Mendengar permintaan Alya, Adam hanya bisa menatap gadis itu dengan tatapan sendu dan mata berkaca-kaca.
"Alya, sebegitu bencinya kah kamu padaku? Sampai-sampai perjodohan yang bahkan sudah kedua orang tua kita atur dengan baik untuk kita berdua sangat ingin kamu batalkan."
"Cih, apakah aku masih perlu menjawab pertanyaanmu itu? Bukankah kamu sendiri sudah melihatnya dengan jelas seperti apa sikapku padamu," jawab Alya.
Adam hanya bisa menatap gadis yang dicintainya itu dengan hati tersayat-sayat tanpa bisa berkata apa-apa lagi.
"Masuklah dan tepati janjimu. Aku ingin melihat, apakah kamu tipe laki-laki yang bisa memegang ucapan atau tidak," kata Alya lagi sebelum akhirnya dia meninggalkan Adam sendirian di sana.
Adam menatap punggung Alya dengan tatapan nanar. Hatinya terasa begitu perih dan sakit melihat betapa bencinya Alya padanya.
"Ya Allah, hamba serahkan segala urusan hamba kepada Engkau. Jika memang Alya wanita yang Engkau ciptakan untuk mendampingi hamba, hamba yakin, Engkau pasti akan selalu memiliki jalan untuk menyatukan kami. Tapi jika kami memang tidak diciptakan berjodoh, hamba yakin, Engkau pasti sudah menyiapkan jodoh yang terbaik untuk hamba yaa Allah."
.
.
Alya berjalan menghampiri para orang tua yang masih saja asyik membicarakan rencana pertunangan antara dirinya dan Adam. Seketika rasa bersalah merasuk ke dalam hati Alya melihat betapa antusias dan bersemangatnya ke empat orang tua itu ketika membahas mengenai acara yang mereka susun untuk putra putri mereka.
Pa, Ma, maafkan Alya, Alya benar-benar tidak bisa menikah dengan laki-laki yang kalian pilihkan untuk Alya. Batin Alya.
"Alya, Adam mana?" tanya Mama Rosa saat melihat putrinya masuk seorang diri tanpa Adam.
"Oh, dia ... dia masih di taman belakang, Ma. Katanya pemandangan di sana bagus, jadi dia masih betah untuk berlama-lama di sana," bohong Alya sambil memaksakan diri untuk tersenyum.
"Alya, sini duduk dekat Bunda." Bunda Aini, ibunda Adam menarik tangan Alya agar gadis itu duduk di sampingnya.
"Ah ... terima kasih, Tante," kata Alya sedikit canggung dan tidak enak hati.
"Loh, kok panggil tante sih? Panggil Bunda dong, sebentar lagi 'kan kamu dan Adam akan menikah," kata Bunda Aini sambil tersenyum.
Ekspresi Alya seketika pias setelah mendengar ucapan ibunda Adam. Entah akan seperti apa reaksi para orang tua mereka ketika nanti ketika mendengar Adam membatalkan rencana yang telah mereka atur. Dan entah mengapa Alya jadi tidak tega merusak kebahagiaan mereka semua, tapi mau bagaimana lagi, dia sudah terlanjur meminta Adam melakukannya.
"Bunda ini, mengejutkan Alya saja," kata ayah Damar. "Saya pikir, Adam yang tidak sabar ingin segera menikah dengan Alya, ternyata bundanya yang lebih tidak sabar lagi ingin segera dapat mantu."
Semua orang yang ada di ruangan itu tertawa kecuali Alya. Gadis itu malah menunduk saat melihat betapa bahagia kedua orang tuanya juga kedua orang tua Adam saat ini ketika membahas rencana pertunangan dan pernikahan mereka.
Pa, Ma, maafkan Alya. Alya sungguh tidak bisa menerima perjodohan ini. Seandainya laki-laki yang Papa dan Mama jodohkan dengan Alya, mungkin Alya bisa menerimanya, tapi dia Adam Al-Farizi, Ma, Pa. Alya benar-benar tidak bisa dan tidak mau menikah dengan orang yang sangat Alya benci di dunia ini. Batin Alya.
"Ayah, Bunda." Semua orang langsung menoleh ketika Adam muncul.
B e r s a m b u n g...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 41 Episodes
Comments
Sweet Girl
Akan Adam, mengatakan nya?
2023-10-30
0
Defi
ini Adam benar2 mau ngomong membatalkan atau malah mau melanjutkan
2023-02-19
0
Lia Yulia
dag...Dig...dug....kok q nggak tega ya sama Adam🥺
2022-11-08
1