Nila tidak bisa ditemui

Dan sekarang walau jarum jam sudah menunjukan pukul 9 malam. Lampu ruang tamu rumah Baba juga tadinya sudah dimatikan. Rendi memberanikan diri datang ke rumah Baba. 

Ummi yang merasa malu ke Baba dan Buna ikut mendampingi. Sebenarnya Rendi meminta datang sendiri, tapi merasa bersalah karena sudah membuat Omma sakit. Ummi ingin bertanggung jawab juga. 

Buna yang sedang berjalan dari kamar Nila ke kamar Baba dicegat asisten rumah tangga yang, menerima Rendi dan Ummi. Hingga Buna yang pertama kali bertemu. 

“Ummi... Nak Rendi?” sapa Buna tetap ramah, anggun dan elegan menerima tamunya. 

Walau senyum yang Buna berikan adalah senyum masam ke Rendi. 

Ummi yang merasa bersalah langsung menyambut Buna ramah, mendekat, mengulurkan tangan dan memeluk Buna. Sementara Rendi masih berdiri kaku berusaha menarik kedua sudut bibirnya tersenyum. 

“Silahkan duduk!” sapa Buna lagi dengan ramah. 

Rendi dan Ummi pun duduk. 

“Kok nggak ngabarin mau datang, Ummi?” tanya Buna bosa basi hendak menyindir Rendi. 

“Maaf, mengganggu!” jawab Ummi lagi. 

Buna pun tersenyum sinis, lalu menjawabnya dengan sindiran halus. 

“Ah enggak kok, anak- anak, baru siap- siap mau tidur, tapi belum tidur!” 

Ummi kemduian tersenyum lagi, dari sikap Buna, Ummi mengira Buna belum tahu. 

“Apa Nila, pulang ke sini?” tanya Ummi ragu dengan suara berat menahan malu yang teramat sangat. 

“Ah iya...,” jawab Buna lagi, lalu melirik ke Rendi dengan tatapan tajam dan mengeratkan rahangnya tapi tetap mencoba senyum. 

“Saya ingin memastikan, Nila baik- baik saja. Bisa kami bertemu denganya?” tanya Ummi lagi. 

Buna menelan ludahnya mulai geram, sebab sedari tadi Ummi yang berbicara, Rendi yang biasanya pandai berbicara saat bersama Baba malah hanya diam. Buna juga sangat kecewa karena yang datang ada Ummi. Buna kan jadi harus tetap menjaga sopan santun ke Ummi. 

“Oh ya... bisa, tapi memangnya kenapa Ummi harus memastikan Nila baik- baik saja? Apa terjadi sesuatu? Ah maaf, saya tidak bermaksud ikut campur? Tapi ini agak aneh!” jawab Buna memancing ingin dengar Rendi mengeluarkan suara.  

Di bawah meja, kaki Ummi menyenggol kaki Rendi. 

“Maaf Buna... ada kesalahpahaman yang perlu Rendi bicarakan ke Nila! Rendi minta maaf! Boleh Rendi bertemu dengan Nila?” tanya Rendi akhirnya. 

Buna tersenyum masam, Buna bukan pengecut yang menyelesaikan masalah dengan emosi. Buna pun mengangguk. 

“Oh gitu? Yaya. Kesalahpahaman memang harus diluruskan ya? jangan sampai ada kesalahan dalam mengambil keputusan!” jawab Buna terus menyindir. “Buna panggilkan Nila dulu ya!” jawab Buna pamit. 

Buna pun bangun, kembali ke kamar Nila. Walau di depan Ummi berusaha tersenyum sembari berjalan Buna mengepalkan tanganya geram.

Sesampainya di kamar, anak- anaknya masih meriung melepas rindu dengan Nila. Bahkan ada suara gelak tawa menantu pertamanya.

Buna pun menuturkan kedatangan Rendi.

"Nila di kamar saja! Biar Amer, yang temui!" ucap Amer tegas.

Nila yang hatinya sedang rapuh juga sudah meneguhkan hatinya untuk mengikuti saran kakakkmya mengangguk. Dia memilih di kamar bersua hangat dengan Iya dan Iyu.

Amer dan Buna pun keluar.

"Aku ikut!" celetuk Jingga juga gemas ingin memaki dan mengusir Rendi.

"Jangan!" celetuk suaminya dari balik ponsel. "Iya. Katakan ke Kak Jingga jangan keluar kamar!" tutur Adip ke Iya dan Iyu karena yang memegang hp Iya.

"Kakak. Jangan keluar kata Bang Adip!" teriak Iya.

Walau tak duduk bersama, tapi Adip terhubung lewat telepon dan mendengar.

"Apaan sih Bang!"

"Nggak usah ikut- ikutan. Udah diam aja di sini!" omel Adip lagi di sini.

"Ish.. tapi Jingga harus kasih pelajaran ke dia?"

"Mau kasih pelajaran atau tebar pesona?" tanya Adip malah salah paham.

Jingga langsung manyun dikatai tebar pesona. Apalagi ada Iya dan Iyu yang suka rese menyimpulkan sendiri apapun yang dia dengar.

"Apaan sih Bang!" tanya Jingga manja.

"Diam di kamar! Berani turun Abang marah nih!" ucap Adip lagi begitu terdengar maco menunjukan rasa cemburunya.

Karena di loudspeaker, Nila yang di dekat Bening ikut dengar. Nila menelan ludahnya, ada rasa yang mengoyak hatinya. Nila bahagia Jingga mendapatkan suami yang sangat membahagiakanya. Tapi kenapa Nila berbalik 180 derajat.

"Yaya...!" jawab Jingga lebih memilih patuh.

Di balik telepon, tanpa bersuara Adip memberi kode ke Jingga untuk menepi dan memisahkan diri dari adik- adiknya.

Jingga pun melirik ke Nila dan Si kembar.

"Kakak ke kamar kakak ya! Nanti ngobrol lagi!" ucap Jingga menepuk Nila.

"Iya Kak!" jawab Nila tersenyum masam.

Walau tak berniat iri, tapi setiap melihat dan mendengar Jingga dan suaminya begitu mesra membuat Nila sedih. Nila pun kembali diam.

Tapi Iya dan Iyu langsung peka mengkerubuti Nila. Meminta Nila untuk segera tidur bersamq mereka.

Walau hatinya gelisah menerja apa yang terjadi di lantai bawah. Nila memilih menuruti adik- adiknya.

****

Di bawah.

Rendi dan Umi terhenyak karena yang keluar Amer.

Buna sendiri memilih memanggil Baba.

"Amer?" pekik Rendi lirih.

"Hai Bang..!" jawab Amer santai tapi tatapanya menusuk tajam. "Malam Ummi," lalu Amer menyapa Ummi tetap sopan.

Kini raut wajah Ummi dan Rendi mulai menegang. Sebab Nila tidak turun tapi malah Amer yang turun.

"Apa kabar Nak Amer?" tanya Umii bosa basi.

"Baik!" jawab Amer singkat lalu Amer menatap Rendi.

"Ada perlu apa Ummi dan Bang Rendi ke sini?" tanya Amer tidak mau bosa basi.

Rendi tampak canggung dan pelintat pelintut sementara Umi mulai canggung. Padahal Baba belum turun

"Bang Rendi mau ketemu Nila!" ucap Rendi akhirnya

Amer kemudian tersenyum masam, lalu melirik ke Rendi.

"Kenapa kesini? Dia istri Bang Rendi kan? Tadi Nila pamit pulang ke rumah suaminya? Oh iya." jawab Amer dengan nada halus tapi ekspresinya selengekan dan menghina.

Ummi pun langsung berasa, sepertinya Amer tahu.

"Oh iya tapi katanya Nila nggak dianggap sama suaminya," sambung Amer lagi. Meski Amer jauh lebih muda, tapi Amer cukup berani membuat Rendi memucat dan membeku.

"Ehm...Bang Rendi minta maaf. Bang Rendi yakin kamu tahu. Nila ada di atas kan? Ada yang perlu Bang Rendi luruskan!" ucap Rendi memberanikan diri.

Amer pun mengepalkan tangannya. Kalau Ummi tidak ikut. Amer sudah bersiap menonjok Rendi. Tapi Amer harus menahan karena ada Ummi.

"Lurusin Apa Bang? Nila nggak bisa ditemui!" jawab Amer dengan tegas dan kali ini tatapanya lebih berani.

Rendi dan Ummi pun langsung terskak.

"Nak Amer!" tutur Ummi akhirnya ikut turun tangan mencoba merayu.

"Maaf Ummi!" sanggah Amer cepat tahu Ummi mau merayunya.

"Kamu minta maaf. Tolong beri kesempatan kami bertemu Nila...," tutur Ummi lagi.

Amer hanya tersenyum lagi.

"Waah ada tamu. Ada apa ini?"

Belum Amer menjawab, Baba yang sudah hampir terlelap bersama Uung dibangunkan Buna dan sekarang turun

Terpopuler

Comments

V-hans🌺

V-hans🌺

yok revisi yok masih banyak yg typo ni... semangat thor aku pembaca baru karyamu ini 😊

2023-11-04

1

Nila

Nila

beri pelajaran dulu pada Rendi. jangan kasih Nila dibawa mereka

2023-07-19

0

Ramawati Dewi

Ramawati Dewi

lah ada bening dibaea bawa😁

2022-12-01

0

lihat semua
Episodes
1 Aku sudah dewasa.
2 Mengigau
3 Orang Tua.
4 Kelakuan Rendi
5 pulang
6 Curi- curi Pandang.
7 Hanya Berdua
8 Harus Berani
9 Ceraikan Aku dengan Baik.
10 Aku pulang saja
11 Sungguhan
12 Maaf
13 Rendi Panik
14 Amer tahu
15 Maaf Ummi
16 Nila di kamar aja.
17 Salah Besar
18 Nila tidak bisa ditemui
19 Batalkan Ba!
20 Pergi!
21 Tidak pernah menyentuh.
22 Belum Menceraikan.
23 Ingat Itu.
24 Tidak
25 Dilarang pulang
26 Abah
27 Harus ada Sidang.
28 Dampingi Nila.
29 Surat Rendi.
30 Menunggu jawaban.
31 Om apa Kak?
32 Ingin dipahami
33 Menghitung waktu
34 Move On
35 Yakin
36 Istriku
37 Keluarga Laksana.
38 Esok Hari
39 Nila Absen.
40 Aku kenapa?
41 Pelajari dulu
42 Sendiri
43 Tekad Rendi
44 Pria menyebalkan
45 Nyaris, bukan sempurna
46 Bang Hanan
47 Rempong
48 Nila Tahu
49 Temui, Nila!
50 Alhamdulillah
51 Jangan Jadi Penguntit.
52 Kak Fatma.
53 Aksara Pradipta Wirajaya
54 Banyak sekali
55 Kita Harus Bicara
56 Ajakan Rendi
57 Jalan Untuk Kembali.
58 Fokus....
59 Mahasiswi
60 Berani sekali
61 Ada apa ini
62 Catatan Penting.
63 Suaranya Indah
64 Hukuman
65 Berbeda
66 Say Hello
67 Siapa sih?
68 Bermain Elegan
69 Berharga.
70 Nila Baper
71 Abi Yusuf.
72 Kamu Kenapa?
73 Gantikan Abah
74 Terkunci.
75 Aku tidak ambil apapun
76 Sepertinya dia sakit
77 Tidak serius.
78 Parfum
79 Tugas dari Abah
80 Boleh berangkat
81 Aneh
82 Surprise
83 Tunggu!
84 Apa dia mati?
85 Masih Halal
86 Mendengar dengan hati
87 Maap...
88 Ke Rumah Bang Adip.
89 Trik Rendi
90 Ngorok
91 Nila kamu sama Siapa?
92 Baca Ulang...
93 Dikira Adip.
94 Mengasuh Dipta.
95 Bertemu Baba.
96 Ingin Tertawa
97 Kado pernikahan
98 Saling mencintai.
99 Baba
100 Lebih Sayang Abah
101 Jadi Operator
102 Jangan Cemburu.
103 Udah nge-Chargenya?
104 Tidak Rela
105 Ajak Nila
106 Centang satu.
107 Tamu Tak Diundang
108 Apa Baba marah?
109 Baba Takut
110 Boleh pergi bareng.
111 Wa nan sama siapa?
112 Permudah Ya Alloh.
113 Hotel Mercy
114 Nanti kan Ketemu
115 Nila yang Angkat.
116 Please. Maafkan
117 Ijin dulu
118 Buku
119 Balas
120 Ngeyel
121 Hujan.
122 Siska.
123 Draft
124 Sah.
125 Siap
126 5 menit aja
127 End.
128 Salah paham
129 Kenapa Bisa Balik
130 Bang Hanan
131 Desakan Ummi
132 Dikeluarkan
133 Harus Telepon
134 Hujan
135 Rumah
136 Ijin
137 Pulang
138 Bahaya
139 Jangan Gengsi
140 Baba Yang Salah
141 Ngerjain Tugas
142 Rombongan
143 Jangan
144 Imunisasi
145 Terlukis Senyum
146 Perempuan
147 Hai Hanan
148 Jadi Dia
149 Hampers
150 Berdiri di depanya.
151 Doa Hanan
152 Kasian Anakmu
153 Malu
154 Cantik Sekali
155 Sedikit Nakal.
156 Kesempatan
157 Temui
158 Kasian Rendi
159 Baba Senang
160 Bekerja Sama
161 Suami Kamu
162 Aku keluarganya
163 Wibawa
164 Sepatu dari Rendi
165 Ikut Rendi
166 Jangan Ngawur
167 Rencana Della.
168 Jangan Takut. Dihadapi.
169 Hari yang Manis
170 Om Baik
171 Nila Amazing
172 Celine itu Baik.
173 Ya Benar. Saya istrinya
174 Bukan Bocil
175 Hari ini saja.
176 Liontin terbelah.
177 Bubar
178 Orang Tua atau anaknya?
179 Buat Simpulan
180 Putri Gunawijaya
181 Geram.
182 Bu Laksmi
183 Pergi
184 Gara- gara Video
185 Rendi Akbar Maulana
186 Masuk ke Got
187 Kehilangan
188 Bunda Melly
189 Kelemahan Lawan
190 Perang
191 Bertemu
192 dr. Egy
193 3 hari lagi
194 Ketok Palu.
195 Tunggu 1 bulan
196 Kebebasan Rendi?
197 Bantuan Sahabat
198 Kakak Adik?
199 Senyum Nila
200 Bermain Salju
201 Tetap Mulia
202 Alergi mungkin?
203 Bagaimana dengan Kuliahmu?
204 Budi Baik
205 Calon Cucu.
206 Bu Widya
207 Kami teman Farel
208 Mencari Farel
209 Della
210 Kangen
211 Bukan Kesalahan
212 dr. Egy ketemu
213 Farel, Bolunya Mami.
214 Bertemu dokter Egy.
215 Dita
216 Oma Sara
217 Permintaan Nila
218 Habiskan
219 Tidak ada korban
220 Dua Karyawan
221 Jadi?
222 Ujiaan
223 Sekarang Waktunya Nila
224 Ke Rumah Tahanan
225 Tentang Ibu
226 Bertemu Abah.
227 Tahu Resikonya
228 Memutuskan Bercerai
229 Akan baik2 saja
230 3 jam lagi
231 Rendi Bebas
Episodes

Updated 231 Episodes

1
Aku sudah dewasa.
2
Mengigau
3
Orang Tua.
4
Kelakuan Rendi
5
pulang
6
Curi- curi Pandang.
7
Hanya Berdua
8
Harus Berani
9
Ceraikan Aku dengan Baik.
10
Aku pulang saja
11
Sungguhan
12
Maaf
13
Rendi Panik
14
Amer tahu
15
Maaf Ummi
16
Nila di kamar aja.
17
Salah Besar
18
Nila tidak bisa ditemui
19
Batalkan Ba!
20
Pergi!
21
Tidak pernah menyentuh.
22
Belum Menceraikan.
23
Ingat Itu.
24
Tidak
25
Dilarang pulang
26
Abah
27
Harus ada Sidang.
28
Dampingi Nila.
29
Surat Rendi.
30
Menunggu jawaban.
31
Om apa Kak?
32
Ingin dipahami
33
Menghitung waktu
34
Move On
35
Yakin
36
Istriku
37
Keluarga Laksana.
38
Esok Hari
39
Nila Absen.
40
Aku kenapa?
41
Pelajari dulu
42
Sendiri
43
Tekad Rendi
44
Pria menyebalkan
45
Nyaris, bukan sempurna
46
Bang Hanan
47
Rempong
48
Nila Tahu
49
Temui, Nila!
50
Alhamdulillah
51
Jangan Jadi Penguntit.
52
Kak Fatma.
53
Aksara Pradipta Wirajaya
54
Banyak sekali
55
Kita Harus Bicara
56
Ajakan Rendi
57
Jalan Untuk Kembali.
58
Fokus....
59
Mahasiswi
60
Berani sekali
61
Ada apa ini
62
Catatan Penting.
63
Suaranya Indah
64
Hukuman
65
Berbeda
66
Say Hello
67
Siapa sih?
68
Bermain Elegan
69
Berharga.
70
Nila Baper
71
Abi Yusuf.
72
Kamu Kenapa?
73
Gantikan Abah
74
Terkunci.
75
Aku tidak ambil apapun
76
Sepertinya dia sakit
77
Tidak serius.
78
Parfum
79
Tugas dari Abah
80
Boleh berangkat
81
Aneh
82
Surprise
83
Tunggu!
84
Apa dia mati?
85
Masih Halal
86
Mendengar dengan hati
87
Maap...
88
Ke Rumah Bang Adip.
89
Trik Rendi
90
Ngorok
91
Nila kamu sama Siapa?
92
Baca Ulang...
93
Dikira Adip.
94
Mengasuh Dipta.
95
Bertemu Baba.
96
Ingin Tertawa
97
Kado pernikahan
98
Saling mencintai.
99
Baba
100
Lebih Sayang Abah
101
Jadi Operator
102
Jangan Cemburu.
103
Udah nge-Chargenya?
104
Tidak Rela
105
Ajak Nila
106
Centang satu.
107
Tamu Tak Diundang
108
Apa Baba marah?
109
Baba Takut
110
Boleh pergi bareng.
111
Wa nan sama siapa?
112
Permudah Ya Alloh.
113
Hotel Mercy
114
Nanti kan Ketemu
115
Nila yang Angkat.
116
Please. Maafkan
117
Ijin dulu
118
Buku
119
Balas
120
Ngeyel
121
Hujan.
122
Siska.
123
Draft
124
Sah.
125
Siap
126
5 menit aja
127
End.
128
Salah paham
129
Kenapa Bisa Balik
130
Bang Hanan
131
Desakan Ummi
132
Dikeluarkan
133
Harus Telepon
134
Hujan
135
Rumah
136
Ijin
137
Pulang
138
Bahaya
139
Jangan Gengsi
140
Baba Yang Salah
141
Ngerjain Tugas
142
Rombongan
143
Jangan
144
Imunisasi
145
Terlukis Senyum
146
Perempuan
147
Hai Hanan
148
Jadi Dia
149
Hampers
150
Berdiri di depanya.
151
Doa Hanan
152
Kasian Anakmu
153
Malu
154
Cantik Sekali
155
Sedikit Nakal.
156
Kesempatan
157
Temui
158
Kasian Rendi
159
Baba Senang
160
Bekerja Sama
161
Suami Kamu
162
Aku keluarganya
163
Wibawa
164
Sepatu dari Rendi
165
Ikut Rendi
166
Jangan Ngawur
167
Rencana Della.
168
Jangan Takut. Dihadapi.
169
Hari yang Manis
170
Om Baik
171
Nila Amazing
172
Celine itu Baik.
173
Ya Benar. Saya istrinya
174
Bukan Bocil
175
Hari ini saja.
176
Liontin terbelah.
177
Bubar
178
Orang Tua atau anaknya?
179
Buat Simpulan
180
Putri Gunawijaya
181
Geram.
182
Bu Laksmi
183
Pergi
184
Gara- gara Video
185
Rendi Akbar Maulana
186
Masuk ke Got
187
Kehilangan
188
Bunda Melly
189
Kelemahan Lawan
190
Perang
191
Bertemu
192
dr. Egy
193
3 hari lagi
194
Ketok Palu.
195
Tunggu 1 bulan
196
Kebebasan Rendi?
197
Bantuan Sahabat
198
Kakak Adik?
199
Senyum Nila
200
Bermain Salju
201
Tetap Mulia
202
Alergi mungkin?
203
Bagaimana dengan Kuliahmu?
204
Budi Baik
205
Calon Cucu.
206
Bu Widya
207
Kami teman Farel
208
Mencari Farel
209
Della
210
Kangen
211
Bukan Kesalahan
212
dr. Egy ketemu
213
Farel, Bolunya Mami.
214
Bertemu dokter Egy.
215
Dita
216
Oma Sara
217
Permintaan Nila
218
Habiskan
219
Tidak ada korban
220
Dua Karyawan
221
Jadi?
222
Ujiaan
223
Sekarang Waktunya Nila
224
Ke Rumah Tahanan
225
Tentang Ibu
226
Bertemu Abah.
227
Tahu Resikonya
228
Memutuskan Bercerai
229
Akan baik2 saja
230
3 jam lagi
231
Rendi Bebas

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!