Bab 15 : Kejujuran..

Satu minggu terasa seperti dua hari bagi Husna, Tapi itu sudah cukup untuk membuat Husna merasa sangat bahagia dan berharap, kebahagiaan seperti ini akan terus berlanjut.

"Apa kamu sudah siap?" Tanya Alvino.

"Ya.."

"Ada apa, kenapa wajahmu seolah-olah mengatakan sesuatu yang berbanding terbalik dari apa yang dikatakan oleh bibir mu?"

"Tidak ada."

Alvino tersenyum, dia mengangkat dagu Husna, dan membuka cadar.

"Istriku yang Sholehah, katakan apa yang ada di dalam hatimu?"

Husna tidak menjawab, dia justru Alvino.

"Aku sangat bahagia, bahkan saking bahagianya aku ingin selalu menangis sambil memeluk dan berterima kasih karena, mas sudah meluangkan waktu untuk menghabiskan waktu berdua dengan ku."

"Jadi, apa kamu bersedih karena kita akan kembali?"

"Mungkin."

Alvino melepas pelukannya, dan melihat Husna.

"Aku berjanji, akan lebih sering menghabiskan waktu bersama dengan kamu, istri ku." Ucap Alvino sambil menoel hidung Husna.

Husna tersipu malu, Alvino lihat jam tangannya karena ternyata mobil yang akan membawa mereka kembali datang lebih cepat.

"Ayo, mobil kita sudah datang sebaiknya kita segera pergi."

Tiga hari setelah kembali dari liburan, Husna merasa bahwa Alvino sudah bener bener melupakan tentang Helena.

Hari ini, Husna mengajak Alvino untuk menghadiri pengajian umum yang diadakan di sekitar kompleks perumahan.

Rupanya, saat Husna dan Alvino datang, acara nya sudah sampai pada inti. Jadilah, mereka langsung menyimak penjelasan dari ustadz Yusuf.

Husna dan Alvino duduk terpisah, namun keduanya masih bisa melihat satu sama lain.

Sesekali mereka berbalas senyum, ketika mata mereka bertemu.

"Dalam setiap pernikahan, seperti halnya kehidupan, juga tak lepas dari persoalan yang datang. Agar masalah tidak berkelanjutan, perlu adanya saling pengertian di antara suami istri.”

"Menjadi pasangan suami istri yang taat di jalan Allah SWT akan mendapatkan berkah tersendiri dari-Nya. Tidak hanya kehidupan yang berkah di dunia, dengan menaati perintah Allah, suami dan istri juga akan mendapatkan tempat terindah di akhirat nanti."

Alvino kemudian teringat pesan almarhum ayahnya.

Mungkin inilah alasan kenapa Papa memintaku menikahi Husna. Batin Alvino sambil melihat ke arah Husna, yang terlihat fokus pada apa yang sedang di bicarakan ustadz.

"Pasangan suami dan istri pasti selalu berharap memiliki kehidupan rumah tangga yang diberkahi oleh Allah dan dijauhi dari segala masalah. Untuk mewujudkannya, pasangan suami istri harus selalu saling mengerti dan mengingatkan, beribadah kepada Allah juga merupakan kunci akan hal tersebut."

"Saat seorang pria mengatakan 'saya terima' dalam sebuah akad pernikahan, maka itu berarti ia mengatakan 'bahwa saya menerima tanggung jawab untuk melayani, mencintai, dan melindunginya'."

"Suami yang paling beruntung adalah dia yang memiliki istri yang baik, menyenangkan dan perhatian, iman memenuhi hatinya, kelembutan menghiasi tutur katanya, dan berbuat kebaikan menjadi motto hidupnya. Apabila suami datang dia segera menyambutnya. Dan apabila suami bepergian, dia senantiasa menjaga rumah tangganya."

Setelah acara selesai, ada yang tidak biasa, Husna berjalan sambil melihat tangannya yang digenggam erat oleh Alvino.

Jika biasanya Husna yang akan memegang lengan Alvino, tapi malam ini Alvino dengan sadar memegang tangan Husna.

Sesampainya di rumah...

"Husna, kemarilah.."

Husna yang saat itu baru saja selesai berganti pakaian tidur, langsung menghampiri Alvino yang sudah menunggunya di tempat tidur.

Husna berjalan sambil tersenyum, dia mengira Alvino ingin meminta haknya sebagai seorang suami. Tapi ternyata Husna salah...

"Maafkan aku, mungkin di awal pernikahan, sikap ku sedikit menyakiti hati kamu."

Husna tiba-tiba teringat di malam dia mendengar isak tangis Alvino yang meminta maaf kepada seseorang melalui telepon.

"Tidak apa apa, aku tahu mungkin pernikahan ini bukanlah pernikahan yang mas harapan."

"Husna, aku ingin menceritakan semuanya, tentang gadis di masa laluku, sehingga diantara kita tidak ada lagi dusta atau kebohongan."

"Aku ingin terbuka kepadamu agar kamu tidak merasa ada sesuatu yang ditutupi darimu. Apa kamu siap mendengar nya?"

"Insyallah, aku siap." Ucap Husna.

"Akan tetapi, mungkin ini akan sedikit menyakiti hatimu karena aku akan menyanjung dan memuji wanita."

"Soal urusan sakit hati, pastinya tidak ada hati seorang istri yang tidak sakit ketika sang suami memuji wanita lain di hadapannya. tapi mas tidak perlu khawatir. Insyallah, Husna tidak akan merasa sakit hati mengingat ini adalah kisah masa lalu." Ucap Husna sambil tersenyum.

Alvino kemudian mulai menceritakan awal pertemuannya dengan Helena. Benar mereka berdua tidak secara resmi berpacaran, tapi Alvino selalu terlihat bersama dengan Helena kemanapun dan dimana pun.

"Tunggu, mas bilang, mas dan Helena tidak berpacaran tapi kalian selalu bersama?" tanya Husna.

"Iya, Helena beragama yang berbeda dengan kita, tapi entah kenapa saat itu mas merasa ada sesuatu yang begitu menarik hati Mas untuk selalu bersamanya. Mas juga mengajak Helena menemui Mama dan almarhum Papa."

Husna berusaha untuk tetap pada mimik wajah yang tenang agar, Alvino melanjutkan ceritanya. Karena, bagaimanapun juga Husna ingin mengetahui tentang masa lalu dari sang suami agar dia bisa menentukan bagaimana dia harus bersikap.

"Respon keluarga tentu saja berbeda dengan yang diharapkan Helena. Lalu, Helena mulai bertanya Seperti apa wanita dalam pandangan Islam. Aku menceritakan semuanya hingga kemudian Helena bersedia untuk masuk Islam dan memakai pakaian syar'i"

"Masyallah, semoga keberkahan selalu menyertaimu Mas. Karena kamu telah membuat seseorang terketuk hatinya dan ingin masuk Islam."

"Ya, sayangnya belum sempat hal itu terwujud. Mas mendapat kabar yang kurang mengenakkan dari keluarga, saat itu mas dan Helena sedang berpisah karena kami sama-sama mendapatkan tugas terakhir di kota yang berbeda."

Alvino terlihat memejamkan mata dan menghela nafas panjang, Husna menyentuh tangan Alvino.

"Jika Mas belum sanggup untuk melanjutkan ceritanya, tidak apa apa. Kita bisa menunda nya besok." Ucap Husna sambil tersenyum.

"Tidak, mas tidak akan tenang, sebelum Mas mengatakan semuanya kepadamu."

Alvino kemudian melanjutkan ceritanya betapa dia sedikit kecewa dengan permintaan almarhum sang Papa, terutama saat pertemuan tidak sengaja antara Alvino dan Helena.

Alvino juga jujur kepada Husna bahwa saat itu dia ingin sekali lari bersama dengan Helena, jika saja dia tidak teringat dengan pesan terakhir almarhum Papa.

"Mas kemudian tidak sengaja menemukan buku catatan kamu, Mas tahu sebenarnya tidak lancang membuka buku dan membacanya tanpa seizin dari pemiliknya. Tapi, melalui tulisan kamu, mas merasa sadar jika mas penuh dosa terhadap kamu. Maafkan mas Husna.."

"Mas, apa yang mas lakukan?" Tanya Husna saat Alvino berlutut di kaki nya.

"Mas, bukanlah seorang muslim yang taat sehingga, mas sangat minim tentang ilmu agama. Jujur, Mas masih belum bisa melupakan tentang Helena. Namun, mas tidak boleh bersikap egois karena sekarang sudah ada kamu yang menjadi istri mas."

"Mas harap, kamu bisa memaafkan mas yang ternyata masih mencintai wanita lain." Ucap Alvino.

"Aku akan menunggu dan berusaha, agar wanita yang akan kamu cintai hanya aku."

...----------------...

...----------------...

...----------------...

Episodes
1 Bab 1 ; Permintaan Papa
2 Bab 2 : Maafkan aku..
3 Bab 3 : Kritis...
4 Bab 4 : Duka
5 Bab 5 : Halal
6 Bab 6 : Kejutan
7 Bab 7 : Ada Tamu..
8 Bab 8 : Helena
9 Bab 9 : Pernikahan Helena
10 Bab 10 : Keterpurukan Helena
11 Bab 11 : Talak untuk Helena
12 Bab 12 : Di asingkan
13 Bab 13 : Di tipu
14 Bab 14 : Romantis..
15 Bab 15 : Kejujuran..
16 Bab 16 ; kabar buruk
17 Bab 17 : Berpisah
18 Bab 18 : Husna tahu
19 Bab 19 : Kembali pulang
20 Bab 20 : Ikhlas dan sabar
21 Bab 21 : Rumah sakit.
22 Bab 22 : Senyum kemenangan
23 Bab 23 : Pilihan sulit.
24 Bab 24 : Helena
25 Bab 25 : Malam Husna
26 Bab 26 : Keinginan Helena
27 Bab 27 : Kesabaran Husna
28 Bab 28 : Janji Elvio
29 Bab 29 : Rumah sakit
30 Bab 30 : Ada apa dengan Helena?
31 Bab 31 : Rahasia Helena
32 Bab 32 : Kekecewaan Mama
33 Bab 33 : Aku lebih pantas
34 Bab 34 : Haredung...
35 Bab 35 : Pulang
36 Bab 36 : Soal Husna
37 37 : Momen dengan almarhum
38 Bab 38 : Senyum Smirk
39 Bab 39 : Insyallah ikhlas
40 Bab 40 ; Liciknya Helena
41 Bab 41 : Kesedihan
42 Bab 42 : POV Husna
43 Bab 43 : POV Helena
44 Bab 44 : POV Alvino
45 Bab 45 : Kecurigaan
46 Bab 46: rencana B
47 Bab 47 : Husna Vs Helena
48 Bab 48 ; Mati kutu
49 Bab 49 : Kecewa
50 Bab 50 : Penyesalan
51 Bab 51 : Kanker nasofaring
52 Judulin sendiri
53 Bab 53 : Keluarga Helena
54 Bab 54 : Hati Seorang Istri
55 Bab 55 : Sedih nya seorang ibu
56 Bab 56 : Seperti purel
57 Bab 57 : Terserah
58 Bab 58 : Pilihan Husna
59 Bab 59 : Ternyata Helena..
60 Bab 60 : Ketegangan
61 Bab 61 : Aksi Nekad Helena
62 Bab 62 : Tidak bisa percaya
63 Bab 63 : Aku harus kuat
64 Bab 64 : Catatan Husna.
65 Bab 65 : Permohonan Alvino
66 Bab 66 : Kami keluarga mu..
67 Bab 67 : Saling terhubung
68 Bab 68 : Rumah sakit
69 Bab 69 : Jangan Cengeng
70 Bab 70 : Usaha Terakhir Helena
71 Bab 71 : Bertahan Satu Cinta (POV Husna)
72 Bab 72 : Penyesalan Tidak berguna
73 Bab 73 : Kedatangan Lalisa
74 Bab 74 : Keinginan Helena
75 Bab 75 : Minta maaf
76 Nasihat Kehidupan
77 Yang Hampir Sama
78 Bab 76 : Bertemu Alvino
79 Bab 77 : Rujuk
80 Bab 78 : Di Lema
81 Bab 79 : Insyallah, ikhlas.
82 Bab 80 : Air Mata Terakhir
83 Bab 81 : Seperti Bayi Kembar.
84 Bab 82 : Rahasia Keluarga
85 Bab 83 : Teringat
86 Bab 84 : Menjadi Ibu Susu
87 Bab 85 : Persidangan
88 Bab 86 : Perpisahan Membawa Bahagia
89 Bab 87 : Ada apa?
90 Bab 88 : Panggil paman, Ayah!
91 Kedatangan Lalisa
92 Aku siap !
93 Ta'aruf
94 Jaga Dia Untukku.
95 Tertangkap..
96 Penyesalan Lalisa
97 Happy End
98 Promosi...
Episodes

Updated 98 Episodes

1
Bab 1 ; Permintaan Papa
2
Bab 2 : Maafkan aku..
3
Bab 3 : Kritis...
4
Bab 4 : Duka
5
Bab 5 : Halal
6
Bab 6 : Kejutan
7
Bab 7 : Ada Tamu..
8
Bab 8 : Helena
9
Bab 9 : Pernikahan Helena
10
Bab 10 : Keterpurukan Helena
11
Bab 11 : Talak untuk Helena
12
Bab 12 : Di asingkan
13
Bab 13 : Di tipu
14
Bab 14 : Romantis..
15
Bab 15 : Kejujuran..
16
Bab 16 ; kabar buruk
17
Bab 17 : Berpisah
18
Bab 18 : Husna tahu
19
Bab 19 : Kembali pulang
20
Bab 20 : Ikhlas dan sabar
21
Bab 21 : Rumah sakit.
22
Bab 22 : Senyum kemenangan
23
Bab 23 : Pilihan sulit.
24
Bab 24 : Helena
25
Bab 25 : Malam Husna
26
Bab 26 : Keinginan Helena
27
Bab 27 : Kesabaran Husna
28
Bab 28 : Janji Elvio
29
Bab 29 : Rumah sakit
30
Bab 30 : Ada apa dengan Helena?
31
Bab 31 : Rahasia Helena
32
Bab 32 : Kekecewaan Mama
33
Bab 33 : Aku lebih pantas
34
Bab 34 : Haredung...
35
Bab 35 : Pulang
36
Bab 36 : Soal Husna
37
37 : Momen dengan almarhum
38
Bab 38 : Senyum Smirk
39
Bab 39 : Insyallah ikhlas
40
Bab 40 ; Liciknya Helena
41
Bab 41 : Kesedihan
42
Bab 42 : POV Husna
43
Bab 43 : POV Helena
44
Bab 44 : POV Alvino
45
Bab 45 : Kecurigaan
46
Bab 46: rencana B
47
Bab 47 : Husna Vs Helena
48
Bab 48 ; Mati kutu
49
Bab 49 : Kecewa
50
Bab 50 : Penyesalan
51
Bab 51 : Kanker nasofaring
52
Judulin sendiri
53
Bab 53 : Keluarga Helena
54
Bab 54 : Hati Seorang Istri
55
Bab 55 : Sedih nya seorang ibu
56
Bab 56 : Seperti purel
57
Bab 57 : Terserah
58
Bab 58 : Pilihan Husna
59
Bab 59 : Ternyata Helena..
60
Bab 60 : Ketegangan
61
Bab 61 : Aksi Nekad Helena
62
Bab 62 : Tidak bisa percaya
63
Bab 63 : Aku harus kuat
64
Bab 64 : Catatan Husna.
65
Bab 65 : Permohonan Alvino
66
Bab 66 : Kami keluarga mu..
67
Bab 67 : Saling terhubung
68
Bab 68 : Rumah sakit
69
Bab 69 : Jangan Cengeng
70
Bab 70 : Usaha Terakhir Helena
71
Bab 71 : Bertahan Satu Cinta (POV Husna)
72
Bab 72 : Penyesalan Tidak berguna
73
Bab 73 : Kedatangan Lalisa
74
Bab 74 : Keinginan Helena
75
Bab 75 : Minta maaf
76
Nasihat Kehidupan
77
Yang Hampir Sama
78
Bab 76 : Bertemu Alvino
79
Bab 77 : Rujuk
80
Bab 78 : Di Lema
81
Bab 79 : Insyallah, ikhlas.
82
Bab 80 : Air Mata Terakhir
83
Bab 81 : Seperti Bayi Kembar.
84
Bab 82 : Rahasia Keluarga
85
Bab 83 : Teringat
86
Bab 84 : Menjadi Ibu Susu
87
Bab 85 : Persidangan
88
Bab 86 : Perpisahan Membawa Bahagia
89
Bab 87 : Ada apa?
90
Bab 88 : Panggil paman, Ayah!
91
Kedatangan Lalisa
92
Aku siap !
93
Ta'aruf
94
Jaga Dia Untukku.
95
Tertangkap..
96
Penyesalan Lalisa
97
Happy End
98
Promosi...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!