Alvino yang sedang berjalan menuju cafe untuk membelikan makanan tiba-tiba melihat seorang wanita yang tengah melambaikan tangan kepadanya.
Karena penasaran Alvino segera mendatangi perempuan itu dan betapa terkejutnya dia saat perempuan yang melambaikan tangan kepadanya adalah Helena.
Helena langsung berlari dan memeluk Alvino.
" Alvino, ini benar-benar sungguh sebuah kejutan aku bisa bertemu denganmu di sini."
" Kenapa kamu menutup akses aku untuk bisa menghubungimu?" Pekik Helena.
Alvino segera melepaskan pelukannya dan menunjukkan cincin yang melingkar di jari manisnya.
" Al..."
" Maaf Ele, sekarang sudah ada hati yang harus dijaga jadi aku harap kamu juga akan menjaga sikapmu kepadaku."
Helena menunduk untuk mengontrol dirinya yang sangat bahagia karena bertemu dengan Alvino.
Helena kemudian mengajak Alvino untuk berbicara di cafe.
Cukup lama keduanya saling terdiam karena tidak ada dari mereka yang mampu membuka suara dan memecah keheninan diantara keduanya.
" Aku mencintaimu Al..." Ucap Helena kemudian.
" Maafkan aku Helena..."
" Al..."
" Perpisahan tentu akan membuat sedih orang yang ditinggalkan. Sedih adalah hal wajar yang dirasakan ketika seseorang berpisah dengan orang yang ia cintai. Tapi jangan sampai terlena dengan yang namanya 'sedih', karena hidupmu masih panjang."
" Secepat itukah kamu melupakan kisah cinta yang pernah terjadi di antara kita?" Ucap Helena sambil mencoba untuk memegang tangan Alvino namun Alvino yang tahu langsung menarik tangannya.
" Aku tidak melupakannya hanya saja aku mencoba untuk tidak lagi memikirkannya."
" Al..."
"Waktu tidak akan mau menunggumu untuk berdiri kembali. Angkat pundak, langkahkan kakimu lagi ke depan. Masa depan masih cerah, kebahagiaan baru ada di depan mata."
Helena terdiam,
" Tunggu lah di sini aku akan memesankan makanan untukmu." Ucap Helena.
Alvino mengela nafas panjang, tidak bisa dipungkiri dalam hati Alvino sangat bahagia karena dia bisa bertemu Helena di sini.
Tapi di sisi lain juga terkejut karena dia bertemu Helena di saat dirinya berencana menghabiskan waktu bersama Husna. Dan mencoba untuk menjadi suami seutuhnya.
Alvino kemudian mengetahui bahwa Helena datang ke Turki untuk menghibur diri karena Alvino menikah dan memutus komunikasi di antara mereka.
Sementara itu, Husna terlihat bingung apakah dia harus menemui Alvino atau tidak.
" Aku tahu sebenarnya mengurusi urusan orang lain adalah hal yang tidak boleh dilakukan oleh seorang muslimah tapi...... bismillahirrahmanirrahim maafkan hamba Ya Allah, karena hamba akan kepo dengan urusan suami."
Husna segera duduk di tempat yang tidak jauh dari tempat di mana Alvino duduk bersama dengan seorang perempuan.
Husna menutup diri dengan buku menu yang ada di meja tersebut agar Alvino tidak dapat melihatnya.
"Tak peduli sejauh apa jarak memisahkan dan setebal apa rindu ini menyelimuti, akan ku jaga cinta ini untukmu. Hari demi hari aku selalu menyadari bahwa cinta itu selalu ada dalam hatiku, meski kau tak pernah tahu." Ucap Helena.
"Senja mengajarkan kita menerima sebuah perpisahan dengan jaminan pertemuan yang hangat pada esok hari." Ucap Alvino sambil mengalihkan pandangannya ke arah lain sungguh dia saat ini sedang berusaha untuk menahan diri agar tidak menatap wajah wanita yang sangat amat dia cintai.
" Dan sekarang senja telah mempertemukan aku denganmu."
"Denganmu aku bahagia hidupku di penuhi warna, namun jika kamu tinggalkan aku mungkin yang tersisa hanya derita yang hanya akan mencabik jiwa." Imbuh Helena.
"Setiap pertemuan yang indah pasti akan berakhir dengan sebuah perpisahan, karena dalam kehidupan ini tiada yang abadi, perpisahan ini akan menyakiti, tapi aku yakin hal itu akan membuat kita bahagia di kemudian hari."
"Tak apa-apa apabila kita bukan jadi yang terbaik, setidaknya kita pernah berusaha walaupun kenyataannya memang tak bisa dipaksakan."
Husna terus melihat ke arah Alvino dan wanita yang ada di hadapannya, dari cara Alvino bertingkah dan berusaha mengalihkan pandangannya, di situlah Husna mengerti jika wanita yang ada di hadapannya ini adalah kekasih yang membuat Alvino menangis di malam pertama pernikahannya.
"Jika aku bukan yang terbaik untukmu, maka izinkan aku untuk berusaha menjadi seperti yang kamu mau." Ucap Helena sambil menangis dan memegang tangan Alvino.
Alvino melihat sekilas ke arah Helena dan menundukkan kepalanya.
" Maafkan aku Ele, tapi semua sudah terlambat. Tolong jangan menangis.,"
Alvino hendak menghapus air mata yang membasahi pipi Helena. Tapi melihat cincin yang melingkar di jari manisnya membuat Alvino tiba-tiba mengingat Husna dan mengurungkan niatnya untuk menghapus air mata Helena.
" Maaf Ele, aku harus pergi."
Alvino segera bangun dari tempat duduknya dan pergi meninggalkan cafe.
Husna yang baru saja menerima pesanan makanan nya, juga segera pergi untuk melihat keduanya.
" Tunggu Al.." Ucap Helena yang berlari dan berhasil memegang tangan Alvino.
" Tolong jangan mengacuhkanku seperti ini."
"Jatuh hati tidak bisa memilih. Tuhan memilihkan. Kita hanyalah korban. Kecewa adalah konsekuensi. Bahagia adalah bonus." Ucap Alvino sambil berbalik dan menatap Helena.
Alvino tidak dapat lagi menahan diri dia menghapus air mata yang membasahi pipi Helena.
""Tersenyumlah dan berhentilah menangis, karena air mata yang engkau teteskan hanya akan membuat kaki ini sulit untuk melangkah." Ucap Alvino yang semakin membuat Helena menangis.
" Kenapa Tuhan mengizinkan aku bertemu denganmu dan aku jatuh cinta padamu dan menjadikan kita pasangan kekasih jika akhirnya kita harus dipisahkan dengan cara seperti ini." Ucap Helena sambil memeluk Alvino.
" Ele, lepaskan tidak baik dilihat orang." Pekik Alvino.
" Sebentar saja, izinkan aku untuk memelukmu. Anggap saja ini adalah pelukan terakhir. Lanjutkan perjuanganmu dan raihlah impianmu yang selama ini selalu kamu ceritakan padaku. Sekarang sudah tiba waktunya kita berpisah, selamat jalan wahai kekasih hatiku. Dirimu akan selalu melekat didalam diriku."
Helena melepaskan pelukannya dan pergi meninggalkan Alvino.
" Maafkan aku Ele, ini semua benar-benar di luar kendali ku." Lirih Alvino.
Alvino masih melihat Helena sampai sebuah mobil berhenti di depannya dan Helena masuk ke dalam tanpa lagi melihat ke belakang.
Alvino duduk sambil menutup wajah dengan kedua tangan nya.
Aku berada di antara mereka. Aku adalah penghalang cinta mereka. Sekarang, apa yang harus aku lakukan. Aku juga seorang wanita, aku dapat merasakan pedihnya rasa sakit dan kecewa yang dirasakan oleh wanita itu. Tapi aku juga seorang istri yang terluka saat mengetahui bahwa suaminya masih mencintai wanita lain.
Husna segera berjalan saat melihat Alvino sudah tidak ada ditempat di mana dia tadi duduk sambil menutup wajah dengan kedua tangannya.
" Kemana perginya mas Alvino?, apa mungkin dia sudah pulang lebih dulu dan sekarang sudah sampai di villa?"
Husna memutuskan untuk pulang saja karena dia tidak mungkin mencari Alvino mengingat Husna tidak mengenal daerah itu.
" Husna, kamu dari mana?" Tanya Alvino saat melihat Husna yang baru saja tiba di villa.
" Ya, tadi aku sedang menunggu mas, karena mas tidak kunjung datang dan aku sangat lapar jadi......" Husna menunjukkan bungkusan plastik yang berisi makanan.
Alvino memejamkan mata karena dia melupakan Husna karena bertemu dengan Helena.
" Astagfirullah, maafkan aku aku lupa tentang makanan kita."
" Tidak apa, aku sudah membeli makanan untuk aku sendiri."
" Kenapa kamu hanya membeli makanan untuk dirimu sendiri?" Tanya Alvino.
" Karena aku ragu mas masih akan makan setelah mas sudah makan di cafe itu." Ucap Husna sambil tersenyum.
Deg !!!
Makan di cafe itu, apa Husna tahu aku bertemu dengan Helena?.
...----------------...
...----------------...
...----------------...
...----------------...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 98 Episodes
Comments
sechiko
bukan korban tapi lakon .. kita inibhanya hamba sahaya kenaoa berpikir kita korban Tuhan kenciotakan dan menyayangi hambanya
2024-06-25
0