil sudah stand by di depan rumah mereka, mobil itu akan mengantarkan mereka ke tempat asing di mana mereka tidak akan dibiarkan tinggal di negara itu untuk beberapa waktu, hingga luka yang di rasakan keluarga Ernesto sudah sembuh.

Sementara itu, keluarga Ernesto langsung menggelar pesta pernikahan di rumah Selfia untuk menutup aib atas apa yang terjadi pada pernikahan Ernesto sebelumnya.

Untung saja, dalam pernikahan sebelumnya hanya sanak saudara dan kerabat dari keluarga Ernesto yang diundang, jadi aib tentang ini tidak terlalu menyebar hingga ke masyarakat.

Ernesto memutuskan untuk menikah Selfia dan langsung mendaftarkan pernikahan nya pada negara.

Malam setelah Selfia mengantar Helena pulang...

Selfia kembali ke apartemennya, dan terkejut melihat Ernesto ada di sana.

"Ernesto, Bagaimana bisa kamu masuk ke dalam apartemen ku?"

"Apa kamu lupa, siapa pemilik dari apartemen ini?"

Selfia tersenyum, kemudian meletakkan kunci mobilnya.

"Ada apa?" Tanya Selfia pura pura tidak tahu.

"Aku sudah menalaknya."

"Kamu memang gila, Ernesto."

"Ya, dan sekarang, aku harus mencari wanita yang mau aku nikahi, agar aib ini tidak menyebar luas." Pekik Ernesto.

"Aku mau menjadi wanita itu."

Ernesto menatap Selfia yang duduk di hadapannya, lalu Ernesto yang sebelumnya sudah di puncak nafsu memilih untuk melampiaskan nafsu yang tidak sempat dia keluarkan kepada Selfia.

...----------------...

...----------------...

...----------------...

Episodes
1 Bab 1 ; Permintaan Papa
2 Bab 2 : Maafkan aku..
3 Bab 3 : Kritis...
4 Bab 4 : Duka
5 Bab 5 : Halal
6 Bab 6 : Kejutan
7 Bab 7 : Ada Tamu..
8 Bab 8 : Helena
9 Bab 9 : Pernikahan Helena
10 Bab 10 : Keterpurukan Helena
11 Bab 11 : Talak untuk Helena
12 Bab 12 : Di asingkan
13 Bab 13 : Di tipu
14 Bab 14 : Romantis..
15 Bab 15 : Kejujuran..
16 Bab 16 ; kabar buruk
17 Bab 17 : Berpisah
18 Bab 18 : Husna tahu
19 Bab 19 : Kembali pulang
20 Bab 20 : Ikhlas dan sabar
21 Bab 21 : Rumah sakit.
22 Bab 22 : Senyum kemenangan
23 Bab 23 : Pilihan sulit.
24 Bab 24 : Helena
25 Bab 25 : Malam Husna
26 Bab 26 : Keinginan Helena
27 Bab 27 : Kesabaran Husna
28 Bab 28 : Janji Elvio
29 Bab 29 : Rumah sakit
30 Bab 30 : Ada apa dengan Helena?
31 Bab 31 : Rahasia Helena
32 Bab 32 : Kekecewaan Mama
33 Bab 33 : Aku lebih pantas
34 Bab 34 : Haredung...
35 Bab 35 : Pulang
36 Bab 36 : Soal Husna
37 37 : Momen dengan almarhum
38 Bab 38 : Senyum Smirk
39 Bab 39 : Insyallah ikhlas
40 Bab 40 ; Liciknya Helena
41 Bab 41 : Kesedihan
42 Bab 42 : POV Husna
43 Bab 43 : POV Helena
44 Bab 44 : POV Alvino
45 Bab 45 : Kecurigaan
46 Bab 46: rencana B
47 Bab 47 : Husna Vs Helena
48 Bab 48 ; Mati kutu
49 Bab 49 : Kecewa
50 Bab 50 : Penyesalan
51 Bab 51 : Kanker nasofaring
52 Judulin sendiri
53 Bab 53 : Keluarga Helena
54 Bab 54 : Hati Seorang Istri
55 Bab 55 : Sedih nya seorang ibu
56 Bab 56 : Seperti purel
57 Bab 57 : Terserah
58 Bab 58 : Pilihan Husna
59 Bab 59 : Ternyata Helena..
60 Bab 60 : Ketegangan
61 Bab 61 : Aksi Nekad Helena
62 Bab 62 : Tidak bisa percaya
63 Bab 63 : Aku harus kuat
64 Bab 64 : Catatan Husna.
65 Bab 65 : Permohonan Alvino
66 Bab 66 : Kami keluarga mu..
67 Bab 67 : Saling terhubung
68 Bab 68 : Rumah sakit
69 Bab 69 : Jangan Cengeng
70 Bab 70 : Usaha Terakhir Helena
71 Bab 71 : Bertahan Satu Cinta (POV Husna)
72 Bab 72 : Penyesalan Tidak berguna
73 Bab 73 : Kedatangan Lalisa
74 Bab 74 : Keinginan Helena
75 Bab 75 : Minta maaf
76 Nasihat Kehidupan
77 Yang Hampir Sama
78 Bab 76 : Bertemu Alvino
79 Bab 77 : Rujuk
80 Bab 78 : Di Lema
81 Bab 79 : Insyallah, ikhlas.
82 Bab 80 : Air Mata Terakhir
83 Bab 81 : Seperti Bayi Kembar.
84 Bab 82 : Rahasia Keluarga
85 Bab 83 : Teringat
86 Bab 84 : Menjadi Ibu Susu
87 Bab 85 : Persidangan
88 Bab 86 : Perpisahan Membawa Bahagia
89 Bab 87 : Ada apa?
90 Bab 88 : Panggil paman, Ayah!
91 Kedatangan Lalisa
92 Aku siap !
93 Ta'aruf
94 Jaga Dia Untukku.
95 Tertangkap..
96 Penyesalan Lalisa
97 Happy End
98 Promosi...
Episodes

Updated 98 Episodes

1
Bab 1 ; Permintaan Papa
2
Bab 2 : Maafkan aku..
3
Bab 3 : Kritis...
4
Bab 4 : Duka
5
Bab 5 : Halal
6
Bab 6 : Kejutan
7
Bab 7 : Ada Tamu..
8
Bab 8 : Helena
9
Bab 9 : Pernikahan Helena
10
Bab 10 : Keterpurukan Helena
11
Bab 11 : Talak untuk Helena
12
Bab 12 : Di asingkan
13
Bab 13 : Di tipu
14
Bab 14 : Romantis..
15
Bab 15 : Kejujuran..
16
Bab 16 ; kabar buruk
17
Bab 17 : Berpisah
18
Bab 18 : Husna tahu
19
Bab 19 : Kembali pulang
20
Bab 20 : Ikhlas dan sabar
21
Bab 21 : Rumah sakit.
22
Bab 22 : Senyum kemenangan
23
Bab 23 : Pilihan sulit.
24
Bab 24 : Helena
25
Bab 25 : Malam Husna
26
Bab 26 : Keinginan Helena
27
Bab 27 : Kesabaran Husna
28
Bab 28 : Janji Elvio
29
Bab 29 : Rumah sakit
30
Bab 30 : Ada apa dengan Helena?
31
Bab 31 : Rahasia Helena
32
Bab 32 : Kekecewaan Mama
33
Bab 33 : Aku lebih pantas
34
Bab 34 : Haredung...
35
Bab 35 : Pulang
36
Bab 36 : Soal Husna
37
37 : Momen dengan almarhum
38
Bab 38 : Senyum Smirk
39
Bab 39 : Insyallah ikhlas
40
Bab 40 ; Liciknya Helena
41
Bab 41 : Kesedihan
42
Bab 42 : POV Husna
43
Bab 43 : POV Helena
44
Bab 44 : POV Alvino
45
Bab 45 : Kecurigaan
46
Bab 46: rencana B
47
Bab 47 : Husna Vs Helena
48
Bab 48 ; Mati kutu
49
Bab 49 : Kecewa
50
Bab 50 : Penyesalan
51
Bab 51 : Kanker nasofaring
52
Judulin sendiri
53
Bab 53 : Keluarga Helena
54
Bab 54 : Hati Seorang Istri
55
Bab 55 : Sedih nya seorang ibu
56
Bab 56 : Seperti purel
57
Bab 57 : Terserah
58
Bab 58 : Pilihan Husna
59
Bab 59 : Ternyata Helena..
60
Bab 60 : Ketegangan
61
Bab 61 : Aksi Nekad Helena
62
Bab 62 : Tidak bisa percaya
63
Bab 63 : Aku harus kuat
64
Bab 64 : Catatan Husna.
65
Bab 65 : Permohonan Alvino
66
Bab 66 : Kami keluarga mu..
67
Bab 67 : Saling terhubung
68
Bab 68 : Rumah sakit
69
Bab 69 : Jangan Cengeng
70
Bab 70 : Usaha Terakhir Helena
71
Bab 71 : Bertahan Satu Cinta (POV Husna)
72
Bab 72 : Penyesalan Tidak berguna
73
Bab 73 : Kedatangan Lalisa
74
Bab 74 : Keinginan Helena
75
Bab 75 : Minta maaf
76
Nasihat Kehidupan
77
Yang Hampir Sama
78
Bab 76 : Bertemu Alvino
79
Bab 77 : Rujuk
80
Bab 78 : Di Lema
81
Bab 79 : Insyallah, ikhlas.
82
Bab 80 : Air Mata Terakhir
83
Bab 81 : Seperti Bayi Kembar.
84
Bab 82 : Rahasia Keluarga
85
Bab 83 : Teringat
86
Bab 84 : Menjadi Ibu Susu
87
Bab 85 : Persidangan
88
Bab 86 : Perpisahan Membawa Bahagia
89
Bab 87 : Ada apa?
90
Bab 88 : Panggil paman, Ayah!
91
Kedatangan Lalisa
92
Aku siap !
93
Ta'aruf
94
Jaga Dia Untukku.
95
Tertangkap..
96
Penyesalan Lalisa
97
Happy End
98
Promosi...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!