Bab 9 : Pernikahan Helena

Helena sudah kembali ke negara nya, tapi ada yang berbeda dari gadis yang dikenal sebagai gadis yang ceria dan periang itu.

Sejak kedatangannya dari Turki, Helena menjadi pribadi yang lebih banyak diam dan sering merenung seorang diri.

Hal itu membuat khawatir kedua orang tuanya. Sang Ayah, Michelle. memutuskan untuk mencari tahu penyebab dari murungnya Helena sepulang dari Turki.

Michelle kemudian mengetahui bahwa laki-laki yang sempat dikabarkan menjalin hubungan dengan Helena sudah menikah. Dan, saat berada di Turki Helena tidak sengaja bertemu dengannya.

"Bagaimana menurut Mama, apa yang harus kita lakukan kepada Helena. Karena, tidak mungkin juga kita meminta lelaki itu untuk menikahi Helena mengingat lelaki itu beragama Islam."

"Apa Papa ingat dengan teman lama Papa yang sempat menanyakan tentang Helena?"

"Maksud Mama, Wiliam?"

"Ya, bukankah William sempat bertanya apakah Helena mempunyai seseorang atau tidak, karena William ingin menjodohkan Helena dengan putra semata wayangnya, Ernesto."

"Apa Mama yakin hal itu membuat keadaan Helena menjadi lebih baik,?" tanya Michelle.

"Kita tidak akan tahu, jika kita tidak mencobanya." Ucap Keyla.

"Baiklah, Mama saja yang berbicara kepada Helena."

Keyla mengelus-ngelus punggung suaminya itu, kemudian mulai berjalan meninggalkan Michelle untuk menemui Helena.

"Nak, ini Mama apa Mama boleh masuk?"

Hening.

Keyla memilih langsung masuk ke dalam kamar putrinya karena inilah yang selalu terjadi.

Helena tidak pernah merespon siapa saja yang berbicara kepadanya.

"Hei, sampai kapan kamu akan mengurung diri di rumah ini?" Tanya Keyla.

"Helena tidak tahu ma."

"Siap jatuh cinta berarti juga siap patah hati. Sebab nggak semua perjalanan cinta itu berakhir menyenangkan. Ada pula yang harus merasakan sakit hati karena, ditolak, diselingkuhi, disepelekan, hingga diputusin. Namun karena terlanjur sayang, akhirnya yang didapatkan hanya rasa kecewa dan patah hati."

Tapi kalau kamu tengah mengalami patah hati, jangan sampai terlalu larut dalam waktu yang lama. Sebab terkadang harapan berbanding terbalik dengan kenyataan. Semuanya tidak ada yang abadi, jika ada senang pasti ada sedih. Yakin bahwa kehidupan dapat berputar, jadi harus tetap semangat maju. Dengan perlahan kamu pun bisa belajar untuk move on."

Helena yang tadinya menatap keluar jendela, kini tatapannya menatap sang ibu.

Keyla bangkit dari tempat duduknya dan duduk di sebelah Helena.

"Ketika kita bertemu tragedi nyata dalam hidup, kita dapat bereaksi dengan dua cara. Entah dengan kehilangan harapan dan jatuh ke dalam kebiasaan merusak diri sendiri, atau dengan menggunakan tantangan untuk menemukan kekuatan batin kita."

"Helena sangat mencintainya, bahkan Helena siap berubah segala aspek yang ada pada diri Helena untuk menjadi pendamping yang pantas untuk berada di sisinya."

"Jika kamu berani mengucapkan selamat tinggal, kehidupan akan memberikanmu hadiah berupa lembaran baru." Ucap Keyla.

"Helena sudah mencobanya Ma, tapi pertemuan tidak sengaja itu membuat upaya yang Helena lakukan untuk melupakannya menjadi sia-sia. Helena.....,"

"Terkadang seseorang akan menoleh ke belakang pada apa yang dia miliki, bukan karena dia ingin pergi ke sana tetapi untuk memotivasi untuk melakukan lebih baik." Ucap Keyla yang langsung memotong pembicaraan dari Helena.

"Apa kamu ingat dengan Ernesto?"

"Anak Paman Wiliam?"

"Ya."

"Ada apa dengan nya?"

"Papa mempunyai ide, bagaimana jika kamu pergi dengannya. Bukankah sebelumnya kalian adalah teman satu sekolah?"

"Hemmmm.."

"Ayolah Helena, mau sampai kapan kamu mengurung diri seperti ini. Kalau pun kamu terus melakukannya tidak akan membuat pria itu kembali.,"

Helena terdiam dalam hatinya dia membenarkan apa yang baru saja Mamanya katakan.

"Baiklah."

"Apa kamu bersedia untuk mencoba pergi bersama dengan Ernesto?" Tanya Keyla memastikan dan Helena tersenyum.

"Terima kasih, semoga Ernesto bisa membantu kamu melewati keterpurukan ini."

Cup

Keyla mencium kening Helena sementara Helena hanya bisa tersenyum walaupun sebenarnya dalam hati dia masih sangat mengharapkan Alvino.

Malam hari, di hari berikutnya...

Keyla membantu Helena untuk bersiap karena malam ini dia akan berjalan jalan bersama dengan Ernesto.

"Kita mau kemana?" Tanya Ernesto.

"Terserah." Ucap Helena.

Ernesto kemudian mengajak Helena untuk makan malam sebelum mengajaknya ke taman.

Ernesto mencoba mencairkan suasana dengan bercerita tentang masa lalu.

Awalnya Helena merasa bosan dan berharap malam itu segera berlalu namun kemudian, Helena mulai terbawa suasana dan menikmati waktu bersama dengan Ernesto.

"Terima kasih karena sudah mau mengajakku pergi dan bercerita tentang kejadian di masa lalu."

"Tidak masalah." Ucap Ernesto.

Tiga hari kemudian...

Orang tua Ernesto datang untuk melamar Helena, dan kedua orang tua Helena langsung menerima lamaran itu tanpa bertanya terhadap Helena.

Mereka pikir Helena pasti setuju, mengingat dalam 3 hari ini Helena sudah menunjukkan perubahan sejak bersama dengan Ernesto.

Helena?

Tentu saja dia terkejut dengan kabar pernikahannya dengan Ernesto.

Helena ingin protes tapi mengingat Pak Wiliam begitu banyak berjasa pada keluarganya membuat Helena akhirnya menerima pernikahannya dengan Ernesto.

Satu hari sebelum acara pernikahan, orang suruhan Helena berhasil mendapatkan nomor Alvino.

Tanpa pikir panjang lagi Helena langsung menghubungi Alvino.

"Helena ada apa?"

"Al, bisakah kamu datang dan menjemputku?"

"Ada apa?"

"Al, besok aku akan menikah, tapi aku belum siap untuk menikah."

"Kenapa?"

"Aku takut menyakiti hati calon suamiku karena aku masih begitu mencintaimu dan aku tidak bisa menggantikan dirimu dengan orang lain."

"Helena, jika kamu tidak menginginkan pernikahan itu kenapa kamu akan menikahinya?" Tanya Alvino.

Helena kemudian menceritakan tentang masa lalu yang pernah terjadi pada keluarganya, dan peran Pak Wiliam.

"Helena, aku tahu awalnya memang berat tapi jika kamu mau membuka hati dan menerima jalan takdir yang sudah dituliskan Tuhan kepadamu, aku yakin kamu akan bisa menerima pasangan mu."

"Al..."

"Cobalah berdamai dengan takdir dan kenyataan. Insyallah kamu akan bisa sepertiku, menerima pasangan yang mungkin sudah ditakdirkan untukmu."

"Al, kamu tidak sedang mencoba untuk mengatakan bahwa kamu sudah mencintai istri kamu?"

"Helena, dia adalah istriku sekarang, dan sudah menjadi kewajibanku untuk mencintainya."

"Alvino, kamu tidak benar-benar mencintainya kan. Kamu mencintainya hanya karena dia sebagai istri kamu."

"Helena..."

"jangan mencoba untuk membohongiku Al, aku tahu bahwa cinta tulusmu, cinta yang ada di dalam hatimu adalah milikku."

Alvino memejamkan mata, dia tidak bisa berbohong karena memang dia mencintai Husna hanya karena kewajiban seorang suami untuk mencintai istrinya.

"Selamat untuk pernikahanmu Helena, aku akan selalu berdoa agar kamu mendapatkan kebahagiaan."

Tut.

"Al... al?"

Helena kesal, dia membanting ponselnya dan kembali menangis.

Sementara itu, Alvino memasukkan kembali ponselnya dan bersiap untuk berangkat ke kantor.

Alvino tidak tahu jika Husna ada di belakang pintu dan mendengar apa yang dibicarakan Alvino.

Husna melihat dokumen yang seharusnya dibawa tertinggal di meja makan, karena itulah, Husna berniat untuk menyusul Alvino kedepan, namun siapa yang menduga jika Husna mengetahui kenyataan bahwa cinta yang diberikan Alvino adalah cinta suami yang wajib diberikan kepada istrinya.

Bukan cinta tulus seorang pria kepada wanita yang di kasihi nya.

...----------------...

...----------------...

...----------------...

...----------------...

Episodes
1 Bab 1 ; Permintaan Papa
2 Bab 2 : Maafkan aku..
3 Bab 3 : Kritis...
4 Bab 4 : Duka
5 Bab 5 : Halal
6 Bab 6 : Kejutan
7 Bab 7 : Ada Tamu..
8 Bab 8 : Helena
9 Bab 9 : Pernikahan Helena
10 Bab 10 : Keterpurukan Helena
11 Bab 11 : Talak untuk Helena
12 Bab 12 : Di asingkan
13 Bab 13 : Di tipu
14 Bab 14 : Romantis..
15 Bab 15 : Kejujuran..
16 Bab 16 ; kabar buruk
17 Bab 17 : Berpisah
18 Bab 18 : Husna tahu
19 Bab 19 : Kembali pulang
20 Bab 20 : Ikhlas dan sabar
21 Bab 21 : Rumah sakit.
22 Bab 22 : Senyum kemenangan
23 Bab 23 : Pilihan sulit.
24 Bab 24 : Helena
25 Bab 25 : Malam Husna
26 Bab 26 : Keinginan Helena
27 Bab 27 : Kesabaran Husna
28 Bab 28 : Janji Elvio
29 Bab 29 : Rumah sakit
30 Bab 30 : Ada apa dengan Helena?
31 Bab 31 : Rahasia Helena
32 Bab 32 : Kekecewaan Mama
33 Bab 33 : Aku lebih pantas
34 Bab 34 : Haredung...
35 Bab 35 : Pulang
36 Bab 36 : Soal Husna
37 37 : Momen dengan almarhum
38 Bab 38 : Senyum Smirk
39 Bab 39 : Insyallah ikhlas
40 Bab 40 ; Liciknya Helena
41 Bab 41 : Kesedihan
42 Bab 42 : POV Husna
43 Bab 43 : POV Helena
44 Bab 44 : POV Alvino
45 Bab 45 : Kecurigaan
46 Bab 46: rencana B
47 Bab 47 : Husna Vs Helena
48 Bab 48 ; Mati kutu
49 Bab 49 : Kecewa
50 Bab 50 : Penyesalan
51 Bab 51 : Kanker nasofaring
52 Judulin sendiri
53 Bab 53 : Keluarga Helena
54 Bab 54 : Hati Seorang Istri
55 Bab 55 : Sedih nya seorang ibu
56 Bab 56 : Seperti purel
57 Bab 57 : Terserah
58 Bab 58 : Pilihan Husna
59 Bab 59 : Ternyata Helena..
60 Bab 60 : Ketegangan
61 Bab 61 : Aksi Nekad Helena
62 Bab 62 : Tidak bisa percaya
63 Bab 63 : Aku harus kuat
64 Bab 64 : Catatan Husna.
65 Bab 65 : Permohonan Alvino
66 Bab 66 : Kami keluarga mu..
67 Bab 67 : Saling terhubung
68 Bab 68 : Rumah sakit
69 Bab 69 : Jangan Cengeng
70 Bab 70 : Usaha Terakhir Helena
71 Bab 71 : Bertahan Satu Cinta (POV Husna)
72 Bab 72 : Penyesalan Tidak berguna
73 Bab 73 : Kedatangan Lalisa
74 Bab 74 : Keinginan Helena
75 Bab 75 : Minta maaf
76 Nasihat Kehidupan
77 Yang Hampir Sama
78 Bab 76 : Bertemu Alvino
79 Bab 77 : Rujuk
80 Bab 78 : Di Lema
81 Bab 79 : Insyallah, ikhlas.
82 Bab 80 : Air Mata Terakhir
83 Bab 81 : Seperti Bayi Kembar.
84 Bab 82 : Rahasia Keluarga
85 Bab 83 : Teringat
86 Bab 84 : Menjadi Ibu Susu
87 Bab 85 : Persidangan
88 Bab 86 : Perpisahan Membawa Bahagia
89 Bab 87 : Ada apa?
90 Bab 88 : Panggil paman, Ayah!
91 Kedatangan Lalisa
92 Aku siap !
93 Ta'aruf
94 Jaga Dia Untukku.
95 Tertangkap..
96 Penyesalan Lalisa
97 Happy End
98 Promosi...
Episodes

Updated 98 Episodes

1
Bab 1 ; Permintaan Papa
2
Bab 2 : Maafkan aku..
3
Bab 3 : Kritis...
4
Bab 4 : Duka
5
Bab 5 : Halal
6
Bab 6 : Kejutan
7
Bab 7 : Ada Tamu..
8
Bab 8 : Helena
9
Bab 9 : Pernikahan Helena
10
Bab 10 : Keterpurukan Helena
11
Bab 11 : Talak untuk Helena
12
Bab 12 : Di asingkan
13
Bab 13 : Di tipu
14
Bab 14 : Romantis..
15
Bab 15 : Kejujuran..
16
Bab 16 ; kabar buruk
17
Bab 17 : Berpisah
18
Bab 18 : Husna tahu
19
Bab 19 : Kembali pulang
20
Bab 20 : Ikhlas dan sabar
21
Bab 21 : Rumah sakit.
22
Bab 22 : Senyum kemenangan
23
Bab 23 : Pilihan sulit.
24
Bab 24 : Helena
25
Bab 25 : Malam Husna
26
Bab 26 : Keinginan Helena
27
Bab 27 : Kesabaran Husna
28
Bab 28 : Janji Elvio
29
Bab 29 : Rumah sakit
30
Bab 30 : Ada apa dengan Helena?
31
Bab 31 : Rahasia Helena
32
Bab 32 : Kekecewaan Mama
33
Bab 33 : Aku lebih pantas
34
Bab 34 : Haredung...
35
Bab 35 : Pulang
36
Bab 36 : Soal Husna
37
37 : Momen dengan almarhum
38
Bab 38 : Senyum Smirk
39
Bab 39 : Insyallah ikhlas
40
Bab 40 ; Liciknya Helena
41
Bab 41 : Kesedihan
42
Bab 42 : POV Husna
43
Bab 43 : POV Helena
44
Bab 44 : POV Alvino
45
Bab 45 : Kecurigaan
46
Bab 46: rencana B
47
Bab 47 : Husna Vs Helena
48
Bab 48 ; Mati kutu
49
Bab 49 : Kecewa
50
Bab 50 : Penyesalan
51
Bab 51 : Kanker nasofaring
52
Judulin sendiri
53
Bab 53 : Keluarga Helena
54
Bab 54 : Hati Seorang Istri
55
Bab 55 : Sedih nya seorang ibu
56
Bab 56 : Seperti purel
57
Bab 57 : Terserah
58
Bab 58 : Pilihan Husna
59
Bab 59 : Ternyata Helena..
60
Bab 60 : Ketegangan
61
Bab 61 : Aksi Nekad Helena
62
Bab 62 : Tidak bisa percaya
63
Bab 63 : Aku harus kuat
64
Bab 64 : Catatan Husna.
65
Bab 65 : Permohonan Alvino
66
Bab 66 : Kami keluarga mu..
67
Bab 67 : Saling terhubung
68
Bab 68 : Rumah sakit
69
Bab 69 : Jangan Cengeng
70
Bab 70 : Usaha Terakhir Helena
71
Bab 71 : Bertahan Satu Cinta (POV Husna)
72
Bab 72 : Penyesalan Tidak berguna
73
Bab 73 : Kedatangan Lalisa
74
Bab 74 : Keinginan Helena
75
Bab 75 : Minta maaf
76
Nasihat Kehidupan
77
Yang Hampir Sama
78
Bab 76 : Bertemu Alvino
79
Bab 77 : Rujuk
80
Bab 78 : Di Lema
81
Bab 79 : Insyallah, ikhlas.
82
Bab 80 : Air Mata Terakhir
83
Bab 81 : Seperti Bayi Kembar.
84
Bab 82 : Rahasia Keluarga
85
Bab 83 : Teringat
86
Bab 84 : Menjadi Ibu Susu
87
Bab 85 : Persidangan
88
Bab 86 : Perpisahan Membawa Bahagia
89
Bab 87 : Ada apa?
90
Bab 88 : Panggil paman, Ayah!
91
Kedatangan Lalisa
92
Aku siap !
93
Ta'aruf
94
Jaga Dia Untukku.
95
Tertangkap..
96
Penyesalan Lalisa
97
Happy End
98
Promosi...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!