Bab 4

Astagfirullah. Memangnya di dunia ini sudah kehabisan stok laki-laki apa? Kenapa laki-laki yang mau dijodohkan denganku malah dia? Batin Alya.

Alya menatap tangan Adam yang terulur untuk berjabat tangan dengannya. Menyambut uluran tangan itu saja rasanya Alya tidak sudi saking bencinya dia pada Adam.

"Maaf, bukan muhrim." Alya tiba-tiba saja mengatupkan kedua tangannya di depan dada, menolak secara halus untuk membalas uluran tangan Adam. "Dan kabar saya ... kurang baik setelah melihat kamu." Alya berbisik sambil bergumam di ujung kalimatnya, tapi Adam masih bisa mendengar dan mengerti apa yang dikatakan oleh gadis tersebut.

Sementara itu, Papa Ilyas yang melihat sikap putrinya yang kurang ramah pada Adam malah tertawa cukup keras. Bukan tanpa alasan Papa Ilyas melakukan hal seperti itu. Pria paruh baya tersebut hanya ingin mencairkan suasana yang mendadak jadi tegang semenjak Alya bertemu kembali dengan Adam.

"Ah, mm ... Alya, Papa rasa kalian berdua tidak perlu lagi berkenalan karena dulunya kalian bersekolah di sekolah yang sama 'kan?" Papa Ilyas menatap Alya dan Adam secara bergantian sambil tersenyum. "Tapi, Alya, ijinkan Papa untuk memperkenalkan Adam sebagai laki-laki pilihan Papa yang Papa percaya untuk menjadi pendamping hidup satu-satunya buat putri kesayangan Papa," tambah Papa Ilyas sambil masih tersenyum sumringah.

Melihat sang papa yang nampak begitu bahagia dan bersemangat memperkenalkan Adam sebagai calon menantu pilihannya membuat Alya tidak bisa berkata apa-apa lagi. Padahal, seingat Alya sang Papa belum 24 jam keluar dari rumah sakit, kenapa tiba-tiba terlihat sangat bersemangat dan bugar seperti tidak ada penyakit. Sampai-sampai Alya dibuat speechless dan terheran-heran melihatnya. Sebegitu bahagianya kah sang papa melihat putri semata wayangnya akan segera menikah. Begitu pikir Alya.

Sebenarnya Alya merasa sangat senang bisa melihat papanya sehat lagi seperti dulu, tapi mengingat bahwa pria yang cepat atau lambat akan mempersunting dirinya ternyata adalah Adam, rasanya Alya ingin lenyap ke bumi belahan lain saja.

Astagfirullah, astagfirullah, astagfirullah. Semoga ini hanya mimpi ya Allah. Hamba sungguh tidak sanggup jika mimpi buruk ini menjadi kenyataan. Batin Alya. Rasanya begitu sulit untuk dia menerima Adam sebagai calon suaminya.

Tidak, ini tidak benar. Aku harus bicara berdua dengannya dan memintanya untuk membatalkan rencana perjodohan ini. Batin Alya sambil sesekali melempar tatapan tidak suka pada Adam.

Aku tahu kamu masih membenciku Alya, tapi ketahuilah, yang terjadi di antara kita di masa lalu hanyalah sebuah kesalah pahaman. Batin Adam.

.

.

Beberapa saat kemudian. Setelah para orang tua bermusyawarah, mereka semua sepakat untuk mengadakan pesta pertunangan antara Adam dan Alya 2 minggu lagi, sementara pesta pernikahan mereka akan diselenggarakan 1 bulan setelahnya.

"Barangkali kalian berdua mau mengobrol berdua, silahkan keluar ke taman belakang," kata Papa Ilyas.

Tanpa menunggu lama lagi, Alya segera bangkit dari duduknya. Memang ini yang dia tunggu-tunggu sejak tadi, memiliki kesempatan untuk berbicara berdua saja dengan Adam.

Begitu mereka berdua sampai di taman belakang, Alya langsung to the point pada Adam.

"Tolong batalkan perjodohan ini," kata Alya. Sedikit pun dia tidak mau menatap wajah calon suami pilihan orang tuanya tersebut saking bencinya dia pada Adam.

"Alya, kamu ini bicara apa? Orang tua kita bahkan sudah merencanakan acara pertunangan serta acara resepsi pernikahan untuk kita berdua. Apa kamu tega mengacaukan semua rencana yang telah mereka buat?" kata Adam.

"Aku bilang batalkan ya batalkan! Lagian, yang mereka buat itu baru rencana, jadi masih bisa dibatalkan, 'kan?" jawab! Alya.

"Tapi kenapa? Apa kamu masih marah padaku perihal kejadian saat kita masih sekolah dulu?" tanya Adam. Tatapan tajam yang sekilas dilemparkan Alya padanya mengisyaratkan bahwa dugaannya memang benar.

"Alya, sekali lagi aku minta maaf padamu, oke? Aku tahu aku memiliki banyak sekali kesalahan padamu di masa lalu, dan aku benar-benar minta maaf soal itu, Alya."

"Hg, maaf. Kamu pikir aku akan memaafkanmu semudah itu? Tidak akan!"

Adam mengusap wajahnya dengan frustasi. "Alya, aku bersungguh-sungguh meminta maaf padamu. Aku sungguh sudah berubah, aku bukan lagi Adam yang dulu kamu kenal." Adam lalu melangkah dan berdiri tepat di hadapan Alya.

B e r s a m b u n g...

Terpopuler

Comments

Defi

Defi

Butuh waktu yg lama untuk Alya bisa melupakan kejadian tersebut,, e..tiba2 kamu datang ya jelas saja Alya masi benci kamu Dam

2023-02-19

0

Lia Yulia

Lia Yulia

buktikan dulu Dam kalau memang kamu sdh berubah...

2022-11-08

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!