Bab 6 : Kejutan

Alvino yang sedang berjalan menuju cafe untuk membelikan makanan tiba-tiba melihat seorang wanita yang tengah melambaikan tangan kepadanya.

Karena penasaran Alvino segera mendatangi perempuan itu dan betapa terkejutnya dia saat perempuan yang melambaikan tangan kepadanya adalah Helena.

Helena langsung berlari dan memeluk Alvino.

" Alvino, ini benar-benar sungguh sebuah kejutan aku bisa bertemu denganmu di sini."

" Kenapa kamu menutup akses aku untuk bisa menghubungimu?" Pekik Helena.

Alvino segera melepaskan pelukannya dan menunjukkan cincin yang melingkar di jari manisnya.

" Al..."

" Maaf Ele, sekarang sudah ada hati yang harus dijaga jadi aku harap kamu juga akan menjaga sikapmu kepadaku."

Helena menunduk untuk mengontrol dirinya yang sangat bahagia karena bertemu dengan Alvino.

Helena kemudian mengajak Alvino untuk berbicara di cafe.

Cukup lama keduanya saling terdiam karena tidak ada dari mereka yang mampu membuka suara dan memecah keheninan diantara keduanya.

" Aku mencintaimu Al..." Ucap Helena kemudian.

" Maafkan aku Helena..."

" Al..."

" Perpisahan tentu akan membuat sedih orang yang ditinggalkan. Sedih adalah hal wajar yang dirasakan ketika seseorang berpisah dengan orang yang ia cintai. Tapi jangan sampai terlena dengan yang namanya 'sedih', karena hidupmu masih panjang."

" Secepat itukah kamu melupakan kisah cinta yang pernah terjadi di antara kita?" Ucap Helena sambil mencoba untuk memegang tangan Alvino namun Alvino yang tahu langsung menarik tangannya.

" Aku tidak melupakannya hanya saja aku mencoba untuk tidak lagi memikirkannya."

" Al..."

"Waktu tidak akan mau menunggumu untuk berdiri kembali. Angkat pundak, langkahkan kakimu lagi ke depan. Masa depan masih cerah, kebahagiaan baru ada di depan mata."

Helena terdiam,

" Tunggu lah di sini aku akan memesankan makanan untukmu." Ucap Helena.

Alvino mengela nafas panjang, tidak bisa dipungkiri dalam hati Alvino sangat bahagia karena dia bisa bertemu Helena di sini.

Tapi di sisi lain juga terkejut karena dia bertemu Helena di saat dirinya berencana menghabiskan waktu bersama Husna. Dan mencoba untuk menjadi suami seutuhnya.

Alvino kemudian mengetahui bahwa Helena datang ke Turki untuk menghibur diri karena Alvino menikah dan memutus komunikasi di antara mereka.

Sementara itu, Husna terlihat bingung apakah dia harus menemui Alvino atau tidak.

" Aku tahu sebenarnya mengurusi urusan orang lain adalah hal yang tidak boleh dilakukan oleh seorang muslimah tapi...... bismillahirrahmanirrahim maafkan hamba Ya Allah, karena hamba akan kepo dengan urusan suami."

Husna segera duduk di tempat yang tidak jauh dari tempat di mana Alvino duduk bersama dengan seorang perempuan.

Husna menutup diri dengan buku menu yang ada di meja tersebut agar Alvino tidak dapat melihatnya.

"Tak peduli sejauh apa jarak memisahkan dan setebal apa rindu ini menyelimuti, akan ku jaga cinta ini untukmu. Hari demi hari aku selalu menyadari bahwa cinta itu selalu ada dalam hatiku, meski kau tak pernah tahu." Ucap Helena.

"Senja mengajarkan kita menerima sebuah perpisahan dengan jaminan pertemuan yang hangat pada esok hari." Ucap Alvino sambil mengalihkan pandangannya ke arah lain sungguh dia saat ini sedang berusaha untuk menahan diri agar tidak menatap wajah wanita yang sangat amat dia cintai.

" Dan sekarang senja telah mempertemukan aku denganmu."

"Denganmu aku bahagia hidupku di penuhi warna, namun jika kamu tinggalkan aku mungkin yang tersisa hanya derita yang hanya akan mencabik jiwa." Imbuh Helena.

"Setiap pertemuan yang indah pasti akan berakhir dengan sebuah perpisahan, karena dalam kehidupan ini tiada yang abadi, perpisahan ini akan menyakiti, tapi aku yakin hal itu akan membuat kita bahagia di kemudian hari."

"Tak apa-apa apabila kita bukan jadi yang terbaik, setidaknya kita pernah berusaha walaupun kenyataannya memang tak bisa dipaksakan."

Husna terus melihat ke arah Alvino dan wanita yang ada di hadapannya, dari cara Alvino bertingkah dan berusaha mengalihkan pandangannya, di situlah Husna mengerti jika wanita yang ada di hadapannya ini adalah kekasih yang membuat Alvino menangis di malam pertama pernikahannya.

"Jika aku bukan yang terbaik untukmu, maka izinkan aku untuk berusaha menjadi seperti yang kamu mau." Ucap Helena sambil menangis dan memegang tangan Alvino.

Alvino melihat sekilas ke arah Helena dan menundukkan kepalanya.

" Maafkan aku Ele, tapi semua sudah terlambat. Tolong jangan menangis.,"

Alvino hendak menghapus air mata yang membasahi pipi Helena. Tapi melihat cincin yang melingkar di jari manisnya membuat Alvino tiba-tiba mengingat Husna dan mengurungkan niatnya untuk menghapus air mata Helena.

" Maaf Ele, aku harus pergi."

Alvino segera bangun dari tempat duduknya dan pergi meninggalkan cafe.

Husna yang baru saja menerima pesanan makanan nya, juga segera pergi untuk melihat keduanya.

" Tunggu Al.." Ucap Helena yang berlari dan berhasil memegang tangan Alvino.

" Tolong jangan mengacuhkanku seperti ini."

"Jatuh hati tidak bisa memilih. Tuhan memilihkan. Kita hanyalah korban. Kecewa adalah konsekuensi. Bahagia adalah bonus." Ucap Alvino sambil berbalik dan menatap Helena.

Alvino tidak dapat lagi menahan diri dia menghapus air mata yang membasahi pipi Helena.

""Tersenyumlah dan berhentilah menangis, karena air mata yang engkau teteskan hanya akan membuat kaki ini sulit untuk melangkah." Ucap Alvino yang semakin membuat Helena menangis.

" Kenapa Tuhan mengizinkan aku bertemu denganmu dan aku jatuh cinta padamu dan menjadikan kita pasangan kekasih jika akhirnya kita harus dipisahkan dengan cara seperti ini." Ucap Helena sambil memeluk Alvino.

" Ele, lepaskan tidak baik dilihat orang." Pekik Alvino.

" Sebentar saja, izinkan aku untuk memelukmu. Anggap saja ini adalah pelukan terakhir. Lanjutkan perjuanganmu dan raihlah impianmu yang selama ini selalu kamu ceritakan padaku. Sekarang sudah tiba waktunya kita berpisah, selamat jalan wahai kekasih hatiku. Dirimu akan selalu melekat didalam diriku."

Helena melepaskan pelukannya dan pergi meninggalkan Alvino.

" Maafkan aku Ele, ini semua benar-benar di luar kendali ku." Lirih Alvino.

Alvino masih melihat Helena sampai sebuah mobil berhenti di depannya dan Helena masuk ke dalam tanpa lagi melihat ke belakang.

Alvino duduk sambil menutup wajah dengan kedua tangan nya.

Aku berada di antara mereka. Aku adalah penghalang cinta mereka. Sekarang, apa yang harus aku lakukan. Aku juga seorang wanita, aku dapat merasakan pedihnya rasa sakit dan kecewa yang dirasakan oleh wanita itu. Tapi aku juga seorang istri yang terluka saat mengetahui bahwa suaminya masih mencintai wanita lain.

Husna segera berjalan saat melihat Alvino sudah tidak ada ditempat di mana dia tadi duduk sambil menutup wajah dengan kedua tangannya.

" Kemana perginya mas Alvino?, apa mungkin dia sudah pulang lebih dulu dan sekarang sudah sampai di villa?"

Husna memutuskan untuk pulang saja karena dia tidak mungkin mencari Alvino mengingat Husna tidak mengenal daerah itu.

" Husna, kamu dari mana?" Tanya Alvino saat melihat Husna yang baru saja tiba di villa.

" Ya, tadi aku sedang menunggu mas, karena mas tidak kunjung datang dan aku sangat lapar jadi......" Husna menunjukkan bungkusan plastik yang berisi makanan.

Alvino memejamkan mata karena dia melupakan Husna karena bertemu dengan Helena.

" Astagfirullah, maafkan aku aku lupa tentang makanan kita."

" Tidak apa, aku sudah membeli makanan untuk aku sendiri."

" Kenapa kamu hanya membeli makanan untuk dirimu sendiri?" Tanya Alvino.

" Karena aku ragu mas masih akan makan setelah mas sudah makan di cafe itu." Ucap Husna sambil tersenyum.

Deg !!!

Makan di cafe itu, apa Husna tahu aku bertemu dengan Helena?.

...----------------...

...----------------...

...----------------...

...----------------...

Terpopuler

Comments

sechiko

sechiko

bukan korban tapi lakon .. kita inibhanya hamba sahaya kenaoa berpikir kita korban Tuhan kenciotakan dan menyayangi hambanya

2024-06-25

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 ; Permintaan Papa
2 Bab 2 : Maafkan aku..
3 Bab 3 : Kritis...
4 Bab 4 : Duka
5 Bab 5 : Halal
6 Bab 6 : Kejutan
7 Bab 7 : Ada Tamu..
8 Bab 8 : Helena
9 Bab 9 : Pernikahan Helena
10 Bab 10 : Keterpurukan Helena
11 Bab 11 : Talak untuk Helena
12 Bab 12 : Di asingkan
13 Bab 13 : Di tipu
14 Bab 14 : Romantis..
15 Bab 15 : Kejujuran..
16 Bab 16 ; kabar buruk
17 Bab 17 : Berpisah
18 Bab 18 : Husna tahu
19 Bab 19 : Kembali pulang
20 Bab 20 : Ikhlas dan sabar
21 Bab 21 : Rumah sakit.
22 Bab 22 : Senyum kemenangan
23 Bab 23 : Pilihan sulit.
24 Bab 24 : Helena
25 Bab 25 : Malam Husna
26 Bab 26 : Keinginan Helena
27 Bab 27 : Kesabaran Husna
28 Bab 28 : Janji Elvio
29 Bab 29 : Rumah sakit
30 Bab 30 : Ada apa dengan Helena?
31 Bab 31 : Rahasia Helena
32 Bab 32 : Kekecewaan Mama
33 Bab 33 : Aku lebih pantas
34 Bab 34 : Haredung...
35 Bab 35 : Pulang
36 Bab 36 : Soal Husna
37 37 : Momen dengan almarhum
38 Bab 38 : Senyum Smirk
39 Bab 39 : Insyallah ikhlas
40 Bab 40 ; Liciknya Helena
41 Bab 41 : Kesedihan
42 Bab 42 : POV Husna
43 Bab 43 : POV Helena
44 Bab 44 : POV Alvino
45 Bab 45 : Kecurigaan
46 Bab 46: rencana B
47 Bab 47 : Husna Vs Helena
48 Bab 48 ; Mati kutu
49 Bab 49 : Kecewa
50 Bab 50 : Penyesalan
51 Bab 51 : Kanker nasofaring
52 Judulin sendiri
53 Bab 53 : Keluarga Helena
54 Bab 54 : Hati Seorang Istri
55 Bab 55 : Sedih nya seorang ibu
56 Bab 56 : Seperti purel
57 Bab 57 : Terserah
58 Bab 58 : Pilihan Husna
59 Bab 59 : Ternyata Helena..
60 Bab 60 : Ketegangan
61 Bab 61 : Aksi Nekad Helena
62 Bab 62 : Tidak bisa percaya
63 Bab 63 : Aku harus kuat
64 Bab 64 : Catatan Husna.
65 Bab 65 : Permohonan Alvino
66 Bab 66 : Kami keluarga mu..
67 Bab 67 : Saling terhubung
68 Bab 68 : Rumah sakit
69 Bab 69 : Jangan Cengeng
70 Bab 70 : Usaha Terakhir Helena
71 Bab 71 : Bertahan Satu Cinta (POV Husna)
72 Bab 72 : Penyesalan Tidak berguna
73 Bab 73 : Kedatangan Lalisa
74 Bab 74 : Keinginan Helena
75 Bab 75 : Minta maaf
76 Nasihat Kehidupan
77 Yang Hampir Sama
78 Bab 76 : Bertemu Alvino
79 Bab 77 : Rujuk
80 Bab 78 : Di Lema
81 Bab 79 : Insyallah, ikhlas.
82 Bab 80 : Air Mata Terakhir
83 Bab 81 : Seperti Bayi Kembar.
84 Bab 82 : Rahasia Keluarga
85 Bab 83 : Teringat
86 Bab 84 : Menjadi Ibu Susu
87 Bab 85 : Persidangan
88 Bab 86 : Perpisahan Membawa Bahagia
89 Bab 87 : Ada apa?
90 Bab 88 : Panggil paman, Ayah!
91 Kedatangan Lalisa
92 Aku siap !
93 Ta'aruf
94 Jaga Dia Untukku.
95 Tertangkap..
96 Penyesalan Lalisa
97 Happy End
98 Promosi...
Episodes

Updated 98 Episodes

1
Bab 1 ; Permintaan Papa
2
Bab 2 : Maafkan aku..
3
Bab 3 : Kritis...
4
Bab 4 : Duka
5
Bab 5 : Halal
6
Bab 6 : Kejutan
7
Bab 7 : Ada Tamu..
8
Bab 8 : Helena
9
Bab 9 : Pernikahan Helena
10
Bab 10 : Keterpurukan Helena
11
Bab 11 : Talak untuk Helena
12
Bab 12 : Di asingkan
13
Bab 13 : Di tipu
14
Bab 14 : Romantis..
15
Bab 15 : Kejujuran..
16
Bab 16 ; kabar buruk
17
Bab 17 : Berpisah
18
Bab 18 : Husna tahu
19
Bab 19 : Kembali pulang
20
Bab 20 : Ikhlas dan sabar
21
Bab 21 : Rumah sakit.
22
Bab 22 : Senyum kemenangan
23
Bab 23 : Pilihan sulit.
24
Bab 24 : Helena
25
Bab 25 : Malam Husna
26
Bab 26 : Keinginan Helena
27
Bab 27 : Kesabaran Husna
28
Bab 28 : Janji Elvio
29
Bab 29 : Rumah sakit
30
Bab 30 : Ada apa dengan Helena?
31
Bab 31 : Rahasia Helena
32
Bab 32 : Kekecewaan Mama
33
Bab 33 : Aku lebih pantas
34
Bab 34 : Haredung...
35
Bab 35 : Pulang
36
Bab 36 : Soal Husna
37
37 : Momen dengan almarhum
38
Bab 38 : Senyum Smirk
39
Bab 39 : Insyallah ikhlas
40
Bab 40 ; Liciknya Helena
41
Bab 41 : Kesedihan
42
Bab 42 : POV Husna
43
Bab 43 : POV Helena
44
Bab 44 : POV Alvino
45
Bab 45 : Kecurigaan
46
Bab 46: rencana B
47
Bab 47 : Husna Vs Helena
48
Bab 48 ; Mati kutu
49
Bab 49 : Kecewa
50
Bab 50 : Penyesalan
51
Bab 51 : Kanker nasofaring
52
Judulin sendiri
53
Bab 53 : Keluarga Helena
54
Bab 54 : Hati Seorang Istri
55
Bab 55 : Sedih nya seorang ibu
56
Bab 56 : Seperti purel
57
Bab 57 : Terserah
58
Bab 58 : Pilihan Husna
59
Bab 59 : Ternyata Helena..
60
Bab 60 : Ketegangan
61
Bab 61 : Aksi Nekad Helena
62
Bab 62 : Tidak bisa percaya
63
Bab 63 : Aku harus kuat
64
Bab 64 : Catatan Husna.
65
Bab 65 : Permohonan Alvino
66
Bab 66 : Kami keluarga mu..
67
Bab 67 : Saling terhubung
68
Bab 68 : Rumah sakit
69
Bab 69 : Jangan Cengeng
70
Bab 70 : Usaha Terakhir Helena
71
Bab 71 : Bertahan Satu Cinta (POV Husna)
72
Bab 72 : Penyesalan Tidak berguna
73
Bab 73 : Kedatangan Lalisa
74
Bab 74 : Keinginan Helena
75
Bab 75 : Minta maaf
76
Nasihat Kehidupan
77
Yang Hampir Sama
78
Bab 76 : Bertemu Alvino
79
Bab 77 : Rujuk
80
Bab 78 : Di Lema
81
Bab 79 : Insyallah, ikhlas.
82
Bab 80 : Air Mata Terakhir
83
Bab 81 : Seperti Bayi Kembar.
84
Bab 82 : Rahasia Keluarga
85
Bab 83 : Teringat
86
Bab 84 : Menjadi Ibu Susu
87
Bab 85 : Persidangan
88
Bab 86 : Perpisahan Membawa Bahagia
89
Bab 87 : Ada apa?
90
Bab 88 : Panggil paman, Ayah!
91
Kedatangan Lalisa
92
Aku siap !
93
Ta'aruf
94
Jaga Dia Untukku.
95
Tertangkap..
96
Penyesalan Lalisa
97
Happy End
98
Promosi...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!