Bab 14 : Romantis..

"Husna, Bagaimana kalau kita pergi untuk jalan-jalan?. Bukan kan setelah kita memutuskan untuk tinggal di rumah ini, kita tidak pernah jalan jalan?" Ucap Alvino.

"Sepertinya itu ide yang bagus."

Sangat bagus, karena aku yakin jika kita lebih sering menghabiskan waktu berdua, aku akan bisa mendapatkan hatimu mas. Dan, aku akan mendapatkan cinta yang benar-benar tulus dari hati mu.

"Oke, minggu depan kita akan jalan-jalan. Kamu mau pergi ke mana?"

"Kemana aja asal bersama dengan mu mas." Ucap Husna.

Alvino tersenyum lalu mencium kening Husna.

"Mas berangkat kerja dulu ya.."

"Hati hati mas.." Pekik Husna.

Sepeninggalan Alvino...

"Semoga setelah ini kamu akan benar-benar melupakan Helena, dan akan mencintai aku tulus dari hati mu."

“Ya Allah, Engkau cukup bagiku sebagai penolong atas suamiku, lembutkan hatinya padaku, palingkan hatinya padaku, tundukkan hatinya padaku, dan jadikan aku mencintainya sehingga dia datang padaku dengan tunduk tanpa menunda-nunda, sibukkanlah dia dengan mencintaiku, sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu.”

Hari demi hari berlalu begitu cepat...

Husna sangat gembira ketika akhir pekan sudah tiba, walaupun Alvino tetap menjalankan kewajibannya sebagai seorang suami pada malam hari, tapi tetap saja, momen ini adalah momen yang paling ditunggu-tunggu oleh Husna.

"Bisakah aku pergi ke mana pun kamu pergi? Bisakah kita selalu sedekat ini selamanya?" Tanya Husna, saat Alvino mengajakku sudah ke taman untuk mengawali jalan-jalan mereka.

"Kamu adalah kedamaian yang kuinginkan di dunia yang kacau ini. Jadi, tentu saja kita akan sedekat ini selamanya. Kamu adalah harta dan titipan berharga yang harus aku jaga." Ucap Alvino.

"Kamu adalah sahabat dan kekasihku, dan aku tidak tahu sisi mana darimu yang paling aku nikmati. Aku menghargai setiap sisi, sama seperti aku telah menghargai hidup kita bersama."

Hari ini, Alvino mengajak Husna ke berbagai tempat dan ditutup dengan mereka yang bermalam di sebuah villa.

Husna sangat bahagia, tidak henti-hentinya dia berdoa kepada Yang Maha Membolak-balikkan Hati, agar Alvino akan benar-benar mencintainya.

Pagi harinya...

Husna terkejut saat melihat Alvino sudah berdiri di depannya dengan sebuah nampan yang berisi makanan.

"Apa ini?" Tanya Husna.

"Ini adalah makanan yang aku buat sendiri."

"Mas Alvino, mas tidak seharusnya berbuat seperti ini. Mas tidak perlu melayaniku karena sejatinya seorang istri lah yang harus melayani sang suami."

"Anggap saja ini adalah hadiah karena selama ini kamu sudah sepenuh hati melayani papa."

Deg !!

Tiba tiba, Husna berpikir mungkin yang dilakukan Alvino adalah, sebagai bentuk dari ucapan terima kasih karena Husna sudah menjadi perawat Pak Winata.

"Husna, ada apa? apa kamu tidak suka dengan yang aku bawa?"

"Tidak, hanya saja, aku merasa menjadi istri yang istimewa."

"Kamu memang selalu istimewa di hatiku." Ucap Alvino sambil memeluk Husna.

Aku memang menjadi yang istimewa di hatimu, Tapi aku tidak yakin jika sampai detik ini aku juga ada di dalam hati mu.

Malam harinya...

Alvino dan Husna masih ada di vila itu, mereka memutuskan untuk ada di sana selama sepekan.

Tujuannya adalah agar Husna segera mendapatkan keturunan.

"Mas, mau anak laki laki atau perempuan?"

"Apa saja, yang penting sehat." Ucap Alvino.

Husna tersenyum. Alvino kemudian mengajak Husna untuk beristirahat setelah mereka melakukan percetakan anak.

Flash back dikit...

Hari di mana Alvino memutuskan untuk mengajak Husna jalan-jalan, Alvino tidak sengaja menemukan buku catatan Husna, saat Alvino sedang mencari kunci mobil yang terjatuh dan terdorong kaki ke bawah tempat tidur.

Alvino menjulurkan tangannya untuk mencari kunci di bawah tempat tidur, dan siapa yang menduga jika Alvino menemukan sebuah buku catatan Husna.

Alvino tidak tahu jika itu milik Husna sebelum membacanya.

Wahai suamiku, aku adalah seorang istrimu, sudah sepatutnya kau menghormatiku sebagai istrimu..

Mantan adalah masa lalu mu, dan aku adalah masa depanmu dan anak-anakmu.

Belajarlah untuk melupakan seorang mantan, karena mantan adalah masa lalu yang sudah seharusnya untuk dilupakan.

Aku akan tetap menghargai dan menghormatimu sebagai suamiku meskipun kamu masih ingat dengan mantan kekasihmu di masa lampau.

Jika mantanmu masih kau ingat terus-menerus, kau akan menyakiti hati seorang istrimu.

Mungkin mantanmu lebih cantik dariku,tetapi kasih sayangku untukmu jauh lebih besar darinya.Apakah kau masih ingat sumpah janjimu dulu saat hendak meminang ku? Jangan biarkan janjimu luntur hanya karena ingat mantan pacar.

Kenangan bersama mantan pacar memanglah indah, tapi tidak seindah kenangan kita saat menjadi suami-istri.

Meskipun kamu sulit untuk melupakan kenangan bersama mantan pacarmu dulu, aku akan siap bersedia untuk membantu melupakannya dengan cara membuat kenangan indah kita bersama.

Jangan pernah mempunyai pikiran untuk mengembalikan mantanmu dalam kehidupanmu wahai suamiku tercinta.

Kunci keluarga harmonis adalah saling terbukanya suami istri, saling menghargai, dan menghormati.

Jika kau menyakiti hati seorang istrimu, maka suasana rumah akan menjadi seperti neraka.

Lupakanlah mantan pacarmu dulu, kau sudah mempunyai aku, aku yang selalu menyayangimu tanpa alasan.

Apa alasanmu untuk selalu mengingat mantan pacarmu? Sedangkan aku yang sudah sah menjadi istrimu tidak selalu kau ingat dan memikirkan perasaanku.

Aku sedih jika kau masih mengingat kenangan bersama mantan pacarmu, aku sedih mas.

Jangan biarkan rumah tangga kita hancur hanya karena seorang mantan yang datang kembali di kehidupan yang baru.

Hati perempuan itu rapuh, maka dari itu jangan biarkan ia menangis karena seorang suami yang masih mengingat mantan pacarnya dulu.

Suami idaman adalah dia yang selalu menghormati dan menghargai perasaan seorang istri.

Aku akan tetap menyayangimu sebagai seorang suamiku meski aku tahu kamu masih mengingat manta pacaramu dulu. Aku hanya bisa berdo’a semoga rumah tangga kita utuh selamanya.

"Mas...."

Alvino segera menutup buku itu dan mengembalikan buku itu pada tempatnya, ketika Alvino mendengar suara panggilan dari Husna.

"Mas, lagi apa. Tumben di kamar lama banget." Tanya Husna.

"Mas cari kunci mobil, sepertinya terjatuh dan sempat tertendang oleh kaki."

Husna segera menunduk untuk mencari kunci mobil dan Husna menemukannya di sebelah kanan tempat tidur.

"Panggil saja Husna, kalau mas tidak bisa menemukan barang-barang mas Alvino yang terjatuh."

"Iya, terima kasih."

Husna kemudian mengajak Alvino untuk sarapan sebelum berangkat bekerja.

Di depan rumah...

"Husna, coba berpose."

"Kenapa?"

"Aku baru menyadari bahwa aku belum memiliki foto mu, kecuali foto pernikahan kita."

"Apakah itu harus?" tanya Husna yang merasa sedikit canggung karena Alvino meminta fotonya.

"Harus dong, atau kalau nggak kamu fotoin aku dulu pakai ponsel kamu. Lalu, aku akan memfoto kamu dengan ponselku."

" Baiklah."

Husna masuk ke dalam rumah untuk mengambil ponselnya dan mengambil beberapa gambar Alvino.

Setelah itu, giliran Alvino yang mengambil gambar Husna.

"Husna, maafkan aku jika selama ini kamu berpikir bahwa aku masih memikirkan tentang Helena. Aku berjanji akan menghabiskan waktu berdua bersama denganmu, dan membuatmu yakin bahwa aku sudah mulai menata diri untuk melupakannya." Ucap Alvino sambil melihat foto Husna.

Flash back selesai...

...----------------...

...----------------...

Episodes
1 Bab 1 ; Permintaan Papa
2 Bab 2 : Maafkan aku..
3 Bab 3 : Kritis...
4 Bab 4 : Duka
5 Bab 5 : Halal
6 Bab 6 : Kejutan
7 Bab 7 : Ada Tamu..
8 Bab 8 : Helena
9 Bab 9 : Pernikahan Helena
10 Bab 10 : Keterpurukan Helena
11 Bab 11 : Talak untuk Helena
12 Bab 12 : Di asingkan
13 Bab 13 : Di tipu
14 Bab 14 : Romantis..
15 Bab 15 : Kejujuran..
16 Bab 16 ; kabar buruk
17 Bab 17 : Berpisah
18 Bab 18 : Husna tahu
19 Bab 19 : Kembali pulang
20 Bab 20 : Ikhlas dan sabar
21 Bab 21 : Rumah sakit.
22 Bab 22 : Senyum kemenangan
23 Bab 23 : Pilihan sulit.
24 Bab 24 : Helena
25 Bab 25 : Malam Husna
26 Bab 26 : Keinginan Helena
27 Bab 27 : Kesabaran Husna
28 Bab 28 : Janji Elvio
29 Bab 29 : Rumah sakit
30 Bab 30 : Ada apa dengan Helena?
31 Bab 31 : Rahasia Helena
32 Bab 32 : Kekecewaan Mama
33 Bab 33 : Aku lebih pantas
34 Bab 34 : Haredung...
35 Bab 35 : Pulang
36 Bab 36 : Soal Husna
37 37 : Momen dengan almarhum
38 Bab 38 : Senyum Smirk
39 Bab 39 : Insyallah ikhlas
40 Bab 40 ; Liciknya Helena
41 Bab 41 : Kesedihan
42 Bab 42 : POV Husna
43 Bab 43 : POV Helena
44 Bab 44 : POV Alvino
45 Bab 45 : Kecurigaan
46 Bab 46: rencana B
47 Bab 47 : Husna Vs Helena
48 Bab 48 ; Mati kutu
49 Bab 49 : Kecewa
50 Bab 50 : Penyesalan
51 Bab 51 : Kanker nasofaring
52 Judulin sendiri
53 Bab 53 : Keluarga Helena
54 Bab 54 : Hati Seorang Istri
55 Bab 55 : Sedih nya seorang ibu
56 Bab 56 : Seperti purel
57 Bab 57 : Terserah
58 Bab 58 : Pilihan Husna
59 Bab 59 : Ternyata Helena..
60 Bab 60 : Ketegangan
61 Bab 61 : Aksi Nekad Helena
62 Bab 62 : Tidak bisa percaya
63 Bab 63 : Aku harus kuat
64 Bab 64 : Catatan Husna.
65 Bab 65 : Permohonan Alvino
66 Bab 66 : Kami keluarga mu..
67 Bab 67 : Saling terhubung
68 Bab 68 : Rumah sakit
69 Bab 69 : Jangan Cengeng
70 Bab 70 : Usaha Terakhir Helena
71 Bab 71 : Bertahan Satu Cinta (POV Husna)
72 Bab 72 : Penyesalan Tidak berguna
73 Bab 73 : Kedatangan Lalisa
74 Bab 74 : Keinginan Helena
75 Bab 75 : Minta maaf
76 Nasihat Kehidupan
77 Yang Hampir Sama
78 Bab 76 : Bertemu Alvino
79 Bab 77 : Rujuk
80 Bab 78 : Di Lema
81 Bab 79 : Insyallah, ikhlas.
82 Bab 80 : Air Mata Terakhir
83 Bab 81 : Seperti Bayi Kembar.
84 Bab 82 : Rahasia Keluarga
85 Bab 83 : Teringat
86 Bab 84 : Menjadi Ibu Susu
87 Bab 85 : Persidangan
88 Bab 86 : Perpisahan Membawa Bahagia
89 Bab 87 : Ada apa?
90 Bab 88 : Panggil paman, Ayah!
91 Kedatangan Lalisa
92 Aku siap !
93 Ta'aruf
94 Jaga Dia Untukku.
95 Tertangkap..
96 Penyesalan Lalisa
97 Happy End
98 Promosi...
Episodes

Updated 98 Episodes

1
Bab 1 ; Permintaan Papa
2
Bab 2 : Maafkan aku..
3
Bab 3 : Kritis...
4
Bab 4 : Duka
5
Bab 5 : Halal
6
Bab 6 : Kejutan
7
Bab 7 : Ada Tamu..
8
Bab 8 : Helena
9
Bab 9 : Pernikahan Helena
10
Bab 10 : Keterpurukan Helena
11
Bab 11 : Talak untuk Helena
12
Bab 12 : Di asingkan
13
Bab 13 : Di tipu
14
Bab 14 : Romantis..
15
Bab 15 : Kejujuran..
16
Bab 16 ; kabar buruk
17
Bab 17 : Berpisah
18
Bab 18 : Husna tahu
19
Bab 19 : Kembali pulang
20
Bab 20 : Ikhlas dan sabar
21
Bab 21 : Rumah sakit.
22
Bab 22 : Senyum kemenangan
23
Bab 23 : Pilihan sulit.
24
Bab 24 : Helena
25
Bab 25 : Malam Husna
26
Bab 26 : Keinginan Helena
27
Bab 27 : Kesabaran Husna
28
Bab 28 : Janji Elvio
29
Bab 29 : Rumah sakit
30
Bab 30 : Ada apa dengan Helena?
31
Bab 31 : Rahasia Helena
32
Bab 32 : Kekecewaan Mama
33
Bab 33 : Aku lebih pantas
34
Bab 34 : Haredung...
35
Bab 35 : Pulang
36
Bab 36 : Soal Husna
37
37 : Momen dengan almarhum
38
Bab 38 : Senyum Smirk
39
Bab 39 : Insyallah ikhlas
40
Bab 40 ; Liciknya Helena
41
Bab 41 : Kesedihan
42
Bab 42 : POV Husna
43
Bab 43 : POV Helena
44
Bab 44 : POV Alvino
45
Bab 45 : Kecurigaan
46
Bab 46: rencana B
47
Bab 47 : Husna Vs Helena
48
Bab 48 ; Mati kutu
49
Bab 49 : Kecewa
50
Bab 50 : Penyesalan
51
Bab 51 : Kanker nasofaring
52
Judulin sendiri
53
Bab 53 : Keluarga Helena
54
Bab 54 : Hati Seorang Istri
55
Bab 55 : Sedih nya seorang ibu
56
Bab 56 : Seperti purel
57
Bab 57 : Terserah
58
Bab 58 : Pilihan Husna
59
Bab 59 : Ternyata Helena..
60
Bab 60 : Ketegangan
61
Bab 61 : Aksi Nekad Helena
62
Bab 62 : Tidak bisa percaya
63
Bab 63 : Aku harus kuat
64
Bab 64 : Catatan Husna.
65
Bab 65 : Permohonan Alvino
66
Bab 66 : Kami keluarga mu..
67
Bab 67 : Saling terhubung
68
Bab 68 : Rumah sakit
69
Bab 69 : Jangan Cengeng
70
Bab 70 : Usaha Terakhir Helena
71
Bab 71 : Bertahan Satu Cinta (POV Husna)
72
Bab 72 : Penyesalan Tidak berguna
73
Bab 73 : Kedatangan Lalisa
74
Bab 74 : Keinginan Helena
75
Bab 75 : Minta maaf
76
Nasihat Kehidupan
77
Yang Hampir Sama
78
Bab 76 : Bertemu Alvino
79
Bab 77 : Rujuk
80
Bab 78 : Di Lema
81
Bab 79 : Insyallah, ikhlas.
82
Bab 80 : Air Mata Terakhir
83
Bab 81 : Seperti Bayi Kembar.
84
Bab 82 : Rahasia Keluarga
85
Bab 83 : Teringat
86
Bab 84 : Menjadi Ibu Susu
87
Bab 85 : Persidangan
88
Bab 86 : Perpisahan Membawa Bahagia
89
Bab 87 : Ada apa?
90
Bab 88 : Panggil paman, Ayah!
91
Kedatangan Lalisa
92
Aku siap !
93
Ta'aruf
94
Jaga Dia Untukku.
95
Tertangkap..
96
Penyesalan Lalisa
97
Happy End
98
Promosi...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!