"Dalam menjalani hubungan, sakinah berarti mengandung makna ketenangan, mawaddah mengandung arti rasa cinta, rahmah itu mengandung arti kasih sayang. Jika tiga itu ada pada diri mas, maka percayalah, keberkahan akan selalu mendampingi mas”
"Terima kasih Husna, kamu selalu bisa membuat dingin hati dan pikiran ini." Ucap Alvino.
"Itulah gunanya seorang istri. Jika suami sedang membutuhkan siraman, atasan istri dengan cepat akan melakukan siraman tanpa diminta. Begitu pun sebaliknya. Suami istri disatukan dalam ikatan pernikahan untuk saling melengkapi satu sama lain. Untuk saling berbagi dan belajar bersama sama."
"Tetap saling menjaga satu sama lain untuk selalu dekat dengan Allah. Semoga kelak bersama-sama masuk surga.”
"Amin..."
Alvino kemudian mengajak semua untuk beristirahat karena memang hari sudah semakin larut malam.
Di belahan bumi lainnya....
Ada seorang wanita yang tidak bisa tidur dengan tenang di setiap malam.
Wanita itu, tidak lain dan tidak bukan adalah Helena.
Rasa sedih dan kecewa setelah kehilangan Alvino, sekarang rasa itu bertambah dengan pengkhianatan dari orang terdekatnya.
Helena tahu jika sekarang Ernesto sudah menikah dengan sahabatnya sendiri. Ditambah, Helena yang merasa dimanfaatkan oleh Ernesto.
Helena semakin merasa bahwa sudah tidak ada lagi alasan dirinya untuk hidup di dunia ini.
Tidak ada yang menyadari tentang duka mendalam dan kesedihan yang dirasakan oleh Helena, karena kedua orang tuanya sibuk menata hidup mereka mulai dari nol lagi.
Sementara adik Helena juga sibuk menyesuaikan diri di tempat asing yang sangat jauh dari perkotaan.
Hingga, saat Helena jatuh sakit barulah semua menyadari bahwa luka batin yang dirasakan oleh Helena sangatlah dalam.
Setiap malam, Lalisa yang senantiasa merawat Helena mulai khawatir, karena dalam tidur Helena selalu saja memanggil nama Alvino.
Helena sudah dibawa berobat tapi tidak ada obat yang mampu menyembuhkannya. Hal itu membuat frustasi kedua orang tua Helena dan memilih untuk membiarkan Helena.
Karena keduanya sudah pusing dalam usahanya menata kembali hidup yang terlanjur berantakan.
Lalisa yang tidak tega dengan keadaan kakaknya yang semakin hari semakin memburuk, memutuskan untuk mengirimkan pesan kepada Alvino.
Tanpa sepengetahuan Helena dan kedua orang tuanya. Lalisa mengirimkan surat yang langsung dikirimkan ke kantor Alvino. Lalisa tidak sengaja menemukan alamat kantor Alvino.
Alvino yang baru saja selesai meeting masuk ke dalam ruangannya dan menemukan surat dari Lalisa berada di meja kerjanya.
Karena berpikir bahwa itu salah satu berkas yang dikirimkan oleh sekretarisnya, Alvino memilih untuk mengabaikan surat dari Lalisa dan menumpuknya diantara berkas-berkas yang harus ditandatangani Alvino.
Satu Minggu berlalu...
Karena merasa tidak ada balasan, Lalisa memutuskan untuk kembali mengirimi Alvino surat dan memberitahukan tentang keadaan Helena. Dalam surat itu juga Lalisa meminta kesediaan Alvino untuk datang demi kesembuhan sang kakak.
Namun, lagi-lagi Alvino mengabaikan surat dari Lalisa karena mengira itu adalah bagian dari berkas yang harus ditandatangani.
kekecewaan dirasakan lagi oleh Lalisa, karena tidak kunjung mendapatkan balasan dari Alvino, sementara keadaan kakaknya semakin hari semakin memburuk.
Lalisa akhirnya pamit untuk pergi ke perbatasan dengan alasan ingin membeli obat untuk Helena.
Kedua orang tua Lalisa menyetujuinya karena mengira Lalisa akan pergi untuk membeli obat, namun yang dilakukan Lalisa sebenarnya bukan hanya membeli obat.
Lalisa pergi ke perbatasan karena hanya di sanalah bisa mendapatkan sinyal, di tempat di mana Lalisa dan keluarga tinggal, masih dalam proses pembangunan tower ponsel. Karena itu lah, siapa saja yang ingin menghubungi sanak saudara harus pergi ke perbatasan untuk mendapatkan sinyal.
Lalisa pergi membawa ponsel Helena dengan harapan nomor Alvino yang ada di ponsel Helena masih bisa dihubungi.
Lalisa berulang kali mencoba menghubungi Alvino, namun karena Alvino saat itu sedang melakukan liburan bersama dengan Husna, Alvino tidak membawa serta ponselnya dan berada di atas meja kerja.
Barulah di hari berikutnya saat Alvino sudah ada di kantor, panggilan tidak terjawab dan juga beberapa pesan.
Alvino bergegas pergi ke kantor, setelah sampai di kantornya Alvino membuka tumpukan kertas dan mencari surat dari Lalisa.
Alvino membacanya dan, Alvino terkejut saat mengetahui keadaan Helena.
Cuplikan surat yang dibuat Lalisa...
Kak Alvino, aku tahu sangat lancang mengirimi Kakak surat dan memberitahukan keadaan Kakak Helena...
Tapi, aku tidak mempunyai pilihan lain selain memberitahu kakak, karena memang setiap malam Kak Helena selalu mengigau memanggil nama kakak...
Pernikahan Kak Helena tidak berjalan dengan baik, dia ditalak di malam pertama. Kemudian, Kak Helena menyerahkan dirinya sebagai bentuk perdamaian, tapi ternyata pihak laki-laki masih menolak.
Kak Helena semakin terpuruk saat mengetahui bahwa mantan suaminya menikah dengan sahabatnya sendiri.
Kami dan keluarga sudah berusaha melakukan yang terbaik untuk Kak Helena, tapi sepertinya hanya kak Alvino yang bisa menyembuhkan Kak Helena...
Kak Alvino...
Dengan sangat berharap dan memohon, semoga hati kak Alvino akan terketuk dan bersedia untuk datang ke sini menemui Kak Helena..
Sejak hari itu, Alvino mulai gelisah. Pikir nya kembali terpecah antara memikirkan Husna dan Helena.
Alvino bersikap biasa dan romantis ketika dia berada bersama dengan Husna, tetapi mulai menunjukkan rasa gelisah dan risau ketika Alvino berada di kantor dan mengulang surat yang dikirimkan Lalisa kepadanya.
"Apa yang harus aku lakukan, haruskah aku menemui Helena dan memastikan bahwa keadaannya akan jauh lebih baik ketika aku datang?"
Alvino mencoba untuk menghubungi ponsel Helena. Dan ketika panggilannya sudah bisa terhubung. Alvino segera meminta Lalisa untuk mengirimkan alamat di mana dia berada.
Malam harinya...
Alvino mendatangi Husna yang saat itu baru saja selesai melakukan salat.
"Mas, tumben kamu pulang lebih cepat dari biasanya. Kalau tahu Mas akan pulang lebih cepat, Husna pasti akan menunggu Mas sehingga kita bisa melakukan salat isya berjamaah."
"Iya, pekerjaan di kantor sedikit lebih cepat bisa terselesaikan sehingga Mas pulang lebih awal." Ucap Alvino.
"Begitu, mas mau makan atau..."
"Husna, Mas ingin bicara dengan Husna sebentar."
"Baiklah..."
"Begini, Mas harus pergi untuk menyelesaikan studi terakhir sebelum mendapatkan gelar master. Jadi, mas harap Husna tidak keberatan jika Husna akan tinggal bersama dengan mama dan kakak untuk sementara waktu." Ucap Alvino dengan nada setenang mungkin agar Husna tidak curiga.
Husna tersenyum dan duduk di sebelah Alvino.
"Apa hal ini yang membuat mas tidak bisa tidur dengan nyenyak di setiap malam?" Pekik Husna.
Alvino hanya tersenyum, dia sungguh tidak mengetahui jika Husna juga mengerti bahwa setiap malam dirinya tidak bisa tidur dengan tenang. Bukan memikirkan tentang pendidikan, tapi memikirkan tentang Helena.
"Jika memang mas akan pergi untuk menyelesaikan pendidikan maka Husna mengizinkan Mas untuk pergi."
"Terima kasih Husna."
...----------------...
...----------------...
...----------------...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 98 Episodes
Comments
Arie
OMG 😱😱😱😱😱😱😱😱😱
2022-12-20
0