(Buat pembaca lama... yang baca tanggal 27 November 2022...Kemarin ada kesalahan teknis ada episode yang double ke Up ulang di episode 14. Sekarang udah diedit jadi beberpa Episode naik. Sebelum baca episode ini. Baca episode 19 lagi. Isinya beda...biar nyambung!!! Makasih...
.
.
.
Amer yang sejak awal tidak sreg dengan pernikahan Nila dengan mantap menyatakan status pernikahan siri Nila dan Rendi sekarang sudah gugur.
Amer sangat ingin menyadarkan Baba. Karena Amer juga ingin memilih calon istrinya sesuai mau Amer, tidak memandang bagaimana keluarganya entah baik atau buruk. Juga Amer tidak rela adiknya di sakiti.
Ummi pun langsung menatap Amer dengan tatapan nanar. Hatinya semakin remuk. Ummi sangat sedih menyadari ternyata Amer tahu semua dan amat benci ke anaknya walau Ummi menyadari Rendi salah. Ummi amat sayang ke Nila dan sangat ingin Nila tetap menjadi ibu dari cucunya.
“Saya tidak berniat menceraikanya, Ba!” sahut Rendi cepat.
Walau niat awal menikah dengan hati yang buruk, juga akal sehatnya gengsi mengakui Nila secara nyata, tapi tidak bisa dijelaskan alasanya, Rendi merasakan sakit yang hebat jika harus melepaskan Nila.
Baba yang sudah lepas kendali terdiam mendengarkan perkataan Amer. Otaknya terus berkemuk.
“Saya tidak berniat menceraikan Nila sama sekali Ba. Saya mohon, saya bisa jelaskan!” tutur Rendi tidak berhenti berusaha.
Rendi kali ini melawan semua gengsi, takut dan ragunya, mengikuti kata hatinya tidak ingin kehilangan Nila. Tentu saja itu membuat Amer semakin geram. Kenapa sangat tidak sesuai, apa maunya? Kalau tidak mau menceraikan kenapa tidak berlaku baik.
“Jelaskan apalagi, Bang! Nila bukan istrimu lagi. Bukankah ini yang Bang Rendi mau. Mau Bang Rendi apa sih!” sahut Amer sama seperti Ummi tidak mau tinggal diam dan bersikeras.
“Nak Amer... maaf Ummi menyela,” sahut Ummi lagi juga ikut berusaha mempertahankan.
Amer menatap sinis Ummi.
Baba masih berusaha tenang karena Buna memegang tanganya agar tidak kelepasan lagi.
“Talak akan jatuh, jika Rendi memang ingin menceraikan Nila. Rendi memang berdosa karena berbohong, tapi Nila masih istri Rendi!” sahut Ummi berusaha meluruskan untuk mempertahankan Nila.
Amer tidak peduli dan tetap tidak mau kalah.
“Tapi nyatanya Bang Rendi enggan dan mau kan punya istri seperti Nila, Nila sendiri yang cerita, Bang Rendi mengatakan itu, apa itu artinya? Amer juga dengar, Bang Rendi tidak pernah menyapa dan jeguk Nila, hari raya aja selalu mangkir kan? Itu artinya Bang Rendi meninggalkan Nila. Bukan hanya tiga bulan tapi berbulan- bulan. Apalagi memang alasanya?” serbu Amer lagi.
Ummi dan Rendi pun gelagapan, itu memang yang terjadi.
Baba dadanya terasa sesak mendengar kenyataan itu. Baha pun tersadar dibohongi keluarga Rendi jika itu benar. Selama ini Nila selalu mengatakan semuanya baik, keluarga Rendi pun terus meyakinkan menjaga Nila dan semua baik hingga Baba sangat percaya dan yakin.
Baba jadi gatal ingin pukul Rendi lagi, tapi Buna menahan dan menenangkanya.
“Benarkah, selama di Pesantren kamu tidak pernah menjenguk putriku? Benarkah kamu malu, memperistri putriku?” tanya Baba sampai gemetaran.
Umiipun semakin panik ingin ikut bicara, tapi Rendi langsung menyela.
“Saya bisa jelaskan Ba..! Bukankah Baba yang meminta Rendi untuk tetap menjaga Nila tumbuh dengan sempurna dan lulus Madrasah Aliyah, Saya hanya ingin menunaikan itu,” jawab Rendi membela diri.
“Membiarkan tumbuh dewasa, bukan berarti tidak mau menyapa dan mengatainya anak kecil kan, Bang. Bang Rendi bisa kan menyambung silaturrahim dan mendekatkan diri dengan Nila. Apalagi Bang Rendi mengatakan masih lajang dan tidak perbah menikah. Apa itu artinya? Kalau memang tidak suka ya sudah! Kami bisa menjaga Nila dan menyayanginya dengan baik!” jawab Amer lagi.
“Tapi saya bertanggung jawab menafkahinya dan..,” sahut Rendi cepat ingin tetap membela diri. Tapi Baba langsung angkat tangan lagi.
Baba sangat tersinggung mendengar tanggung jawab Rendi hanya sebatas menafkahinya.
“Stop.. keluar kalian dari rumah saya!” teriak Baba sudah tidak mau dengar apa- apalagi dan ambil jalan cepat.
Rendi dan Ummi pun tercekat.
“Nila putriku, aku sangat sanggup menjamin semua kebuthuhan hidupnya. Pergi dari hadapanku dan Jangan temui Nila lagi!” hardik Baba sudah sangat geram dan tidak bisa membendung emosi.
Ummi yang sudah mengira ini akan terjadi pun meneteskan air matanya. Ummi menyadari Rendi bersalah dan Ummi hanya berusaha menggenapi tugasnya.
“Tapi saya tidak berniat, menceraikannya Ba!” gumam Rendi lirih masih ingin berusaha dan menegaskan walau sirih hukumnya dia masih merasa Nila istrinya.
“Cepat tinggalkan rumah ini, sebelum habis kesabaranku!” ucap Baba lagi emosi.
Baba tidak kelepasan tangan karena Buna yang sedari tadi mendampingi Baba.
Buna pun hanya menatap Ummi dengan tatapan tidak nyaman, hubungan baik mereka harus berakhir seperti ini.
Rendi yang sudah berusaha menjelaskan pendapatnya hanya bisa terdiam menyesali perbuatanya. Baik Ummi dan Rendi masih mempunyai otak yang sehat. Dia suda diusir dan artinya harus pergi.
“Baiklah, Pak Ardi. Kami pamit, kami mohon maaf!” tutur Ummi lagi sangat menyesalkan dan malu.
Baba yang sudah marah dan kecewa teramat sangat, sekaligus tidak nyaman karena menunjukan sifat amarahnya yang meledak, tidak berani menatap Ummi.
Babaa sangat sakit hubungan yang baik harus terjadi seperti ini.
Rendi dan Ummi pun segera menarik diri melihat Baba tak sudi menatap mereka. Rendi pun melangkah pergi dengan penuh penyesalan.
Amer langsung bernafas lega dan menatap Babanya gatal ingin mengutarakan pendapatnya, kalau Baba harus merubah stigma perjodohan apapun alasan Baba. Bagi Amer Baba harus belajar dari Jingga.
"Amer minta maaf Ba!" celetuk Amer ke Babanya.
Baba pun terdiam tidak mendengar, Baba langsung duduk memegangi kepalanya. Sampai Baba meneteskan air matanya. Baba membuang malunya pada Amer dan Buna.
"Baba...," lirih Buna mengelus pundak Baba.
"Hiiks... hiiks...," Baba merasa sangat gagal menjadi ayah. Baba sangat menyesal mengetahui dirinya telah membuat anaknya direndahkan dan ternyata dirinya dikelabuhi
"Maafkan Baba..., Nila tanggung jawab Baba. Kenapa Baba biarkan anak kita disakiti?," lirih Baba sambil terisak.
Amer sebenarnya merasa tidak nyaman melihat babanya menangis. Tapi bagi Amer proses ini harus dilalui agar Baba mengerti.
"Semua belum terlambat Ba...," ucap Amer.
"Iya, benar kata Amer Ba. Belum terlambat!"
"Baba kira, Nila akan hidup mulia dan dijaga bak permata. Baba tidak menyangka Nila dilecehkan begitu!" sambung Baba lagi.
"Yang sudah ya sudah. Sekarang Nila aman bersama kita. Toh pernikahan mereka kan sirih Ba. Tidak ada masalah kan?" sambung Amer lagi.
Baba diam merenung. Itu berarti ke depan hubungan keluarga mereka akan renggang.
"Kita hanya perlu membicarakan ini esok dengan Kak Farid dan Anya Ba.. Walau bagaimanpun. Harus selesaikan dengan baik!" sambung Buna.
"Amer setuju!" jawab Amer.
"Selanjutnya kita hanya perlu sembuhkan luka batin Nila. Nila harus lanjut kuliah!" sambung Buna.
"Ya. Buna Benar Ba. Kalau Amer boleh bilang. Jangan jodoh- jodohkan anak lagi Ba.. biarkan kami memilih jalan kami sendiri!" ucap Amer lagi.
Baba yang masih merenung hanya mengangguk.
"Dimana Nila? Baba ingin bertemu Nila?" ucap Baba.
Lalu Buna mengangguk dan menuju ke kamar Nila
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 231 Episodes
Comments
Nila
aku suka sekali sikap baba 👍👍👍👍😇
2023-07-19
0
MeiSudarmini Soegi
😶
ngeri juga sama reaksi baba
2023-02-09
1
yunike
tunggu aja nanti si Rendi yg bucin hbs ke nila, ngejar2 nila.... baru sadar sdh melepas berlian.... dan untuk nila dia msh sangat muda...akan bnyk cinta yg lain yg akan datang kepada nya.... dan si Rendi yg menyesal dan gak mau kehilangan sosok spt nila hrs berjuang untuk menaklukkan kembali hati nila dan keluarga besar baba Ardi... up up up up..... semangat mak orhor love sekebon
2022-11-29
1