Bab 2 : Maafkan aku..

Pagi harinya...

Alvino bangun dan dia tidak mendapati Husna.

Alvino duduk dan melihat ke arah sofa tempat di mana semalam Husna tidur di sana.

Alvino kemudian memutuskan untuk mandi sebelum turun dan ikut sarapan bersama dengan keluarganya.

Alvino tidak boleh melewatkan momen apapun bersama dengan sang Papa mengingat sekarang kesehatan sama Papa sudah jauh lebih baik.

Alvino melihat semua orang sudah berkumpul dan semua orang memang sudah menunggu nya.

" Alvino, sebaiknya kamu mengajak Husna untuk pergi ke villa yang ada di Turki.." Ucap Papa.

" Kenapa?"

" Villa itu sudah lama tidak pernah di datangi. Pergilah, sekalian kamu mengunjungi bibi Rosita. Dia pasti sangat merindukan mu, dia pasti akan senang saat kamu datang ke sana bersama dengan istrimu." Ucap Papa.

" Tapi..."

" Pergilah."

" Ijin bicara." Ucap Husna.

" Silahkan nak."

" Maaf, bukannya menolak keinginan dari Papa. Tapi kondisi Papa belum sepenuhnya sehat jadi Husna tidak bisa meninggalkan Papa dalam keadaan seperti ini."

Husna tahu makna tersirat dari permintaan Papa yang menginginkan Alvino untuk pergi bersama dengan Husna ke Turki, karena itulah Husna memakai alasan kesehatan dari Pak Winata untuk membuatnya tidak akan pergi kemanapun.

Ya, Bagaimana bisa Husna akan pergi berdua dengan suaminya, sementara sang suami masih dalam keadaan bersedih karena ternyata dia menikah dengan wanita yang bukan kekasihnya.

" Yang dikatakan Husna ada benarnya sebaiknya kita menunggu kesehatan Papa benar-benar membaik sehingga kita bisa pergi mengunjungi bibi Rosita bersama-sama." Ucap Alvino.

Papa tersenyum lalu menerima suapan demi suapan dari Husna.

Husna kemudian mendorong Pak Winata dan membantunya berbaring di kamar untuk beristirahat.

" Husna, terima kasih karena kamu sudah mau menikah dengan Alvino."

" Tidak, seharusnya Husna yang berterima kasih karena Papa sudah mau menjadikan Husna bagian dari keluarga ini."

" Nak, sejak awal aku memintamu untuk menjadi perawat pribadiku aku sudah menganggapmu menjadi bagian dari keluarga ini."

Husna tersenyum dan merasa terharu.

" Pergilah, kamu harus melayani suami mu."

Husna tersenyum sebelum akhirnya meninggalkan Pak Winata agar Pak Winata bisa beristirahat setelah makan dan meminum vitamin.

Husna kembali ke meja makan, Husna terkejut karena di meja makan hanya ada Alvino.

Husna bukan terkejut karena semua orang sudah pergi karena memang itu sudah menjadi kebiasaan ketika Husna selesai mengurus Pak Winata dan dia akan sarapan maka semua orang sudah selesai dengan sarapannya tapi pagi ini ada yang berbeda.

" Mas, kenapa masih ada di sini apakah Mas tidak suka dengan makanannya atau...."

" Aku menunggu mu." Ucap Alvino yang langsung memotong pembicaraan dari Husna.

" Hmmm?"

" Duduklah lalu kita makan bersama." Ucap Alvino.

Husna lalu mengambil piring dan menata beberapa makanan dan meletakkannya di hadapan Alvino.

" Terima kasih." Ucap Alvino.

" Sama sama." Ucap Husna sambil tersenyum dan menunduk.

Malam harinya...

" Husna, apa kamu memang selalu seperti ini tidur dengan tetap menggunakan cadar?"

" Tidak."

" Lalu kenapa kamu masih menggunakan cadar ketika kamu tidur?"

" Aku tidak akan menggunakan cadarku ketika yang berhak sudah memintanya."

Alvino masalah nafas panjang karena dia memiliki maksud dari perkataan Husna.

" Maafkan aku, aku masih belum bisa memberikan hak ku sepenuhnya sebagai seorang suami."

" Tidak apa, aku akan menunggu. Jika mas meminta aku untuk membuka cadar maka aku juga bersedia karena seluruh raga ini sudah menjadi milik mas."

" Aku belum siap untuk melihat wajahmu biarkan saja seperti ini dan maaf jika perkataanku menyakiti hatimu."

"Katakanlah sekarang bahwa kau tak bahagia, aku punya ragamu, tapi tidak hatimu. Kau tak perlu berbohong, kau masih menginginkannya. Aku rela kau dengannya asalkan...."

"Beberapa orang berpikir bahwa mempertahankan hubungan dengan orang yang dicinta membuat kita kuat, tapi terkadang justru dengan melepaskan orang tersebut hubungan kita menjadi lebih kuat." Ucap Alvino yang langsung memotong pembicaraan dari Husna.

"Selamat tinggal bila kau ingin pergi. Tak mungkin lagi ku memaksamu di sini. Lupakan aku yang telah menjadi kekasih halalmu. Doakan saja aku mendapatkan pengganti lebih darimu."

" Husna..."

" Baiklah, tidak masalah. Kalau begitu izinkan aku untuk beristirahat lebih dulu.," Ucap Husna.

" Tidurlah di tempat tidur biar aku yang tidur di sofa."

Husna tidak berkomentar apapun dia langsung naik ke tempat tidur dan tidur. Sementara Alvino memilih untuk berada di balkon kamarnya dan membalas pesan yang dikirimkan oleh kekasihnya.

Untuk sesaat mereka saling bertukar pesan.

(Memiliki kenangan indah dan berharga bersama seseorang tidak selalu merupakan anugerah. Makin indah kenangan tersebut, makin sakit pula rasanya saat kehilangan.)

(Kupikir kita sebenarnya bisa bersama, tapi kita menjalaninya dengan salah.)

(Selamat tinggal kekasihku, temanku. Kau telah menjadi, telah menjadi orang yang paling istimewa di hidupku.)

(Kehadiranmu mengubah diriku menjadi lebih baik, aku tak akan melupakanmu selamanya.)

Alvino meletakkan ponselnya karena dia sudah tidak sanggup untuk membaca balasan yang akan dikirimkan oleh Helena.

Namun siapa sangka jika Helena langsung menelpon Alvino karena Alvino tidak membalas pesan yang dikirimkan oleh Helena.

" Al..."

"Aku tak menginginkan hubungan ini berakhir, aku juga tak menginginkan hubungan ini dimulai. Tapi, inilah hidup, bahkan hari baik yang tak disangka-sangka tetap merasakan tenggelamnya matahari."

" Al, Akan ada fase di mana orang yang sabar menjadi muak. Orang yang perduli menjadi masa bodo. Dan orang yang setia akan angkat kaki, ketika sabar, perduli dan setianya tidak lagi dihargai."

"Akan ku buat kau membenciku agar lebih mudah untukmu, agar dapat kau lanjutkan langkahmu. Agar bisa kau gantikan posisiku di hatimu dengan orang lain, yang jauh lebih baik dari pada aku. Yang terakhir yang aku bisa lakukan untukmu, seseorang yang paling kau cintai." Ucap Alvino sambil meneteskan air mata.

" Al..."

"Sekarang cinta bukanlah sahabat bagiku, sekarang kita berdua telah jadi musuh. Kata sayang sepertinya juga telah hilang, mereka pergi angkat kaki jauh jauh dari sini. Kita tak sejalan dan sepertinya sekarang aku berkawan dengan kesepian, sekarang kau berduaan dengan sependeritaan."

" Al..."

"Terima kasih untuk kamu yang telah hadir dalam hidupku dan telah mengajarkan kedewasaan. Berucap syukur atas nikmat dan hikmah dari pendewasaan yang terberikan oleh waktu, usai sudah perjalanan bersama bayangan waktu."

" Al, tolong jangan berkata seperti itu berkatalah bahwa kamu akan tetap berada di sampingku."

" Aku tidak bisa Ele, aku sudah mempunyai istri sekarang."

" Aku siap menjadi istri keduamu."

" Tapi aku tidak siap untuk menduakan dia bahkan aku belum siap untuk melihat wajahnya." Ucap Alvino.

" Apa kamu yakin akan mengakhiri hubungan ini apakah kamu tidak takut jika suatu kamu akan kehilangan aku untuk selamanya?"

"Bagaimana bisa aku takut dengan mengakhiri, kalau aku berani untuk mengawali semua? Bagaimana aku takut dengan perpisahan, sedangkan aku berani untuk saling memiliki."

" Maafkan aku Helena." Ucap Alvino sambil memutus panggilannya dan menonaktifkan ponselnya.

...----------------...

...----------------...

...----------------...

Terpopuler

Comments

hanie tsamara

hanie tsamara

mampir yaa kaa..
salam kenal🙏🏻🙏🏻❤

2023-07-12

0

Elisa Nursanti Nursanti

Elisa Nursanti Nursanti

bunga untukmu thoorr

2022-12-11

2

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 ; Permintaan Papa
2 Bab 2 : Maafkan aku..
3 Bab 3 : Kritis...
4 Bab 4 : Duka
5 Bab 5 : Halal
6 Bab 6 : Kejutan
7 Bab 7 : Ada Tamu..
8 Bab 8 : Helena
9 Bab 9 : Pernikahan Helena
10 Bab 10 : Keterpurukan Helena
11 Bab 11 : Talak untuk Helena
12 Bab 12 : Di asingkan
13 Bab 13 : Di tipu
14 Bab 14 : Romantis..
15 Bab 15 : Kejujuran..
16 Bab 16 ; kabar buruk
17 Bab 17 : Berpisah
18 Bab 18 : Husna tahu
19 Bab 19 : Kembali pulang
20 Bab 20 : Ikhlas dan sabar
21 Bab 21 : Rumah sakit.
22 Bab 22 : Senyum kemenangan
23 Bab 23 : Pilihan sulit.
24 Bab 24 : Helena
25 Bab 25 : Malam Husna
26 Bab 26 : Keinginan Helena
27 Bab 27 : Kesabaran Husna
28 Bab 28 : Janji Elvio
29 Bab 29 : Rumah sakit
30 Bab 30 : Ada apa dengan Helena?
31 Bab 31 : Rahasia Helena
32 Bab 32 : Kekecewaan Mama
33 Bab 33 : Aku lebih pantas
34 Bab 34 : Haredung...
35 Bab 35 : Pulang
36 Bab 36 : Soal Husna
37 37 : Momen dengan almarhum
38 Bab 38 : Senyum Smirk
39 Bab 39 : Insyallah ikhlas
40 Bab 40 ; Liciknya Helena
41 Bab 41 : Kesedihan
42 Bab 42 : POV Husna
43 Bab 43 : POV Helena
44 Bab 44 : POV Alvino
45 Bab 45 : Kecurigaan
46 Bab 46: rencana B
47 Bab 47 : Husna Vs Helena
48 Bab 48 ; Mati kutu
49 Bab 49 : Kecewa
50 Bab 50 : Penyesalan
51 Bab 51 : Kanker nasofaring
52 Judulin sendiri
53 Bab 53 : Keluarga Helena
54 Bab 54 : Hati Seorang Istri
55 Bab 55 : Sedih nya seorang ibu
56 Bab 56 : Seperti purel
57 Bab 57 : Terserah
58 Bab 58 : Pilihan Husna
59 Bab 59 : Ternyata Helena..
60 Bab 60 : Ketegangan
61 Bab 61 : Aksi Nekad Helena
62 Bab 62 : Tidak bisa percaya
63 Bab 63 : Aku harus kuat
64 Bab 64 : Catatan Husna.
65 Bab 65 : Permohonan Alvino
66 Bab 66 : Kami keluarga mu..
67 Bab 67 : Saling terhubung
68 Bab 68 : Rumah sakit
69 Bab 69 : Jangan Cengeng
70 Bab 70 : Usaha Terakhir Helena
71 Bab 71 : Bertahan Satu Cinta (POV Husna)
72 Bab 72 : Penyesalan Tidak berguna
73 Bab 73 : Kedatangan Lalisa
74 Bab 74 : Keinginan Helena
75 Bab 75 : Minta maaf
76 Nasihat Kehidupan
77 Yang Hampir Sama
78 Bab 76 : Bertemu Alvino
79 Bab 77 : Rujuk
80 Bab 78 : Di Lema
81 Bab 79 : Insyallah, ikhlas.
82 Bab 80 : Air Mata Terakhir
83 Bab 81 : Seperti Bayi Kembar.
84 Bab 82 : Rahasia Keluarga
85 Bab 83 : Teringat
86 Bab 84 : Menjadi Ibu Susu
87 Bab 85 : Persidangan
88 Bab 86 : Perpisahan Membawa Bahagia
89 Bab 87 : Ada apa?
90 Bab 88 : Panggil paman, Ayah!
91 Kedatangan Lalisa
92 Aku siap !
93 Ta'aruf
94 Jaga Dia Untukku.
95 Tertangkap..
96 Penyesalan Lalisa
97 Happy End
98 Promosi...
Episodes

Updated 98 Episodes

1
Bab 1 ; Permintaan Papa
2
Bab 2 : Maafkan aku..
3
Bab 3 : Kritis...
4
Bab 4 : Duka
5
Bab 5 : Halal
6
Bab 6 : Kejutan
7
Bab 7 : Ada Tamu..
8
Bab 8 : Helena
9
Bab 9 : Pernikahan Helena
10
Bab 10 : Keterpurukan Helena
11
Bab 11 : Talak untuk Helena
12
Bab 12 : Di asingkan
13
Bab 13 : Di tipu
14
Bab 14 : Romantis..
15
Bab 15 : Kejujuran..
16
Bab 16 ; kabar buruk
17
Bab 17 : Berpisah
18
Bab 18 : Husna tahu
19
Bab 19 : Kembali pulang
20
Bab 20 : Ikhlas dan sabar
21
Bab 21 : Rumah sakit.
22
Bab 22 : Senyum kemenangan
23
Bab 23 : Pilihan sulit.
24
Bab 24 : Helena
25
Bab 25 : Malam Husna
26
Bab 26 : Keinginan Helena
27
Bab 27 : Kesabaran Husna
28
Bab 28 : Janji Elvio
29
Bab 29 : Rumah sakit
30
Bab 30 : Ada apa dengan Helena?
31
Bab 31 : Rahasia Helena
32
Bab 32 : Kekecewaan Mama
33
Bab 33 : Aku lebih pantas
34
Bab 34 : Haredung...
35
Bab 35 : Pulang
36
Bab 36 : Soal Husna
37
37 : Momen dengan almarhum
38
Bab 38 : Senyum Smirk
39
Bab 39 : Insyallah ikhlas
40
Bab 40 ; Liciknya Helena
41
Bab 41 : Kesedihan
42
Bab 42 : POV Husna
43
Bab 43 : POV Helena
44
Bab 44 : POV Alvino
45
Bab 45 : Kecurigaan
46
Bab 46: rencana B
47
Bab 47 : Husna Vs Helena
48
Bab 48 ; Mati kutu
49
Bab 49 : Kecewa
50
Bab 50 : Penyesalan
51
Bab 51 : Kanker nasofaring
52
Judulin sendiri
53
Bab 53 : Keluarga Helena
54
Bab 54 : Hati Seorang Istri
55
Bab 55 : Sedih nya seorang ibu
56
Bab 56 : Seperti purel
57
Bab 57 : Terserah
58
Bab 58 : Pilihan Husna
59
Bab 59 : Ternyata Helena..
60
Bab 60 : Ketegangan
61
Bab 61 : Aksi Nekad Helena
62
Bab 62 : Tidak bisa percaya
63
Bab 63 : Aku harus kuat
64
Bab 64 : Catatan Husna.
65
Bab 65 : Permohonan Alvino
66
Bab 66 : Kami keluarga mu..
67
Bab 67 : Saling terhubung
68
Bab 68 : Rumah sakit
69
Bab 69 : Jangan Cengeng
70
Bab 70 : Usaha Terakhir Helena
71
Bab 71 : Bertahan Satu Cinta (POV Husna)
72
Bab 72 : Penyesalan Tidak berguna
73
Bab 73 : Kedatangan Lalisa
74
Bab 74 : Keinginan Helena
75
Bab 75 : Minta maaf
76
Nasihat Kehidupan
77
Yang Hampir Sama
78
Bab 76 : Bertemu Alvino
79
Bab 77 : Rujuk
80
Bab 78 : Di Lema
81
Bab 79 : Insyallah, ikhlas.
82
Bab 80 : Air Mata Terakhir
83
Bab 81 : Seperti Bayi Kembar.
84
Bab 82 : Rahasia Keluarga
85
Bab 83 : Teringat
86
Bab 84 : Menjadi Ibu Susu
87
Bab 85 : Persidangan
88
Bab 86 : Perpisahan Membawa Bahagia
89
Bab 87 : Ada apa?
90
Bab 88 : Panggil paman, Ayah!
91
Kedatangan Lalisa
92
Aku siap !
93
Ta'aruf
94
Jaga Dia Untukku.
95
Tertangkap..
96
Penyesalan Lalisa
97
Happy End
98
Promosi...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!