Bab 16

Mengingat kenangan mereka di masa lalu seketika membuat pipi Alya merona. Saat itu, Adam selalu menyatakan cinta padanya dengan cara yang amat romantis untuk anak seusianya, membawa bunga, boneka, serta cokelat untuk Alya. Bahkan yang terakhir kali, Adam sampai menyatakan cinta di tengah lapangan setelah mengumpulkan anak-anak untuk menyaksikannya, tapi tetap saja Alya menolaknya dengan alasan yang sama, yaitu dilarang pacaran oleh kedua orang tuanya.

Merasa malu dan konyol mengingat kembali moment itu membuat Alya menepis tangan Adam yang kini memegangi kedua pundaknya. Dan seketika itu juga, Alya kembali teringat pada ucapan sang papa beberapa hari yang lalu di rumah sakit, bahwa selama 7 tahun ini, Adam diam-diam telah melakukan pendekatan untuk mengambil hati kedua orang tuanya, terutamanya sang papa.

"Kenapa kamu mengatakan itu lagi padaku? Bukannya kamu sudah mengatakan ini sebelumnya," kata Alya, sambil membuang pandangannya ke arah lain, menyembunyikan wajahnya yang sudah merona.

"Tidak, Abang hanya ... Abang hanya ingin mengingatkanmu saja bahwa selama ini Abang memang sudah mencintai kamu."

"Sudah, tidak usah dibahas lagi. Sana makan. Aku masih ada kerjaan." Alya memutar badan hendak beranjak pergi meninggalkan suaminya sendirian di sana, tapi baru saja Alya melangkah, tiba-tiba dia mendengar suara sesuatu seperti terjatuh tepat di belakangnya. Rupanya setelah Alya menoleh, dia melihat Adam jatuh terduduk di atas kursi sambil memegangi perutnya.

"Astagfirullah hal adzim ...." Alya berjalan cepat menghampiri Adam dengan perasaan panik dan khawatir. Dia yakin, perut Adam pasti sakit karena pria itu belum makan apa-apa sejak tadi pagi.

"Tuh, 'kan? Aku bilang juga apa? Perut kamu jadi sakit, 'kan? Siapa suruh dikasih makanan tapi malah bilang, kenyanglah, tidak laparlah. Dasar kekanak-kanakan!" Alya mengomel sambil mengangkat kursi kosong lainnya lalu meletakkannya tepat di hadapan Adam.

"Kamu mau apa?" tanya Adam sambil masih memegangi perutnya yang terasa sedikit sakit.

"Kamu pikir mau apa lagi?!" ketus Alya seraya meraih piring berisi makanan yang sebelumnya dia letakkan di atas meja. "Ini, makan. Aku akan duduk di sini untuk mengawasimu dan memastikan bahwa kamu memakan makanannya sampai habis."

"Tidak usah, bawa saja makanan itu turun ke dapur. Abang belum mau makan," kata Adam membuat Alya semakin kesal saja dibuatnya.

"Ish, kamu tuh, ya? Kalau kamu sakit, aku juga yang disalahkan karena tidak bisa mengurus suami dengan baik."

"Apa apa? Tadi kamu bilang apa? Suami? Apa Abang tidak salah dengar?" tanya Adam sambil mengulum senyum dan menatap Alya lekat.

Alya langsung membuang pandangannya ke arah lain sambil menggigit sudut bibirnya karena merasa telah salah bicara.

Ish, dasar menyebalkan.

"Jadi ... meski pun sikap kamu seperti ini ke Abang, kamu sebenarnya tetap menganggap Abang sebagai suamimu. Begitu?" Adam kembali bertanya tapi lagi-lagi Alya memilih bungkam. "Kok diam? Kenapa pertanyaan Abang tidak dijawab?"

"Ekhm." Alya berdehem sebelum kembali menatap suaminya. "Ini, ambil makanannya, tidak perlu menanyakan hal yang tidak penting," ketus Alya sembari menyodorkan piring pada Adam.

Adam menerima piring itu lalu meletakkannya kembali di atas meja. "Tidak perlu. Sekarang ini Abang hanya ingin sakit saja agar bisa mendapatkan perhatian dari istri Abang yang sangat Abang cintai."

Plak! Merasa kesal bercampur malu karena Adam terus saja menggodanya, Alya tanpa sengaja memukul lengan suaminya itu.

"Kamu tuh, ya, sengaja mau membuat papa sama mama memarahiku lagi. Dasar menyebalkan."

Alya mengambil kembali piring itu lalu menyedokkan makanan untuk menyuapi Adam.

"Ini, makan. Mumpung aku berbaik hati mau menyuapimu. Dan please, jangan kekanak-kanakan seperti ini lagi. Pakai acara mogok makan segala."

Adam menerima suapan Alya dengan baik sambil menatap istrinya yang galak itu dengan senyuman yang menghiasi wajahnya. Di matanya, dari dulu hingga sekarang Alya masih tetap saja sama. Meski pun Alya galak padanya, tapi dia tetap peduli.

Tiba-tiba Adam teringat masa-masa saat mereka sekolah dulu. Setelah dirinya dipermalukan karena cintanya ditolak di depan anak-anak satu sekolah, Adam jadi sering mengganggu Alya dengan tujuan untuk mendapatkan perhatian gadis itu. Pernah waktu itu Alya baru saja keluar dari toilet sekolah sendirian saat jam pelajaran masih berlangsung, tapi tiba-tiba saja Adam muncul dan menghadang langkahnya, karena kesal karena terus-terusan diganggu kemana pun dia pergi, Alya pun jadi marah dan tanpa sengaja mendorong Adam hingga terjatuh dan kakinya terkilir. Dan waktu itu, meski pun Alya marah pada Adam, tapi dia tetap membantu memapahnya menuju ruang UKS.

"Ish, pakai acara senyam-senyum segala lagi. Nih, makan yang banyak," kata Alya sambil kembali menyuapi suaminya.

B e r s a m b u n g...

Terpopuler

Comments

Sweet Girl

Sweet Girl

Podo wae...

2023-10-30

0

Defi

Defi

Ga sia2 mogok makan ya, Alya jadi perhatian 😂

2023-02-19

0

Lia Yulia

Lia Yulia

Tom and jerrynya sdh mulai akur🤭

2022-11-08

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!