Batalkan Ba!

“Selamat malam Ba...,” sapa Rendi bangun mengulurkan tangan lalu mencium tangan Baba walau ragu.

“Assalamu’alaikum, selamat malam Pak Ardi?” sapa Ummi menangkupkan kedua tanganya di depan dadanya sembari tersenyum sejenak dan menganggukan kepala tanda menghormati besanya. 

“Waalaikum salam. Mari – mari silahkan duduk!” jawab Baba ramah.

Rendi dan Ummi semakin menegang begitu Baba tiba. Raut wajah Baba masih ramah dan santai, sepertinya Baba belum tahu apa- apa.

Entah bagaimana Nila menyembunyikan masalah mereka dan bagaimana mengatakan pada Buna dan Babanya, kenapa Baba masih sangat santai. Kekaguman Ummi pada Nila semakin bertambah. 

Tapi Ummi sadar, setelah ini, entah apa yang terjadi, pasti akan berubah. Ummi, sebagai Ibu Rendi, sebagai Mertua yang sayang pada Nila hanya ingin menunaikan tugasnya. Ummi merasa bertanggung jawab harus meminta maaf dan siap resikonya.

Selebihnya Ummi sudah pasrah biar Rendi yang mendapatkan teguran dan pelajaran agar bisa berubah. Ummi sendiri sudah bingung bagaimana menyadarkan Rendi agar lembut perasaan Rendi. 

Rendi sendiri baru merasakan betapa dirinya tidak menyangka, dia akan berada di titik ini. berhadaapan dengan Tuan Ardi Gunawijaya yang namanya begitu tinggi dihormati banyak orang, dia segani dan juga amat baik padanya. Saat ini Rendi seperti hendak melakukan pengakuan dosa dan siap dihakimi. 

Buna dan Amer langsung mengeratkan rahangnya bersiap menyelesaikan semuanya malam itu juga. Buna dan Amer bukan hanya geram ke Rendi tapi juga ke Baba. Mereka tidak sabar untuk menunjukan kalau Baba salah. 

“Ehm...,” Amer langsung berdehem tidak sabar.

“Tadi katanya Rendi mau anter Ummi pulang, kok malah ke sini? Nggak jadi pulang atau gimana?” tanya Baba masih mode ramah tidak tahu apapun. Tapi Baba mulai bingung dan janggal.

“Ehm.. ehm..,” Rendi berdehem tidak langsung menjawab, karena masih gemetar takut. Rendi diam sejenak sekaligus, mengonekan arah pertanyaan Baba.

Rendi kan tidak tahu kalau ternyata Nila dan Jingga masih melindunginya dan berbohong pada Baba. Tapi begitu sambungan saraf Rendi menyambung, di situlah hati Rendi terkoyak penyesalan kembali bercokol. Nila memang sebaik itu, dia masih kecil tapi ternyata bijak dan masih melindunginya. Harapan Rendi memperbaiki pun mulai datang. 

Sementara Ummi dadanya langsung mengembang, semakin percaya dengan penilaiannya. Ya, Nila adalah menantu pilihan terbaiknya, dia masih melindungi  kesalahan putranya. Ummipun sangat berharap semua akan kembali baik.

“Ah ya... mobil saya mogok, jadi saya putuskan balik lagi!” jawab Ummi cepat jujur walau masih menutupi Rendi. “Makanya ini mau jemput Nak, Nila lagi!” Ummi pun tidak menyiakan kesempatan untuk juga menyelamatkan diri. 

Tapi Sayangnya Amer yang sudah tahu semuanya tidak tinggal diam dan langsung menyanggah. 

“Oh ya Ummi? Mogok dimana? Tapi saya lihat Ummi tadi putar arah memakai taksi? Nggak ada Bang Rendi!”  celetuk Amer cepat. 

Rendi dan Ummi pun langsung gelagapan, Baba pun langsung menoleh ke Amer mulai cuning dan isi kepalanya mulai berputar.

“Amer apa maksudmu?” tanya Baba. 

Buna lalu melirik ke Ummi geram, Amer juga tidak tahan segera membuka masalahnya.

“Katakan saja pada mantan Besan dan mantan menantu Baba!” ucap Amer akhirnya tidak tahan menahan kesal dan bicara kasar sampai mengatakan Rendi dan Ummi mantan, mengisyaratkan saking kesal dan benci.

Tentu saja semua terhenyak kaget mendengar perkataan Amer, terutama Baba. 

“Amer! Kamu sudah besar, jaga ucapanmu! Apa masksudmu, mantan?” tegur Baba lagi isi kepalanya tidak hanya berputar- putar tapi ikut memanas.

Amer lalu mengeratkan rahangnya menatap ke Rendi yang tampak menunduk membuang muka, melindungi raut bersalah dan takutnya. Kalau saja tidak ada Ummi sejak tadi Amer sudah ingin melayangkan bogeman ke Rendi. 

“Maafkan kami!” sahut Ummi cepat mengambil celah menahan agar Baba tidak marah.

Ummi tidak seperti Rendi dan Amer, Ummi lebih dewasa dan lebih memilih jalan jujur. 

“Maaf?” tanya Baba kaget dan semakin bingung. Ini pasti terjadi sesuatu. Baba pun menegang, dheg- dhegan menerka.

Di sisi lain, Buna mendapatkan sedikit kelegaan melihat itikad Ummi yang hendak jujur, tapi Buna tetap masih geregetan ke Rendi dan menunggu kejujuran Rendi.

“Maaf kenapa Ummi?” tanya Baba. 

Ummi kemudian menyenggol kaki Rendi, memberi kode agar mengakui salahnya. Tapi Rendi yang awalnya merasa benar, juga malu mengakui kesalahanya, tampak sangat berat dan ragu menguraikan kata.

“Ehm...,” dehem Rendi plintat plintut. 

Amer dan Buna jadi tambah geregetan. 

“Nila pulang karena Bang Rendi nyakitin Nila Ba. Kak Jingga ditelepon untuk jemput Nila! Bang Rendi tidak mengantar Ummi. Iya kan Ummi?” celetuk Amer mengadu sudah sangat kesal tidak sabar.

Baba mulai tersulut emosinya. Baba pun menatap Rendi dengan tatapan mulai menyelidik. 

Rendi tambah gelagapan dan Ummi mulai panik. 

“Benarkah kata Putraku?” tanya Baba masih menahan diri.

“Pak Ardi. Saya bisa jelaskan!” sahut Ummi cepat, selalu ikut campur, ingin mempertahankan Nila. 

Baba langsung angkat tangan, memberikan kode, menghentikan Ummi berbicara.

“Saya mohon maaf Ummi, saya ingin dengar dan bicara dengan Putra anda!” jawab Baba perkataanya mulai kaku.

Baba  kemudian menatap Rendi, Baba masih terus berusaha mengontrol emosinya dan menahan tanganya untuk tetap tenang di posisinya.

“Apa yang terjadi? Tolong jelaskan!” desak Baba masih terus berusaha bermain halus dan tertata. 

Ummi tahu diri, walau geram ke Rendi, Ummi menahan mulutnya sembari menyembunyikan wajahnya sangat malu. Ummi memilih pasrah walau hatinya sangat bergemuruh menebak apa yang akan terjadi setelah ini.

Rendi tampak gemetaran dan nyalinya menciut menghadapi Baba. 

“Apa benar kamu menyakiti putriku? Aku percaya padamu? Apa yang kamu lakukan terhadap Putriku!” tanya Baba mulai meninggi dadanya mulai bergemuruh. 

“Ma- maafkan, maafkan saya Ba!” ucap Rendi kemudian gemetaran.

Mendengar kata Maaf, bukanya lega, Baba semakin tegang. Kata maaf adalah sebuah konfirmasi kebenaran kalau Rendi sudah menyakiti Putri yang dia sayang. 

Baba yang kepalanya sedari tadi didatangi berbagai prasangka spontan langsung mendekat ke Rendi dan menarik krahnya brutal. Sampai membuat buna dan Ummi jantungan. 

“Baba...!” 

“Tuan Ardi!” 

Buna dan Ummi jadi tersentak kaget, Baba begitu tersulut emosi. 

“Apa yang kamu lakukan pada Putriku? Kamu menyelingkuhinya? Kamu kasar pada Putriku? Hah!” 

Baba tidak mengindahkan Buna dan Ummi. Baba tetap fokus hendak mencekik dan menghajar Rendi. 

Rendi menggelengkan kepalanya sembari menahan sesak.

“Tidak, Ba... saya tidak melakukan itu!” jawab Rendi gemetaran. 

Baba pun langsung menurunkan Rendi kasar  menghempaskanya.

"Uhuk...uhuk...," Rendi terbatuk menetralkan nafasnya.

Ummi dan Buna langsung menghela nafasnya lega. Tapi bagi Amer, Amer geregetan, kenapa tidak langsung dipukul saja. Rasanya Amer ingin maju melangkahi Buna dan Baba menghabisi Rendi.

Baba kembali menghela nafas menormalkan emosinya dan duduk di tempatnya. Baba berfikir, jika Rendi masih setia dan tidak main tangan, kesalahan dalam rumah tangga pasti ada.

Amer yang geregetan pun tidak tinggal diam, Baba melepaskan Rendi. 

“Tapi, Bang Rendi tidak mengakui Nila Ba. Oma sakit karena Bang Rendi!” sahut Amer tidak sabar. 

Baba lalu menegang lagi dan menatap Rendi mendengar kata Amer.

“Saya bisa jelaskan Ba!” sahut Rendi cepat kali ini ingin menyelamatkan diri.

Amer tidak mau kalah lagi. 

“Tapi bukankah, tidak mengakui istrimu itu sama saja kamu menjatuhkan talak, Bang? Bang Rendi jijik dan malu punya istri, Nila katanya, Ba! Untuk apa Bang Rendi ke sini?” sahut Amer sangat emosi dan geregetan. 

Kali ini emosi Baba naik drastis dan tak terbendung lagi emosinya. 

“Benarkah itu?” tanya Baba mengkonfrmasi ke Rendi sembari menegang dan mengepalkan tangan. 

Rendi jadi gelagapan menyesalkan kenapa Amer tampak sangat membencinya. Amer juga melebihkan perkataanya.

Tidak menunggu jawaban Rendi, Baba kelepasan. 

“Bug...!” akhirnya satu tonjokan mendarat di pipi Rendi. 

“Baba...,” pekik Buna lagi sementara Ummi kali ini hanya bisa memegang dadanya menahan nyeri. 

“Hh... hh...,” Baba pun bernafas terengah sangat kesal. 

“Maafkan saya, Ba!” tutur Rendi sambil tanganya menahan sakit di pipinya. 

Amer sedikit puas dan dia semakin ingin meneruskan. 

“Bang Rendi juga tidak pernah menjenguk, Nila. Batalkan perjodohan ini Ba! Ini kan artinya Nila sudah bukan lagi istri Bang Rendi!” celetuk Amer sangat tidak sabar. 

Terpopuler

Comments

Nila

Nila

👍👍👍💪💪

2023-07-19

0

Sandisalbiah

Sandisalbiah

Maaf kan aAmer Ummi.. dia bukanya tdk menghargai ummi dan memprofokasi baba, tp Amer hanya ingin melindungi adiknya yg udah begitu di sia²kan oleh ank ummi
.

2023-06-20

0

Sulfia Nuriawati

Sulfia Nuriawati

laki² kok cemen, akhlak jg g baik gmn mw jd imam utk istri dg anaknya nanti, plin plan 🤦🏾‍♀️🤦🏾‍♀️🤦🏾‍♀️🤦🏾‍♀️

2023-06-18

0

lihat semua
Episodes
1 Aku sudah dewasa.
2 Mengigau
3 Orang Tua.
4 Kelakuan Rendi
5 pulang
6 Curi- curi Pandang.
7 Hanya Berdua
8 Harus Berani
9 Ceraikan Aku dengan Baik.
10 Aku pulang saja
11 Sungguhan
12 Maaf
13 Rendi Panik
14 Amer tahu
15 Maaf Ummi
16 Nila di kamar aja.
17 Salah Besar
18 Nila tidak bisa ditemui
19 Batalkan Ba!
20 Pergi!
21 Tidak pernah menyentuh.
22 Belum Menceraikan.
23 Ingat Itu.
24 Tidak
25 Dilarang pulang
26 Abah
27 Harus ada Sidang.
28 Dampingi Nila.
29 Surat Rendi.
30 Menunggu jawaban.
31 Om apa Kak?
32 Ingin dipahami
33 Menghitung waktu
34 Move On
35 Yakin
36 Istriku
37 Keluarga Laksana.
38 Esok Hari
39 Nila Absen.
40 Aku kenapa?
41 Pelajari dulu
42 Sendiri
43 Tekad Rendi
44 Pria menyebalkan
45 Nyaris, bukan sempurna
46 Bang Hanan
47 Rempong
48 Nila Tahu
49 Temui, Nila!
50 Alhamdulillah
51 Jangan Jadi Penguntit.
52 Kak Fatma.
53 Aksara Pradipta Wirajaya
54 Banyak sekali
55 Kita Harus Bicara
56 Ajakan Rendi
57 Jalan Untuk Kembali.
58 Fokus....
59 Mahasiswi
60 Berani sekali
61 Ada apa ini
62 Catatan Penting.
63 Suaranya Indah
64 Hukuman
65 Berbeda
66 Say Hello
67 Siapa sih?
68 Bermain Elegan
69 Berharga.
70 Nila Baper
71 Abi Yusuf.
72 Kamu Kenapa?
73 Gantikan Abah
74 Terkunci.
75 Aku tidak ambil apapun
76 Sepertinya dia sakit
77 Tidak serius.
78 Parfum
79 Tugas dari Abah
80 Boleh berangkat
81 Aneh
82 Surprise
83 Tunggu!
84 Apa dia mati?
85 Masih Halal
86 Mendengar dengan hati
87 Maap...
88 Ke Rumah Bang Adip.
89 Trik Rendi
90 Ngorok
91 Nila kamu sama Siapa?
92 Baca Ulang...
93 Dikira Adip.
94 Mengasuh Dipta.
95 Bertemu Baba.
96 Ingin Tertawa
97 Kado pernikahan
98 Saling mencintai.
99 Baba
100 Lebih Sayang Abah
101 Jadi Operator
102 Jangan Cemburu.
103 Udah nge-Chargenya?
104 Tidak Rela
105 Ajak Nila
106 Centang satu.
107 Tamu Tak Diundang
108 Apa Baba marah?
109 Baba Takut
110 Boleh pergi bareng.
111 Wa nan sama siapa?
112 Permudah Ya Alloh.
113 Hotel Mercy
114 Nanti kan Ketemu
115 Nila yang Angkat.
116 Please. Maafkan
117 Ijin dulu
118 Buku
119 Balas
120 Ngeyel
121 Hujan.
122 Siska.
123 Draft
124 Sah.
125 Siap
126 5 menit aja
127 End.
128 Salah paham
129 Kenapa Bisa Balik
130 Bang Hanan
131 Desakan Ummi
132 Dikeluarkan
133 Harus Telepon
134 Hujan
135 Rumah
136 Ijin
137 Pulang
138 Bahaya
139 Jangan Gengsi
140 Baba Yang Salah
141 Ngerjain Tugas
142 Rombongan
143 Jangan
144 Imunisasi
145 Terlukis Senyum
146 Perempuan
147 Hai Hanan
148 Jadi Dia
149 Hampers
150 Berdiri di depanya.
151 Doa Hanan
152 Kasian Anakmu
153 Malu
154 Cantik Sekali
155 Sedikit Nakal.
156 Kesempatan
157 Temui
158 Kasian Rendi
159 Baba Senang
160 Bekerja Sama
161 Suami Kamu
162 Aku keluarganya
163 Wibawa
164 Sepatu dari Rendi
165 Ikut Rendi
166 Jangan Ngawur
167 Rencana Della.
168 Jangan Takut. Dihadapi.
169 Hari yang Manis
170 Om Baik
171 Nila Amazing
172 Celine itu Baik.
173 Ya Benar. Saya istrinya
174 Bukan Bocil
175 Hari ini saja.
176 Liontin terbelah.
177 Bubar
178 Orang Tua atau anaknya?
179 Buat Simpulan
180 Putri Gunawijaya
181 Geram.
182 Bu Laksmi
183 Pergi
184 Gara- gara Video
185 Rendi Akbar Maulana
186 Masuk ke Got
187 Kehilangan
188 Bunda Melly
189 Kelemahan Lawan
190 Perang
191 Bertemu
192 dr. Egy
193 3 hari lagi
194 Ketok Palu.
195 Tunggu 1 bulan
196 Kebebasan Rendi?
197 Bantuan Sahabat
198 Kakak Adik?
199 Senyum Nila
200 Bermain Salju
201 Tetap Mulia
202 Alergi mungkin?
203 Bagaimana dengan Kuliahmu?
204 Budi Baik
205 Calon Cucu.
206 Bu Widya
207 Kami teman Farel
208 Mencari Farel
209 Della
210 Kangen
211 Bukan Kesalahan
212 dr. Egy ketemu
213 Farel, Bolunya Mami.
214 Bertemu dokter Egy.
215 Dita
216 Oma Sara
217 Permintaan Nila
218 Habiskan
219 Tidak ada korban
220 Dua Karyawan
221 Jadi?
222 Ujiaan
223 Sekarang Waktunya Nila
224 Ke Rumah Tahanan
225 Tentang Ibu
226 Bertemu Abah.
227 Tahu Resikonya
228 Memutuskan Bercerai
229 Akan baik2 saja
230 3 jam lagi
231 Rendi Bebas
Episodes

Updated 231 Episodes

1
Aku sudah dewasa.
2
Mengigau
3
Orang Tua.
4
Kelakuan Rendi
5
pulang
6
Curi- curi Pandang.
7
Hanya Berdua
8
Harus Berani
9
Ceraikan Aku dengan Baik.
10
Aku pulang saja
11
Sungguhan
12
Maaf
13
Rendi Panik
14
Amer tahu
15
Maaf Ummi
16
Nila di kamar aja.
17
Salah Besar
18
Nila tidak bisa ditemui
19
Batalkan Ba!
20
Pergi!
21
Tidak pernah menyentuh.
22
Belum Menceraikan.
23
Ingat Itu.
24
Tidak
25
Dilarang pulang
26
Abah
27
Harus ada Sidang.
28
Dampingi Nila.
29
Surat Rendi.
30
Menunggu jawaban.
31
Om apa Kak?
32
Ingin dipahami
33
Menghitung waktu
34
Move On
35
Yakin
36
Istriku
37
Keluarga Laksana.
38
Esok Hari
39
Nila Absen.
40
Aku kenapa?
41
Pelajari dulu
42
Sendiri
43
Tekad Rendi
44
Pria menyebalkan
45
Nyaris, bukan sempurna
46
Bang Hanan
47
Rempong
48
Nila Tahu
49
Temui, Nila!
50
Alhamdulillah
51
Jangan Jadi Penguntit.
52
Kak Fatma.
53
Aksara Pradipta Wirajaya
54
Banyak sekali
55
Kita Harus Bicara
56
Ajakan Rendi
57
Jalan Untuk Kembali.
58
Fokus....
59
Mahasiswi
60
Berani sekali
61
Ada apa ini
62
Catatan Penting.
63
Suaranya Indah
64
Hukuman
65
Berbeda
66
Say Hello
67
Siapa sih?
68
Bermain Elegan
69
Berharga.
70
Nila Baper
71
Abi Yusuf.
72
Kamu Kenapa?
73
Gantikan Abah
74
Terkunci.
75
Aku tidak ambil apapun
76
Sepertinya dia sakit
77
Tidak serius.
78
Parfum
79
Tugas dari Abah
80
Boleh berangkat
81
Aneh
82
Surprise
83
Tunggu!
84
Apa dia mati?
85
Masih Halal
86
Mendengar dengan hati
87
Maap...
88
Ke Rumah Bang Adip.
89
Trik Rendi
90
Ngorok
91
Nila kamu sama Siapa?
92
Baca Ulang...
93
Dikira Adip.
94
Mengasuh Dipta.
95
Bertemu Baba.
96
Ingin Tertawa
97
Kado pernikahan
98
Saling mencintai.
99
Baba
100
Lebih Sayang Abah
101
Jadi Operator
102
Jangan Cemburu.
103
Udah nge-Chargenya?
104
Tidak Rela
105
Ajak Nila
106
Centang satu.
107
Tamu Tak Diundang
108
Apa Baba marah?
109
Baba Takut
110
Boleh pergi bareng.
111
Wa nan sama siapa?
112
Permudah Ya Alloh.
113
Hotel Mercy
114
Nanti kan Ketemu
115
Nila yang Angkat.
116
Please. Maafkan
117
Ijin dulu
118
Buku
119
Balas
120
Ngeyel
121
Hujan.
122
Siska.
123
Draft
124
Sah.
125
Siap
126
5 menit aja
127
End.
128
Salah paham
129
Kenapa Bisa Balik
130
Bang Hanan
131
Desakan Ummi
132
Dikeluarkan
133
Harus Telepon
134
Hujan
135
Rumah
136
Ijin
137
Pulang
138
Bahaya
139
Jangan Gengsi
140
Baba Yang Salah
141
Ngerjain Tugas
142
Rombongan
143
Jangan
144
Imunisasi
145
Terlukis Senyum
146
Perempuan
147
Hai Hanan
148
Jadi Dia
149
Hampers
150
Berdiri di depanya.
151
Doa Hanan
152
Kasian Anakmu
153
Malu
154
Cantik Sekali
155
Sedikit Nakal.
156
Kesempatan
157
Temui
158
Kasian Rendi
159
Baba Senang
160
Bekerja Sama
161
Suami Kamu
162
Aku keluarganya
163
Wibawa
164
Sepatu dari Rendi
165
Ikut Rendi
166
Jangan Ngawur
167
Rencana Della.
168
Jangan Takut. Dihadapi.
169
Hari yang Manis
170
Om Baik
171
Nila Amazing
172
Celine itu Baik.
173
Ya Benar. Saya istrinya
174
Bukan Bocil
175
Hari ini saja.
176
Liontin terbelah.
177
Bubar
178
Orang Tua atau anaknya?
179
Buat Simpulan
180
Putri Gunawijaya
181
Geram.
182
Bu Laksmi
183
Pergi
184
Gara- gara Video
185
Rendi Akbar Maulana
186
Masuk ke Got
187
Kehilangan
188
Bunda Melly
189
Kelemahan Lawan
190
Perang
191
Bertemu
192
dr. Egy
193
3 hari lagi
194
Ketok Palu.
195
Tunggu 1 bulan
196
Kebebasan Rendi?
197
Bantuan Sahabat
198
Kakak Adik?
199
Senyum Nila
200
Bermain Salju
201
Tetap Mulia
202
Alergi mungkin?
203
Bagaimana dengan Kuliahmu?
204
Budi Baik
205
Calon Cucu.
206
Bu Widya
207
Kami teman Farel
208
Mencari Farel
209
Della
210
Kangen
211
Bukan Kesalahan
212
dr. Egy ketemu
213
Farel, Bolunya Mami.
214
Bertemu dokter Egy.
215
Dita
216
Oma Sara
217
Permintaan Nila
218
Habiskan
219
Tidak ada korban
220
Dua Karyawan
221
Jadi?
222
Ujiaan
223
Sekarang Waktunya Nila
224
Ke Rumah Tahanan
225
Tentang Ibu
226
Bertemu Abah.
227
Tahu Resikonya
228
Memutuskan Bercerai
229
Akan baik2 saja
230
3 jam lagi
231
Rendi Bebas

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!