"Husna, Bagaimana kalau kita pergi untuk jalan-jalan?. Bukan kan setelah kita memutuskan untuk tinggal di rumah ini, kita tidak pernah jalan jalan?" Ucap Alvino.
"Sepertinya itu ide yang bagus."
Sangat bagus, karena aku yakin jika kita lebih sering menghabiskan waktu berdua, aku akan bisa mendapatkan hatimu mas. Dan, aku akan mendapatkan cinta yang benar-benar tulus dari hati mu.
"Oke, minggu depan kita akan jalan-jalan. Kamu mau pergi ke mana?"
"Kemana aja asal bersama dengan mu mas." Ucap Husna.
Alvino tersenyum lalu mencium kening Husna.
"Mas berangkat kerja dulu ya.."
"Hati hati mas.." Pekik Husna.
Sepeninggalan Alvino...
"Semoga setelah ini kamu akan benar-benar melupakan Helena, dan akan mencintai aku tulus dari hati mu."
“Ya Allah, Engkau cukup bagiku sebagai penolong atas suamiku, lembutkan hatinya padaku, palingkan hatinya padaku, tundukkan hatinya padaku, dan jadikan aku mencintainya sehingga dia datang padaku dengan tunduk tanpa menunda-nunda, sibukkanlah dia dengan mencintaiku, sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu.”
Hari demi hari berlalu begitu cepat...
Husna sangat gembira ketika akhir pekan sudah tiba, walaupun Alvino tetap menjalankan kewajibannya sebagai seorang suami pada malam hari, tapi tetap saja, momen ini adalah momen yang paling ditunggu-tunggu oleh Husna.
"Bisakah aku pergi ke mana pun kamu pergi? Bisakah kita selalu sedekat ini selamanya?" Tanya Husna, saat Alvino mengajakku sudah ke taman untuk mengawali jalan-jalan mereka.
"Kamu adalah kedamaian yang kuinginkan di dunia yang kacau ini. Jadi, tentu saja kita akan sedekat ini selamanya. Kamu adalah harta dan titipan berharga yang harus aku jaga." Ucap Alvino.
"Kamu adalah sahabat dan kekasihku, dan aku tidak tahu sisi mana darimu yang paling aku nikmati. Aku menghargai setiap sisi, sama seperti aku telah menghargai hidup kita bersama."
Hari ini, Alvino mengajak Husna ke berbagai tempat dan ditutup dengan mereka yang bermalam di sebuah villa.
Husna sangat bahagia, tidak henti-hentinya dia berdoa kepada Yang Maha Membolak-balikkan Hati, agar Alvino akan benar-benar mencintainya.
Pagi harinya...
Husna terkejut saat melihat Alvino sudah berdiri di depannya dengan sebuah nampan yang berisi makanan.
"Apa ini?" Tanya Husna.
"Ini adalah makanan yang aku buat sendiri."
"Mas Alvino, mas tidak seharusnya berbuat seperti ini. Mas tidak perlu melayaniku karena sejatinya seorang istri lah yang harus melayani sang suami."
"Anggap saja ini adalah hadiah karena selama ini kamu sudah sepenuh hati melayani papa."
Deg !!
Tiba tiba, Husna berpikir mungkin yang dilakukan Alvino adalah, sebagai bentuk dari ucapan terima kasih karena Husna sudah menjadi perawat Pak Winata.
"Husna, ada apa? apa kamu tidak suka dengan yang aku bawa?"
"Tidak, hanya saja, aku merasa menjadi istri yang istimewa."
"Kamu memang selalu istimewa di hatiku." Ucap Alvino sambil memeluk Husna.
Aku memang menjadi yang istimewa di hatimu, Tapi aku tidak yakin jika sampai detik ini aku juga ada di dalam hati mu.
Malam harinya...
Alvino dan Husna masih ada di vila itu, mereka memutuskan untuk ada di sana selama sepekan.
Tujuannya adalah agar Husna segera mendapatkan keturunan.
"Mas, mau anak laki laki atau perempuan?"
"Apa saja, yang penting sehat." Ucap Alvino.
Husna tersenyum. Alvino kemudian mengajak Husna untuk beristirahat setelah mereka melakukan percetakan anak.
Flash back dikit...
Hari di mana Alvino memutuskan untuk mengajak Husna jalan-jalan, Alvino tidak sengaja menemukan buku catatan Husna, saat Alvino sedang mencari kunci mobil yang terjatuh dan terdorong kaki ke bawah tempat tidur.
Alvino menjulurkan tangannya untuk mencari kunci di bawah tempat tidur, dan siapa yang menduga jika Alvino menemukan sebuah buku catatan Husna.
Alvino tidak tahu jika itu milik Husna sebelum membacanya.
Wahai suamiku, aku adalah seorang istrimu, sudah sepatutnya kau menghormatiku sebagai istrimu..
Mantan adalah masa lalu mu, dan aku adalah masa depanmu dan anak-anakmu.
Belajarlah untuk melupakan seorang mantan, karena mantan adalah masa lalu yang sudah seharusnya untuk dilupakan.
Aku akan tetap menghargai dan menghormatimu sebagai suamiku meskipun kamu masih ingat dengan mantan kekasihmu di masa lampau.
Jika mantanmu masih kau ingat terus-menerus, kau akan menyakiti hati seorang istrimu.
Mungkin mantanmu lebih cantik dariku,tetapi kasih sayangku untukmu jauh lebih besar darinya.Apakah kau masih ingat sumpah janjimu dulu saat hendak meminang ku? Jangan biarkan janjimu luntur hanya karena ingat mantan pacar.
Kenangan bersama mantan pacar memanglah indah, tapi tidak seindah kenangan kita saat menjadi suami-istri.
Meskipun kamu sulit untuk melupakan kenangan bersama mantan pacarmu dulu, aku akan siap bersedia untuk membantu melupakannya dengan cara membuat kenangan indah kita bersama.
Jangan pernah mempunyai pikiran untuk mengembalikan mantanmu dalam kehidupanmu wahai suamiku tercinta.
Kunci keluarga harmonis adalah saling terbukanya suami istri, saling menghargai, dan menghormati.
Jika kau menyakiti hati seorang istrimu, maka suasana rumah akan menjadi seperti neraka.
Lupakanlah mantan pacarmu dulu, kau sudah mempunyai aku, aku yang selalu menyayangimu tanpa alasan.
Apa alasanmu untuk selalu mengingat mantan pacarmu? Sedangkan aku yang sudah sah menjadi istrimu tidak selalu kau ingat dan memikirkan perasaanku.
Aku sedih jika kau masih mengingat kenangan bersama mantan pacarmu, aku sedih mas.
Jangan biarkan rumah tangga kita hancur hanya karena seorang mantan yang datang kembali di kehidupan yang baru.
Hati perempuan itu rapuh, maka dari itu jangan biarkan ia menangis karena seorang suami yang masih mengingat mantan pacarnya dulu.
Suami idaman adalah dia yang selalu menghormati dan menghargai perasaan seorang istri.
Aku akan tetap menyayangimu sebagai seorang suamiku meski aku tahu kamu masih mengingat manta pacaramu dulu. Aku hanya bisa berdo’a semoga rumah tangga kita utuh selamanya.
"Mas...."
Alvino segera menutup buku itu dan mengembalikan buku itu pada tempatnya, ketika Alvino mendengar suara panggilan dari Husna.
"Mas, lagi apa. Tumben di kamar lama banget." Tanya Husna.
"Mas cari kunci mobil, sepertinya terjatuh dan sempat tertendang oleh kaki."
Husna segera menunduk untuk mencari kunci mobil dan Husna menemukannya di sebelah kanan tempat tidur.
"Panggil saja Husna, kalau mas tidak bisa menemukan barang-barang mas Alvino yang terjatuh."
"Iya, terima kasih."
Husna kemudian mengajak Alvino untuk sarapan sebelum berangkat bekerja.
Di depan rumah...
"Husna, coba berpose."
"Kenapa?"
"Aku baru menyadari bahwa aku belum memiliki foto mu, kecuali foto pernikahan kita."
"Apakah itu harus?" tanya Husna yang merasa sedikit canggung karena Alvino meminta fotonya.
"Harus dong, atau kalau nggak kamu fotoin aku dulu pakai ponsel kamu. Lalu, aku akan memfoto kamu dengan ponselku."
" Baiklah."
Husna masuk ke dalam rumah untuk mengambil ponselnya dan mengambil beberapa gambar Alvino.
Setelah itu, giliran Alvino yang mengambil gambar Husna.
"Husna, maafkan aku jika selama ini kamu berpikir bahwa aku masih memikirkan tentang Helena. Aku berjanji akan menghabiskan waktu berdua bersama denganmu, dan membuatmu yakin bahwa aku sudah mulai menata diri untuk melupakannya." Ucap Alvino sambil melihat foto Husna.
Flash back selesai...
...----------------...
...----------------...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 98 Episodes
Comments